apabila diterjemahkan dengan cara demikian, tidak dapat menghasilkan terjemahan yang luwes. Pastinya semua penerjemah menggunakan strategi-
strategi tertentu dalam penerjemahannya.
2. Pembahasan
Pada sub bab ini, peneliti membahas tentang masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Dapat diketahui
bahwa proses penerjemahan terjadi dan berlangsung dalam otak manusia. Di samping itu, ada banyak faktor yang mempengaruhi seorang penerjemah dalam
mengambil keputusan ketika melakukan proses penerjemahan. Pengambilan keputusan ini tentu saja sangat dipengaruhi latar belakang penerjemah itu sendiri,
termasuk di dalamnya adalah kompetensi penerjemahan. Oleh karena penerjemah harus mengalihkan pesan dengan baik dari B.Su
ke B.Sa maka penerjemah menggunakan beberapa strategi penerjemahan yang relevan agar menghasilkan kualitas terjemahan yang baik. Strategi penerjemahan
memiliki kesamaan makna dengan prosedur penerjemahan. “a procedure is the act or manner of proceeding in any action or process” prosedur adalah perbuatan atau
cara kerja dalam segala tindakan atau proses The Macquarie Dictionary dalam Machali, 2000: 62.
Sementara itu, “strategi penerjemahan adalah taktik penerjemah untuk menerjemahkan kata atau kelompok kata, atau mungkin kalimat penuh bila
kalimat tersebut tidak dapat dipecah lagi menjadi unit yang lebih kecil untuk diterjemahkan” Suryawinata, 2003: 67. Lebih lanjut mengenai strategi
Universitas Sumatera Utara
penerjemahan, Suryawinata membagi strategi penerjemahan menjadi 2, yaitu strategi penerjemahan semantis dan struktural.
Berkenaan dengan strategi penerjemahan yang digunakan dalam teks buku petunjuk singkat handphone, strategi struktural meliputi penambahan,
pengurangan, dan transposisi, sedangkan strategi semantis meliputi pungutan, dan modulasi. Pada data yang diteliti ditemukan penggunaan strategi penerjemahan
yang mengarah baik pada strategi struktural maupun semantis. Ada kecenderungan bahwa penerjemah menggunakan variasi atau kombinasi dari dua
strategi tersebut. Sebagai contoh terdapat data-data yang menggunakan strategi penambahan, pengurangan, penambahan-pengurangan, penambahan-transposisi,
pengurangan-transposisi, dan lain-lain. Strategi semacam ini sengaja diterapkan mengingat tidak mungkin suatu terjemahan hanya menggunakan satu jenis strategi
saja. Bilamana hal ini dipaksakan, hasil terjemahan tersebut menjadi kaku dan tidak wajar.
Strategi struktural dan strategi semantis sebenarnya secara bersama-sama digunakan penerjemah, strategi-strategi itu sering kali sukar dibeda-bedakan
karena merupakan kombinsi dari beberapa jenis. Suryawinata, 2003: 76. Dengan demikian, penggunaan berbagai macam strategi penerjemahan dalam satu
teks bisa saja dilakukan demi kesempurnaan terjemahan yang dihasilkan. Berkaitan dengan strategi penerjemahan yang telah diuraikan di muka, dapat
dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1
Strategi Penerjemahan Buku Petunjuk Singkat Handphone
Universitas Sumatera Utara
No Jenis Strategi Kategori
1 Struktural
a. Penambahan b. Pengurangan
c. Penambahan – Pengurangan d. Transposisi
e. Penambahan – Transposisi f. Pengurangan – Transposisi
2 Semantis
g. Pungutan transliterasi h. Modulasi
3 Struktural - Semantis
i. Penambahan – Pungutan transliterasi 4
Struktural-Struktural- Semantis
j. Penambahan-Transposisi-Pungutan transliterasi
3. Kualitas Terjemahan Buku Petunjuk Singkat Handphone