Uji Normalitas Data Pengujian Asumsi Klasik

23 2006 0,41 86.407 38 665.133 24 2007 0,46 365.113 40 593.321 25 2008 0,46 219.123 42 602.577 26 2009 0,47 270.280 44 590.838 Sumber: BPS Sumatera Utara, data diolah

4.9. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum data diinterpretasikan terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik agar dapat diperoleh estimasi yang BLUE Best Linier Unbiased Estimator. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi Uji Normalitas Data, Uji Multikolinieritas, Uji Autokorelasi dan Uji Heteroskedastisitas.

4.9.1. Uji Normalitas Data

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini digunakan dengan melihat nomal probability plot, yang membandingkan distribusi kumuatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggambaran data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Hasil Uji Normalitas dengan normal probability plot dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini: Gambar 4.1. Uji Normalitas Data Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 di atas menggambarkan data pada penelitian ini berdistribusi normal dengan uji normalitas data, karena garis yang menggambarkan data penelitian mengikuti garis normal. 4.9.2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas terjadi jika terdapat hubungan yang sempurna atau pasti diantara beberapa variabel atau semua variabel independen dalam model. Pada kasus multikolinearitas yang serius, koefisien regresi tidak lagi menunjukkan pengaruh murni dari variabel independen dalam model. Multikolinearitas berarti adanya hubungan yang sempurna atau pasti diantara beberapa variabel atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi Sumarno, 2003; Gujarati; 2003. Pengujian asumsi klasik multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance. Bila Nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai toleransinya di atas 0,1, atau 10 maka disimpulkan dalam model bebas dari penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas. Ghozali, 2005; gujarati, 2003. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai sebagai berikut: Tabel 4.17. Pengujian Multikolinearitas Variabel Nilai VIF Tolerance keterangan Investasi Swasta Perkapita 2,179 0,459 Bebas Multikolinearits Rasio Angkatan Kerja 1,426 0,701 Bebas Multikolinearits Alokasi Dana Bantuan Pembangunan Perkapita 2,198 0,455 Bebas Multikolinearits Untuk ketiga variabel independen di atas, investasi swasta, angkatan kerja dan alokasi dana pembangunan, masing-masing nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai Universitas Sumatera Utara toleransinya di atas 0,1 atau 10 maka disimpulkan dalam model bebas dari penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas.

4.9.3. Uji Autokorelasi