94
dengan rencana tata ruang wilayah pada lintas wilayah kabupatenkota atau rencana tata ruang wilayah pada wilayah kabupatenkota. Kewenangan
pemerintah mulai dari pengaturan pembangunan kawasan industri sampai kepada pengawasan pelaksanaan pembangunan kawasan industri nasional
dan pada lintas wilayah provinsi sedangkan pemerintah daerah mulai dari perencanaan pembangunan kawasan industri sampai kepada pengawasan
pelaksanaan pembangunan kawasan industri pada lintas wilayah kabupatenkota atau wilayah kabupatenkota.
3. Pengawasan pemerintah terhadap kawasan industri dilaksanakan untuk
mengetahui pemenuhan dan kepatuhan perusahaan kawasan industri atas pemanfaatan sumber daya alam, manajemen energi, manajemen air, data
kawasan industri, standar kawasan industri, perizinan kawasan industri, keamanan dan keselamatan alat, proses, hasil produksi, penyimpanan dan
pengangkutan serta kewajiban-kewajiban yang ditujukan kepada perusahaan kawasan industri.
B. Saran
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pemerintah seharusnya lebih memusatkan perhatian dalam hal pembangunan
kawasan industri di wilayah-wilayah yang masih dalam kategori terbelakang dari pada hanya berpusat pada wilayah besar yang telah mengalami kemajuan
yang pesat, dengan lebih memperhatikan potensi yang dimiliki wilayah tersebut dan juga memberikan kemudahan-kemudahan agar wilayah tersebut
Universitas Sumatera Utara
95
dapat di bangun kawasan industri, sehingga pembangunan kawasan industri di negara Indonesia lebih merata dan seimbang seperti yang diharapkan.
2. Pemerintah harusnya lebih mengoptimalkan kinerjanya melalui tugas dan
kewenangan yang dimiliki serta memiliki loyalitas dalam kinerja penyelenggaraan pembangunan maupun pengawasan kawasan industri agar
kawasan industri berjalan sesuai dengan tujuan yang terdapat di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri serta
mengkaji lagi terkait pembangunan kawasan industri agar lebih sederhana dan memudahkan bagi investor, namun tetap tunduk pada hukum Indonesia
dan kepentingan nasional. 3.
Pemerintah harusnya mereformasi ketentuan mengenai kawasan industri karena banyak investor yang merasa keberatan terhadap regulasi tersebut.
Sehingga investor cenderung untuk mengurungkan niatnya dalam melaksanakan usaha kawasan industri di Indonesia. Misalnya dalam hal izin
lokasi lahan yang sudah ditentukan hanya sebesar 400 hektare namun hal ini bagi investor masih sangat kecil dibandingkan dengan rencana yang akan
dilakukan untuk dapat berinvestasi di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB II PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI BERDASARKAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 142 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN INDUSTRI
A. Kawasan Industri Indonesia
Lahirnya kawasan industri di Indonesia untuk mendukung kegiatan industri yang efisien dan efektif di wilayah pusat pertumbuhan industri. Kawasan
industri mulai di kembangkan pada awal tahun 1970 di Indonesia sebagai salah satu bentuk usaha untuk memenuhi kegiatan penanaman modal baik dari dalam
maupun dari luar negeri. Pada awalnya kawasan industri hanya bisa dikembangkan oleh pemerintah melalui BUMN danatau badan usaha milik
daerah selanjutnya disebut BUMD.
24
Seiring dengan perkembangan investasi yang terus meningkat dan untuk mempercepat pertumbuhan industri baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
maupun untuk ekspor maka pemerintah Indonesia mulai mengizinkan pihak swasta untuk terlibat dalam usaha kawasan industri melaui Kepres Nomor 53
Tahun 1989. Sejak pihak swasta di izinkan oleh pemerintah Indonesia untuk ikut serta dalam mengembangkan kawasan industri maka pertumbuhan kawasan
industri bertumbuh dengan sangat pesat. Sampai pada tahun 2015 misalnya, jumlah kawasan industri yang tercatat di Himpunan Kawasan Industri
selanjutnya disebut HKI adalah sebanyak 70 tujuh puluh kawasan industri yang tersebar di 13 tiga belas provinsi dengan total luas kawasan industri yang
Hal ini dikarenakan seluruh modal dalam kawasan industri berasal dari pemerintah danatau pemerintah daerah.
24
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Penyediaan Dan Pemberian Tanah Untuk Keperluan Perusahaan,
Pasal 6 ayat 2.
Universitas Sumatera Utara
21
dikelola HKI per Juni 2015 seluas 44.482 hektare dengan realisasi pembangunan seluas 11.929 hektare atau 26,81 persen dari total lahan yang telah dibuka dengan
jumlah tenant sebanyak 9.198 tenant.
25
1. Pengertian kawasan industri
Penjelasan sebelumnya telah dijelaskan sedikit mengenai latar belakang muncul dan berkembangnya kawasan industri di Indonesia. Namun, untuk lebih
memahami pengertian dari kawasan industri tersebut maka akan dijelaskan mengenai pengertian dari kawasan industri di Indonesia. Di Indonesia istilah
kawasan industri masih relatif baru. Istilah tersebut digunakan untuk mengungkapkan suatu pengertian tempat pemusatan kelompok perusahaan
industri dalam suatu areal tersendiri.
26
Secara terminologi kata kawasan industri di Indonesia sering disebut dengan istilah industrial estate sementara di beberapa negara lain menggunakan
istilah industrial park. Kata kawasan yang ada di dalam kawasan industri adalah kata yang diambil dari bahasa lain, menurut bahasa Inggris kata kawasan lebih
tepat dipakai dari kata “area” yang artinya “scope or range of activity” yang terjemahan bebasnya adalah “daerah yang dipakai untuk suatu kegiatan.”
