Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan NO
Pekerjaan Frekuensi
Presentase 1
Pertanian 350
97 2
Wiraswasta 5
1 3
PNS 7
2 Jumlah
362 100
Sumber: Data Statistik Kecamatan Payung 2014
Dari table 3, dapat dijelaskan bahwa sebanyak 350 orang atau 97 masyarakat yang tinggal di Desa Suka Meriah berprofesi sebagai petani. Hal ini
juga didukung kondisi lahan pertanian yang sangat subur Desa Suka meriah. Komoditas utama masyarakat Desa Suka Meriah adalah sayuran. Selain itu ada 7
orang masyarakat yang berprofesi sebagai PNS dan 5 orang masyarakat berprofesi sebagai wiraswasta.
4.3 Identitas Responden
Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Suka Meriah yang mengungsi di Universitas Karo yang dapat dikategorikan sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
4.4 Profil informan
1. Nama : Herlina Br. Ginting
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 48 Tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Ibu Herlina Br. Ginting merupakan seorang ibu rumah tangga, dimana selain ibu rumah tangga ibu Herlina bekerja sebagai seorang petani. Ibu Herlina
memiliki seorang suami yang berkerja sebagai petani dan ibu Herlina memiliki 3 orang anak. Untuk luas lahan pertanian ibu Herlina dengan suaminya memiliki luas
1 Hektar lahan sayur mayur dan kopi. Sebelum terjadi bencana meletusnya gunung Sinabung ibu Herlina masih
bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dan bisa memenuhi kebutuhan anak sekolah dari hasil tanaman sayur-mayur dan tanaman kopinya. Ketika meletus gunung
Sinabung, keluarga ibu Herlina diharuskan meninggalkan desa Sukameriah sehingga keluarga ibu Herlina mengungsi, ibu Herlina merasa sedih meninggalkan
desa kelahirannya tetapi situasai yang mengharuskan keluarga ibu Herlina meninggalkan desa kelahirannya, meletusnya gunung Sinabung ibu Herlina tidak
memiliki harta benda karena semua harta benda ibu Herlina tidak ada yang terselamatkan saat bencana terjadi. Ibu Herlina serta keluarganya menggungsi di
Universitas Sumatera Utara
Universitas Karo dan tinggal diruangan di dalamnya ada banyak kepala rumah tangga mengakibatkan ibu Helina dan keluarganya tidak merasa nyaman tinggal
dipengungsian didukung dengan tidak adanya perkerjaan yang tetap dan penghasilan tidak menetap. Ibu Herlina mencoba sabar dengan keadaan yang ada
dipengungsian, dan ibu Herlina dan suaminya mencari perkerjaan berkerja keladanng orang, dengan berkerja keladang orang ibu Herlina dan suaminya bisa
mendapatkan penghasilan yang tidak pasti, kadang-kadang ada yang memanggil berkerja keladang kadang-kadang hanya mojok-mojok di pengungsian. Ibu herlina
dan keluarganya tetap bertahan di pengungsian Universitas Karo karena tinggal di situ masih bisa menerima bantuan dari dermawan sekali-sekali dan tinggal di
Universitas Karo keluarga ibu Herlina bisa lebih irit dalam hal uang kontrakan rumah. Tinggal di Universitas Karo kami hanya membayar uang listrik itu pun
kami bagi-bagi membayarnya. ibu Herlina Bantuan dari pemerintah serta para dermawan cukup mengurangi penderitaan ibu Herlina dan suaminya. Meletusnya
gunung Sinabung ibu Herlina tidak memiliki tempat tinggal dan perkerjaan yang pasti, kondisi yang demikian sangat memprihatikan bagi ibu Herlina. Maka dari itu,
pemerintah merelokasi para pengungsi termasuk ibu Herlina serta keluarga ke Siosar. Ibu Herlina serta keluarganya sangat suka tinggal dipemukiman barunya
dan ibu Herlina merasa senang diberi rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah. Kami semua masyarakat yang tinggal di Siosar ini menikmati permukiman baru
kami, selama kami disini tidak ada pernah konflik.
