M. Kualitas Air Pendukung 1. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut merupakan parameter kualitas air yang paling menentukan pada budidaya ikan. Ketersediaan oksigen menentukan lingkaran aktivitas ikan.
Kadar oksigen terlarut berfluktuasi secara harian dan musiman, tergantung pada pencampuran dan pergerakan massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah
yang masuk ke badan air. Peningkatan suhu sebesar 1 C akan meningkatkan
konsumsi oksigen sekitar 10 Effendie, 2003. Oksigen dalam perairan berasal dari difusi O
2
dari atmosfer serta aktivitas fotosintesis oleh fitoplankton maupun tanaman lainnya. Kebutuhan oksigen pada
ikan bergantung pada: kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif metabolisme tubuh ikan. Fungsi oksigen bagi ikan yaitu : berperan dalam
pembakaran bahan bakarnya makanan, dan untuk dapat melakukan aktivitas berenang, reproduksi, pertumbuhan. Ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan
aktivitas ikan, konversi pakan dan laju pertumbuhan. Pada kondisi DO 4 ppm, ikan masih mampu bertahan hidup namun pertumbuhan menurun tidak optimal.
Rentang tingkat DO optimal yaitu ≥ 5 ppm. Rentang tingkat DO untuk pemeliharaan intensif yaitu 5-8 ppm. Batas toleransi kadar oksigen terlarut secara umum untuk
budidaya tambak adalah 3 –10 ppm, sedangkan nilai optimal untuk budidaya di
tambak berkisar antara 4 –7 ppm Poernomo, 1992.
1. Oksigen Terlarut
Oksigen terlar r
ut ut merupakan parameter kualitas
ai ai
r yang paling menentukan pada budiday
aya ikan. Ketersed d
i iaan
an o
o ks
ks ig
ig en
en m
m enentukan ling
gka k
ran aktivitas ikan Kadar
r o
oksigen terlar ar
ut ut
b b
er er
fluktuas i
i secara h
har r
ia ia
n n da
da n
n mu
m siman, terga
gantung pada pe
pe nc
ampu u
ra ra
n n
da da
n perg g
er er
ak ak
an massa air, aktivi
tas s
fo fo
tosintes sis
is, ,
re re
sp sp
irasi, d dan
a limbah
yang g
m m
as as
u uk k
k e
e ba
da n air. Peningk
at an suhu sebe
sa r
1 1
C ak ak
an n
m men
en ingk
gkatkan ko
ons ns
um umsi o
o ksigen sekitar
1 0 Effendie, 2003.
Oks ks
igen dalam peraira
n berasa
l dari dif
us i
O
2
dari atmosf er
er ser r
t ta a
a kt
k ivita
a fo
f tosi
i n
ntes is ole
h fi
toplankton m
au pu
n tana
ma n lain
ny a. K
eb utuh
an n
oks ig
igen p p
ad ad
a ikan
bergantung pada: ke butu
ha n lingkung
an bag
i sp
esies tertentu d
d an keb
b u
utuh ha
an kons
nsu um
tif me
taboli sm
m e
e tu
tu bu
bu h
h ikan. Fungsi oks
ks ig
ig en
en b
b ag
ag i ikan yaitu
: b
b er
er p
peran da da
la la
m pembakaran bahan bakarnya m
mak akan
n an
an , dan untuk dapat melakukan akt
kt iv
vit ita
b b
er eren
e ang, reproduksi, pertumbuhan. Ketersediaan oksigen bagi ikan
n m
men nent
ntu ukan
ak akti
t vi
i ta
ta s
s ik
ik an
an, ko
ko nv
nv er
er si
si p
p k
akan n
d d
an an
l l
aj aj
u u pe
pert rtum
bu bu
ha ha
n. n
P P
ad ad
a a
ko ko
nd nd
is is
i i
DO DO
4 4 ppm
ikan an
m m
as ih
ih m
am m
pu pu bertahan hi
i du
du p namu
u n
n pertumbuha n
n me
m nurun
t tid
id ak
ak optimal Rentang tingkat DO optimal yait
tu ≥ 5 ppm. Rentang tingkat DO untuk pemeliharaan
intensif yaitu 5-8 ppm. Batas to oleransi ka
a d
dar oksigen terlarut secara umum untuk budidaya tambak adalah 3
–10 ppm pm, se
edangkan nilai optimal untuk budidaya d tambak berkisar antara 4
–7 ppm Poe e
r rnomo, 1992.
Kandungan oksigen terlarut dalam suatu perairan merupakan parameter kualitas air yang paling kritis dalam budidaya ikan, karena dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup ikan yang dipelihara. Oksigen yang terlarut di dalam perairan sangat dibutuhkan untuk proses respirasi, baik oleh tanaman air, ikan, maupun
organisme lain yang hidup di dalam air Supratno dan Kasnadi, 2003. Bakteri heterotrofik dan bakteri autotrofik menggunakan oksigen dalam
proses pemanfaatan ammonia. Bakteri heterotrofik adalah bakteri yang mengkonsumsi oksigen dalam proses perubahan amonia dengan produk akhir
biomassa sel. Sedangkan bakteri autrofik nitrifikasi mengkonsumsi oksigen dan karbondioksida pada saat oksidasi amonia dengan produk akhirnya nitrat
Moriarty, 1996.
2. Derajat Keasaman pH