27
Sedangkan kata kawasan menurut kamus bahasa Indonesia adalah “daerah” sedangkan daerah artinya adalah “wilayah”.
28
25
http:
Dengan demikian kata kawasan
www.cnnindonesia.comekonomi20151102190003-92-89009400-hektare-lahan- industri-diyakini-terjual-tahun-ini
diakses pada 26 februari 2016.
26
http: www.defenisi-pengertian.com201505defenisi-dan-pengertian-kawasan-industri-
html diakses pada 26 februari 2016.
27
As Homby, oxford advance dictionary of current english, Twenty-fifth impression USA: Oxford University Press,1989, hlm. 40.
28
Amran Ys Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Cetakan ke V Bandung: Pustaka Setia, 2002, hlm. 133.
Universitas Sumatera Utara
22
menurut pemahaman secara umum adalah sebuah kawasan yang diperuntukkan bagi suatu kepentingan tertentu.
Menurut Soefaat kawasan adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri tertentuspesifikkhusus.
29
Selanjutnya kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus pada dasarnya adalah dua hal yang sama, yaitu berisi sekumpulan
perusahaan yang relatif sejenis dan diberikan kemudahan-kemudahan oleh pemerintah. Sehingga dalam konteks ini kawasan industri tidak berbeda dengan
kawasan ekonomi khusus. Hal ini menurut kementerian perindustrian yang mendefenisikan kawasan ekonomi khusus sebagai kawasan industri yang
diberikan fasilitas kemudahan dan insentif serta infrastruktur yang memadai.
30
Kawasan industri di defenisikan sebagai pembangunan sarana baru yang diperuntukkan untuk industri tertentu atau sesuai dengan keunggulan daerah yang
mampu menyediakan infrastruktur untuk membantu pengembangan operasional dan industri serta fasilitas pendukung yang berperan mendorong perkembangan
industri tersebut.
31
Di Indonesia pengertian kawasan industri dapat mengacu pada ketentuan yang terdapat di dalam PP Nomor 142 Tahun 2015, yaitu merupakan
kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang di kembangkan dan di kelola oleh perusahaan kawasan
industri.
32
29
Soefaat et.al, Kamus Tata Ruang Edisi 1 Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen PUIkatan Ahli Perencanaan Indonesia, 1997, hlm. 116.
30
https:www.joubertbmaramis.blogspot.com,Sejarah,defenisi,Keuntungan,danKelema hanKEK
diakses pada 26 februari 2016.
31
Ibid.,
32
Pasal 1 angka 4 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
23
Berdasarkan pernyataan diatas dapat di jelaskan secara konseptual bahwa kawasan industri merupakan kawasan yang dilengkapi dengan berbagai sarana
dan prasarana serta fasilitas penunjang lainnya yang telah disediakan oleh pengelola kawasan industri tersebut, sehingga para investor dan pengusaha akan
memiliki semangat untuk memasukan dan menginvestasikan ke sektor industri.
33
Kawasan industri adalah suatu daerah yang didominasi oleh aktivitas industri yang mempunyai fasilitas kombinasi terdiri dari peralatan-peralatan pabrik
industrial plants, sarana penelitian dan laboratorium untuk pengembangan, bangunan perkantoran, bank serta fasilitas sosial dan fasilitas umum.
34
Menurut Marsudi Djojodipuro, kawasan industri industrial estate merupakan sebidang tanah seluas beberapa ratus hektare yang telah di bagi dalam
kavling dengan luas yang berbeda sesuai dengan keinginan yang diharapkan pengusaha.
35
Menurut Israd, defenisi dari kawasan industri adalah sekumpulan kegiatan yang timbul di tempat yang ditentukan dan dimiliki oleh sekelompok
kegiatan yang mementingkan produksi, pemasaran atau hubungan timbal baliknya.
36
Berdasarkan defenisi-defenisi diatas dapat di simpulkan bahwa pengertian kawasan industri secara umum ialah kawasan yang di bentuk khusus untuk
menjalankan fungsi perindustrian serta di berikan kemudahan-kemudahan oleh pemerintah bagi pihak-pihak yang menjalankan kegiatan perindustrian dalam
wilayah kawasan industri Indonesia, yang dibentuk dalam rangka mempercepat
33
http: www.modern-cikande.co.idlang_idartikelpengertian-kawasan-industri-
industrial-estate diakses pada 26 februari 2016.
34
Roetanto W. Dirdjojuwono, Kawasan Industri Indonesia: Sebuah Konsep Perencanaan dan aplikasinya Bogor: Pustaka Wirausaha Muda, 2004, hlm. 2.
35
Marsudi Djojodipuro, Teori Lokasi Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 1992, hlm. 74.
36
David M. Smith, Industrial Location New York: John Wiley Son, 1981, hlm. 40.
Universitas Sumatera Utara
24
pencapaian pembangunan perekonomian nasional dalam sektor industri melalui kegiatan penanaman modal dan dapat memberikan dampak positif bagi negara
Indonesia. Dengan demikian dapat ditarik beberapa unsur-unsur terkait kawasan industri, yaitu:
a. Kawasan yang dibentuk untuk kegiatan perindustrian dan investasi.
b. Mempunyai batasan yang jelas.
c. Diperuntukkan untuk penyelenggaraan fungsi perindustrian, yang biasanya
diisi oleh industri manufaktur pengolahan beragam jenis. d.
Memiliki fasilitas dan infrastruktur yang memadai. 2.