Universitas Sumatera Utara
1. Nama : Pengidahen Br. Sitepu
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 46 Tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Perkerjaan : Petani
Ibu Pengidahen Br. Sitepu merupakan seorang ibu rumah tangga, dimana selain ibu rumah tangga ibu Pengidahen bekerja sebagai seorang petani. Ibu
pengidahen memiliki seorang suami yang berkerja sebagai petani dan ibu pengidahen memiliki 2 orang anak. Untuk luas lahan pertanian ibu Herlina dengan
suaminya memiliki luas 1 Hektar lahan sayur mayur dan kopi. Sebelum meletus gunung Sinabung Ibu Pengidahen masih bisa mencukupi
kebutuhan hidup serta bisa memenuhi kebutuhan anak sekolah dari hasil tanaman sayur-mayur dan tanaman kopinya. Ketika meletus gunung Sinabung, keluarga ibu
pengidahen diharuskan meninggalkan tempat desa kelahirannya. Gara-agar erupsi gunung Sinabung ladang ibu Pengidahen yang akan panen tidak bisa dipetik
hasilnya, semua sayur-mayur rusak akibat terkena debu vulkanik. Meletus gunung Sinabung ini tadi, kami pun semua anak Desa Sukameriah harus mengungsi, kami
semua merasa sedih meninggalkan tempat lahir tapi kemana lagi dibuat di tahankan pun tinggal disitu yang ada nanti semua kami bisa mati karena meletus gunung
Sinabung. Ladang dan rumah ibu Pengidahen sudah tertanam abu vulkanik. Kalau sekarang beginilah kehidupan kami di pengungsian ini menderita, gak ada lagi
Universitas Sumatera Utara
ladang ibu Pengidahen yang bisa di kerjakan. Kalau dulu waktu ibu Pengidahen tinggal di Desa keladang cuman tahu kerja, keladang ibu Pengidahen melihat
tanamannya dan merawatnya agar bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Dengan kondisi yang bersempit-sempitan tinggal satu ruangan ada beberapa kepala
keluarga ibu Pengidahen tidak merasa nyaman tinggal dipengungsian, serta ketika berbagi air atau mandi kadang-kadang ada konflik kecil tentang pembagian barang
dari dermawan serta berebutan air bersih. Denga kondisi seperti ini pemerintah mengambil tindakan dengan merelokasi kami pengungsi desa Sukameriah ke
Siosar. Ibu Pengidahen sangat nyaman tinggal di Siosar, udaranya sangat dingin dan sejuk. Kalau disini tidak ada pernah ada konflik, mengerjain perkerjaannya
masing-masing keladang. Kalau ada waktu kosong ibu Pengidahen serta masyarakat ngumpul tah dirumah siapa nanti ditunjuk disitu kami makan sirih
sambil mengobrol-ngobrol dan membuat kue. Disini tinggal sudah enak di sediakan semua oleh pemerintah, diberi pemerintah rumah yang sudah disertifikat ukurannya
6X6 tapi tidak boleh dijual kecuali diberi kepada anak kita atau keturunan, uang prabot rumah 3juta per-KK, listrik, air bersih, lahan pertanian kami pun diberi per-
KKnya setengah hektar tetapi hak pakai selama 20 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No
Kategori Frekuensi
Presentase 1
Laki-Laki 16 orang
43 2
Perempuan 22 orang
57 Jumlah
38 orang 100
Sumber Kuesioner, Agustus 2015
Akibat erupsi Gunung Sinabung, masyarakat Desa Suka Meriah tidak berada dalam wailayah yang sama. Masyarakat Desa Suka Meriah diungsikan
kebeberapa tempat dan ini berpengaruh terhadap jumlah penduduk Desa Suka Meriah. Dari data yang diambil langsung di lapangan, teradapat 28 Jiwa masyarakat
