Setiap Orang Unsur Dengan Sengaja Melakukan Tipu Muslihat, Serangkaian

7. Bahwa selama membawa korban meninggalkan rumah, terdakwaanak tidak ada meminya ijin dari orang tua terdakwaanak dan korban sama sekali. Berdasarkan fakta-fakta hukum dan pertimbangan hukum, maka Hakim yang memeriksa perkara tersebut menyatakan bahwa sub unsur dalam dakwaan telah terbukti dan terpenuhi pada Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Yo Pasal 64 ayat 1 KUHP, yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:

1. Setiap Orang

Yang dimaksud dengan setiap orang adalah ditujukan kepada setiap orang yang merupakan subjek hukum yang dikonstruksikan sebagai pelaku perbuatan pidana. Setiap orang dapat berarti siapa saja yang berkedudukan sebagai subjek hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani, serta memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab Toerekenings vaan baarheid atas segala perbuatan yang telah dilakukan. Dalam perkara ini Jaksa Penuntut Umum telah menghadapkan anak yang bernama Muhammad Riva’i yang setelah melalui sidang pendahuluan di tingkat penyidikan dan prapenuntutan dinyatakan sebagai terdakwa anak, dan ternyata pula dipersidangan atas pertanyaan Majelis Hakim dirinya menyatakan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta mengakui dan membenarkan identitasnya yang tertera dalam berkas perkara maupun dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum adalah benar sebagai identitas dirinya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan analisis dan pertimbangan diatas, terhadap unsur “setiap orang” yang disandarkan kepada terdakwa untuk memenuhi kapasitasnya sebagai subjek hukum secara yuridis formil telah terpenuhi.

