69
BAB IV PENGAWASAN PEMERINTAH TERHADAP KAWASAN INDUSTRI
A. Kewajiban Perusahaan Kawasan Industri
Indonesia memiliki bermacam-macam jenis usaha yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan hidup, salah satunya adalah usaha dalam
bidang perindustrian. Usaha dalam bidang perindustrian di Indonesia sekarang ini mulai ditempatkan dalam satu tempat khusus yang dipenuhi dengan berbagai
macam sarana dan prasarana yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam menjalankan usaha perindustrian yang disebut dengan kawasan industri. Kawasan
industri nantinya akan dikembangkan dan di kelola oleh perusahaan kawasan industri.
Banyak dampak positif dan dampak negatif yang dapat di timbulkan dari usaha kawasan industri yang ada di Indonesia. Adapun dampak positif yang dapat
di timbulkan dari adanya usaha kawasan industri di Indonesia bermacam-macam seperti dapat meningkatkan devisa negara Indonesia, dapat membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat Indonesia yang membutuhkan pekerjaan serta dengan adanya pembangunan kawasan industri di Indonesia dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat Indonesia. Sehingga dengan demikian usaha kawasan industri dapat memberikan kemakmuran bagi masyarakat Indonesia.
Selain dampak positif yang di timbulkan dari adanya usaha kawasan industri di Indonesia, juga terdapat dampak negatif yang di timbulkan dari adanya
usaha kawasan industri di Indonesia. Dampak negatif tersebut ialah dengan adanya usaha kawasan industri di Indonesia maka otomatis dapat menimbulkan
Universitas Sumatera Utara
70
pencemaran lingkungan dari hasil pembuangan limbah industri tersebut, baik berupa bahan cair, gas dan padat. Limbah yang di hasilkan dari usaha kawasan
industri merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun selanjutnya disebut B3, yang apabila di buang ke dalam media lingkungan hidup dapat mengancam
lingkup hidup kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
112
1. Perusahaan kawasan industri wajib menyediakan lahan bagi kegiatan industri
kecil dan industri menengah Pada umumnya penduduk yang tinggal di sekitar kawasan industrilah yang
akan menerima dampak langsung dari pencemaran lingkungan yang terjadi tersebut.
Dengan demikian, untuk mengatasi dampak negatif yang timbul dari adanya usaha kawasan industri di Indonesia ini, maka sebaiknya para pelaku
usaha kawasan industri yaitu perusahaan kawasan industri wajib dan harus memenuhi serta melaksanakan kewajiban-kewajiban yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku agar industrialisasi yang ada di Indonesia dapat berjalan dengan lancar dan kualitas lingkungan pun dapat terpelihara dengan baik serta
kelangsungan hidup masyarakat dapat meningkat. Adapun kewajiban yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh perusahaan kawasan industri menurut PP Nomor
142 Tahun 2015 ialah meliputi:
113
Pemerintah danatau pemerintah daerah Indonesia melakukan
pembangunan dan pemerdayaan industri kecil dan industri menengah untuk mewujudkan industri kecil dan industri menengah yang:
114
112
Penjelasan umum UUPPLH Butir ke-4 Paragraf 2.
113
Pasal 34 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
114
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, Pasal 72 ayat 2 yang selanjutnya disebut dengan UU Perindustrian.
Universitas Sumatera Utara
71
a. Berdaya saing
Industri kecil dan industri menengah di Indonesia mampu untuk bersaing dengan perindustrian di negara-negara berkembang maupun di negara-negara
maju, seperti Amerika Serikat yang saat ini dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian.
115
b. Berperan signifikan dalam penguatan struktur industri nasional
Industri kecil dan industri menengah mampu memberikan kontribusi besar dalam penguatan struktur industri dan mampu memperkuat perekonomian
nasional Indonesia. c.
Berperan dalam pengentasan kemiskinan melalui perluasan kesempatan kerja
Pengentasan kemiskinan adalah masalah pokok dalam pembangunan di Indonesia dan kualitas pertumbuhan ekonomi menjadi kunci pemecahannya.
116
d. Menghasilkan barang danatau jasa industri untuk diekspor
Sehingga dengan adanya industri kecil dan industri menengah dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan cara memberikan
perluasan kesempatan kerja.
Industri kecil dan industri menengah di fokuskan untuk menjadi industri yang dapat mengahasilkan barang danatau jasa selain untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri juga untuk diekspor keluar negeri. Dengan tujuan dapat meningkatkan kegiatan ekspor Indonesia.
115
http:negaraberkembangdanmaju.blogspot.co.id201302v- behaviorurldefaultvmlo.html
diakses pada 2 maret 2016.
116
https:pertanianunpad.wordpress.com10121221program-pengentasan-kemiskinan diakses pada 2 maret 2016.
Universitas Sumatera Utara
72
Agar dapat mewujudkan industri kecil dan industri menengah maka dilakukan:
117
a. Perumusan kebijakan.
b. Penguatan kapasitas kelembagaan.
c. Pemberian fasilitas.
