2. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Dalam hal ini, masuknya nilai dan unsur
budaya asing dapat mempengaruhi kebudayaan suatu bangsa.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti ingin menggambarkan lebih jelas persepsi pengungsi Gunung Sinabung kaitannya dengan perubahan kondisi yang
telah mereka alami selama tinggal dipengungsian dengan adanya rencana pemerintah untuk merelokasi pemukiman mereka di daerah siosar.
2.1.1 Faktor-faktor Yang Memengaruhi Jalannya Proses Perubahan
Setiadi 2011 mengemukakan beberapa faktor pendorong terjadinya
perubahan yaitu:
1. Kontak dengan kebudayaan lain Maksudnya disini adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari
orang perorangan kepada orang perorangan lain dan dari masyarakat satu ke masyarakat lainya. Proses yang demikian ini disebut difusi. Difusi akan terjadi jika
penemuan baru yang telah diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat luas sampai umat manusia di dunia dapat menikmati
kegunaan bagi kemajuan peradaban, antara lain proses-proses ini merupakan pendorong bagi pertumbuhan kebudayaan masyarakat manusia.
2. Sistem pendidikan formal yang baru Sistem pendidikan merupakan proses mencerdaskan kehidupan bangsa yang
keberadaannya yaitu disengaja. Melalui sistem ini, generasi akan dididik untuk menjadi manusia-manusia yang memiliki keahlian dan wawasan dalam berbagai
Universitas Sumatera Utara
bidang keilmuan, yang memanfaatkan ilmunya untuk perubahan suatu bangsa menjadi lebih baik.
3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju Sikap tidak menghargai hasil karya orang lain merupakan ciri masyarakat
tertentu yang berdampak pada sulit bangsa ini penemu untuk berubah. Terlebih apabila yang tidak dihargai ini adalah penemu metode yang dapat membawa
kehidupan suatu bangsa kearah yang lebih baik. Walaupun demikian, merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri akan adanya sekelompok manusia atau individu
yang cenderung menolak perubahan. Kenderungan ini yang kemudian diwujudkan dalam sikap menolak perubahan.
4. Toleransi terhadap penyimpangan, yang bukan merupakan delinkuenasi Tidak semua perilaku menyimpang tergolong sebagai bentuk perubahan
yang negatif, suatu perilaku yang dianggap menyimpang dari kehidupan sosial yang wajar indikasinya ialah perilaku ini bertentangan dengan kebiasaan-kebiasaan
umum di masyarakat. Misalnya dokter yang didatangkan oleh pemerintah kesuatu daerah atau ditempatkan dipedesaan yang tidak memiliki fasilitas kesehatan, namun
masyarakat desa memiliki kebiasaan mengobati sakit secara tradisional. Keinginan masyarakat tersebut untuk terbebas dari pengobatan secara tradisional membuat
mereka menerima kehadiran para dokter dan ahli kesehatan tersebut. Penerimaan ini pada giliranya memungkinkan para dokter memberikan pengertian dan arahan
akan berbagai kebiasaan hidup sehat yang lambat laun menggeser keyakinan masyarakat ini bahwa setiap penyakit tidak diobati secara tradisional.
5. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat open stratification
Universitas Sumatera Utara
Biasa model sistem stratifikasi sosial yang terbuka terdapat dalam struktur masyarakat yang modern, dalam arti kehidupan masyarakat telah mengalami pola
pikir yang maju. Ukuran maju dan tradisionalnya peradaban suatu masyarakat terletak pada kemampuan dan daya nalarnya yang biasanya lebih mengedepankan
akal sehat ketimbang pertimbangan yang bersifat mitologis. Sementara kemajuan pola pikir masyarakat akan selalu bersandar pada tingkat manfaat dari perubahan
sehingga pertimbangan atas manfaat inilah yang biasanya mendorong untuk melakukan perubahan jika perubahan ini membawa manfaat bagi kehidupannya.
Pola pikir demikian biasanya lebih berorientasi pada akal sehat. 6. Penduduk yang heterogen
Penduduk yang heterogen biasanya terdapat di daerah perkotaan sebab kota merupakan pusat industri dan perdagangan yang lebih banyak menyerap tenaga
kerja, sehingga banyak orang dari berbagai daerah, suku, dan ras yang berbeda berdatangan ketempat ini. Dengan datangnya orang-orang dari berbagai daerah ini,
maka kemungkin besar akan terjadi saling tukar-menukar latar belakang sejarah pengalaman hidup dan kebudayaan, bahkan hingga terjadi perkawinan antar daerah
yang diawali dari penemuan di tempat perkerjaannya di kota. Keadaan ini yang mendorong timbulnya perubahan sebagai akibat dari interaksi antarmanusia dari
berbagai daerah dan proses tukar-menukar pengalaman dan kebiasaan dari daerahnya masing-masing ini.
7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu Ketidakpuasan manusian terhadap apa yang ada pada saat ini menimbulkan
keinginan manusia untuk mencari jalan keluar dalam mencapai titik kepuasan.
Universitas Sumatera Utara
Ketidakpuasan ini mendorong manusia untuk menciptakan metode-metode tertentu untuk mengatasi segala sesuatu bentuk kekurangan ini. Akan tetapi, jika metode
baru ini telah ditemukan akan timbul masalah baru lagi yaitu ketidakpuasan terhadap apa yang telah ditemukannya. Permasalahan ini muncul ketika manusia
melihat kemajuan sebagai hasil dari penemuan kelompok atau bangsa lainya yang dianggap lebih baik, lebih canggih, dan lebih layak. Peradaban kebudayaan bangsa
lain yang dianggap lebih maju tersebut dijadikan sebagai panutan atau patokan untuk mengadakan perubahan. Biasanya peradaban suatu bangsa terletak pada
keinginan suatu bangsa tersebut untuk tetap mampu eksis didalam mengikuti perubahan peradaban bangsa-bangsa di dunia agar dirinya tidak tergolong sebagai
bangsa yang terbelakang. 8. Orientasi kedepan
Manusia selalu mempunyai orientasi ke masa depan yang lebih baik. Orientasi demikian ini bersifat progresif, dalam arti kehidupan hari ini harus lebih
baik dari pada hari esok. Orientasi inilah yang akhirnya menimbulkan pemikiran- pemikiran yang mengarah pada pencarian formulasi kehidupan yang lebih baik
melalui berbagai usaha dan upaya mencapainya. 9. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya
Berikhtiar untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dihari esok merupakan bagian dari nilai kehidupan manusia itu sendiri. Inilah yang akhirnya
mendorong timbulnya berbagai upaya yang harus dilalui manusia sehingga akibatnya adalah perubahan kehidupan itu sendiri yang juga disebut sebagai
perubahan sosial dan kebudayaan. Nilai inilah yang mendorong suatu bangsa untuk
Universitas Sumatera Utara
pola kerjanya dalam kegi atan sehari-harinya, dimana ideology hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini sebagai sumber
motivasi bagi manusia untuk melakukan perbaikan atas kinerjanya di dalam menempuh apa yang diinginkan dan apa yang direncanakan dalam Setiadi, 2011
2.2 Mobilitas Sosial