Tujuan dan manfaat kawasan industri Tujuan pembangunan kawasan industri di Indonesia secara tegas terdapat
di dalam PP Nomor 142 Tahun 2015, yaitu meliputi:
37
a. Mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan industri
Melalui kawasan industri maka usaha-usaha perindustrian yang ada di Indonesia yaitu seperti usaha industri kecil, usaha industri menengah maupun
usaha industri besar akan mengalami penyebaran secara merata diseluruh wilayah negara Republik Indonesia terutama di daerah-derah yang ada di Indonesia.
b. Meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan
Melalui kawasan industri maka pembangunan maupun pengembangan perindustrian yang ada di Indonesia akan berdasarkan pembangunan yang
berwawasan lingkungan atau pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang dapat memenuhi
kebutuhan saat ini dengan mengindahkan kemampuan generasi mendatang dalam
37
Pasal 2 ayat 2 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
25
mencukupi kebutuhannya. Ada 3 tiga hal yang tercakup didalam pembangunan berwawasan lingkungan yaitu pengelolaan sumber alam secara bijaksana,
pembangunan berkesinambungan sepanjang masa dan peningkatan kualitas hidup.
38
c. Meningkatkan daya saing investasi dan daya saing industri
Dengan demikian kawasan industri sangat mendukung peningkatan kualitas lingkungan hidup secara menyeluruh. Dengan cara mengelompokan
kegiatan industri pada satu lokasi pengelolaan agar lebih mudah dalam menyediakan fasilitas pengolahan limbah dan juga pengendalian limbah.
Melalui kawasan industri maka Indonesia dapat dan mampu untuk menghadapi tantangan-tantangan persaingan dari para pesaing asing dibidang
industri maupun investasi. Untuk meningkatkan daya saing investasi maupun industri pemerintah melakukan pendekatan-pendekatan kepada penanaman modal
khususnya penanaman modal asing dengan memberikan kemudahan-kemudahan dalam hal melaksanakan kegiatan perindustrian di wilayah kawasan industri serta
pelayanan-pelayanan lainnya sebagai bentuk upaya yang dilakukan pemerintah. d.
Memberikan kepastian lokasi sesuai tata ruang Melalui kawasan industri maka masalah yang berkaitan dengan
penggunaan lahan serta masalah yang berkaitan dengan penentuan lokasi untuk usaha perindustrian di Indonesia akan dapat diatasi. Sebab semuanya sudah di
tentukan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah selanjutnya disebut RTRW. Dengan demikian maka usaha perindustrian yang ada di Indonesia dapat
dilakukan di lokasi yang sesuai dengan peruntukannya.
38
RM. Gatot P. Soemartono, Hukum Lingkungan Indonesia Jakarta: Sinar Grafika, 1996, hlm. 199.
Universitas Sumatera Utara
26
Tim Koordinasi Kawasan Industri Departemen Perindustrian RI menjelaskan bahwa tujuan utama pembangunan dan pengusahaan kawasan
industri industrial estate adalah untuk memberikan kemudahan bagi para investor sektor industri untuk memperoleh lahan industri dalam melakukan
pembangunan industri.
39
a. Meningkatnya penerimaan pajak
Sedangkan manfaat dari adanya pembangunan kawasan industri di Indonesia ialah dirasakan oleh semua pihak baik oleh pemerintah,
pelaku usaha maupun masyarakat Indonesia. Adapun manfaat yang dirasakan oleh pemerintah Indonesia adalah:
Melalui kawasan industri maka pemerintah Indonesia akan menerima pajak yang lebih banyak berupa pajak yang berasal dari pajak penghasilan, pajak
penjualan dan pajak lainnya, dibanding dengan sebelum dibangunnya kawasan industri di Indonesia.
b. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara maupun daerah di Indonesia
Melalui kawasan industri maka perekonomian negara Indonesia maupun daerah Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini di
karenakan pembangunan kawasan industri merupakan salah satu cara yang dapat menyebabkan pertumbuhan perekonomian negara Indonesia maupun daerah
Indonesia mengalami peningkatan dari sebelumnya. c.
Meningkatkan kesadaran awareness terhadap pembangunan industri yang berwawasan lingkungan
Melalui kawasan industri maka segala pembangunan usaha perindustrian yang ada di kawasan industri Indonesia akan berdasarkan pembangunan yang
39
Tim Koordinasi Kawasan Industri Departemen Perindustrian, Kebijakan Pembangunan Kawasan Industri Pasca Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri,
Seminar Pembangunan Kawasan Industri, Jakarta, 1990.
Universitas Sumatera Utara
27
berwawasan lingkungan. Hal ini di karenakan setiap perencanaan pembangunan kawasan industri dilengkapi dengan studi analisis mengenai dampak lingkungan
selanjutnya disebut AMDAL. Menurut ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
selanjutnya disebut dengan UUPPLH, bahwa AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha danatau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha danatau kegiatan.
40
Dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha
danatau kegiatan. Menurut Fola S. Elasemiju, AMDAL atau environmental impact assement EIA muncul sebagai jawaban atas keprihatinan tentang dampak
negatif dari kegiatan manusia khususnya pencemaran lingkungan akibat dari kegiatan industri pada tahun 1960-an.
41
d. Peningkatan nilai tanah akan menciptakan peningkatan investasi yang
tinggi Melalui kawasan industri maka nilai-nilai tanah yang ada di Indonesia
khususnya disekitar kawasan industri akan meningkat dan hal ini berpengaruh pula terhadap nilai investasi negara Indonesia.
Selanjutnya, adapun manfaat yang dirasakan oleh pelaku usaha dalam kawasan industri Indonesia ialah mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya
dari usaha perindutrian yang dilakukan di dalam kawasan industri. Keuntungan tersebut didapatkan karena:
40
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 1 angka 11 yang selanjutnya disebut dengan UUPPLH.