Dengan demikian, untuk mewujudkan keinginan pemerintah danatau pemerintah daerah Indonesia, maka perusahaan kawasan industri yang
diperuntukan bagi industri kecil dan industri menengah wajib untuk menyediakan lahan bagi kegiatan industri kecil dan industri menengah. Untuk industri kecil di
tetapkan berdasarkan jumlah tenaga kerja dan nilai investasi tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Sedangkan industri menengah di tetapkan
berdasarkan jumlah tenaga kerja danatau nilai investasi. Mengenai besaran jumlah tenaga kerja dan nilai investasi untuk industri kecil dan industri menengah
di tetapkan oleh menteri perindustrian.
118
Luas lahan untuk industri kecil dan industri menengah yaitu paling sedikit 5 lima hektare dalam satu hamparan.
119
Namun bisa juga luasan lahan untuk kegiatan industri kecil dan industri menengah ditetapkan dari luas kaveling
industri.
120
Lahan untuk kegiatan industri kecil dan industri menengah yang di tetapkan dari luas kaveling industri nantinya dapat di tetapkan sebagai sentra
industri kecil dan industri menengah oleh pemerintah atau pemerintah daerah Indonesia.
121
117
Pasal 72 ayat 2 UU Perindustrian.
118
Pasal 102 ayat 4 UU Perindustrian.
119
Pasal 7 ayat 2 PP Nomor 142 Tahun 2015.
120
Pasal 34 ayat 2 PP Nomor 142 Tahun 2015.
121
Pasal 34 ayat 3 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
73
Kata sentra menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai tempat yang terletak ditengah-tengah, titik pusat, pusat dan sentral.
122
Jadi maksud dari kata sentra tersebut ialah menjadikan lahan dengan luasan yang di tetapkan
berdasarkan luas kaveling industri menjadi pusat pertumbuhan industri kecil dan industri menengah di Indonesia. Menurut Richardson bahwa konsep industri
sebagai pusat pertumbuhan merupakan implementasi geografis dari konsep pertumbuhan growth pole yang dipakai untuk memacu perkembangan daerah
yang terbelakang melalui pemusatan investasi pada kutub-kutub tertentu, sehingga akan terjadi keuntungan ekonomi atau aglomorasi pada daerah-daerah yang
dipengaruhinya.
123
2. Perusahaan kawasan industri wajib memiliki tata tertib kawasan industri
124
Tata tertib kawasan industri ialah suatu peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan kawasan industri untuk dipatuhi dan dilaksanakan di dalam
melaksanakan usaha kawasan industri dan apabila tata tertib ini dilanggar maka akan dikenakan sanksi. Agar usaha di dalam kawasan industri dapat berjalan
dengan tertib dan lancar maka sebaiknya perusahaan kawasan industri wajib menyusun dan memiliki tata tertib kawasan industri. Penyusunan tata tertib
kawasan industri harus mengacu kepada kebijaksanaan pemerintah daerah setempat serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang
pengusahaan kawasan industri. Tata tertib kawasan industri paling sedikit memuat informasi mengenai:
125
a. Hak dan kewajiban masing-masing pihak
122
http:www.kbbi.web.idsentra diakses pada 2 Maret 2016.
123
Harry W Richardson, Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional. Terjemahan Paul Sitohang Jakarta: Universitas Indonesia, 1997, hlm. 87.
124
Pasal 35 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
125
Pasal 35 ayat 2 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
74
Informasi ini memberikan batasan mengenai hak dan kewajiban dari masing-masing pihak yang ada di dalam perusahaan kawasan industri. Dengan di
tentukannya hak dan kewajiban dari masing-masing pihak yang ada di dalam perusahaan kawasan industri maka dapat memberikan batasan bagi para pihak
yang ada di dalam perusahaan kawasan industri agar tidak melakukan suatu hal yang bukan menjadi hak dan kewajibannya.
b. Ketentuan yang berkaitan dengan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup sesuai hasil studi AMDAL, rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan
Informasi ini memberikan ketentuan mengenai pengelolaan dan pamantaun lingkungan hidup berdasarkan AMDAL, rencana pengelolaan
lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan agar perusahaan kawasan industri dapat melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sesuai
dengan yang direncanakan dan yang seharusnya. c.
Ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait Informasi ini berisi mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang terkait di dalam kawasan industri. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait yaitu PP Nomor 142 Tahun 2015 serta peraturan-peraturan pelaksana
lainnya. d.
Ketentuan lain yang ditetapkan oleh pengelola kawasan industri Informasi ini berisi mengenai ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan
oleh perusahaan kawasan industri ataupun perusahaan lain yang telah ditunjuk oleh perusahaan kawasan industri dalam hal mengelola dan melaksanakan usaha
kawasan industri agar dapat berjalan dengan lancar.
Universitas Sumatera Utara
75
Bagi perusahaan kawasan industri yang tidak memiliki tata tertib kawasan industri maka berdasarkan Pasal 55 PP 142 Tahun 2015 akan dikenakan sanksi
administratif berupa peringatan tertulis. 3.
