60
Sehingga bagi perusahaan industri yang melakukan pemanfaatan lahan akan dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis.
102
Perjanjian tertulis ini sebagai bukti otentik bahwa menteri perindustrian telah mengizinkan perusahaan kawasan
industri untuk memanfaatkan lahan tersebut dengan di ikuti syarat-syarat tertentu. Perjanjian tertulis tersebut paling sedikit memuat:
103
1. Jangka waktu pemanfaatan lahan.
2. Besaran biaya pemanfaatn lahan.
3. Pemanfaatan lahan oleh perusahaan industri sesuai dengan yang diperjanjikan.
Perjanjian tertulis tersebut dibuat agar lahan yang dimanfaatkan oleh perusahaan industri tidak digunakan di luar yang tercantum dalam perjanjian yang
telah disepakati dan sesuai dengan IUKI.
C. Komite Kawasan Industri
Komite kawasan industri dibentuk dalam rangka untuk mendukung pencapaian pembangunan kawasan industri di Indonesia.
104
Berdasarkan Pasal 1 tersebut, dapat diketahui bahwa komite kawasan industri di Indonesia dibentuk oleh menteri di bidang perindustrian. Mengenai
Komite kawasan industri sangat membantu menteri perindustrian dalam hal pelaksanaan kebijakan
pengembangan dan pengelolaan kawasan industri di Indonesia. Menurut Pasal 1 angka 10 PP Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
komite kawasan industri adalah wadah yang dibentuk oleh menteri dengan tugas membantu dalam pelaksanaan kebijakan pengembangan dan pengelolaan kawasan
industri.
102
Pasal 49 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
103
Pasal 49 ayat 2 PP Nomor 142 Tahun 2015.
104
Pasal 51 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
61
keanggotaan di dalam komite kawasan industri terdiri dari unsur pemerintah, pemerintah daerah dan HKI di Indonesia, kamar dagang serta industri yang
membidangi kawasan industri yang diangkat dan ditetapkan oleh menteri di bidang perindustrian.
105
Adapun tugas yang harus dipenuhi oleh komite kawasan industri dalam hal mendukung pencapaian pembangunan kawasan industri di
Indonesia ialah antara lain:
106
1. Memberikan usulan dan masukan kepada menteri perindustrian sebagai bahan
penyusunan perumusan kebijakan Komite kawasan industri dalam hal untuk mendukung pencapaian
pembangunan kawasan industri di Indonesia yang lebih baik lagi maka dapat memberikan usulan dan masukan mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam
pembangunan kawasan industri di Indonesia untuk nantinya diusulkan dan menjadi bahan masukan bagi menteri perindustrian sebagai bahan penyusunan
perumusan kebijakan agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan kawasan industri di Indonesia.
2. Melakukan pengawasan pelaksanaan pengembangan kawasan industri
Komite kawasan industri harus mengawasi pelaksanaan dari pengembangan kawasan industri di Indonesia agar pelaksanaan pengembangan
kawasan industri yang dilakukan sesuai dengan izin dan aturan yang berlaku. 3.
Melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah terkait danatau pemerintah daerah serta perusahaan kawasan industri
Koordinasi ini dilakukan agar komite kawasan industri dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik lagi didalam kawasan industri.
105
Pasal 51 ayat 2 PP Nomor 142 Tahun 2015.
106
Pasal 52 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
62
4. Melakukan evaluasi perkembangan kawasan industri
Komite kawasan industri melakukan evaluasi atau penilaian terhadap perkembangan kawasan industri yang terjadi di Indonesia agar perkembangan
kawasan industri tersebut sesuai dengan yang seharusnya menurut peraturan yang berlaku dan terarah.
5. Mengusulkan referensi harga jual atau sewa kaveling danatau bangunan
industri di kawasan industri Komite kawasan industri memberikan keterangan yang jelas dan pasti
mengenai segala hal yang menyangkut harga jual maupun harga sewa dari kaveling dan bangunan industri di dalam kawasan industri kepada badan usaha
yang ingin membeli atau menyewa kaveling dan bangunan di dalam kawasan industri tersebut.
6. Melakukan tugas akreditasi kawasan industri yang diberikan oleh menteri
perindustrian Komite kawasan industri dapat melakukan tugas berupa pemberian
akreditasi kawasan industri kepada perusahaan kawasan industri di Indonesia yang telah memenuhi standar kawasan industri. Tugas ini diberikan oleh menteri
perindustrian kepada komite kawasan industri apabila komite akreditasi kawasan industri belum dibentuk.