41
Soemartono, Hukum Lingkungan Indonesia Jakarta: Sinar Grafika, 1998, hlm. 158.
Universitas Sumatera Utara
28
a. Didalam kawasan industri terdapat kepastian hukum terhadap usaha yang
dijalankan Kepastian hukum yang diberikan oleh pemerintah dalam kawasan industri
berupa PP Nomor 142 Tahun 2015 dan peraturan-peraturan pelaksana lainnya. Dengan adanya kepastian hukum tersebut maka para pelaku usaha akan merasa
aman, terlindungi dan tidak merasa dirugikan dalam melaksanakan usaha perindustrian di dalam kawasan industri Indonesia.
b. Pemerintah
memberikan kemudahan-kemudahan bagi proses pembangunan industri
Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh pemerintah ialah dengan cara memberikan fasilitas berupa kemudahan dalam pembangunan dan pengelolaan
tenaga listrik untuk kebutuhan sendiri dan industri di dalam kawasan industri.
42
Selain itu pemerintah juga memberikan insentif perpajakan
43
maupun insentif daerah.
44
c. Pelaku usaha tidak perlu membiayai pembangunan infrastruktur karena
telah disiapkan oleh pengelola kawasan industri Insentif perpajakan akan diberikan berdasarkan pengelompokan WPI.
Kemudahan lainnya yaitu kemudahan dalam hal mengurus dan memperoleh IUKI serta kemudahan-kemudahan lainnya yang dapat menarik pelaku usaha ke dalam
kawasan industri Indonesia.
Pengelola kawasan industri telah menyiapkan pembangunan infrastruktur industri yaitu berupa kawasan industri yang dapat dijadikan tempat pemusatan
kegiatan usaha perindustrian yang ada di Indonesia, kemudian pelaku usaha hanya tinggal membeli atau menyewa kaveling di dalam kawasan industri tersebut dan
42
Pasal 42 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
43
Pasal 41 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
44
Pasal 43 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
29
dituangkan di dalam bentuk perjanjian antara pelaku usaha dengan pengelola kawasan industri.
Terakhir ialah manfaat kawasan industri yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Adapun manfaat tersebut ialah:
a. Kesempatan kerja terbuka lebar bagi masyarakat yang masih belum
memiliki pekerjaan Lapangan pekerjaan di Indonesia akan terbuka luas dengan adanya
kawasan industri bagi masyarakat Indonesia yang belum memiliki pekerjaan. Sehingga hal ini dapat membantu masyarakat untuk mencari nafkah bagi
kelangsungan hidupnya dan keluarga. b.
Tersedianya balai latihan kerja untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kawasan industri
Balai latihan kerja dibangun dan disediakan dengan tujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten guna meningkatkan peran
sumber daya manusia Indonesia di bidang kawasan industri yang sesuai dengan standar kompetensi kerja nasional Indonesia seperti kompetensi teknis dan
kompetensi manajerial. c.
Masyarakat dapat menikmati fasilitas sosial maupun fasilitas umum yang terdapat dalam kawasan industri
Kawasan industri menyediakan fasilitas sosial maupun fasilitas umum bagi pelaku usaha kawasan industri, namun fasilitas tersebut juga dapat digunakan oleh
masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal didekat daerah kawasan industri tersebut. Fasilitas sosial maupun fasilitas umum yang disediakan ialah seperti
tempat ibadah, sekolah, ruang terbuka maupun perumahan.
Universitas Sumatera Utara
30
Menurut Sadono Sukirno dalam praktiknya menyatakan bahwa penciptaan kawasan perindustrian ditujukan untuk pembangunan industri di daerah guna
mempertinggi daya tarik dari daerah tersebut, dengan harapan akan diperoleh manfaat sebagai berikut:
45
a. Menghemat pengeluaran pemerintah untuk menciptakan prasarana.
b. Untuk menciptakan efisiensi yang lebih tinggi dalam kegiatan industri.
c. Untuk menciptakan perkembangan daerah yang lebih cepat dan
memaksimalkan peran pembangunan daerah dalam keseluruhan pembangunan ekonomi.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat di simpulkan bahwa tujuan dari pembangunan kawasan industri di Indonesia menurut PP Nomor 142 Tahun 2015
telah memberikan banyak manfaat bagi pemerintah Indonesia, pelaku usaha maupun masyarakat Indonesia.
3. Kriteria pihak yang dapat melakukan pembangunan kawasan industri
Sesuai dengan penjelasan pada bagian awal, telah di jelaskan sedikit bahwa lahirnya kawasan industri ialah untuk mendukung kegiatan perindustrian
yang ada di Indonesia. Pembangunan kawasan industri di Indonesia mengacu pada ketentuan yang terdapat di dalam PP Nomor 142 Tahun 2015. Sebelum
dapat melakukan pembangunan kawasan industri di Indonesia maka terlebih dahulu harus diketahui mengenai kriteria-kriteria pihak yang dapat melakukan
pembangunan kawasan industri di Indonesia. Sebab tidak semua pelaku usaha dapat melakukan pembangunan kawasan industri di Indonesia.
45
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan: proses, masalah dan dasar kebijaksanaan, Edisi ke-2 Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 66.
Universitas Sumatera Utara
31
Menurut Pasal 6 PP Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa pembangunan kawasan industri dilakukan oleh badan usaha yang berbentuk badan
hukum dan didirikan berdasarkan hukum Indonesia serta berkedudukan di Indonesia.
