1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pilar utama dari pembangunan perekonomian nasional adalah pembangunan industri. Pembangunan industri dewasa ini sedang dihadapkan pada
persaingan global yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri nasional. Peningkatan daya saing industri merupakan salah satu pilihan yang
harus dilakukan agar produk industri nasional mampu bersaing di dalam negeri maupun di luar negeri. Peningkatan daya saing dan daya tarik investasi yang
dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan kepastian hukum bagi investor dalam melakukan kegiatan industri, menciptakan iklim usaha yang kondusif,
efisiensi dan memberikan fasilitas fiskal serta kemudahan-kemudahan lain dalam melakukan kegiatan usaha industri, yang antara lain dengan menyediakan lokasi
industri yang memadai berupa kawasan industri. Keberadaan kawasan industri merupakan strategi pengembangan investasi
melalui pusat pertumbuhan industri growth center. Strategi ini menekankan pentingnya penyediaan lahan dan fasilitas infrastruktur secara terencana dan
terpadu.
1
Pembangunan kawasan industri di Indonesia pertama sekali dimulai pada tahun 1973 yaitu dengan berdirinya Jakarta Industrial Estate Pulo Gadung
Suatu kawasan industri yang memadai dan baik dapat menarik minat dan mempermudah investor untuk menanamkan modalnya dalam membangun dan
mengembangkan berbagai jenis pabrik dalam kawasan industri.
1
http:bussinessenvironment.wordpress.com20061004strategi investasi untuk menarik investor
diakses pada 25 februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
2
JIEP, kemudian pada tahun 1974 dibangun Surabaya Industrial Estate Rungkut SIER, selanjutnya dibangun Kawasan Industri Cilacap tahun 1974, menyusul
Kawasan Industri Medan tahun 1975, Kawasan Industri Makasar tahun 1978, Kawasan Industri Cirebon tahun 1984 dan Kawasan Industri Lampung tahun
1986.
2
Dampak positif yang akan diterima oleh negara Indonesia adalah dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia akibat sedikitnya
lapangan pekerjaan, mulai tumbuhnya berbagai peluang usaha baru, meningkatnya ekspor karena hasil produksi dari berbagai jenis pabrik yang ada di
kawasan industri yang memang selain mengahasilkan produk-produk untuk kebutuhan dalam negeri juga mengahasilkan produk-produk yang dapat di ekspor
ke luar negeri, meningkatnya indeks pertumbuhan ekonomi serta meningkatnya arus urbanisasi dan pemerataan penduduk.
Bagi Indonesia, pembangunan kawasan industri yang mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, akan memberikan dampak positif bagi
perkembangan negara Indonesia.
3
2
Timoticin Kwanda, “Pengembangan Kawasan Industri di Indonesia,” Dimensi Teknik Arsitektur, Vol. 28, No. 1, Juli 2000, hlm. 54-61.
Dampak positif yang diberikan dengan adanya pembangunan kawasan industri di Indonesia pada akhirnya adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia agar mengurangi banyaknya masyarakat miskin. Dampak positif yang diberikan dengan
pembangunan kawasan industri tersebut sebaiknya ditunjang pula dengan sarana, prasarana dan infrastruktur lengkap yang harus disediakan oleh pengembang
kawasan industri.
3
http:www.beritakapan.com2014055-manfaat-pembangunan-kawasan-industri-html diakses pada 25 februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
3
Perkembangan usaha pengelolaan kawasan industri sejalan dengan tumbuh dan berkembangnya sektor industri di berbagai daerah di Indonesia dan semakin
dibutuhkannya areal industri yang dikelola secara terpadu sehingga memudahkan investor dalam melakukan kegiatan usaha industrinya. Keadaan demikian
membuat pemerintah kesulitan dalam menyediakan dana untuk melakukan pembangunan dan pengembangan kawasan industri, dilain pihak permintaan atas
lahan industri dalam kawasan industri terus meningkat. Ketersediaan dana yang dapat dikerahkan untuk melaksanakan pembangunan dan pengembangan kawasan
industri dirasakan tidak cukup memadai, sehingga pemerintah merasa perlu melakukan berbagai kebijaksanaan dan pendekatan kepada investor, khususnya
pihak swasta yang dapat memberikan investasi pada pembangunan dan pengembangan kawasan industri di Indonesia.
Upaya atau langkah yang dapat dilakukan pemerintah dalam menarik minat investor khususnya pihak swasta salah satunya yaitu dengan menciptakan
iklim usaha yang memadai, artinya dilihat dari perspektif hukum yaitu adanya aturan yang jelas. Oleh sebab itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang
ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri selanjutnya disebut Kepres Nomor 53 Tahun 1989, yaitu berupa
kebijakan yang memberikan kesempatan bagi usaha swasta baik swasta nasional maupun swasta asing untuk dapat membangun kawasan industri di Indonesia yang
sebelumnya pembangunan kawasan industri di Indonesia hanya dapat dikembangkan oleh pemerintah melalui badan usaha milik negara selanjutnya
disebut BUMN.
