Dengan teknik observasi, penulis melakukan pengumpulan data primer dengan cara pengamatan langsung dan merekam hal-hal yang dapat diamati.
Arief Furchan 1999: 22 menjelaskan metode kualitatif ialah “proses penelitian yang menghasilkan data deskriftif, ucapan atau tulisan atau perilaku
yang dapat diamati dari orang-orang itu sendiri, menurut pendapat kami pendekatan ini langsung menunjukan setting dan individu-individu dalam
setting itu secara keseluruhan. Subyek penyelidikan baik berupa organisasi atau individu tidak mempersempit menjadi variable yang terpisah atau menjadi
hipotesa melainkan dipandang sebagai sebagian dari suatu keseluruhan”.Dari pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa pendekatan kualitatif,berusaha
mendapatkan data deskriptif, ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati.
3.2 Lokasi Peneltian
Pada lokasi penelitian, penulis hanya memilih beberapa rumah masyarakat Tionghoa yang memilki altar sembahyang Dewi Kwan Im antara
lain: 1.
Kompleks Cemara Hijau Blok G No.4, Medan, 2.
Jln. Terong No.48c, Medan, 3.
Gg. Sidomulyo No,11a, Medan, 4.
Jln. Gatot Subroto No.66, Medan, 5.
Jln. Demak No.5 eg, Medan, 6.
Jln. Belitung No.36, Medan, 7.
Jln. Pukat VII No.5A, Medan.
Universitas Sumatera Utara
Alasan pemilihan lokasi penelitian ialah karena beberapa rumah masyarakat Tionghoa diatas memiliki perbedaan altar sembahyang yang satu
dengan yang lainnya, dan setiap altar sembahyang tersebut mempunyai keunikannya tersendiri.
3.3 Data dan Sumber Data
Data adalah keterangan berdasarkan fakta yang ada disimpan atau dicari untuk mendapatkan kebenaran. Apabila dilihat dari KBBI 1990:187
data adalah keterangan yang benar dan nyata, yang dapat dijadikan dasar kajian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, berupa
kata–kata dan tindakan, serta data tambahan seperti dokumentasi dan lain–lain. Datapenelitian kualitatif dapat berupa data bersumber manusia data primer
dan data di luar manusia data sekunder.Sumber data primer diperoleh melalui hasil penelitian lapangan di rumah masyarakat Tionghoa yang memiliki altar
sembahyang Dewi Kwan Im, sedangkan data sekunder diperoleh melalui buku- buku, jurnal, artikel-artikel yang berhubungan dengan altar sembahyang Dewi
Kwan Im, yang kemudian akan dipilah-pilah untuk dijadikan bahan penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti memperoleh dan mengumpulkan data. Ada dua teknik pengumpulan data yaitu studi
kepustakaan library research dan studi lapangan field research.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1 Studi Kepustakaan Library Research
Nazir1988: 111 mengatakan bahwa Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian.Studi kepustakaan
adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan
yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Penulis akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang
berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian tesis dan disertasi, dan sumber-sumber lainnya
yang sesuai internet, Koran, dan lain-lain. Setelah semua terkumpul terlebih dahulu penulis membaca lalu mengklasifiasikan untuk dijadikan bahan
penelitian.
3.4.2 Observasi
Soehartono1995:69 mengatakan bahwa teknik observasi disebut juga teknik pengamatan yaitu setiap kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
dengan menggunakan indera penglihatan atau dengan arti lain yaitu melihat tanpa melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam penelitian ini, penulis secara
langsung melakukan observasipengamatan di rumah masyarakat Tionghoa yang memiliki altar sembahyang Dewi Kwan Im.
Dalam penelitian ini metode yang dipergunakan adalah metode observasi partisipatif observasi atau pengamatan terlibat dengan maksud
melakukan penelitian terjun langsung ke lokasi dengan tujuan mendapatkan sumber data sebanyak mungkin.Metode ini digunakan oleh penulis sebelum
Universitas Sumatera Utara
melakukan metode interview. Teknik yang digunakan dalam metode observasi ini adalah penulis melakukan observasi langsung pada rumah masyarakat
Tionghoa yang memiliki altarsembahyang Dewi Kwan Im.