Seluruh tugas-tugas diatas nantinya wajib dilaporkan kepada menteri perindustrian sekurang-kurangnya 2 dua kali dalam 1 satu tahun. Kemudian
mengenai biaya yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan tugas komite kawasan industri akan dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara.
Universitas Sumatera Utara
63
D. Tugas dan Wewenang Pemerintah dalam Pembangunan Kawasan Industri Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015
tentang Kawasan Industri
Negara Indonesia menyelenggarakan pembangunan kawasan industri untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia. Karena kawasan industri
merupakan salah satu bagian yang dapat mempengaruhi pertumbuhan negara Indonesia khususnya dalam hal perekonomian Indonesia. Dalam melaksanakan
tugas pembangunan kawasan industri di Indonesia tersebut, negara memberikan tugas dan kewenangan penyelenggaraan pembangunan maupun pengelolaan
kawasan industri di Indonesia kepada pemerintah dan juga kepada pemerintah daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing.
Tujuan dari diserahkannya tugas dan kewenangan negara kepada pemerintah maupun kepada pemerintah daerah ialah agar penyelenggaraan
pembangunan kawasan industri di Indonesia dapat terselenggara dengan cepat, merata di seluruh wilayah Republik Indonesia dan sesuai dengan yang
direncanakan untuk sebesar-besarnya pada kemakuran rakyat. Pemerintah atau pemerintah pusat menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya disebut UU Perda ialah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh wakil presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Neagara Republik Indonesia Tahun 1945.
Berdasarkan Pasal 1 diatas, maka penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang kawasan industri akan dilaksanakan oleh presiden dan dibantu oleh
menteri khususnya menteri perindustrian. Menteri perindustrian nantinya akan
Universitas Sumatera Utara
64
melaksanakan tugas berupa menyelenggarakan pembangunan kawasan industri di lokasi yang sesuai dengan RTRW nasional dan RTRW pada lintas wilayah
provinsi Indonesia. Sedangkan pemerintah daerah menurut Pasal 1 angka 3 UU Perda adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Menurut Ni’matul Huda pemerintahan daerah adalah suatu
pemerintahan otonom dalam negara kesatuan Republik Indonesia.
107
Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi atas daerah kabupaten kota.
108
107
Ni’matul Huda, Otonomi Daerah Filosofi, Sejarah Perkembangan Dan Problematika Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, hlm. 20.
108
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 2 ayat 1.
Dalam hal ini penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pembangunan kawasan industri
di daerah Indonesia akan dilaksanakan berdasarkan asas desentralisasi oleh gubernur atau bupatiwalikota secara bersama-sama atau sesuai dengan
kewenangannya masing-masing. Asas desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas
otonom. Asas otonom ialah prinsip dasar penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan otonomi daerah.
Gubernur atau bupatiwalikota nantinya akan melaksanakan tugas berupa menyelenggarakan pembangunan kawasan industri di lokasi yang sesuai dengan
RTRW pada lintas wilayah kabupatenkota atau RTRW pada wilayah kabupatenkota di Indonesia. Secara umum terdapat tujuh hal yang menjadi tugas
pemerintah dan pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan kawasan industri di Indonesia yaitu:
Universitas Sumatera Utara
65
1. Melaksanakan tugas dan kewenangan yang diberikan oleh negara kepada
pemerintah dan pemerintah daerah untuk membangun kawasan industri di Indonesia.
2. Menyelenggarakan pembangunan kawasan industri di Indonesia untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat. 3.
Penyelenggaraan pembangunan kawasan industri di Indonesia dilakukan dengan tetap menghormati hak yang dimiliki manusia sesuai dengan ketentuan
peraturan yang berlaku. 4.
Menyelenggarakan pembangunan kawasan industri yang merata diseluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.
5. Menyelenggarakan pembangunan kawasan industri yang berwawasan
lingkungan. 6.
Menyelenggarakan pembangunan kawasan industri di lokasi yang sesuai dengan RTRW.
7. Menyelenggarakan pembangunan kawasan industri yang dapat meningkatkan
daya saing investasi dan daya saing industri. Tugas-tugas diatas tersebut dapat terwujud apabila pemerintah dan
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya masing-masing bertanggungjawab dan tidak melakukan penyalahgunaan wewenang atas tugas-
tugas yang diberikan oleh negara dalam hal pembangunan kawasan industri di Indonesia yang sesuai dengan tujuan pembangunan kawasan industri yang ada di
dalam PP Nomor 142 tahun 2015. Menurut Prajudi Atmosudirdjo bahwa kita perlu membedakan antara kewenangan authority, gezag dan wewenang
competence, bevoegdheid.
