3. Kewajiban adat setempat atau kewajiban menurut hukum yang hidup dalam
masyarakat diganti dengan pidana pelatihan kerja atau pidana ganti kerugian, jika kewajiban adat setempat atau kewajiban menurut hukum yang hidup
dalam masyarakat itu tidak dipenuhi atau tidak dijalani oleh anak.
Pasal 124
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan pidana tambahan diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri.
128
3. Perumusan Sanksi Tindakan
Berdasarkan ketentuan Pasal 82 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak tindakan yang dapat
dijatuhkan kepada anak yang berkonflik dengan hokum ialah: a.
pengembalian kepada orang tuaWali; b.
penyerahan kepada seseorang; c.
perawatan di rumah sakit jiwa; d.
perawatan di LPKS; e.
kewajiban mengikuti pendidikan formal danatau pelatihan yang diadakan oleh pemerintah atau badan swasta;
f. pencabutan surat izin mengemudi;
g. perbaikan akibat tindak pidana.
Selain tindakan di atas, Hakim dapat memberikan teguran dan menetapkan syarat tambahan. Teguran adalah peringatan dari hakim baik secara langsung
terhadap anak yang dijatuhi tindakan maupun secara tidak langsung melalui orang
128
Lilik Mulyadi., Op.Cit, hlm. 182
Universitas Sumatera Utara
tua, wali atau orang tua asuhnya agar anak tersebut tidak mengulangi perbuatannya. Syarat tambahan itu misalnya kewajiban untuk melapor secara
periodik kepada pembimbing kemasyarakatan didasarkan pada penjelasan Pasal 73 Ayat 7 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak. Penjatuhan tindakan yang dilakukan oleh hakim dilakukan kepada anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak menurut
peraturan perundang-undangan. Namun, terhadap anak yang melakukan tindak pidana, hakim menjatuhkan pidana pokok dan atau pidana tambahan atau
tindakan. Pada segi usia, pengenaan tindakan terutama bagi anak yang masih berusia
12 dua belas tahun. Terhadap anak yang telah melampaui umur diatas 12 dua belas tahun sampai 18 delapan belas tahun dijatuhkan pidana. Hal ini dilakukan
mengingat pertumbuhan dan perkembanagn fisik, mental dan sosial anak.
129
a. Pengembalian kepada orang tua, wali atau pengasuhnya
Jenis tindakan yang dapat dijatuhkan kepada anak yang berkonflik dengan hukum berdasarkan Pasal 82 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ternyata sedikit lebih luas dibandingkan dengan rumusan Konsep KUHP Tahun 2012. Rumusan pengenaan tindakan
terhadap anak Pasal 132 Konsep KUHP Tahun 2012 adalah:
b. Pengembalian kepada pemerintah atau seseorang
c. Keharusan mengikuti suatu latihan yang diadakan oleh pemerintah atau badan
swasta
129
Bambang Mulyono, 1986, Kenakalan remaja dalam persfektif pendekatan sosiologi psikologi dan penanggulangannya, Yogyakarta. Andi Offset. hlm. 25
Universitas Sumatera Utara
d. Pencabutan surat izin mengemudi
e. Rehabilitasi
Bentuk–bentuk tindakan yang dapat dikenakan kepada anak Nakal berdasarkan Pasal 24 Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 adalah sebagai berikut:
a. Dikembalikan Kepada Orang Tua Wali Atau Orang Tua Asuh
Anak yang berkonflik dengan hukum dijatuhi tindakan dikembalikan kepada orang tuawaliorang tua asuh, apabila melalui penilaian hakim, si anak
masih dapat dibina di lingkungan orang tuanyawaliorang tua asuhnya. Namun demikian si anak tersebut tetap di bawah pengawasan dan bimbingan dari
Pembimbing Kemasyarakatan, seperti untuk mengikuti kegiatan kepramukaan, dan lain-lain.
b. Diserahkan Kepada Negara
Dalam hal menurut penilaian hakim, pendidikan dan pembinaan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum tidak dapat lagi dilakukan di lingkungan
keluarga Pasal 24 ayat 1 huruf b Undang-Undang No. 3 Tahun 1997, maka anak itu diserahkan kepada Negara dan disebut sebagai Anak Negara. Untuk itu,
si anak ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan Anak dan wajib mengikuti pendidikan, pembinaan, dan latihan kerja. Tujuannya untuk memberi bekal
keterampilan kepada anak dengan memberikan keterampilan mengenai pertukangan, pertanian, perbengkelan, tatarias, dan lain sebagainya. Selesai
menjalani tindakan itu, si anak diharapkan mampu hidup mandiri.
Universitas Sumatera Utara
c. Diserahkan Kepada Departemen Sosial Atau Organisasi Sosial
Kemasyarakatan Tindakan lain yang mungkin dijatuhkan hakim kepada anak yang
berkonflik dengan hukum adalah menyerahkannya kepada Departemen Sosial atau Organisasi Sosial Kemasyarakatan yang bergerak di bidang pendidikan,
pembinaan dan latihan kerja untuk dididik dan dibina. Walaupun pada prinsipnya pendidikan, pembinaan dan latihan kerja itu diselenggarakan oleh Pemerintah di
Lembaga Pemasyarakatan Anak atau oleh Departemen Sosial, akan tetapi dalam hal kepentingan si anak menghendaki, maka hakim dapat menetapkan bahwa anak
tersebut diserahkan kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan, seperti pesantren, panti sosial dan lembaga sosial lainnya Pasal 24 ayat 1 huruf c Undang-Undang
No. 3 Tahun 1997. Apabila anak diserahkan kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan, maka harus diperhatikan agama dari anak yang bersangkutan.
Di samping tindakan yang dikenakan kepada anak yang berkonflik dengan hukum, juga disertai dengan teguran dan syarat-syarat tambahan yang ditetapkan
oleh hakim sesuai Pasal 24 ayat 2 huruf c Undang-Undang No. 3 Tahun 1997. Teguran itu berupa peringatan dari hakim baik secara langsung terhadap anak,
atau tidak langsung melalui orang tuanya, walinya atau orang tua asuhnya. Maksud dari teguran ini adalah agar anak yang berkonflik dengan hukum tersebut
tidak lagi mengulangi perbuatan yang mengakibatkan ia dijatuhi tindakan. Sementara syarat tambahan, misalnya kewajiban untuk melapor secara periodik
kepada Pembimbing Kemasyarakatan, umpama seminggu sekali, sebulan sekali, atau pada hari-hari tertentu.
Universitas Sumatera Utara
76
BAB IV PENJATUHAN PIDANA BERSYARAT TERHADAP ANAK YANG
BERKONFLIK DENGAN HUKUM DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO.02PID.SUS-ANAK2014PN.BNJ DAN PENGADILAN
TINGGINO.10PID.SUS-ANAK2014PT MDN. DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM
PERADILAN PIDANA ANAK
C. Pidana Bersyarat Sebagai Salah Satu Bentuk Sanksi Pidana Menurut