3. Input bahan organik yang tinggi yang akan dimanfaatkan sebagai sumber makanan oleh ikan dan bakteri, serta dapat menciptakan keseimbangan nutrien
yang dibutuhkan bakteri seperti karbon dan nitrogen
B. Bakteri Heterotrofik
Sistem heterotrofik merupakan sistem budidaya ikan yang menggunakan bakteri heterorofik dan menggunakan sumber karbon organik sebagai sumber
energinya. Pada sistem heterotrofik ini, amonia akan diubah menjadi biomassa bakteri. Bakteri heterotrofik akan mengkonversi limbah nitrogen organik amonia,
nitrit, dan nitrat menjadi biomassa. Bakteri heterotrofik merupakan golongan bakteri yang mampu memanfaatkan dan mendegradasi senyawa organik kompleks
baik yang mengandung unsur C, H, dan N. Kelompok bakteri ini mengawali tahap degradasi senyawa organik dengan serangkaian tahapan reaksi enzimatis, dan
menghasilkan senyawa yang lebih sederhana atau senyawa anorganik, senyawa tersebut digunakan sebagai sumber energi untuk pembentukan sel-sel baru dan
untuk reproduksi yang menyebabkan pertambahan populasi. Pemecahan senyawa organik dapat berlangsung lebih cepat apabila tersedia oksigen yang mencukupi
Parwanayoni, 2008. Kelangsungan hidup bakteri heterotrofik di perairan tergantung dari
senyawa-senyawa organik baik untuk energinya maupun sebagai sumber karbon yang diperlukan untuk pembentukan biomasanya. Dibandingkan dengan bakteri
autotrofik bakteri ini merupakan mikroorganisme yang dalam ekosistem berfungsi menghancurkan bahan-bahan organik pencemar dalam perairan Achmad, 2004.
makanan oleh ikan dan ba a
kt kt
e er
i i, serta
d d
ap ap
at menciptakan keseimbangan nutrien yang dibutuhka
a n
n bakteri seperti karbon dan nitroge gen
B. Bakteri He e
te terotrofik
Sistem het t
er er
ot ot
ro ro
f fik merupakan si
i stem
em b
b ud
ud id
id ay
ay a ikan yang
g menggunakan ba
bakteri he he
te te
ro o
ro r
fik da a
n n me
ng gunakan sumb
er k
k ar
a bon or
orga gani
ni k
k sebaga
gai sumbe ener
er gi
giny nya.
a Pad
ad a si
stem heterotrofik ini, amonia ak an
d d
iu iu
bah me
menj njad
adi biom omassa
ba bakt
kt e
eri. B B
a akte
ri heterot ro
fik akan m en
gkonversi li mb
ah nitro ge
en n
orga ga
ni nik
k amo o
ni n
a ni
ni t
trit, d da
n nitrat menjad i
bi omassa
. Bakter
i he
terotrofik mer up
pakan an
g g
ol ol
onga an
ba b
kte er
i yang mam pu
meman fa
at kan
da n me
nd egradasi
sen yawa org
an a
ik k
kompl pl
ek ek
baik k
y ang mengandung
u nsur
C, H, dan N.