Universitas Sumatera Utara
4
Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri memuat bahwa pembangunan kawasan industri di Indonesia ditujukan untuk
mempercepat pertumbuhan industri, memberikan kemudahan bagi kegiatan industri, mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri serta
menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan.
4
Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri tersebut dikeluarkan karena alasan untuk mempercepat pengembangan kawasan
industri di Indonesia sehingga perlu diadakan pengaturan kembali. Menurut Kepres Nomor 41 Tahun 1996 bahwa pembangunan kawasan industri di
Indonesia bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan industri didaerah, memberikan kemudahan bagi kegiatan industri, mendorong kegiatan industri
Seiring dengan perkembangan yang terjadi di Indonesia, Kepres Nomor 53 Tahun 1989
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 98 Tahun 1993 tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri
selanjutnya disebut Kepres Nomor 98 Tahun 1993. Perubahan itu dilakukan dalam rangka mempercepat pengembangan
kawasan industri agar sasaran pembangunan industri di Indonesia dapat dicapai dengan cepat, tepat, tertib dan teratur. Namun, kemudian pemerintah
mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri selanjutnya disebut Kepres Nomor 41 Tahun 1996, yang membatalkan
Kepres Nomor 53 Tahun 1989 dan Kepres Nomor 98 Tahun 1993.
4
Republik Indonesia, Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri, Pasal 2.
Universitas Sumatera Utara
5
untuk berlokasi dikawasan industri dan untuk meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan.
5
Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri merupakan peraturan pelaksana dari Pasal 63 ayat 5 dan Pasal 108 Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian selanjutnya disebut UU Perindustrian. Peraturan pemerintah ini mengatur hal-hal meliputi dari segi
pembangunan kawasan industri sampai kepada pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap kawasan industri itu sendiri. Peraturan pemerintah ini
diharapkan dapat menjadi instrumen pengaturan yang efektif dalam pembangunan kawasan industri di Indonesia dengan tetap menjamin aspek keamanan,
Kemudian untuk menyempurnakan Kepres Nomor 41 Tahun 1996 dan menyesuaikannya dengan kondisi yang ada di Indonesia pada saat itu serta untuk
meningkatkan status hukumnya, maka ditetapkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri selanjutnya disebut PP Nomor 24
Tahun 2009. Seiring perkembangan yang terjadi di dalam dunia kawasan industri saat ini, mengakibatkan pemerintah perlu mengganti PP Nomor 24 Tahun 2009
karena sudah tidak lagi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman yang serba maju ini. Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah
menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri selanjutnya disebut PP Nomor 142 Tahun 2015 serta menyatakan bahwa
PP Nomor 24 Tahun 2009 dicabut dan tidak berlaku lagi sejak berlakunya PP Nomor 142 Tahun 2015.
5
Republik Indonesia, Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri, Pasal 2.
Universitas Sumatera Utara
6
keselamatan dan kesehatan manusia serta kelestarian fungsi lingkungan hidup disamping adanya peraturan perundang-undangan tentang perindustrian.
Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan pemerintah dalam mengatasi kesulitan terhadap pembangunan dan pengembangan kawasan industri di
Indonesia adalah dengan mewujudkan iklim investasi yang baik di sektor industri sehingga investor berminat untuk menanamkan modalnya dalam membangun
pabrik atau memperluas areal pabrik di dalam areal suatu kawasan industri di Indonesia. Iklim investasi yang baik sangat tergantung dari kebijakan pemerintah
dalam merumuskan peraturan perundang-undangan secara menyeluruh dan mengimplementasikannya secara konsisten dan konsekuen. Untuk mewujudkan
iklim investasi yang baik maka pemerintah memberikan kemudahan kepada dunia usaha khususnya investor yang bergerak di sektor kawasan industri berupa
pelayanan publik yang baik oleh birokrasi dalam meningkatkan arus investasi dalam negeri maupun dari investor asing.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk membahas mengenai pembangunan kawasan industri serta peran
pemerintah dalam pembangunan kawasan industri di Indonesia. Hal ini dikarenakan mengingat bahwa pembangunan kawasan industri memberikan
banyak manfaat dalam negara Indonesia khususnya dalam hal kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan demikian maka penulisan skripsi ini akan diberi
judul “PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 142
TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN INDUSTRI.”
Universitas Sumatera Utara
7
B. Perumusan Masalah