Persyaratan Dasar Penempatan Altar Buddha

Buddha Dharma adalah suatu ajaran yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan Pandangan Terang yang dapat membebaskan manusia dari kesesatan atau kegelapan batin dan penderitaan disebabkan ketidakpuasan. Buddha Dharma meliputi unsur-unsur agama, kebaktian, filosofi, psikologi, falsafah, kebatinan, metafisika, tata susila, etika, dan sebagainya. Tripitaka Mahayana termasuk dalam Buddha Dharma . c. Sangha Ajaran tentang Sangha selain mengajarkan bagaimana umat Budha memandang Sangha sebagai pesamuan para Bhikku, juga berkaitan dengan umat Budha yang menjadi tempat para Bhikkhu menjalankan dharmanya .

4.2 Altar Sembahyang

Altar dibutuhkan untuk sarana tempat ibadahsembahyang pribadi, keluarga, maupun untuk tempat belajar Dharma. Jika kondisi memungkinkan, lebih baik di rumah menyediakan sebuah altar dan mengundang satu rupang Guang Shi Yin Pu Sa.

4.2.1 Persyaratan Dasar Penempatan Altar Buddha

Menurut ajaran agama Buddha persyaratan dasar dalam penempatan altarBuddha adalah sebagai berikut. 1 Tidak boleh dekat dengan toilet pintu toilet yang ada di rumah harus selalu ditutup. 2 Tidak boleh berhadapan dengan dapur. Universitas Sumatera Utara 3 Tidak boleh diletakkan di atas televisi, di atas kulkas dan lain-lain, tidak boleh diposisikan bertepatan di bawah AC. Jika berdekatan dengan TV atau lingkungan yang agak berisik, bisa membuat satu lemari berpintu, pada saat tidak membakar dupa, pintu lemari ditutup, dan jika pada waktu sembahyang tidak boleh menyalakan TV, tidak boleh menggunakan bahan kaca untuk menutupi rupang patung Buddha. 4 Tidak boleh ditempatkan di kamar tidur suami istri kecuali suami istri yang telah berusia lanjut. 5 Kamar tidur sendirian diperbolehkan, tetapi ujungkaki ranjang tidak boleh menghadap ke altar Guan Shi Yin Pu Sa. 6 Tidak boleh ditempatkan di balkon yang menonjol keluar yang tidak ada dasar pondasi; kecuali balkon yang ada di ruangan dalam diperbolehkan. 7 Di bawah altar Guan Shi Yin Pu Sa tidak boleh menaruh benda-benda atau buku-buku lainnya. Umunya, boleh menyimpan buku parrita dan peralatan untuk sembahyang. 8 Altar Guan Shi Yin Pu Sa jangan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Sebaiknya posisi rupanggambar Buddha ditempatkan sedikit lebih tinggi dari posisi orang yang berdiri di depan altar dan orang tersebut hanya perlu menengadahkan sedikit kepalanya ke atas untuk melihat rupanggambar. Jika posisi rupanggambar terlalu rendah, bisa menggunakan sebuah dudukantatakan yang dirancang untuk meninggikan posisigambar Guan Shi Yin Pu Sa. Universitas Sumatera Utara 9 Harus ada lampu minyak harus sering menambahkan minyak, akan bermanfaat bagi mata, ada air jumlah gelas air yang diperlukan disesuaikan dengan jumlah rupang yang ada; air dalam gelas harus diganti setiap hari, gelas yang digunakan untuk persembahan tidak boleh bersentuhan langsung dengan mulut kita. 10 Harus ada wadah untuk dupa, setiap pagi dan malam sembahyang menggunakan dupa, sebaiknya mempunyai jadwal tetap untuk sembahyang, umumnya pagi atau malam hari jam 6, jam 8, jam 10, bisa tepat waktu lebih baik. 11 Sesuaikan dengan kondisi pribadi dalam mempersembahkan buah- buahan segar apa yang telah dimohon bisa lebih cepat terkabulkan, bunga segar persembahan bunga segar bisa membuat orang memiliki paras yang cantik. 12 Bunga segar dan buah-buahan segar yang disembahyangkan jangan lebih dari seminggu, harus diganti dengan yang baru, dan buah maupun bunga harus tetap segar, jika tidak segar, harus segera diganti, jika tidak ada yang segar sebagai pengganti, tidak boleh meletakkan buah yang telah rusak atau bunga yang telah layu di altar Buddha. 13 Posisi altar Buddha sebaiknya ditempatkan menghadap ke utara belahan bumi bagian selatan, menghadap ke selatan belahan bumi bagian utara, jika kondisis tidak memungkinkan, untuk posisi lainnya juga boleh. Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Mengundang Kehadiran Guan Shi Yin Pu Sa