46
a. Badan usaha yang berbentuk badan hukum
Berdasarkan pernyataan dalam Pasal 6 tersebut maka dapat diketahui bahwa kriteria pihak yang dapat melakukan pembangunan kawasan industri di
Indonesia adalah:
Defenisi dari kata usaha di sini ialah setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang perindustrian, yang dilakukan oleh setiap
pengusaha dengan tujuan memperoleh keuntungan danatau laba. Suatu kegiatan dapat disebut usaha dalam arti hukum perusahaan apabila memenuhi unsur dalam
bidang perekonomian, dilakukan oleh pengusaha dan tujuan untuk memperoleh keuntungan danatau laba.
47
Badan usaha yang berbentuk badan hukum disini ialah BUMN atau BUMD, koperasi dan perseroan terbatas selanjutnya disebut PT.
48
BUMN menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
negara yang dipisahkan.
49
46
Pasal 6 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
47
Muhammad Abdul Kadir, Hukum Perusahaan Indonesia Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1992, hlm. 2.
48
Pasal 6 ayat 2 PP Nomor 142 Tahun 2015.
49
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Pasal 1 angka 1.
BUMD adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh daerah. Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan
oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Sedangkan PT merupakan
Universitas Sumatera Utara
32
perusahaan swasta atau merupakan suatu perusahaan yang berbentuk badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham,
yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. b.
Didirikan berdasarkan hukum Indonesia Badan usaha yang ingin membangun kawasan industri di Indonesia harus
mengikuti hukum positif yang sedang berlaku di bidang kawasan industri yaitu berupa PP Nomor 142 Tahun 2015.
c. Berkedudukan di Indonesia
Pembangunan kawasan industri di Indonesia harus di bangun di wilayah negara Republik Indonesia yang berdasarkan RTRW.
Ketiga kriteria yang telah disebut dan dijelaskan diatas dapat dijadikan pedoman dalam menentukan pihak-pihak yang dapat melakukan pembangunan
kawasan industri di Indonesia. Tujuannya ialah agar pembangunan kawasan industri dapat dibangun oleh pihak yang bertanggung jawab.
B. Pembangunan Kawasan Industri Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri
Sesuai dengan penjelasan pada sub bab sebelumnya, telah dijelaskan tentang kriteria pihak yang dapat melakukan pembangunan kawasan industri di
Indonesia. Setelah memenuhi kriteria-kriteria tersebut maka barulah dapat dilakukan pembangunan kawasan industri di Indonesia. Yang dimaksud dengan
pembangunan kawasan industri adalah pelaksanaan konstruksi atau membangun kawasan industri secara fisik.
Universitas Sumatera Utara
33
Menurut Pasal 9 PP Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa pembangunan kawasan industri dilakukan sesuai dengan pedoman teknis
pembangunan kawasan industri.
50
Pedoman teknis pembangunan kawasan industri tersebut ditetapkan oleh menteri di bidang perindustrian. Adapun beberapa
pedoman teknis pembangunan kawasan industri menurut Pasal 9 ayat 2 PP Nomor 142 Tahun 2015, yaitu paling sedikit memuat:
51
1. Pemilihan lokasi
Membangun suatu kawasan industri di Indonesia tidak terlepas dari pemilihan lokasi kawasan industri yang akan dibangun. Sebab pemilihan lokasi
merupakan kegiatan awal yang dapat dilakukan oleh badan usaha dengan tujuan untuk mengumpulkan berbagai macam data dan informasi atas lokasi yang akan
dikembangkan, untuk melihat kebutuhan lahan, untuk melihat alternatif lokasi maupun untuk melihat kesesuaian pemanfaat lokasi dengan RTRW setempat. Hal
ini sangat penting untuk dilakukan agar pembangunan kawasan industri di Indonesia dapat terarah dan sesuai dengan peruntukannya. Menurut Pasal 2 ayat
3 PP Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa pembangunan kawasan industri dilaksanakan di Kawasan Peruntukan Industri selanjutnya disebut KPI,
sesuai dengan RTRW.
52
Kawasan peruntukan industri menurut Pasal 1 ayat 3 PP Nomor 142 Tahun 2015 adalah bentangan lahan yang diperuntukan bagi kegiatan industri
berdasarkan RTRW yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
53
50
Pasal 9 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
51
Pasal 9 ayat 2 PP Nomor 142 Tahun 2015.
52
Pasal 2 ayat 3 PP Nomor 142 Tahun 2015.
53
Pasal 1 ayat 3 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Berdasarkan Pasal 2 tersebut, maka dapat diketahui
Universitas Sumatera Utara
34
bahwa pembangunan kawasan industri di Indonesia dilakukan di kawasan yang telah di tentukan dan sesuai dengan RTRW. RTRW ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi fisik wilayah negara Republik Indonesia yang rentan akan bencana, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya buatan,
kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan, teknologi serta geostrategis, geopolitik dan
geoekonomi. Pelaksanaan dan penyelenggaraan RTRW dilakukan oleh menteri penataan ruang, gubernur dan bupatiwalikota sesuai dengan tugas dan
kewenangannya masing-masing. 2.
Perizinan Setelah menentukan lokasi pembangunan kawasan industri yang sesuai
dengan RTRW maka langkah selanjutnya yang wajib dilakukan oleh badan usaha ialah mengurus perizinan yang berkaitan dengan pembangunan kawasan industri
di Indonesia. Adapun beberapa perizinan yang berkaitan dengan pembangunan kawasan industri di Indonesia ialah meliputi:
a. Izin lokasi
Izin lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku
pula sebagai izin pemindahan hak dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modalnya.
