Faktor Gangguan Pihak Ketiga

commit to user 107 dia mengancam saya bakal tidak diberi nafkah. Puncaknya suatu malam saat dia pulang dari kerja bangunan, dia mabuk dan minta dilayani sedang pada saat itu saya baru berhalangan, kemudian saya dimaki-maki, ditampar, dipukuli dan kejadian itu dilihat oleh anak saya yang tidak sengaja terbangun. Sejak itu saya memutuskan untuk berpisah dari dia, saya menggugat cerai dia demi mental anak-anak saya, mereka sekarang sangat marah dengan kelakuan bapaknya dan saya memutuskan untuk pulang kerumah orangtua saya“. Hasil wawancara pada tanggal 24 Mei 2010 Berdasarkan pernyataan diatas kekerasan dalam rumah tangga biasa terjadi apabila salah satu pasangan terpengaruh minuman keras atau sedang mabuk sehingga tindakan yang mereka lakukan tidak terkontrol dan diluar kesadaran mereka. Penganiayaan yang sudah terlalu berat dapat dilaporkan ke pihak yang berwenang terkena hukum pidana, karena manusia dilindungi oleh hukum. Untuk itu diharapkan para pasangan suami-isteri, dapat menyelesaikan perselisihan dalam rumah tangga dengan sebaik-baiknya, dengan kepala dingin, jangan menggunakan amarah atau kekuatan diselesaikan dengan jalan kekeluargaan, sehingga upaya damai dapat tercapai.

d. Faktor Gangguan Pihak Ketiga

Perselingkuhan bukan lagi hal yang langka di masyarakat kita saat ini. Pemberitaan di berbagai media mengenai pasangan suami-istri yang berselingkuh bahkan menjadi berita yang sangat digemari oleh penikmat infotainment. Karena gencarnya pemberitaan yang dilancarkan oleh media, perselingkuhan seolah menjadi trend tersendiri. Ternyata, tak sebatas di layar kaca, perselingkuhan juga merambah pada mereka yang tak disorot kamera. Perselingkuhan merupakan salah satu bentuk pelanggaran komitmen yang acapkali dilakukan oleh salah satu pasangan. Adanya orang ketiga yang hadir diantara bahtera rumah tangga yang commit to user 108 terjalin hingga berujung pada perselingkuhan semakin marak menjadi alasan dari tingginya gugatan perceraian. Tidak bisa menerima kekurangan pasangan sering dijadikan alasan adanya orang ketiga dalam rumah tangga. Karena itulah belajar menerima kekurangan pasangan merupakan pondasi awal dari ikatan pernikahan itu sendiri. Perselingkuhan selingkuh sebagai perbuatan seorang suami atau istri dalam bentuk menjalin hubungan dengan seseorang di luar ikatan perkawinan dan jika hubungan tersebut diketahui oleh pasangan sah akan dinyatakan sebagai perbuatan menyakiti, mengkhianati, melanggar kesepakatan, dan komitmen. Dengan kata lain, dalam selingkuh terkandung makna ketidakjujuran, ketidakpercayaan, ketidak-saling menghargai, dan kepengecutan dengan maksud menikmati hubungan dengan orang lain sehingga terpenuhi kebutuhan afeksi– seksualitas meskipun tidak harus terjadi hubungan badan. Akan tetapi, apabila perselingkuhan itu terjadi terus-menerus akan sangat membahayakan kerukunan dan kelangsungan hidup rumah tangga itu sendiri. Seperti penuturan oleh Ibu Mujiyanti : “Awal retaknya rumah tangga saya karena pihak ketiga, suami saya masih menjalin hubungan dengan mantan pacarnya. Semenjak mereka dekat lagi, suami saya jarang pulang kerumah bahkan tanpa sepengetahuan saya, suami saya pindah agama mengikuti mantan pacarnya itu. Suatu hari suami pulang dengan mantan pacarnya kerumah, disitu saya sangat kaget dimana mantan pacarnya itu sudah hamil hasil hubungan mereka. Suami saya meminta ijin saya untuk mau dipoligami dan menikahi mantan pacarnya itu karena sudah hamil. Karena saya menolak dipoligaminya, saya malah dimaki-maki oleh suami saya. Dan lebih sakit hatinya karena saya tidak mau dipoligami, saya dipulangkan suami saya kerumah orangtua saya dan suami saya menceraikan saya“. Hasil wawancara pada tanggal 17 Mei 2010 commit to user 109 Pernyataan diatas dapat dilihat bahwa hadirnya pihak ketiga dalam kehidupan keluarga sangat berpengaruh dalam timbulnya pertengkaran. Pasangan yang disakiti tidak dapat memaafkan dan memilih bercerai. Atau sebaliknya, pasangan yang berselingkuh memilih bercerai demi pacar barunya. Pasangan rumah tangga yang bercerai, dalam hal ini baik pria ataupun wanita sering kali mengabaikan peranan kesetiaan dan kepercayaan yang diberikan pada tiap pasangan, hingga timbul sebuah perselingkuhan. Perselingkuhan bisa terjadi karena dua pihak saling tertarik pada saat yang bersamaan, tapi bisa juga diawali hanya oleh satu pihak yang merasa tertarik kepada orang lain. Orang ini kemudian mengambil langkah- langkah proaktif untuk mendekatkan diri dengan orang yang diminatinya. Misalkan, dalam suatu pernikahan suami tidak lagi mendapatkan kepenuhan kebutuhannya dari si istri, dia mendapatkan semua itu dari wanita yang lain. Perselingkuhan yang pada akhirnya diketahui oleh pasangan sah adalah hal yang sangat menyakitkan dan mau tidak mau akan memicu konflik serta hubungan yang merenggang di dalam keluarga. Orangtua yang terlibat konflik terkadang luput memikirkan kondisi buah hatinya yang masih sangat memerlukan perhatian mereka. MATRIK 2 Latar Belakang Terjadinya Keluarga Single Parent Di Desa Pabelan No Nama Latar Belakang Terjadinya Keluarga Single Parent 1. Ibu Wiyati Nur Rahayu Kematian Suami karena sakit 2. Bapak Budi Raharjo Kematian Istri karena sakit 3. Bapak Heri Agus Perceraian – Perbedaan agama commit to user 110 4. Ibu Afiefah Perceraian – Faktor Meninggalkan kewajiban Alasan ekonomi 5. Ibu Pariyati Perceraian – Faktor Penganiayaan KDRT 6. Ibu Mujiyanti Perceraian – Faktor Gangguan Pihak Ketiga Perselingkuhan

C. LATAR BELAKANG KONFLIK DALAM KELUARGA SINGLE