Good Corporate Governance Landasan Teori

Walaupun tidak tercantum dalam neraca, karyawan merupakan asset perusahaan yang tinggi nilainya, pada masa lampau dan masa yang akan datang. Karyawan juga merupakan aset dan media yang penting bagi perusahaan untuk melaksanakan prinsip-prinsip good corporate governance. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen perusahaan untuk pencapaian kinerja perusahaan atau dengan kata lain hak dan kepentingan mereka perlu mendapat perhatian.

2.1.3. Good Corporate Governance

2.1.3.1 Pengertian Good Corporate Governance Menurut The Organization for Economic Cooperation and Development OECD sebagaimana tercantum dalam Principles of Corporate Governance mengatakan bahwa : “Good corporate governance helps to ensure that corporations take into account the interests of a wide range of constituencies and that their boards are accountable to the company and the shareholders. This, in turn, helps to maintain the confidence of investors – both foreign and domestic – and to attract more long-term capital.” Menurut Cadbury Committee dalam Sukrisno Agoes 2005, good corporate governance adalah : a set of rules that define the relationship between shareholders in respect to their rights and external shareholder in respect to their right and responsibility. Salowe dalam Soegiharto 2005 menyatakan bahwa good corporate Universitas Sumatera Utara governance diartikan sebagai interaksi antara struktur dan mekanisme yang menjamin adanya control dan akuntabilitas, dengan tetap mendorong efisiensi dan kinerja perusahaan. Organization of Economic Cooperation and Development OECD mendefinisikan corporate governance sebagai berikut: Corporate governance is the system by which business corporations are directed and controlled. The corporate governance structure specifies the distribution of the right and responsibilities among different participants in the corporation, such as the board, managers, shareholders, and other stakeholders, and spells out the rules and procedures for making decisions on corporate affairs. By doing this, it also provides this structure through which the company objectives are set, and the means of attaining those objectives and monitoring performance. OECD melihat corporate governance sebagai suatu sistem dimana sebuah perusahaan atau entitas bisnis diarahkan dan diawasi. Sejalan dengan itu, maka struktur dari corporate governance menjelaskan distribusi hak-hak dan tanggung jawab dari masing-masing pihak yang terlibat dalam sebuah bisnis, antara lain dewan komisaris dan direksi, manajer, pemegang saham, serta pihak-pihak lain yang terkait sebagai stakeholders. Sembilan struktur dari corporate governance juga menjelaskan bagaimana aturan dan prosedur dalam pengambilan dan penetapan kebijakan, sehingga dengan melakukan hal tersebut, maka tujuan dan pengawasan pemantauan kinerja perusahaan dapat dijalankan dan dipertangungjawabkan dengan baik. Berdasarkan uraian mengenai corporate governance tersebut, dapat dirumuskan suatu kesimpulan bahwa good corporate governance adalah suatu sistem yang ada dalam suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai kinerja organisasi semaksimal mungkin dengan cara-cara yang tidak merugikan stakeholder Universitas Sumatera Utara organisasi tersebut. Menurut Surat Keputusan Menteri BUMN No Kep-117M- MBU2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang penerapan praktek GCG pada Badan Usaha Milik Negara BUMN bahwa good corporate governance adalah: “Suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika”. Defenisi ini menekankan keberhasilan usaha dengan memperhatikan akuntabilitas yang berlandaskan pada peraturan perundangan dan nilai-nilai etika serta memperhatikan stakeholders yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk mewujudkan dan meningkatkan nilai pemegang saham. Menyadari arti pentingnya good corporate governance, maka Menteri Negara BUMN melalui keputusannya Nomor KEP-117M-MBU2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang penerapan praktek good corporate governance pada BUMN, mewajibkan seluruh BUMN untuk menerapkan good corporate governance GCG secara konsisten dan atau menjadikan GCG sebagai landasan operasionalnya. 