54
54
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2015 tentang Izin Lokasi, Pasal 1,angka1.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa bagi badan usaha yang akan melakukan pembangunan kawasan
industri wajib terlebih dahulu mengurus izin lokasi agar badan usaha dapat memperoleh tanah yang diperlukan untuk pembangunan kawasan industri. Sebab
Universitas Sumatera Utara
35
sebelum izin lokasi ditetapkan badan usaha dilarang melakukan kegiatan perolehan tanah. Selain itu izin lokasi merupakan salah satu syarat dalam
permohonan hak atas tanah. Sebelum izin lokasi diberikan, harus diketahui dulu bahwa tanah yang dapat ditunjuk dalam izin lokasi adalah tanah yang
diperuntukan untuk pembangunan kawasan industri sesuai dengan RTRW. Setelah itu barulah dapat diajukan permohonan izin lokasi.
Permohonan izin lokasi diberikan dalam bentuk surat keputusan pemberian izin lokasi yang ditanda tangani oleh bupatiwalikota atau untuk daerah
khusus ibu kota Jakarta ditanda tangani oleh gubernur daerah khusus ibu kota Jakarta setelah diadakan rapat koordinasi antara instansi terkait yang dipimpin
oleh gubernur kepala daerah khusus ibu kota Jakarta atau oleh pejabat yang ditunjuk secara tetap olehnya. Jangka waktu izin lokasi adalah selama 3 tiga
tahun untuk luas lokasi lebih dari 50 Ha. Bagi badan usaha yang telah memperoleh tanah wajib mendaftar ke kantor pertanahan setempat. Kemudian
tanah yang telah diperoleh tersebut wajib dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya.
b. Izin mendirikan bangunan
Izin mendirikan bangunan selanjutnya disebut IMB adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada pemohon untuk membangun baru,
rehabilitasirenovasi danatau memugar dalam rangka melestarikan bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.
55
55
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Nomor 32 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Izin Membangun Bangunan, Pasal 1 angka 5 yang selanjutnya disebut dengan Permen
Nomor 32 Tahun 2010.
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa bagi badan usaha yang telah memperoleh izin lokasi dan ingin melakukan pembangunan kawasan industri
Universitas Sumatera Utara
36
diatas tanah perolehan maka badan usaha terlebih dahulu harus mengurus izin IMB. Tujuan dari izin IMB adalah untuk melegalkan bangunan yang telah
dibangun diatas tanah perolehan sesuai dengan tata ruang yang telah ditentukan. Permohonan izin IMB diajukan kepada pemerintah daerah yaitu bupatiwalikota.
Namun, bupatiwalikota dapat melimpahkan sebagian kewenangan penerbitan izin IMB kepada camat.
56
c. Dokumen Analisis dampak lalu lintas
Analisis dampak lalu lintas selanjutnya disebut ANDALALIN adalah serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat
kegiatan, permukiman dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil ANDALALIN.
57
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa bagi badan usaha yang telah memperoleh izin IMB dan akan melakukan
pembangunan kawasan industri maka wajib untuk menyusun dokumen ANDALALIN agar gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran
lalu lintas serta angkutan jalan disekitar pembangunan yang mungkin akan terjadi dapat diatasi. Nantinya dokumen hasil ANDALALIN ini akan dinilai oleh tim
evaluasi serta hasil dokumen ANDALALIN harus mendapat persetujuan dari:
58
1 Menteri, untuk jalan nasional.
2 Gubernur, untuk jalan provinsi.
3 Bupati, untuk jalan kabupaten danatau jalan desa.
4 Walikota, untuk jalan kota.
d. Izin lingkungan
56
Pasal 5 ayat 2 Permen Nomor 32 Tahun 2010.
57
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Nomor 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas, Pasal 1 yang selanjutnya disebut Permen Nomor 75 Tahun 2015.
58
Pasal 2 ayat 1 Permen Nomor 75 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
37
Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha danatau kegiatan yang wajib AMDAL atau upaya pengelolaan
lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan selanjutnya disebut UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai
persyaratan memperoleh izin usaha danatau kegiatan.
59
1 Penyusunan dokumen AMDAL
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa sebelum mengurus dan memperoleh IUKI maka terlebih
dahulu badan usaha harus mengurus izin lingkungan. Hal ini dikarenakan kawasan industri merupakan salah satu usaha yang wajib memiliki AMDAL
untuk menjaga lingkungan disekitar kawasan industri dari operasi proyek kegiatan perindustrian yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Untuk memperoleh
izin lingkungan dalam pembangunan kawasan industri maka badan usaha terlebih dahulu harus memenuhi beberapa tahapan yaitu:
Dokumen AMDAL merupakan salah satu hal yang wajib disusun bagi setiap usaha danatau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan
hidup. Hal ini sesuai dengan Pasal 22 UUPPLH yang menyatakan bahwa setiap usaha danatau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup
wajib memiliki AMDAL. Dengan demikian badan usaha wajib terlebih dahulu untuk menyusun dokumen AMDAL sebelum dilakukannya pembangunan
kawasan industri. Dokumen AMDAL merupakan dasar penetapan keputusan kelayakan lingkungan hidup.
Penyusunan dokumen AMDAL yang dilakukan oleh badan usaha harus melibatkan masyarakat. Selain itu, badan usaha juga dapat meminta bantuan pihak
59
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, Pasal 1 angka 1 yang selanjutnya disebut dengan PP Nomor 27 Tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
38
lain dalam menyusun dokumen AMDAL. Dalam penyusunan dokumen AMDAL badan usaha wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusunan AMDAL
60
2 Penilaian dokumen AMDAL
yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi kompetensi penyusunan AMDAL yang
ditetapkan oleh menteri perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Dokumen AMDAL yang telah selesai disusun akan dinilai oleh komisi penilai AMDAL yang dibentuk oleh menteri perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, gubernur atau bupatiwalikota sesuai kewenangannya.