2. Unsur Dengan Sengaja Melakukan Tipu Muslihat, Serangkaian

Kebohongan Atau Membujuk Anak Melakukan Persetubuhan Secara Berlanjut Dalam perkara ini telah diajukan seorang saksi korban yang bernama Delvina Br. Sembiring yang lahir pada tangga 15 Maret 1999, dimana pada waktu kejadian, yaitu sekitar bulan Oktober 2014, pada saat itu saksi korban masih berusia lebih kurang 15 tahun. Oleh karena itu saksi korban dalam perkara ini masih dapat dikategorikan sebagai anak sebagaimana yang dimaksud dalam UU No. 23 Tahun 2002. Yang dimaksud “dengan sengaja” adalah bila seorang pelaku memang benar-benar berkehendak untuk melakukan kejahatan tersebut dan mengetahui tentang maksud dari perbuatannya tersebut. Yang dikehendaki oleh unsur ini adalah apakah ada hubungan motif dan tujuan serta adanya penginsyafan terhadap apa yang dilakukan beserta akibat dan keadaan yang menyertainya, dalam arti dengan sengaja bahwa orang yang melakukan perbuatan tersebut harus mengetahui dan sadar benar akan perbuatan yang dilakukannya serta akibat yang mungkin ditimbulkan. Sub unsur melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak adalah bersifat alternatif, yang berarti jika salah satu sub unsur Universitas Sumatera Utara dalam pasal ini terpenuhi, maka tidak perlu membuktikan keseluruhan sub unsurnya. Kata melakukan “tipu muslihat” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, tipu muslihat memiliki dua kata dasar yaitu “tipu” yag berarti perbuatan atau perkataan yang tidak jujur bohong,palsu,dsb. dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali atau mencari untung, sedangkan “muslihat” adalah daya upayasiasat atau taktik untuk menjebak dsb.. Tipu muslihat ini menunjukkan adanya tindakan untuk melakukan kebohongan untuk melaksanakan tujuannya. Tipu muslihat yang dimaksud dalam pasal ini adalah tipu muslihat untuk melakukan persetubuhan, yaitu melakukan perbuatan seperti layaknya suami istri. Perbuatan tersebut dilakukan walaupun pelaku bukanlah terikat dalam hubungan suami istri, dan hal itu dapat terjadi dengan adanya bujukan, janjian ataupun bujuk rayu, sehingga tercapai tujuan pelaku untuk melakukan persetubuhan. Syarat lain yang harus dipenuhi dalam pasal ini adalah adanya suatu perbuatan berlanjut, yaitu perbuatan tersebut dilakukan lebih dari satu kali. Oleh karena itu, berdasarkan fakta hukum yang terungkap dipersidangan ternyata hubungan antara anak dan korban adalah hubungan pacaran, dan anak sering melakukan bujuk rayu kepada korban. Atas dasar bujuk rayu tersebut selanjutnya korban merasa terpikat dan akhirnya menuruti kehendak dari anak terdakwa. Berdasarkan analisis dan pertimbangan diatas, terhadap unsur “dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan secara berlanjut” secara yuridis Materil bahwa anak Universitas Sumatera Utara benar sebagai pelaku dari tindak pidana telah terpenuhi. Maka keseluruhan sub unsur dalam pasal ini telah terbukti dan terpenuhi. B.1.5 Putusan Pengadilan Negeri Setelah Hakim melakukan bertimbangannya terhadap fakta hukum yang terdapat di persidangan, maka Hakim memberikan putusanya pada tanggal 26 Februari 2015 sebagai berikut: 1. Menyatakan anak yang bernama Muhammad Riva’i telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan sengaja membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya “ ; 2. Menjatuhkan pidana pokok dengan syarat terhadap anak selama 6 enam bulan dengan syarat khusus anak harus melakukan pembersihan mesjid musholla di areal sekitar rumah anak selama 1 jam setiap hari selama 1 satu tahun; 3. Menyatakan pidana tersebut tidak usah dijalani kecuali jika dikemudian hari ada putusan Hakim lain, disebabkan karena anak tersebut melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan selama 1 tahun, atau karena anak tersebut selama masa percobaan tidak memenuhi syarat khusus tersebut; 4. Menyatakan barang bukti berupa : 1 satu unit sepeda motor merk Suzuki Smash warna hijau BK-2714-RS beserta kunci sepeda motor, dikembalikan kepada pemiliknya; 5. Menetapkan anak dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp.1.000,- seribu rupiah. Universitas Sumatera Utara B.1.6 Dasar Permohonan Banding Penuntut Umum Pihak dari Penuntut Umum merasa keberatan terhadap putusan No.02Pid.Sus-Anak2014PN-Bnj. yang diberikan oleh Hakim Pengadilan Negeri Binjai. Oleh karena itu Penuntut Umum mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi dengan Register Banding No.01Akta.Pid.Anak2015PN.Bnj. Dan yang menjadi dasar permohonan banding Penuntut Umum pada pokoknya adalah : “Bahwa Penuntut Umum tidak sependapat terhadap hukuman atau strafmaatnya yang menjatuhkan pidana pokok kepada Terdakwa dengan syarat terhadap anak selama 6 enam bulan dengan syarat khusus anak harus melakukan pembersihan mesjidMusholla di areal sekitar rumah anak selama 1 satu jam setiap hari selama 1 satu tahun, menyatakan pidana tersebut tidak usah dijalani kecuali jika dikemudian hari ada putusan Hakim lain, disebabkan karena anak tersebut melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan selama 1 satu tahun, atau karena anak tersebut selama masa percobaan tidak memenuhi syarat khusus tersebut. Putusan tersebut tidaklah sebanding dengan apa yang diperbuat oleh Terdakwa yang merupakan perbuatan asusila yang mengakibatkan hilangnya masa depan korban keperawanan telah hilang yang tidak mungkin dapat dikembalikan seperti mana kalanya” B.1.7 Putusan Pengadilan Tinggi Setelah melakukan beberapa pertimbangan terhadap putusan Pengadilan Negeri Binjai Nomor 02Pid.Sus-Anak2014PN.Bnj,tanggal 26 Pebruari 2015 yang dimintakan banding tersebut, maka Hakim Pengadilan TinggiMedan menyatakan harus diperbaiki sekedar kualifikasi pidana dan pidana yang Universitas Sumatera Utara dijatuhkan sehingga amar selengkapnya berbunyi sebagaimana tersebut dibawah ini: - Menerima permintaan banding dari Penuntut Umum tersebut ; - Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Binjai nomor 02Pid.Sus- Anak2014PN.Bnj tanggal 26 Pebruari 2015 yang dimintakan banding tersebut sekedar mengenai Kwalifikasi dan Pidana yang dijatuhkan sehingga Amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut : 1. Menyatakan Anak bernama Muhammad Riva’i telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan sengaja membujuk Anak untuk melakukan perbuatan cabul dengannya sebagai satu perbuatan yang berkelanjutan”; 2. Menjatuhkan pidana terhadap anak bernama Muhammad Riva’i oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 satu tahun ; 3. Menyatakan pidana tersebut tidak usah dijalani kecuali jikalau dikemudian hari ada putusan Hakim lain disebabkan karena Anak tersebut melakukan tindak pidana sebelum masa percobaan selama 2 dua tahun usai ; 4. Menjatuhkan pula terhadap Anak tersebut dengan pidana denda sejumlah Rp. 60.000.000. enam puluh juta rupiah dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar maka diganti dengan wajib latihan kerja selama 3 tiga bulan ; 5. Menetapkan Barang Bukti berupa 1satu unit sepeda motor merek Suzuki Smash warna hijau BK 2714-RS beserta kunci sepeda motor Universitas Sumatera Utara dikembalikan kepada pemiliknya ; 6. Membebankan biaya perkara kepada Anak bernama dalam kedua tingkat peradilan, yang untuk tingkat banding ditetapkan sejumlah Rp. 2.500 dua ribu lima ratus rupiah ;

2. Analisis Putusan Pengadilan Negeri No.02Pid.Sus-Anak2014PN.Bnj

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 64 103

Perlindungan Anak Di Bawah Umur Sebagai Saksi Dalam Suatu Tindak Pidana Dari Perspektif Undang – Undang No.11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak

0 69 109

Tinjauan Kriminologi Dan Hukum Pidana Tentang Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Terhadap Anak Kandungnya (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tulungagung Nomor : 179/Pid.Sus/2012/PN.Ta)

5 134 138

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Proses Peradilan Pidana Sesuai Dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak (Studi Kasus Di Wilayah Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli)

1 64 127

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

3 82 103

Pertanggungjawaban Pidana Anak Menurut Hukum Pidana Islam dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

0 8 0

Tinjauan Hukum Tentang Efektivitas Pemberlakuan Pidana Terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak JUNCTO Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

0 10 64

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 0 16

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Penjatuhan Sanksi Pidana Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Terorisme (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klaten Nomor : 19 /Pid.Sus /11/PN.Klt )

0 0 21