Teknologi Bioflok TINJUAN PUSTAKA A. Teknologi Bioflok

5

II. TINJUAN PUSTAKA A. Teknologi Bioflok

Teknologi bioflok merupakan teknologi budidaya yang didasarkan pada prinsip asimilasi nitrogen anorganik amonia, nitrit dan nitrat oleh komunitas mikroba bakteri heterotrof dalam media budidaya yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh organisme budidaya sebagai sumber makanan De Schryver dkk., 2008. Bioflok merupakan suatu agregat yang tersusun atas bakteri pembentuk flok, bakteri filamen, mikroalga fitoplankton, protozoa, bahan organik serta pemakan bakteri Avnimelech, 2007 dan dapat mencapai ukuran hingga 1000 μm De Schryver dkk., 2008. Konversi akumulasi nitrogen anorganik dalam budidaya menjadi biomasa bakteri heterotrof bergantung pada rasio karbonnitrogen atau CN rasio. Manipulasi CN rasio dapat dilakukan dengan penambahan sumber karbon ke media budidaya Avnimelech dkk., 1999. Menurut Avnimelech dkk. 1999 CN rasio optimal untuk produksi bakteri heterotrof berkisar antara 12-15 g : 1 g. Adanya pemanfaatan nitrogen anorganik oleh bakteri heterotrof mencegah terjadinya akumulasi nitrogen anorganik pada kolam budidaya yang dapat menurunkan kualitas perairan. Penambahan sumber karbon ke dalam air menyebabkan nitrogen dimanfaatkan oleh bakteri heterotrof yang selanjutnya akan mensintesis protein dan sel baru protein sel tunggal. Bioflok kemudian dimanfaatkan sebagai pakan ikan sehingga dapat mengurangi kebutuhan protein pakan.