61
3 Pemohon dan penerbitan izin lingkungan
Permohonan dan peneribitan izin lingkungan diajukan secara tertulis oleh badan usaha kepada menteri di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, gubernur atau bupatiwalikota sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing.
62
e. Izin prinsip
Izin prinsip merupakan izin yang diberikan kepada badan usaha yang berbentuk badan hukum untuk melakukan penyediaan lahan, pembangunan
infrastruktur kawasan industri serta pemasanganinstalasi peralatan dan kesiapan lain yang diperlukan dalam rangka memulai pembangunan kawasan industri.
63
60
Pasal 28 ayat 1 UUPPLH.
61
Pasal 29 ayat 1 UUPPLH.
62
Pasal 42 ayat 1 PP Nomor 27 Tahun 2012.
63
Pasal 1 angka 6 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Izin prinsip merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dan juga diperoleh oleh badan usaha sebelum mengurus IUKI. Permohonan izin prinsip diajukan
kepada menteri perindustrian, gubernur dan bupatiwalikota sesuai dengan kewenangannya masing-masing melalui pelayanan terpadu satu pintu selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
39
disebut PTSP.
64
f. Izin usaha kawasan industri
Menurut ketentuan PP Nomor 142 Tahun 2015 pada Pasal 22- nya menyatakan bahwa bagi perusahaan kawasan industri yang telah memiliki
izin prinsip dilarang melakukan pengalihan, penjualan danatau penyewaan kaveling industri.
Setelah badan usaha yang akan melakukan pembangunan kawasan industri di Indonesia mengurus dan memperoleh izin lingkungan serta izin prinsip
maka selanjutnya badan usaha harus mengurus IUKI sesuai dengan ketentuan Pasal 12 PP Nomor 142 Tahun 2015, yang menyatakan bahwa setiap kegiatan
usaha kawasan industri wajib memiliki IUKI.
65
IUKI hanya diberikan kepada badan usaha yang sebagaimana dimaksud dalam kriteria pihak yang dapat
melakukan pembangunan kawasan industri di Indonesia. Selain itu, IUKI hanya akan diberikan seluas lahan yang telah siap digunakan dan dikuasai yang
dibuktikan dengan surat pelepasan hak selanjutnya disebut SPH atau sertifikat. Badan usaha yang telah memperoleh IUKI akan menjadi perusahaan kawasan
industri. Sedangkan bagi perusahaan kawasan industri yang melakukan kegiatan usaha kawasan industri tetapi tidak memiliki IUKI maka berdasarkan Pasal 53 PP
Nomor 142 Tahun 2015 akan dikenakan sanksi administratif.
66
Pemberian IUKI akan diberikan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah sesuai dengan izin lokasi berlangsungnya kegiatan usaha kawasan industri
yang dilakukan serta pemerintah atau pemerintah daerah juga akan memberikan Sanksi
administratif yang diberikan dapat berupa peringatan tertulis, denda administratif dan penutupan sementara.
64
Pasal 19 ayat 3 PP Nomor 142 Tahun 2015.
65
Pasal 12 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
66
Pasal 53 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
40
kemudahan dalam hal penerbitan IUKI. Bagi kegiatan usaha kawasan industri yang berlokasi di dalam KPI sesuai dengan RTRW nasional maka IUKI akan
diberikan oleh menteri di bidang perindustrian, Selain itu untuk kegiatan usaha kawasan industri yang berlokasi di dalam KPI sesuai dengan RTRW lintas
wilayah provinsi danatau dalam rangka penanaman modal asing maka IUKI juga akan diberikan oleh menteri di bidang perindustrian, sedangkan untuk kegiatan
usaha kawasan industri yang berlokasi di dalam KPI sesuai dengan RTRW lintas wilayah kabupatenkota dan dalam wilayah kabupatenkota maka IUKI akan
diberikan oleh gubernur dan bupatiwalikota. Penerbitan IUKI tidak dikenakan biaya. Jangka waktu IUKI berlaku
sepanjang perusahaan kawasan industri masih menyelenggarakan kegiatan pengembangan dan pengelolaan hal ini berdasarkan Pasal 13 ayat 3 PP Nomor
142 Tahun 2015.
67
Menurut Pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa perusahaan kawasan industri yang telah memperoleh IUKI dapat diberikan hak guna
bangunan selanjutnya disebut HGB atas tanah yang akan diusahakan dan dikembangkan.
68
3. Pengadaan tanah
Namun, dalam hal perusahaan kawasan industri merupakan BUMN atau BUMD maka dapat diberikan hak pengelolaan disamping HGB.
Setelah pemilihan lokasi dan perizinan dilakukan maka langkah selanjutnya ialah melakukan pengadaan tanah. Tanah merupakan modal dasar
pembangunan. Hampir tidak ada kegiatan pembangunan atau sektoral yang tidak
67
Pasal 13 ayat 3 PP Nomor 142 Tahun 2015.
68
Pasal 31 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
41
memerlukan tanah. Oleh karena itu tanah memegang peranan yang sangat penting, bahkan menentukan berhasil tidaknya suatu pembangunan.
69
Pengadaan tanah di Indonesia dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum selanjutnya disebut UU Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Pelaksanaan pengadaan tanah
menurut UU Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum ialah dengan mengedepankan prinsip yang terkandung di dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan hukum tanah nasional, antara lain prinsip kemanusiaan, keadilan, kemanfaatan, kepastian, keterbukaan,
kesepakatan, keikutsertaan, kesejahteraan, keberlanjutan dan keselarasan sesuai dengan nilai-nilai berbangsa dan bernegara.