3.4.3 Wawancara
Burhan Bungin 2001:155 mengatakan bahwa wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang,
kejadian, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dengan
orang yang diwawancarai interview. Koenjaraningrat 1981:136 mengatakan bahwa, “...kegiatan
wawancara secara umum dapat dibagi tiga kelompok yaitu: persiapan wawancara, teknik bertanya dan pencatatan data hasil wawancara.”
Dalam melakukan proses wawancara, peneliti sebelumnya telah mempersiapkan pertanyaan dan alat perekam, menentukan informan yang
dianggap penulis dapat membantu penulis untuk melengkapi data. Dalam melakukan wawancara, penulis akan menulis dan merekam data yang didapat
dari informan.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian penulis menggunakan pengolahan data kualitatif. Data bermuatan kualitatif disebut juga dengan data lunak. Data semacam ini
diperoleh melalui penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, atau penilaian kualitatif. Keberadaan data bermuatan kualitatif adalah catatan
Universitas Sumatera Utara
lapangan yang berupa catatan atau rekaman kata-kata, kalimat, atau paragraf yang diperoleh dari wawancara menggunakan pertanyaan terbuka, observasi
partisipatoris, atau pemaknaan peneliti terhadap dokumen atau peninggalan. Data kualitatif terdiri atas kata-kata, kalimat dan deskripsi dan bukannya
angka-angka. Langkah-langkah dalam menganalisis data dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengumpulkan data yang bersumber dari kepustakaan dan
lapangan yang dikumpulkan menjadi satu oleh penulis, 2.
Melakukan observasi lapangan ketempat penelitian, 3.
Penulis akan melakukan wawancara kepada masyarakat Tionghoa yang memilki altar sembahyang Dewi Kwan Im,
4. Berdasarkan data-data yang diambil, lalu penulis menganalisis data
dengan menggunakan teori semiotik dan teori tiga wujud budaya yang harus berifat logis, deskriptif dan menjelaskan.
5. Merangkum data yang telah didapat agar selanjutnya data telah
didapat agar selanjutnya data tersebut dapat dijadikan sebagai penunjang dalam pembuatan skripsi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV GAMBARAN UMUM SISTEM RELEGI
MASYARAKATTIONGHOA MEDAN
4.1 Macam-macam Sistem Religi Masayarakat Tionghoa
Kebudayaan Tionghoa merupakan hasil dari pola pikir masyarakat etnis Tionghoa yang membentuk satu kesatuan kepentingan sehingga dapat
mencitrakan masyarakat Tionghoa sebagai pelaku utama kebudayaan Tionghoa. Hal yang mendasar dari tradisi dan budaya Tionghoa adalah penghormatan
terhadap leluhur dan ajaran-ajarannya. Aspek religikepercayaan merupakan bagian penting dari kehidupan
masyarakat Tionghoa. Agama-agama masyarakat Tionghoa berorientasi pada sistem kekeluargaan tanpa menuntut ketaatan secara eksklusif seperti yang
terdapat pada agama-agama samawi agama-agama langit. Agama yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Tionghoa disebut Tridharma.
Tridharma terdiri atas tiga aliran kepercayaan, yakni Konfusianisme Khonghucu, Taoisme, dan Buddhisme.
4.1.1Khonghucu
Agama Konfusius, atau Khonghucu atau Konfusianisme,adalah agama yang tertua di Cina. Istilah agama Kong Fu Zi atau Konfusianisme diberikan
oleh Matteo Riccai, seorang misionaris Yesuit yang datang ke Cina pada abad ke-17. Sebutan resmi bagi agama Kong Fu Zi ini adalah agama Ru Ru Jiao.
Kong Fu Zi diambil dari ejaan Pin Yinyang merupakan ejaan baku bahasa
Universitas Sumatera Utara