18
publik di mana perusahaan beroperasi disertai perbaikan masalah kualitas pendidikan dan perluasan peluang kerja.
Bahkan dapat dikatakan bahwa perbaikan lingkungan publik sangat mempengaruhi kualitas dan skor perusahaan dalam
implementasi GCG. Di luar dua faktor di atas, aspek lain yang paling strategis dalam
mendukung penerapan GCG secara efektif sangat tergantung pada kualitas, skill, kredibilitas, dan integritas berbagai pihak yang
menggerakkan organ perusahaan. Jika berbagai prinsip dan aspek penting GCG dilanggar suatu perusahaan, maka sudah dapat dipastikan perusahaan
tersebut tidak akan mampu bertahan lama dalam persaingan bisnis global dewasa ini, meski perusahaan itu memiliki lingkungan kondusif bagi
pertumbuhan bisnisnya.
2.1.2 Kepemilikan institusional
Kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan
kepemilikan institusi lain. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil
oleh manajer. Hal ini disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan keputusan strategis sehingga tidak mudah percaya pada tindakan manipulasi laba.
Keberadaan investor institusional dapat menunjukkan pengaruh corporate governance yang kuat yang dapat digunakan untuk memonitor manajemen
Universitas Sumatera Utara
19
perusahaan. Adanya pengawasan yang dilakukan investor institusional secara optimal terhadap kinerja manajer, maka manajer akan lebih berhati – hati dalam
mengambil keputusan atau dengan kata lain pengawasan yang dilakukan investor institusional dapat mengurangi perilaku opportunistic manajer sehingga manajer
dapat memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan. Tindakan monitoring ini dapat menjamin kemakmuran bagi pemegang saham.
Di negara-negara dimana pasar modal dan pasar uang mempunyai peranan penting sebagai sumber dana perusahaan, sebagai pemegang saham, investor
institusional ikut aktif dalam mengawasi efektifitas dan efisiensi pengelolaan perusahaan. Dengan demikian tugas mengawasi efektifitas pengelolaan
perusahaan tidak hanya menjadi tanggung jawab Board of Directors. Menurut Sutojo dan John 2008, penerapan peranan tersebut di atas antara lain berbentuk
sebagai berikut : a
Mengarahkan dan memonitor arah kegiatan bisnis perusahaan, b
Sumber informasi perusahaan, c
Pengajuan suara dalam rapat pemegang saham voting. .
2.1.3 Proporsi Dewan Komisaris Independen
Proporsi Dewan Komisaris Independen dapat memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses penyusunan laporan keuangan yang
berkualitas atau kemungkinan terhindar dari kecurangan laporan keuangan. Adanya dewan komisaris menjamin transparansi dan keinformatifan laporan
keuangan sehingga memfasilitasi hak pemegang saham untuk mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
20
informasi yang berkualitas. Proporsi dewan komisaris independen dalam mekanisme good corporate governance berperan penting tidak hanya melihat
kepentingan pemilik tetapi juga kepentingan perusahaan secara umum. Karakteristik dewan komisaris khususnya komposisi dewan komisaris
independen dapat menjadi suatu mekanisme yang menentukan tindakan manajemen laba. Dewan komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk
melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang menerapkan good corporate governance.
Menurut Sutojo dan John 2008, syarat yang harus dipenuhi seorang komisaris independen adalah sebagai berikut:
a Tidak mempunyai kaitan dengan para pemegang saham mayoritas,
komisaris yang lain atau direksi, b
Tidak menjabat direksi anak perusahaan atau afiliasi perusahaan dimana mereka menjabat komisaris independen,
c Mempunyai pengetahuan tentang peraturan-peraturan yang berkaitan
dengan pasar modal dan corporate governance.
2.1.4 Komite Audit