Pengelola kawasan industri wajib memfasilitasi pelayanan perizinan satu pintu untuk memenuhi layanan cepat sesuai dengan peraturan kepala instansi
pemerintah pusat yang menyelenggarakan pelayanan penanaman modal dan PTSP
126
Perusahaan kawasan industri harus memberikan kemudahan-kemudahan dalam hal pelayanan perizinan satu pintu di dalam kawasan industri bagi
perusahaan industri yang ingin melaksanakan usahanya di dalam kawasan industri agar proses dalam perizinan menjadi lebih sederhana dan tidak membutuhkan
waktu yang lama. 4.
Pengelola kawasan industri wajib memfasilitasi hubungan industrial bagi perusahaan industri yang berada di kawasan industri
127
Perusahaan kawasan industri harus menyediakan maupun memberikan fasilitas bagi perusahaan industri yang berada di kawasan industri agar hubungan
industrial yang terjalin berjalan dengan mudah dan lancar. Bentuk fasilitas yang diberikan oleh pengelola kawasan industri dalam hal hubungan industrial bagi
perusahaan industri yang berada di kawasan industri ialah berupa penyediaan ruang, membentuk forum maupun melakukan pertemuan rutin.
5. Perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin prinsip, IUKI, danatau
izin perluasan kawasan industri wajib menyampaikan data kawasan industri
126
Pasal 35 ayat 3 PP Nomor 142 Tahun 2015.
127
Pasal 35 ayat 4 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
76
secara berkala kepada menteri perindustrian, gubernur
danatau bupatiwalikota sesuai dengan IUKI
128
Menurut Pasal 1 angka 14 UU Perindustrian menyatakan bahwa data kawasan industri adalah fakta yang dicatat atau direkam dalam bentuk angka,
huruf, gambar, peta danatau sejenisnya yang menunjukkan keadaan sebenarnya untuk waktu tertentu, bersifat bebas nilai dan belum diolah terkait dengan
kegiatan perusahaan kawasan industri. Data kawasan industri meliputi data kawasan industri pada tahap pembangunan dan data kawasan industri pada tahap
komersial. Data kawasan industri pada tahap pembangunan antara lain meliputi legalitas perusahaan, aspek perencanaan, aspek pembangunan, aspek teknis yang
terkait dengan pembangunan, kelengkapan sarana dan prasarna serta aspek pengelolaan. Sedangkan data kawasan industri pada tahap komersial antara lain
meliputi legalitas perusahaan, aspek kegiatan kawasan industri, aspek teknis dan aspek pengelolaan.
Data kawasan industri yang akan di sampaikan harus data yang akurat, lengkap dan tepat waktu secara berkala kepada menteri perindustrian, gubernur
danatau bupatiwalikota. Data kawasan industri tersebut nantinya disampaikan melalui sistem informasi industri nasional.
129
128
Pasal 35 ayat 5 PP Nomor 142 Tahun 2015.
129
Pasal 65 ayat 2 UU Perindustrian.
Sistem informasi industri nasional adalah tatanan prosedur dan mekanisme kerja yang terintegrasi meliputi unsur
institusi, sumber daya manusia, basis data, perangkat keras dan lunak serta jaringan komunikasi data yang terkait satu sama lain dengan tujuan untuk
penyampaian, pengelolaan, penyajian, pelayanan serta penyebarluasan data
Universitas Sumatera Utara
77
danatau informasi industri.
130
Setelah data kawasan industri disampaikan melalui sistem informasi industri nasional kepada gubernur dan bupatiwalikota maka
secara berkala juga gubernur dan bupatiwalikota harus menyampaikan hasil pengolahan data kawasan industri sebagai informasi industri kepada menteri
perindustrian melalui sistem informasi industri nasional.
131
Selain data kawasan industri, menteri perindustrian juga meminta agar perusahaan kawasan industri memberikan data selain data kawasan indutri yang
terkait dengan: Dalam hal ini menteri,
gubernur danatau bupatiwalikota akan memberikan kemudahan kepada perusahaan kawasan industri untuk menyampaikan data kawasan industri dan
mengakses informasi.
132
a. Data tambahan.
b. Klarifikasi data.
c. Kejadian luar biasa di perusahaan kawasan industri.
Perusahaan kawasan industri yang tidak menyampaikan data kawasan industri maka berdasarkan Pasal 56 PP Nomor 142 Tahun 2015 akan dikenakan
sanksi administratif berupa peringatan tertulis. Dengan demikian maka kewajiban- kewajiban menurut PP Nomor 142 Tahun 2015 diatas, diperlukan pengawasan
oleh pemerintah agar perusahaan kawasan industri dapat memenuhi dan mematuhi kewajiban-kewajibannya dengan baik di dalam kawasan industri.
130
Pasal 1 angka 16 UU Perindustrian.
131
Pasal 65 ayat 3 UU Perindustrian.
132
Pasal 66 UU Perindustrian
Universitas Sumatera Utara
78
B. Kewajiban Perusahaan Industri di dalam Kawasan Industri