Artefak Kegiatan Gagasan Kebudayaan

2.2.1.1 Artefak

Artefak benda. Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik yang kongkret biasa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai pada benda yang bergerak. Seperti halnya Pada meja altar meja Kwan Im umumnya ditempatkan rupang patung, bunga, air suci, dupa, lampu, lilin, musik, gelas-gelas kecil berwarna merah, tumbuhan. Lalu pada bagian bawah altar sembahyang meja Dewi Kwan im biasanya ditempatkan rupang Dewa Tanah, berserta ornamen kodok, buah-buahan, gelas-gelas kecil berwarna merah, dupa, ornamen Dewa Tanah.

2.2.1.2 Kegiatan

Kompleks kegiatan: berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini tidak dapat melepaskan diri dari sistem buda ya. Apa pun bentuknya, pola-pola aktivitas tersebut ditentukan atau ditata oleh gagasan-gagasan, dan pikiran-pikiran yang ada di dalam kepala manusia. Karena saling berinteraksi antara manusia, maka pola aktivitas dapat pula menimbulkan gagasam, konsep, dan pikiran baru serta tidak mustahil dapat Universitas Sumatera Utara diterima dan mendapat tempat dalam sistem budaya dari manusia yang berinteraksi tersebut. Seperti aktivitas sembahyang dan pembersihan rupang patung Buddha yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa.

2.2.1.3 Gagasan

Kompleks gagasan, konsep, pikiran manusia: wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan bersifat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya. Gagasan dan pikiran tersebut tidak merupakan kepingan-kepingan yang terlepas, melainkan saling berkaitan berdasarkan asas- asas yang erat hubungannya, sehingga menjadi sistem gagasan dan pikiran yang relative mantap dan kontinyu. Seperti pada masyarakat Tionghoa yang percaya pada rupang patung Buddha terdapat roh di dalamnya dan menghormat kepada archa Buddha sebagai usaha untuk mencapai kesejahteraan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup yang dicapai dengan hidup secara harmonis dengan alam dan merenungkan semua kebajikan yang telah dilakukan Sang Buddha selama hidupNya. Umat kemudian bertekad untuk meniru beberapa kualitas kebajikan itu. Umat dapat bertekad untuk meniru dalam perilaku sehari-harinya sifat kesabaran, welas asih ataupun semangat yang telah Sang Buddha tunjukkan selama hidupnya.

2.2.2 Altar