Sejarah Kebun Teh Sidamanik

45

4.3. Sejarah Kebun Teh Sidamanik

Perkebunan Bah Butong dibuka pada tahun 1917 oleh Nedherland Hand Maskapai NV. NHM . Pabrik pertama didirikan pada tahun 1927 dan mulai beroperasi sejak tahun 1931. Secara kelembagaan, tahun 1957 pemerintah Indonesia melakukan pengambil alihan perusahaan yang dikelola bangsa asing, termasuk perusahaan NHM, melalui surat keputusan Menteri Pertanian Nomor 229UM57, tanggal 10 Agustus 1957 yang diperkuat dengan Undang-Undang Nasionalisasi Nomor. 861958. Tahun 1961, PPN Baru dan Pusat Perkebuna Negara dilebur menjadi Badan Pimpinan Umum PPN Daerah Sumatera Utara I-IX melalui U.U Nomor, 141 Tahun 1961. Tahun 1963 Perkebunan Teh Sumatera Utara dialihkan menjadi perusahaan aneka Tanaman IVANTAN-IVmelalui PP Nomor. 27 Tahun 1963. Tahun 1968 terjadi perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan VIII PNP VIII melalui PP Nomor 141 Tahun 1968 tanggal 13 April 1968. Perubahan berikutnya mulai Tahun 1974 menjadi Persero yaitu PT Perkebunan VIII PTP VIII melalui akta notaris GHS Lumban Tobing, S.H Nomor. 65 Tanggal: 31 April 1974 yang diperkuat SK Menteri Pertanian Nomor. YA5523, Tanggal: 07 Januari 1975. Semenjak Tangal 11 Maret 1996 terjadi restrukturisasi kembali,dimana Perkebunan Bah Butong masuk dalam lingkup PTP Nusantara IV melalui Akte Pendirian PTPN IV Nomor. 37 Tanggal 11 Maret 1996 yang mengatur peleburan PTP VI, VII, dan VIII mejadi PT Perkebunan Nusantara IVPERSERO. Sejak Universitas Sumatera Utara 46 tahun 1998 sd 2000 dibangun pabrik baru yang lebih besar dan modern diresmikan Tanggal 20 Januari 2001. PTPN IV praktis hanya memiliki kebun teh di Sidamaik. Sebelumnya ada teh di Marjandi dan Bah Birung Ulu juga di Kabupaten Simalungun. Denagn alasan lebih bernilai bisnis, seluruh tanaman di kedua kebun ini sudah dikonversi menjadi tanaman kelapa sawit. Konversi tersebut sudah berjalan sejak tahun 2009. Lebih kurang 3000 Ha kebun teh telah berubah menjadi kebun kelapa sawit. Perkebunan teh sidamanik adalah perkebunan legendaris di wilayah Sumatera Utara. Ia sudah ada jauh dari sebelum kemerdekaan. Perkebunan ini dirintis oleh Belanda, dan sebagian besar hasilnya untuk pasar ekspor. Menyusul kurangnya prospektifnya tanaman teh, sementara komoditas kelapa sawit semakin naik daun, PTPN IV memutuskan mengkonversi perkebunan berhawa sejuk ini menjadi perkebunan kelapa sawit yang kering dan gersang. Hal ini telah memunculkan keresahan di kalangan warga. Sejumlah tokoh masyarakat Kabupaten Simalungun juga telah melontarkan himbauan agar rencana mengkonversi perkebunan teh tersebut dikaji ulang secara ilmiah, namun tidak membuahkan hasil. Konversi tetap berlanjut yang ditunjukkan oleh semakin berkurangnya kapasitas produksi perkebunan teh tersebut. Lokasi kebun Bah Butong berada di Kecamatan Sidamanik, 26 km dari kota Pematang Siantar dan 155 km dari Kantor Pusat yang berada di Kota Medan. Luas Areal HGU=2.684,84 Ha dengan luas TM=428,20 Ha dengan ketinggian=890 mdpl. Jenis klon tanaman teh terdiri dari Tanaman Klonal Gambung Group. Universitas Sumatera Utara 47 Komposisi areal: Luas areal TM : 428.20 Ha Luas areal TBM-I : 66.06 Ha Luas areal TBM-I K.Sawit : 11.00 Ha Luas areal TBM-II : 121.94 Ha Luas areal TBM –O : 125.04 Ha Luas areal di berahkan : 897.65 Ha Rencana TU 2012 : 143,70 Ha

4.3.1 Pengolahan Teh Hitam

Sistem pengolahan teh hitam ada 2 macam yaitu : sistem ORTODOX dan sistem CTC. Perkebunan Bah Butog mengolah teh hitam dengan sistem kapasitas olah 1.530 kg teh kering per jam dan kapasitas tamping Daun Teh Basah ± 100 Ton. Tahapan pengolahan teh hitam sebagai berikut : 1. Stasiun Penerimaan Daun Teh Basah Pelayanan DTB dari afdeling dilakukan 3 kali sehari. DTB diangkut ke ruang pelayuan dan di masukkan ke WT Withering Through dengan alat angkut MONORAIL, selanjutnya DTB di beberdikirap untuk dilayukan. 2. Stasiun Pelayuan Pelayuan DTB bertujuan untuk menurunkan kandungan air, sehingga DTB menjadi layu fisik serta memberi kesempatan terjadinya perubahan senyawa- senyawa kimia. Untuk membantu proses pelayuan dialirkan udara panas dari Heat Exchanger dengan suhu 26-300C. Lama pelayuan antara 18 sd 20 jam. 3. Stasiun Penggulungan Universitas Sumatera Utara 48 Penggulungan bertujuan untuk memeras cairan getah daun dan untuk membentuk pecahan daun menjadi menggulung. Skema penggulungan yang dipakai OTR-PCR-RV-RV. Pada proses ini dihasilkan bubuk I, II, III, IV dan Badag. Selama proses penggulungan suhu dan kelembaban ruangan harus tetap terjaga antara 22-240C dan RH95. Untuk mengendalikan suhu dan RH digunakan alat pengabut air Humidifier. 4. Stasiun Fermentasi Oksidasi Enzimatis FermentasiOksidasi Enzimatis bertujuan untuk memberikan kesempatan terjadinya reaksi Oksidasi Enzynatis dalam bubuk teh dan mengendalikannya sehingga terbentuk kualitas teh hitam yang baik. Negara tujuan Eksport Teh : 1. Negara-negara Timur Tengah : Mesir, Irak, Iran, Syiria. 2. Negara-negara Eropa : Jerman, Irlandia, Italia, Belanda, Prancis, Spanyol, Inggris. 3. Negara –negara lain : Amerika, Australia, New Zealand, Fiji, Taiwan, Singapura. Universitas Sumatera Utara 49

4.4. Karakteristik Responden Tenaga Kerja Wanita