Universitas Sumatera Utara
66
Kewenangan adalah apa yang disebut dengan “kekuasaan formal”, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan legislatif yaitu kekuasan yang diberikan
oleh undang-undang atau kekuasaan eksekutif administratif. Kewenangan yang biasanya terdiri atas beberapa wewenang adalah kekuasaan terhadap segolongan
orang-orang tertentu atau kekuasaan terhadap sesuatu bidang pemerintahan atau bidang urusan tertentu yang bulat, sedangkan wewenang hanya mengenai sesuatu
onderdil tertentu. Di dalam kewenangan terdapat wewenang-wewenang rechtsbevoegdheden. Wewenang adalah kekuasaan untuk melakukan sesuatu
tindakan hukum publik, misalkan wewenang menandatangani atau menerbitkan surat-surat izin dari seorang pejabat atas nama menteri, sedangkan kewenangan
tetap berada di tangan menteri delegasi wewenang.
109
Kewenangan-kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah dan pemerintah daerah dalam pembangunan kawasan industri di Indonesia berbeda satu dengan
yang lainnya, sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Adapun kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah dalam pembangunan kawasan industri
di Indonesia yang dilaksanakan oleh menteri perindustrian menurut Pasal 4 PP Nomor 142 Tahun 2015 adalah meliputi:
110
1. Pengaturan, pembinaan, dan pengembangan kawasan industri.
2. Perencanaan pembangunan kawasan industri.
3. Penyediaan infrastruktur kawasan industri.
4. Prakarsa pembangunan kawasan industri oleh pemerintah.
5. Penetapan standar kawasan industri.
6. Penetapan pedoman teknis pembangunan kawasan industri.
109
Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Cet.10 Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994, hlm. 78.
110
Pasal 4 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
67
7. Fasilitasi penyelesaian permasalahan terkait pendirian dan pengembangan
kawasan industri dapat berupa tanah, infrastruktur, air baku, energi, ketenagakerjaan, dan perizinan.
8. Penetapan suatu kawasan industri sebagai obyek vital nasional sektor industri.
9. Penetapan pedoman referensi harga jual atau sewa kaveling danatau
bangunan industri di kawasan industri atas usul komite kawasan industri. 10.
Pembentukan komite kawasan industri. Kewenangan-kewenangan tersebut merupakan kewenangan yang dimiliki
oleh pemerintah dalam kawasan industri nasional dan lintas wilayah provinsi Indonesia. Sehingga siapapun termasuk pemerintah daerah tidak bisa untuk
mengambil alih atau menggantikan kewenangan-kewenangan tersebut tanpa adanya persetujuan oleh menteri perindustrian. Dan adapun kewenangan yang
dimiliki oleh pemerintah daerah dalam pembangunan kawasan industri di Indonesia yang dilaksanakan oleh gubernur atau bupatiwalikota menurut Pasal 5
PP Nomor 142 Tahun 2015 adalah meliputi:
111
1. Perencanaan pembangunan kawasan industri.
2. Penyediaan infrastruktur industri.
3. Pemberian kemudahan dalam perolehanpembebasan lahan pada wilayah
daerah yang diperuntukkan bagi pembangunan kawasan industri. 4.
Pelayanan terpadu satu pintu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
5. Pemberian insentif dan kemudahan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
111
Pasal 5 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
68
6. Penataan industri untuk berlokasi di kawasan industri.
7. Pengawasan pelaksanaan pembangunan kawasan industri.
Kewenangan-kewenangan tersebut merupakan kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah dalam kawasan industri lintas wilayah kabupatenkota
atau wilayah kabupatenkota Indonesia. Sehingga dapat diketahui bahwa antara pemerintah dengan pemerintah daerah sudah memiliki kewenangan-
kewenangannya masing-masing menurut PP Nomor 142 Tahun 2015. Dengan demikian tugas dan wewenang yang dimiliki oleh pemerintah dan pemerintah
daerah berdasarkan PP Nomor 142 Tahun 2015 sudah ditentukan masing-masing. Dan semuanya itu hanya semata-mata untuk menyelenggarakan pembangunan
kawasan industri yang dapat memakmurkan masyarakat Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
69
BAB IV PENGAWASAN PEMERINTAH TERHADAP KAWASAN INDUSTRI
A. Kewajiban Perusahaan Kawasan Industri