2.1.3.2 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Australian Stock Exchange ASX Corporate Governance Council menciptakan sepuluh prinsip good corporate governance yang disebut the Principles of Good Corporate Governance and Best Practice Recommendations. Kesepuluh prinsip yang diciptakan council tersebut adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Membangun landasan kerja yang kuat bagi manajemen perusahaan dan Board of Directors Establish solid foundation for management and oversight by the Board. Agar dapat mencapai tujuan bisnis secara berhasil perusahaan wajib membangun kesadaran para anggota manajemen atas hak dan tanggung jawabnya. Board of Directors wajib menghayati dan melaksanakan hak mereka, mengendalikan dan mengawasi kegiatan bisnis perusahaan. 2. Menyusun struktur organisasi The Board of Directors yang dapat menjamin efektivitas kerja dan meningkatkan nilai perusahaan Structure the board to add value. 3. Mengembangkan kebiasaan mengambil keputusan yang etis dan dapat dipertanggungjawabkan Promote ethical and responsible decision making. Kebiasaan tersebut wajib dimulai dari tingkat atas dalam organisasi perusahaan. 4. Menjaga integritas laporan keuangan Safeguard integrity in financial reporting. ASX menganjurkan manajemen perusahaan publik menyusun laporan keuangan tengah tahunan dan menyampaikannya kepada Board of Directors. Selanjutnya BOD akan meneruskannya kepada pemegang saham. 5. Mengungkapkan semua informasi tentang kondisi dan perkembangan perusahaan kepada pemegang saham secara tepat waktu dan seimbang Make timely and balanced disclosure. 6. Menghormati hak dan kepentingan para pemegang saham Respect the rights of shareholders. Universitas Sumatera Utara 7. Menyadari adanya resiko bisnis dan mengelolanya secara professional Recognise and manage risk. Perusahaan yang ditata kelola secara sehat menyusun prosedur, mengevalusi resiko bisnis dan investasi yang akan dihadapi secara professional. 8. Mendorong peningkatan kinerja Board of Directors dan manajemen perusahaan Encourage enhanced performance. 9. Menjamin pemberian balas jasa pimpinan dan karyawan perusahaan yang adil dan dapat dipertanggungjawabkan Renumerate fairly and responsibly. 10. Memahami hak dan kepentingan the stakeholders yang sah Recognize the legitimate interests of stakeholders. Prinsip-prinsip GCG merupakan suatu kaedah, norma, ataupun pedoman yang diperlukan dalam suatu sistem pengelolaan korporasi yang sehat. Prinsip-prinsip GCG sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor Kep-117M-MBU2002 tanggal 31 Juli 2002 adalah sebagai berikut : 1. Transparansi Merupakan suatu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan mengenai perusahaan kepada stakeholders terkait. Prinsip ini harus dipegang teguh dan diwajibkan bagi seluruh pelaku bisnis dalam perusahaan dan secara bersama-sama harus mencegah usaha penyembunyian informasi terutama yang menyangkut kepentingan publik, pemegang saham atau stakeholders secara keseluruhan. Tujuan dari transparansi ini adalah agar Universitas Sumatera Utara setiap pihak yang berkepentingan dapat mengukur segala sesuatu yang menyangkut perusahaan berdasarkan kepentingannya. 2. Kemandirian Kemandirian ini tercermin dalam hal pengelolaan perusahaan secara profesional untuk mencapai tujuannya tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan praktek-praktek korporasi yang sehat. Seluruh pelaku bisnis dalam perusahaan bebas dari tekanan atau intervensi dari pihak manapun termasuk pembuat peraturan dalam menjalankan perusahaan sesuai sifatnya. Tujuan dari penerapan prinsip ini adalah untuk mencegah dan mengurangi ketergantungan kepada pihak lain dan untuk memperoleh kesempatan bisnis yang menguntungkan sehingga perusahaan akan mampu bersaing. 3. Akuntabilitas Adanya kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaku bisnis perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Dengan adanya kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban berarti akan lebih jelas mengenai kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab maupun menerangkan kinerja atau tindakan seseorangpimpinan kepada pihak yang memiliki hakkewenangan untuk meminta pertanggungjawabanketerangan. Universitas Sumatera Utara Tujuan penerapan prinsip ini adalah agar setiap proses pengambilan keputusan ataupun kinerja masing-masing pelaku bisnis dalam perusahaan dapat dimonitor, dinilai, dikritisi, atau dapat ditelusuri sampai ke bukti dasarnya. Dalam hal ini dibutuhkan suatu sistem yang baik dan adanya pengaturan kekuasaan yang seimbang antara pelaku bisnis perusahaan dan ditetapkan hak, tanggung jawab serta sistem pelaporannya. 