Ke lomp
ok bakteri ini m en
ngawali li tah
ha ap
de degr
gr ad
a as
i se
nyawa or or
ga ga
ni ni
k k
dengan serangk gk
ai ai
an an
t t
ah a
ap an r
ea ksi
en enzi
zimatis, ,
d d
a an
menghasilkan senyawa yang lebi bi
h h
se e
de de
rhana atau senyawa anorganik, se eny
nyaw aw
te rs
rs eb
e ut digunakan sebagai sumber energi untuk pembentukan sel-s
-s el
el b bar
r u
u dan
un untu
k k re
re pr
pr od
od uk
uk si
si y
y an
an g
g m
meny eb
ebab abka
ka n
n pe
pert rt
am am
b ba
ha ha
n n po
po pu
pu la
la si
si. Pe
Pe me
mecaha a
n n
se enyaw
or ga
ga ni
ni k
k d
da pa
pat be be
rl rlangsung lebi
bi h
h cepat ap
apabila tersed d
ia ia
o o
ksig i
en y
an n
g g mencukup
Parwanayoni, 2008. Kelangsungan hidup
b b
akteri he eterotrofik di perairan tergantung dar
senyawa-senyawa organik baik u untuk
energinya maupun sebagai sumber karbon yang diperlukan untuk pembentuka
a n biomasanya. Dibandingkan dengan bakter
Pertumbuhan bakteri hetrotrofik di perairan juga didukung oleh faktor lingkungan, diantaranya yaitu kadar oksigen terlarut, pH dan suhu. Pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme banyak dipengaruhi oleh konsentrasi ion hidrogen, misalnya pH. Pada kebanyakan bakteri umumnya tumbuh optimum antara pH 6,5 - 8,5
Waluyo, 2009. Mikroba yang termasuk bakteri heterotrofik berasal dari genus Mycobacterium,
Streptomyces, Agrobacterium, Bacillus dan Pseudomonas. Genus Bacillus termasuk
salah satu bakteri heterotrofik, yang ketergantungan energinya berasal dari oksidasi atau deasimilasi senyawa karbon organik. Bacillus sp. dapat hidup dengan baik dalam
medium sintetik berisi gula, asam-asam organik, alkohol sebagai sumber karbon dan sebagai sumber nitrogen. Secara morfologi genus Bacillus merupakan batang tebal
dengan spora central, subterminal maupun terminal. pergerakannya dengan flagella. Bacillus
sp. banyak ditemui dalam lapisan rhizosphere dan kemungkinan sebagai habitatnya. Pada habitat tersebut Bacillus tumbuh aktif pada pH 5,5-8,5 Abdillah,
2009. Bakteri heterotrofik Bacillus sp menghasilkan enzim-enzim hidrofilik
ekstrasellular yang memecah polisakarida, lemak serta menggunakannya sebagai sumber karbon dan energi. Kemampuan dalam menguraikan bahan-bahan organik ini,
menyebabkan bakteri ini berperan penting dalam proses dekomposisi bahan-bahan organik Abdillah, 2009.
lingkungan, diantaranya yaitu ka a
da da
r r oksigen
n te
te rl
r arut, pH dan suhu. Pertumbuhan dan
perkembangan mikroor organisme banyak dipengaruhi ole
leh h
konsentrasi ion hidrogen misalnya pH. P
P ad
ada kebanyakan b a
akte e
ri i
umu mu
mn mn
ya a
tumbuh optimu um
m antara pH 6,5 - 8,5
Waluyo, o,
2 2009.
Mikr r
ob ob
a a
ya ya
ng terma ma
su su
k k
ba kteri he
te rotrof
ik k
b b
er er
asal dar ri
i ge
genu nu
s Myco ba
b cterium
S Streptom
om yc
yc es
es , Ag
g ro
ro bact
er ium, Bacillus
da n Pseudomo
na s
. Ge
Genus Ba
Baci ci
ll l
us u
ter r
ma m
suk salah
h sa sa
tu tu bak
ak te
ri heterotrofik, yang ke te
rgantungan e
nerginya b
b er
e asal
al d
d ar
ar i oksid
das atau
au d
de easim
mi lasi senyawa karbo
n organi
k. Bacillus s
p. dapat hidup d
en ngan
n ba ba
ik ik dalam
m medi
di um
s intetik be
risi gula, asam-
as am
o rgan
ik ,
alkohol seba
gai su mb
b er k
k ar
ar b
bon da d
n n
se sebagai
su mber nitrogen.
S ec
ara mo
rfologi ge
nus Ba cillus merupak
an n
batang g teba
ba dengan
an s s
pora cen tral
, su
u bt
bt er
er mi
mi na
n l maupun termi
mi na
na l
l. p
p er
er ge
g rakann
ya d
en eng
gan flag g
e el
l la
B Bacillus
sp. banyak ditemui dalam la la
pi i
sa sa
n rhizosphere dan kemungkinan se seba
ba g
ga ha
ha bi
b ta
tatn tn
ya y
. Pada habitat tersebut Bacillus tumbuh aktif pada pH 5,5-8, 8,
5 5 A
A bd
bd il
illah 20
2009 09
. .
Ba Bakt
kter i
i he e
te te
r rotrofik Baci
ci ll
l us
sp menghasilkan
n enz
i im-enzim
im hidrofilik ekstrasellular yang memecah pol
lisakarida, lemak serta menggunakannya sebaga
sumber karbon dan energi. Kemamp mpuan dala
m m menguraikan bahan-bahan organik ini
menyebabkan bakteri ini berperan p p
en e
ting ng dalam proses dekomposisi bahan-bahan
organik Abdillah, 2009.
C. Budidaya Perikanan Sistem Intensif