2.3. Identitas Etnis
Menurut Isajiw dalam Anggraini 2009:13istilah ”etniketnis” berasal dari bahasa Yunani kuno,ethnosyang berartisejumlah orang ’berbeda’ yang tinggal dan
bertindak bersama-sama.
Menurut Jenkins dalam Anggraini 2009:13,pada usia kanak-
kanak,etnisitasdan hubungan darahadalah identitas utama, yang cenderunglebih
kuat danresilientelastisdibandingkan identitas lainnya.
Namun ras dan etnisitasbukan hanya merupakanlabel yang dipaksakan terhadap seseorang; ras dan etnisitas juga merupakanidentitas yang dapat
seseorang terima, tentang, pilih, tetapkan, temukan atauciptakan,tolak,secaraaktifpertahankan,danseterusnya.
Anggraini 2009:13Halinimenyangkut ”kita” secara aktif sama seperti halnya ”mereka.”
Menurut Cornell dan Hartman dalam Anggraini 2009:13 tidak hanyatermasuk keadaan tetapi juga menyangkut respon aktif terhadap keadaan olehindividu
maupun kelompok, yang disertai oleh pemikiran, kecenderungan, dantujuan.Dalam bukunya yang berjudul Ethnicity and Race,Cornell dan
Hartmanmenerangkan bahwa identitas etnis mengacu kepada identifikasi dan pengalamanetnis pada tingkat individu, di mana tiap-tiap individu berbagidan
merasakan asalyang sama,dan ‘beda’budaya yang ada sekarang dan masa lalu. Menurut Jenkin dalam Anggraini 2009:13 dalam hal ini, kebudayaan adalah
sebuah komponen yangpenting dari identitas etnis dan tidak hanya mengacu kepada adatkebiasaan yang berbeda, kepercayaan, bahasa dan makanan, tetapi
juga termasuk berbagi dan mengidentifikasi dengan pengalaman unik dari sebuah
kelompok
Universitas Sumatera Utara
Identitas etnis telah menjadi satu dari banyak kategori yang paling umum digunakan manusia untuk menyusun pemikiran-pemikiran mereka tentang siapa
mereka, dan untuk mengevaluasi pengalaman dan tingkah laku mereka, serta untuk memahami dunia di sekitar mereka.Identitas etnis tersebut terdiri dari
aspekinternal dan eksternal dan merupakan sebuah proses sosio-psikologikal dimana masing-masing individu menempatkan dirimereka sendiri dalam sebuah
komunitas secara internal dengan mengungkapkan pikiran dan perasaan, dan secara eksternal menyesuaikan tingkah laku dengan keadaan psikologikal
internal.dalam Anggraini 2009:14
Dalam Anggraini 2009:14 Akan tetapi, walaupun aspek eksternal dan internal dalam identitas etnis saling berhubungan, tetapi tingkat pengaruhnya
berbeda-beda antar individu. Aspek eksternal berhubungan dengan tingkah laku
yang mudah terlihat, dan termasuk:
a. berbicara dengan bahasa tertentu;
b. melakukan tradisi-tradisi etnik;
c. berpartisipasi dalam jaringan etnis personal, seperti keluarga dan
pertemanan; d.
termasuk ke dalam institusi etnik seperti gereja-gereja, sekolah,perusahaan, dan media;
e. berpartisipasi dalam asosiasi sukarela yang bersifat etnis seperti klub,
masyarakat, dan organisasi pemuda; dan f.
berpartisipasi dalam acara yang disponsori oleh organisasi etnis seperti piknik, konser, pidato umum, kumpul-kumpul, dan dansa.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Anggraini 2009:14, Aspek internal dari identitas etnis mengacu pada gambaran, ide, sikap dan perasaan, dan termasuk empat dimesi: afektif,
kepercayaanfiducial, kesadaranpengertian cognitive, dan moral. Dimensi afektif termasuk perasaan dari keterikatan dengan kelompok, dan terdiri dari dua
jenis perasaan: a.
Perasaan simpati dan preferensi kepada sebuah kelompok b.
Perasaan nyaman dengan sebuah kelompok lebih dari kelompok lain atau masyarakat lain.
Dimensi fiducial dari identitas merujuk kepada kepercayaan yang dipunyai seorang individu terhadap kelompoknya, dan rasa aman yang diperoleh.Dimensi
cognitive dari identitas merujuk kepada imej diri dan imej dari kelompok seseorang.
Dimensi ini terdiri dari nilai sebuah kelompok, heritage, dan sejarah masa lalu.Yang terakhir, dimensi moral menurunkan rasa kewajiban kepada kelompok,
dan berasosiasi dengan komitmen individu kepada komunitasnya, begitu pula dengan implikasi sebuah kelompok terhadap tingkah laku seseorang.
2.4. Konsep Strategi Bertahan Hidup Coping Strategies