Masa sekarang ini sangat sulit melakukan pembangunan kawasan industri untuk kepentingan umum diatas tanah negara dan selalu bersinggungan dengan
tanah hak milik. Sebagai jalan keluar yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan pengadaan tanah bagi pembangunan kawasan industri yang dilakukan
oleh lembaga pertanahan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah tersebut. Pengadaan tanah ialah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan
cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah.
70
4. Pematangan tanah
69
Departemen Penerangan RI, 1982, Pertanahan Dalam Pembangunan Indonesia, Jakarta, hlm. 165.
70
Penjelasan umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Paragraf 2 yang selanjutnya
disebut dengan UU Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Universitas Sumatera Utara
42
Setelah pengadaan tanah selesai dilakukan maka langkah selanjutnya ialah melakukan pematangan tanah. Pematangan tanah tidak termasuk ke dalam
kegiatan usaha di bidang pertambangan. Untuk melakukan pematangan tanah terlebih dahulu badan usaha harus memperoleh izin pematangan tanah yang
diajukan kepada menteri, gubernur dan bupatiwalikota sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing. Pematangan tanah ini bermula dari proses
perataan tanah, pembentukan kavling, pembuatan jalan, saluran air dan listrik. Tujuan pematangan tanah adalah agar tanah siap untuk dibangun menjadi
kawasan industri. 5.
Pembangunan infrastruktur Setelah tanah sudah siap untuk dibangun maka langkah selanjutnya adalah
menyediakan dan membangun infrastruktur untuk kawasan industri. Pembangunan infrastruktur terdiri dari 3 tiga yaitu infrastruktur industri,
infrastruktur dasar dan infrastruktur penunjang. Menurut Pasal 10 ayat 2 PP Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa infrastruktur industri paling sedikit
meliputi:
71
a. jaringan energi dan kelistrikan;
b. jaringan telekomunikasi;
c. jaringan sumber daya air dan jaminan pasokan air baku;
d. sanitas; dan
e. Jaringan transportasi.
71
Pasal 10 ayat 2 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
43
Infrastruktur industri ini disediakan oleh pemerintah danatau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
72
Infrastruktur dasar menurut Pasal 11 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015 paling sedikit meliputi:
73
a. instalasi pengolahan air baku;
b. instalasi pengolahan air limbah;
c. saluran drainase;
d. instalasi penerangan jalan; dan
e. Jaringan jalan.
Infrastruktur dasar ini wajib disediakan bagi perusahaan kawasan industri.
74
Sedangkan menurut Pasal 10 ayat 3 PP Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa infrastruktur penunjang paling sedikit meliputi:
75
a. perumahan;
b. pendidikan dan pelatihan;
c. penelitian dan pengembangan;
d. kesehatan;
e. pemadam kebakaran; dan
f. Tempat pembuangan sampah.
Infrastruktur penunjang ini disediakan oleh pemerintah danatau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya masing-masing dan perusahaan
kawasan industri juga dapat menyediakan infrastruktur penunjang dan sarana penunjang di dalam kawasan industri.
6. Pengelolaan
72
Pasal 10 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
73
Pasal 11 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
74
Ibid.,
75
Pasal 10 ayat 3 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
44
Menurut Pasal 33 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015 menyatakan bahwa pengelolaan kawasan industri dilakukan oleh perusahaan kawasan industri.
76
76
Pasal 33 ayat 1 PP Nomor 142 Tahun 2015.
Namun, pada ayat 2-nya menyatakan bahwa perusahaan kawasan industri dapat menunjuk pihak lain untuk melakukan pengelolaan kawasan industri. Pihak lain
tersebut ialah perusahaan lain yang ditunjuk oleh perusahaan kawasan industri untuk melakukan pengelolaan di dalam kawasan industri dan penunjukan tersebut
disertai dengan perjanjian yang dibuat antara perusahaan kawasan industri dengan perusahaan lain serta perusahaan lain tersebut akan mendapatkan imbalan atas
jasa pengelolaan kawasan industri yang dilakukannya. Jangka waktu berlakunya perjanjian tersebut ialah sesuai dengan kesepakatan yang diperjanjikan.
Pengalihan pengelolaan kawasan industri dilaksanakan apabila perusahaan kawasan industri telah memiliki IUKI, telah membuat perjanjian pengalihan
pengelolaan antara perusahaan kawasan industri dengan perusahaan lain serta kaveling kawasan industri yang akan dialihkan pengelolaannya telah memperoleh
HGB. Penunjukan pengelolaan kawasan industri kepada perusahaan lain tersebut mengakibatkan sebagian atau seluruh hak dan kewajiban pengelolaan kawasan
industri yang dimiliki oleh perusahaan kawasan industri beralih kepada perusahaan lain. Namun, hal itu bukan berarti perusahaan kawasan industri dapat
bebas dari tanggung jawabnya melainkan perusahaan kawasan industri tetap bertanggungjawab atas pengelolaan kawasan industri. Hal ini dikarenakan
perusahaan lain tersebut hanya sebatas pihak yang akan membantu perusahaan kawasan industri dalam hal mengelola kawasan industri sesuai dengan yang
diperjanjikan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
45
Penunjukan pengelolaan kawasan industri kepada perusahaan lain harus diberitahukan kepada pemberi IUKI yaitu menteri perindustrian, gubernur
danatau bupatiwalikota sesuai dengan lokasi kawasan industri tersebut. Tujuannya ialah agar perusahaan lain yang ditunjuk dapat melakukan pengelolaan
di dalam kawasan industri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan
kawasan industri di Indonesia berdasarkan PP Nomor 142 Tahun 2015 dilakukan sesuai dengan pedoman teknis pembangunan kawasan industri yang telah
ditetapkan oleh menteri di bidang perindustrian.
C. Perluasan Kawasan Industri di Indonesia