Kehidupan Beragama Etnis India Tamil Di Masyarakat.

hidup. Etnis India Tamil Yang memiliki ruko besar hanya sedikit.Kebanyakan Etnis India Tamil hanya memiliki kedai kecil dan tempat yang sempit.Seperti apa yang di terangkan Ibu Parimala pada tanggal 3 Oktober 2016 menyatakan bahwa : “kemungkinan orang India Tamil yang punya ruko besar itu di karenakan uang warisannya banyak orang tuanya dulu kaya, kalau lah seperti saya orang susah jadi hanya bias sedikit memberikan uang warisan untuk ibu Nasegri ini. Setelah di pakai buat keperluan sisanya ya di buatnya kedai ini.” Senada dengan apa yang di ungkapkan Ibu Parimala Abang risky yang menjadi anak Bapak Warmansyah dan Ibuk Nisa di wawancarai pada tanggal 29 September 2016 menerangkan bahwa “abang dulu punya kawan etnis india tamil, dia menerangkan bahwa bapaknya bisa bukak usaha karena dari warisan dari nenek dia dulu. Sekarang abg tidak mendengar lagi kabar dari dia, karena dia sekeluarga pindah. Abang tidak tau karena apa, kawan abang itu langsung pindah.” Dapat di simpulkan bahwa kehidupan ekonomi Masyarakat Etnis India Tamil di Kampung Madras ini dapat di katakan serba sederhana.Mereka kalah dengan etnis Tionghoa.Hal ini yang menyebabkan banyak etnis India Tamil memutuskan keluar dari Kampung untuk mencari penghidupan yang layak.

4.4.4. Kehidupan Beragama Etnis India Tamil Di Masyarakat.

Sebagai sebuah pemukiman yang berisi ragam masyarakat majemuk, kehidupan beragama masyarakat di kampung madras sangat beragam dan menarik.Masyarakat yang ada di Kampung Madras ini terdiri dari 5 agama, diantaranya adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha.Agama Sikh juga ada.Mereka memiliki rumah ibadah mereka sendiri bernama Sikh Gurdwara Sri Guru Nanak Dev Ji yang terletak di Jl Tengku Umar.Dalam urusan Universitas Sumatera Utara administrasinya di pemerintahan, agama Sikh tetap bernaung di bawah Parisada Hindu Dharma Indonesia Wilayah Sumatra Utara, sebuah wadah bagi agama Hindu di Indonesia. Penganut agama Hindu terhimpun dalam wadah kuil yang di kota Medan secara kultural menyatu dalam Perhimpunan Shri Mariamman Kuil. Shri Mariamman Kuil yang terletak di Kampung Madras dibangun pada tahun 1884, dan berfungsi sebagai “payung” bagi kuil-kuil lain yang terdapat di sejumlah tempat lain di kota Medan. Letak bangunan kuil ini menghadap matahari terbit.Adapun konsep matahari terbit.menurut ajaran agama Hindu adalah bahwa matahari adalah sinar Tuhan yang memberikan kehidupan bagi makhluk hidup di dunia. Komunitas Kristen India di Medan merupakan komunitas Kristen India Tamil yang tergolong masih sangat muda, karena baru muncul beberapa tahun terakhir ini. Walaupun dalam kenyataannya komunitas Kristen India Tamil ini masih baru, tetapikeberadaan mereka di Kota Medan sudah ada jauh sebelumnya dan dapat ditemui diberbagai tempat diseluruh kota Medan. Masyarakat ini berasal dari India Tamil yang merupakan percampuran dari tiga komunitas pemula, yang pertama adalah komunitas tertua yang merupakan kaum atas atau kaya raya, terpandang, dan sangat sulit dijumpai karena jarang keluar rumah. Warga Tamil Muslim sejak 1887 sudah memiliki sebuah lembaga sosial yang bernama South Indian Moslem Foundation and Welfare Committee. Warga Tamil Muslim mendapat hibah dua bidang tanah dari Sultan Deli,untuk tempat membangun mesjid dan pekuburan bagi Tamil yang menganut agama Muslim. Universitas Sumatera Utara Ada dua masjid yang dibangun oleh yayasan tersebut, satu terletak di Jalan Kejaksaan Kebun Bunga dan satu lagi di Jalan Zainul Arifin. Lokasi pekuburanterdapat di samping Masjid Ghaudiyah Jalan Zainul Arifin. Tanah wakaf di lokasi Kebun Bunga cukup luas sekitar 4000 meter sedangkan lokasi Masjid Ghaudiyah sekitar 1000 meter persegi. Kehidupan beragama di Kampung Madras ini terjalin Harmonis.Tidak pernah di temukan konflik berlatar belakang agama yang terjadi di masyarakat Kampung Madras.Hal ini di karenakan masysrakat menrima perbedaan dengan tangan yang terbuka dalam penerimaan perbedaan. Terlebih lagi Etnis India Tamil sangat terbuka dan menerima hal-hal diluar kebudayaan mereka, seperti yang di terangkan Ibu Surya yang di wawancarai pada 6 Oktober 2016 menjelaskan bahwa : “Orang Tamil itu bergaulnya bebas.Dengan siapa saja bias masuk.Mereka baik kita ya lebih baik.Disini tidak pernah terjadi konflik agama.Semua agama mengajarkan pada kebaikan hanya saja manusianya yang tidak baik.Kami tidak seperti etnis cina yang hanya begaul bersama etnis mereka saja.” Etnis India Tamil sangat menghargai perbedaan agama. Ketika ada hari besar agama lain, mereka tidak mengganggu dan saling menghormati. Jika ada teman mereka yang terkena musibah ataupun ada hajatan, tidak peduli dari etnis mana dan agama mana mereka pasti datang membantu.Beberapa hari yang lalu Etnis India Tamil merayakan hari raya Depali.Sebelum menyambut hari raya Depali mereka mengadakan Sembahyang selama 10 hari di Kuil Sri Mariamman.Hal ini yang menjadi kendala penulis bertemu dengan Pendeta kuil Sri Mariamman karena harus sibuk mempersiapkan sembahyang. Universitas Sumatera Utara

4.4.5. Hubungan Enis India Tamil dengan Pihak Kelurahan