Dewi Kwan Im Masyarakat Tionghoa

pernyataan formal kredokepercayaan, atau ucapan spontan dari orang yang berdoa. Bersembahyang diartikan sebagai bentuk komunikasi antara manusia dengan para leluhur, shen ming roh suci dan Tian Tuhan Yang Maha Esa.Arti sembahyang tersebut didalam mahayana adalah sebagai berikut: 1. Mendekatkan diri pada yang EsaSuciBuddha dan Bodhisattva, 2. Membina jiwa menuju jalan ke surga, 3.Mengembangkan daya kemampuan diri belajar menjadi kuat, 4.Memahami ajaran agama kita, 5.Laksanakan dalam bentuk perbuatan nyata kehidupan sehari-hari.

2.2.4 Dewi Kwan Im

Sanskrit, padma-pani, atau “lahir dari bunga teratai.” Namanya menandakan “dia yang selalu mengamati atau memperhatikan suara”, yaitu dia yang mendengar doa-doa. Dewi China yang rahmat, kadang-kadang direpresentasikan dalam pakaian putih dengan anak dalam pelukannya, dan disembah oleh orang-orang yang menginginkan keturunan, sesuai dengan Avalokites vara Buddhisme. Kwan Im pertama diperkenalkan ke Cina pada abad pertama sebelum Masehi, bersamaan dengan masuknya agama Buddha. Pada abad ke-7, Kwan Im mulai dikenal di Korea dan Jepang karena pengaruh Dinasti Tang. Pada masa yang sama, Tibet juga mulai mengenal Kwan Im dan menyebutnya dengan nama Chenrezig. Dalai Lama sering dianggap sebagai reinkarnasi dari Kwan Im di dunia. Universitas Sumatera Utara Jauh sebelum masuknya agama Buddha, menjelang akhir Dinasti Han, Kwan Im Pho Sat telah dikenal di Tiongkok purba dengan sebutan Pek Ie Tai Su yaitu Dewi Welas Asih Berbaju Putih. Kwan Im sendiri adalah dialek Hokkian yang dipergunakan mayoritas komunitas Cina di Indonesia. Nama lengkap dari Kwan Im adalah Kwan She Im Phosat atau Guan Shi Yin Pu Sa yang merupakan terjemahan dari nama aslinya dalam bahasa Sanskrit,Avalokitesvara. Tokoh Kwan Im merupakan tokoh Mahayana dan dipercayai telah menitis beberapa kali dalam alam manusia untuk memimpin umat manusia ke jalan kebenaran. Dia diberikan sifat-sifat keibuan seperti penyayang dan lemah lembut.Kwan Im adalah Dewi kesuburan yang memberi dampak terbesar di dunia manusia, dan banyak kuil dibangun untuk menghormatinya. Kwan Im biasanya digambarkan sebagai dewi yang cantik, beribawa, dan pengasih.

2.2.5 Masyarakat Tionghoa

Koenjaraningrat2002:146 Mengatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontiniu yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama . Masyarakat Tionghoa merupakan salah satu kelompok masyarakat yang ada di Indonesia. Tionghoa adalah sebutan untuk orang-orang dari suku-suku atau ras Tiongkok. Masyarakat Tionghoa sudah ada di Sumatera Utara sejak tahun 1860-an, tetapibelum ramai. Namun, semakin ramai ketika banyak Universitas Sumatera Utara buruh-buruh dariChina di datangkan sebagai buruhkuli kontrak sejak abad ke19.Sejak itu lah Medan ramai ditempati Masyarakat Tionghoa. Masyarakat Tionghoa yang berada di Indonesia terdiri dari beberapa sukubangsa yang berasal dari dua propinsi yaitu provinsi Fukien bagian selatan dan provinsi Guandong. Setiap imigran ke Indonesia membawa kebudayaan suku- bangsanya sendiri-sendiri bersama dengan perbedaan kesukuan mereka. Di Medan ada terdapat beberapa suku Tionghoa ialah Hokkien, Teo- Chiu, Hakka, Kwong Fu, dan Ai Lo Hong, yang memiliki perbedaan bahasa yang besar. Masyarakat Tionghoa di kota Medan terdiri dari berbagai kelompok suku bangsa dan satu hal yang dapat membedakan kesukuan mereka adalah bahasa pergaulan yang mereka gunakan.Awal kedatangan masyarakat Tionghoa ke Sumatera Utara adalah menjadi kuli kontrak, dan buruh kebun bagi orang belanda melalui penyalur yang berasal dari Cina dan disalurkan ke Indonesia, khususnya Kota Medan. Hingga akhir bangsa Belanda mengakui kekalahannya dan meninggalkan Indonesia Kedatangan Masyarakat Tionghoa ke Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi yaitu perdagangan. Sebagaimana yang di ketahui, masyarakat Tionghoa merupakan masyarakat yang cukup pintar dalam berdagang. Hal ini sudah turun temurun diwariskan oleh nenek moyang orang Tionghoa itu sendiri. Kemudian masyarakat Tionghoa itu menyebar dan persebarannya meliputi pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Masyarakat Tionghoa di Indonesia adalah masyarakat patrilineal yang terdiri atas marga atau suku yang tidak Universitas Sumatera Utara terkait secara geometris dan teritorial yang selanjutnya telah menjadi satu dengan suku-suku lainnya di Indonesia. Masyarakat Tionghoa merupakan masyarakat yang cukup terkenal dengan kebudayaan yang beragam. Seperti seni tulis atau kaligrafi, seni menggunting kertas, pengobatan, seni bela diri,seni opera atau teater, seni musik tradisional, hingga tradisi pemujaan leluhur maupun dewa-dewi yang sampai saat ini masih dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Tionghoa.

2.2.6 Agama Buddha