Madras ini tidak terjalin dengan Baik. Bapak Ratna Das Juga mengungkapkan hal ini dalam wawancara Tanggal 6 Oktober 2016 :
“ Di Kampung Madras ini tidak ada kerja sama ekonomi antar sesama orang Tamil. Apalagi untuk kerja sama dengan etnis lain. Mereka usaha
hanya dari modal warisan dari orang tua.”
4.6. Strategi Bertahan Hidup Etnis India Tamil
Strategi bertahan hidup Bungara dalam Resmi,2005 merupakan cara individu dan rumah tangga “ biasa” ordinary mengatur dirinya untuk hidup.
Dalam konteks keluarga biasa, strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola segenap aset
yang di milikinya. Enis India Tamil harus memiliki beberapa Strategi agar bisa bertahan di
kampung Madras.Baik itu dari segi ekonomi, sosial dan budaya. Bagaimana mereka agar tetap bertahan di kampung Madras. Jangan sampai beberapa tahun
kemudian Kampung Madras hanya tinggal sejarah.Adapun strategi bertahan hidup yang di lakukan Etnis India Tamil di Kampung Madras adalah sebagai berikut :
4.6.1 Strategi Aktif
Strategi Aktifadalah strategi yang mengoptimalkan segalapotensi keluarga untuk bertahan hidup misalnya melakukanaktivitas sendiri, memperpanjang jam
kerja,memanfaatkan sumber atau tanaman liar dilingkungan sekitar dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Etnis India Tamil mengoptimalkan segala yang di miliki keluarga untuk bertahan hidup.Seperti warisan keluarga, mereka menggunakan harta warisan
untuk modal mereka berjualan. Seperti yang di katakana Ibu Nasegri dalam wawancara pada tanggal 3 Oktober mengatakan
“ saya membuka warung ini dari uang hasil pembagian warisan orang tua saya. Saya manfaatkan untuk modal membuka warung. Dan untungnya
walau sedikit bias memenuhi kebutuhan keluarga saya.”
Hal senada juga di katakana Bapak yang mempunyai toko rempah – rempah besar.Nama toko tersebut Rempah – Rempah MADRAS. Toko beliau
lewat dua ruko di samping kantor Lurah Madras Hulu. Beliau tidak mau di sebutkan nama dan memberikan informasi hanya sekedar saja. Menurut Bapak
tersebut dia memiliki usaha karena dari warisan keluarga dan dari warisan itu ia jadikan modal untuk berusaha.
Lain lagi untuk kasus Ibu surya.Beliau hanya berjualan kue serabi untuk memenuhi kehidupannya saja.Beliau mendapatkan kiriman dari anak – anaknya
yang bekerja di Malaysia. Dalam wawancara pada tanggal 3 Oktober 2016 beliau menjelaskan bahwa :
“ kita kalau tidak berpenghasilan sekarang ini susah. Saya tidak mau mengharapkan kiriman dari anak-anak saya.Mereka memang mengirim
tiap bulan tapi saya tetap berjualan kue serabi ini.”
Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa Etnis India Tamil menggunakan seluruh potensi dari keluarga mereka. Mereka menggunakan
warisan keluarga untuk modal mereka menjalankan usaha mereka dan juga mereka menggunakan kiriman dari anak mereka yang sudah bekerja untuk
memenuhi kebutuhan.Namun semua itu masih belum cukup untuk bertahan hidup
Universitas Sumatera Utara
di kampung Madras.Etnis India Tamil tetap terpinggirkan di kampung madras.Mereka kalah bersaing dengan etnis Tionghoa.Dari segi modal, kekayaan
dan aset-aset yang di miliki etnis Tionghoa sangat berbeda jauh oleh Etnis India Tamil.Maka dari itu kebanyakan Etnis India Tamil di Kampung Madras hanya
bisa membuka jualan kecil-kecilan.Ada beberapa dari mereka yang bisa membuka usaha besar, namun bagaimana dengan Etnis India Tamil yang tidak seberuntung
itu.Mereka hanya bisa bejualan sederhana dan bahkan ironisnya lagi mereka menjadi tukang parkir.
4.6.2. Strategi Pasif