Suka Meriah yang mengungsi Di Universitas Karo, yang terdiri atas 43 jumlah penduduk pria dan 57 jumlah penduduk wanita.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Identitas Responden Berdasarkan Usia No
Frekuensi Umur
Presentase 1
23-33 tahun 5 orang
18 2
34-43 tahun 10 0rang
25 3
44-53 tahun 13 orang
32 4
54-63 tahun 6 orang
16 5
64-73 orang 4 orang
09 Jumlah
38 orang 100
Sumber Kuesioner, Agustus 2015
Berdasarkan tabel 5, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden berada dikelompok umur 44-53 sebanyak 13 orang atau 32. Dan presentasi
penduduk paling kecil yaitu dikelompok umur 64-73 tahun sebanyak 9. Dapat disimpulkan bahwa presentasi pengungsi untuk usia tua di pengungsian sangat
sedikit.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan No
Pendidikan terakhir Frekuensi
Presentase 1
Tamat SD 13 orang
34 2
Tamat SMP 11 orang
30 3
Tamat SMA\SMK 13 orang
34 4
Tamat Sarjana 1 orang
2 Jumlah
38 orang 100
Sumber, Kuesioner Agustus 2015
Berdasarkan table 6, dapat dijelaskan bahwa tingkat pendidikan pengungsi Desa Suka Meriah yang berada di Universitas Karo untuk tamatan SD dan juga
SMA memiliki presentase yang sama yaitu 15 dan presentase tingkat pendidikan paling rendah yaitu pada tingkat pendidikan sarjan yaitu 2. Hal ini menunjukkan
tingkat kepedulian akan pentingnya pendidikan yang belum tinggi di masyarakat Suka Meriah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan No
Jenis Pekerjaan Frekuesni
Presentase 1
Petani 32
86 2
Pegawai Pemerintah
1 2
3 Wiraswasta
5 11
Jumlah 38 orang
100 Sumber Kusioner Agustus 2015
Berdasarkan tabel 7, dapat dijelaskan bahwa dari 38 responden, komposisi penduduk paling besar berdasarkan tingkat pekerjaan yaitu sebagai petani sebanyak
32 orang atau 86 , sebagai wiraswasta sebanyak 5 orang atau 11 dan presentasi pekerjaan paling rendah yaitu sebagai pegawai pemerintahan yaitu 1 orang atau 2
dari total jumlah penduduk Suka Meriah yang mengungsi di Univerisitas Karo. Hal ini dikarenakan potensi lahan pertanian yang sangat subur di Desa Suka Meriah.
Namun saat ini, para petani ini tidak bekerja di lahan mereka, melainkan di lahan milik warga sekitar Kota Kabanjahe. Hal ini dikarenakan lahan pertanian
masyarakat yang sudah tidak bisa digunakan untuk becocok tanam, karena tertutup oleh debu erupsi Gunung Sinabung.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Identitas Responden Berdasarkan Kepemilikan Lahan Pertanian No
Luas Kepemilikan Lahan Pertanian
Frekuesni Presentase
1 1 hektar
26 orang 73
2 1-2 hektar
10 orang 23
3 2 hektar
2 0rang 4
Jumlah 38 orang
100 Sumber, Kuesioner Agustus 2015
Berdasakan tabel 8, dapat dijelaskan bahwa dari 38 orang responden yang tingga di pengungsian, seluruh responden seluruhnya memiliki kebun. Luas
kepemilikan kebun paling besar yaitu 1 hektar berjumlah 26 orang atau 73 dan kepemilikan lahan antara 1-2 hektar berjumlah 10 orang atau 23. Dan
kepemilikan lahan 2 hektar berjumlah 2 orang atau 4. Hal ini juga yang mempengaruhi tingkat pekerjaan masyarakat Desa Suka Meriah sebagai petani.
4.5 Perubahan Masyarakat sebelum dan sesudah Gunung Meletus