4. Pertanggungjawaban Adanya kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan terhadap kebijakan korporasi, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat merupakan prinsip pertanggungjawaban yang harus dipedomani oleh pelaku bisnis perusahaan. Dalam hal ini komisaris, direksi, dan jajaran manajemennya dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan harus sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, sedangkan kebijakan tersebut dibuat harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat. 5. Kewajaran Merupakan keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan perusahaan. Komisaris, direksi, dan jajaran manajemennya dalam mengambil keputusan, atau bertindak harus memperhatikan prinsip-prinsip keadilan bagi semua pihak yang berkepentingan atau terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Universitas Sumatera Utara Untuk itu dibutuhkan suatu aturan yang jelas mengenai perlakuan pengelola perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan, mencakup hak dan kewajiban serta pola hubungan dengan yang bersangkutan. 2.1.3.3 Tujuan Penerapan Good Corporate Governance Dalam Kepmen BUMN No.Kep-117M-MBU2002 tanggal 31 Juli 2002 bahwa tujuan penerapan GCG adalah sebagai berikut : 1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan keadilan agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat baik secara nasional maupun internasional. 2. Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparansi, dan efisiensi serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian pengelola perusahaan. 3. Mendorong agar pengelola perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab social perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan. 4. Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional 5. Meningkatkan iklim investasi nasional. Universitas Sumatera Utara 2.1.3.4 The Indonesian Code for GCG Pada bulan April 2001 Komite Nasional Indonesia tentang Corporate Governance Policies mengeluarkan The Indonesian Code for Good Corporate Governance bagi masyarakat bisnis Indonesia. Kode good corporate governance tersebut yang memperhatikan penerapan corporate governance terbaik di dunia internasional sebagai bahan masukan bertujuan menyajikan pedoman kepada masyarakat bisnis Indonesia tentang bagaimana menerapkan good corporate governance di perusahaan-perusahaan mereka. Dengan demikian diharapkan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional dapat meningkat. Kinerja perusahaan Indonesia yang menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance diharapkan akan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkannya. Dalam Indonesian Code for Good Corporate Governance antara lain dimuat hal-hal yang berkaitan dengan : 1. Pemegang saham dan hak mereka 2. Fungsi dewan komisaris perusahaan 3. Fungsi direksi perusahaan. 4. Sistem audit 5. Sekretaris perusahaan 6. The stakeholders 7. Prinsip pengungkapan informasi perusahaan secara transparan 8. Prinsip kerahasiaan Universitas Sumatera Utara 9. Etika bisnis dan korupsi 10. Perlindungan terhadap lingkungan hidup Pada tahap pertama ketentuan tentang good corporate governance diatas terutama ditujukan kepada perusahaan-perusahaan publik, BUMN, dan perusahaan- perusahaan yang mempergunakan dana publik atau ikut dalam pengelolaan dana publik. Penjelasan lebih lanjut mengenai Indonesian Code for Good Corporate Governance tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perlindungan Hak Pemegang Saham Sesuai dengan ketentuan kode Indonesian good corporate governance hak dan kepentingan para pemegang saham perusahaan wajib dilindungi. Termasuk dalam hal hak para pemegang saham, menurut Indonesian Code good corporate governance adalah : a. Menghadiri rapat umum pemegang saham dan mengeluarkan pendapat vote tentang keputusan-keputusan rapat. b. Memperoleh informasi tentang perusahaan secara reguler dan tepat waktu. c. Secara proporsional, sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki, menerima dividen. Dalam rapat umum pemegang saham, para pemegang saham dapat ikut serta dalam penentuan sistem pemilihan anggota dewan komisaris dan direksi, Universitas Sumatera Utara penentuan balas jasa dewan komisaris dan direksi serta evaluasi kinerja dewan komisaris dan direksi perusahaan. 2. Dewan Komisaris Fungsi utama dewan komisaris menurut Indonesian Code For Corporate Governance adalah memberikan supervisi kepada direksi dalam menjalankan tugasnya. Dewan komisaris juga berkewajiban memberikan pendapat dan saran apabila diminta direksi. Dalam menjalankan kedua tugas tersebut para anggota dewan komisaris wajib bersikap independen. Disamping itu para anggota dewan komisaris perlu memiliki watak yang baik dan memiliki pengalaman-pengalaman bisnis yang dibutuhkan perusahaan. Paling sedikit sekali setiap bulan dewan komisaris berhak menerima laporan-laporan yang bersangkutan dengan perusahaan mereka secara komprehensif dan tepat waktu. 