A. Teknologi Bioflok

Teknologi bi bi of lok merupakan teknologi bu di di da d ya yang didasarkan pad prinsip asim im i ilasi nitrogen ano no rg g an n ik k am am onia ia , nitrit dan n it it ra r t oleh komunita mikrob oba bakteri h h et et er ro otrof d d alam m ed ed ia ia b b ud ud id iday a a yang k k em emudian dapa di dimanfaa a tk tk an an o oleh orga ga ni ni sm e budidaya seb ag ai ai s s umber ma maka ka na n n De e Schryve dkk. k. , , 20 20 08. B B io fl ok merupakan s uatu agregat y an g g ters s u usun un a a ta t s b bakter pe pemb mbentu u k k flok, bakter i filamen, mik ro alga fitopl an kton, pro to tozoa, b b ah aha an organ anik se ser rta pe pe ma kan bakteri Avn im elech, 2 00 7 dan d apat mencapai uk ur uran h h in n gg gg a a 100 00 μm De Schry ve r dkk., 20 08. K on vers i ak umulasi nitr ogen a no o rganik ik dal al am am budi i da ya menjadi b ioma sa b ak teri h eterot rof bergantung pada rasi si o ka karb rb on o nit ro gen at au au C C N N r r asio. Manipulasi si C C N N r r as io dapat dil ak kuk ukan den en ga ga n penambahan sumber karbon ke me me di d a a bu bu di daya Avnimelech dkk., 1999. Menurut Avnimelech dkk. 1999 CN rasio optimal untuk pro o du duks ks i i ba ba k kter he hetero tr tr of of b b er er ki ki sa sa r r an an ta ta ra ra 1 1 2 2- 15 15 g g : : 1 1 g g. Ad Ad anya a p p em em an an fa fa at at an an n n it it r rogen n an an o organik ol l eh eh b b k ak t te i ri het et er erotrof menceg g ah a terjadi di n nya akumulas as i i ni n trogen ano no r rganik pad kolam budidaya yang dapat m menurunkan kualitas perairan. Penambahan sumbe karbon ke dalam air menyebab b ka k n nitrog gen dimanfaatkan oleh bakteri heterotro yang selanjutnya akan mensinte si s s pr pr ot ein dan sel baru protein sel tunggal Bioflok kemudian dimanfaatkan seba b gai pakan ikan sehingga dapat mengurang Peningkatan pengambilan nitrogen karena pertumbuhan bakteri heterotrof dapat menurunkan konsentrasi amonia lebih cepat dibandingkan bakteri nitrifikasi. Immobilisasi amonia oleh bakteri heterotrof terjadi lebih cepat karena laju pertumbuhan dan hasil biomassa mikroba per unit substrat dari bakteri heterotrof 10 kali lebih tinggi daripada bakteri nitrifikasi. Selain itu, adanya komponen Poly- β- hydroxybutyrate PHB pada bioflok menjadikan bioflok dapat berperan sebagai agen biokontrol patogen pada ikan budidaya. PHB merupakan komponen khusus pada sel mikroba yang bisa didegradasi intraseluler dan diproduksi oleh berbagai mikroorganisme sebagai respon terhadap kondisi stres fisiologis. PHB telah diteliti dapat mencegah Artemia franciscana dari infeksi virus dan bakteri patogen De Schryver dkk., 2008. Di beberapa negara seperti Israel, Amerika Tengah, dan beberapa negara lainnya telah membuktikan keberhasilan teknologi bioflok baik untuk nila merah, udang vaname, dan udang windu Avnimelech dan Ritvo, 2003. Budidaya udang vaname sistem bioflok di Indonesia telah dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia beberapa tahun terakhir ini tetapi untuk budidaya ikan air tawar baru dikembangkan di Indonesia. Teknik bioflok dapat memberikan keuntungan terutama dalam mempertahankan kualitas air dan efisiensi pakan 10 –20 Pantjara dkk., 2010. Menurut Hepher dan Prugnin 1984, beberapa faktor kunci pengembangan sistem Bioflok dalam budidaya yaitu: 1. padat tebar tinggi 2. aerasi cukup untuk mempertahankan pencampuran mixing air, dan dapat menurunkan konsentrasi a a mo mo i nia le bi bi h h ce c pa p t dibandingkan bakteri nitrifikasi Immobilisasi amonia a oleh bakteri heterotrof terjad di i lebih cepat karena laju pertumbuhan da dan hasil biomassa a mik ik ro ro ba ba p p er er uni n t substrat dar i i ba b kteri heterotrof 10 kali lebih h tinggi daripa pa da da b b akteri i n i itrifikasi i . Se Se la la in in i i tu tu , , adanya kom mpo p nen Poly- β hydr r o oxybutyr yr at at e e P P HB pa pa da da b b io flok menjadika n bi bi of of lo lo k dapa at t be be rp rp eran seb ebagai agen b biokon ntr trol ol p p at a ogen en p ada ikan budidaya. PHB merupak an k om mpone e n kh kh us us us u pad ada se mikr r ob oba a yan ng bisa di degr adasi in tr aseluler d an diprodu ks ksi ol oleh eh berba aga g mi i kr kroo oo rgan an isme sebagai respo n terhad ap kondi si stres fisiologis. P H HB t te elah ah d d itel i it dapat me me ncegah A rtem ia franc isca na d ari in fe ksi vi rus da n bakter i i pato to ge n D D e S Schryve er dkk., 2008. D Di beb er apa ne ga ga ra ra s s ep ep erti Israel, Ame me ri ri ka ka T T en gah, d an b eb ber er ap a ne e ga ga ra la lainnya telah membuktikan keberh h as as il i an n t teknologi bioflok baik untuk nila m m er era ah ud ud an a g g va v name, dan udang windu Avnimelech dan Ritvo, 2003. Budi di da daya ya u ud dang va vana na me m s is is te te m m bi bi of of lo lo k k di di I I d ndon on es es ia ia tel el ah ah d d ik ikem m ba ba ng ng ka ka n n di di b b eb eb e erapa a da da e erah d Indone ne si si a b be b berapa pa t tahun terakhi ir r ini teta a pi pi untuk bud d id id ay ay a ik ikan air ir tawar baru dikembangkan di Indonesia. Tekni nik bioflok da d pat memberikan keuntungan terutam dalam mempertahankan kualitas a air dan ef f i isiensi pakan 10 –20 Pantjara dkk 2010. Menurut Hepher dan Prugnin n 198 84, beberapa faktor kunci pengembangan sistem Bioflok dalam budidaya yaitu: 3. Input bahan organik yang tinggi yang akan dimanfaatkan sebagai sumber makanan oleh ikan dan bakteri, serta dapat menciptakan keseimbangan nutrien yang dibutuhkan bakteri seperti karbon dan nitrogen

B. Bakteri Heterotrofik