3. Direksi Tugas utama direksi menurut Indonesian Code for Good Corporate Governance adalah mengelola perusahaan secara keseluruhan. Setiap orang dari anggota direksi harus mempunyai watak yang baik dan mempunyai pengalaman yang dibutuhkan perusahaan. Semua anggota Direksi mempunyai kewajiban menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance. Universitas Sumatera Utara 4. Sistem Audit Dewan komisaris diwajibkan membentuk sebuah komite audit audit committee, yang anggotanya dipilih dari para anggota dewan komisaris dan dari luar perusahaan. Tugas komite audit antara lain adalah : a. Meningkatkan mutu transparansi pengungkapan laporan keuangan perusahaan. b. Meninjau ruang lingkup, akurasi, efektivitas pembiayaan dan independensi eksternal auditor yang mengaudit laporan keuangan perusahaan. c. Menyiapkan surat penetapan tugas dan tanggung jawab komite audit selama tahun yang bersangkutan. Surat penugasan tersebut ditandatangani Presiden Komisaris atau Komisaris Utama. Surat penugasan komite audit tersebut pada akhir tahun dimuat dalam laporan tahunan perusahaan. 5. Sekretaris Perusahaan Indonesian Code for Good Corporate Governance menganjurkan perusahaan publik Indonesia mengangkat seorang sekretaris perusahaan. Tugas utama sekretaris perusahaan adalah menjaga perusahaan untuk selalu mematuhi ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan pengungkapan informasi perusahaan secara transparan. Sekretaris perusahaan juga bertugas secara periodik menyajikan data dan informasi yang bersangkutan dengan pelaksanaan tugas para anggota dewan komisaris dan direksi. Dalam melakukan tugasnya sehari-hari mereka bertanggung jawab kepada direksi Universitas Sumatera Utara perusahaan. Sekretaris perusahaan hendaknya mempunyai latar belakang pendidikan akademis yang memadai sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya secara efektif. 6. The Stakeholders Indonesian Code juga menganjurkan perusahaan melindungi hak dan kepentingan the stakeholders. Yang termasuk dalam the stakeholders menurut Indonesian Code for Good Corporate Governance adalah pemegang saham, pelanggan, perusahaan pemasok, kreditur, karyawan, dan masyarakat di sekitar perusahaan. Dalam rangka melindungi hak dan kepentingan the stakeholders, perusahaan wajib menyampaikan informasi penting perusahaan kepada mereka yang berkepentingan secara proporsional. Sebaiknya perusahaan bekerjasama dengan the stakeholders demi tercapainya manfaat yang dikehendaki bersama. 7. Prinsip pengungkapan informasi perusahaan secara transparan Perusahaan diminta menerapkan prinsip pengungkapan informasi perusahaan secara transparan. Salah satu sarana yang dipergunakan untuk mengungkapkan informasi perusahaan secara transparan kepada para pemegang saham, kreditur, investor, dan pemerintah adalah laporan tahunan yang antara lain memuat laporan keuangan. Laporan tersebut wajib diungkapkan secara akurat, objektif, mudah dimengerti, dan tepat waktu. Disamping laporan keuangan, disarankan perusahaan juga mengungkapkan Universitas Sumatera Utara informasi non-finansial yang diperlukan investor institusional, pemegang saham, kreditur untuk pengambilan keputusan. 8. Prinsip Kerahasiaan Anggota dewan komisaris dan direksi berkewajiban memegang teguh kerahasiaan perusahaan. Kerahasiaan tersebut wajib dipegang teguh walaupun mereka sudah tidak menjabat sebagai komisaris atau direksi lagi. 9. Etika bisnis dan korupsi Dewan komisaris, direksi, dan karyawan perusahaan disarankan tidak memberikan atau menawarkan secara langsung atau tidak langsung hadiah kepada pelanggan atau pejabat pemerintah, dengan tujuan mempengaruhi mereka untuk bertindak yang menyimpang dari ketentuan hukum yang berlaku. Dana atau harta perusahaan yang menjadi hak para pemegang saham perusahaan, tidak selayaknya dipergunakan untuk donasi politik. Akan tetapi dengan alasan yang dapat diterima, perusahaan dapat memberikan sumbangan yang bersifat amal. 10. Perlindungan terhadap lingkungan Direksi wajib menjaga agar perusahaan dan sarana produksinya selalu mematuhi ketentuan hukum yang bersangkutan dengan perlindungan lingkungan hidup dan kesehatan, baik perlindungan bagi karyawan maupun masyarakat sekitar. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Kinerja