Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

36 14 BJBR BPD Jawa Barat Banten, Tbk V V V V 11 15 BJTM BPD Jawa Timur, Tbk V - - V 16 BKSW Bank QNB Kesawan, Tbk V V - V 17 BMRI Bank Mandiri Persero, Tbk V V V V 12 18 BNBA Bank Bumi Artha, Tbk V V V V 13 19 BNGA Bank CIMB Niaga, Tbk V V V V 14 20 BNII Bank International Indonesia, Tbk V V V V 15 21 BNLI Bank Permata, Tbk V V - V 22 BSIM Bank Sinarmas, Tbk V V V V 16 23 BSWD Bank of India Indonesia, Tbk V V V V 17 24 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk V V V V 18 25 BVLC Bank Victoria International, Tbk V V V V 19 26 INPC Bank Artha Graha International, Tbk V V V V 20 27 MAYA Bank Mayapada International, Tbk V V V V 21 28 MCOR Bank Windu Kentjana International, Tbk V - - V 29 MEGA Bank Mega, Tbk V V V V 22 30 NISP Bank OCBC NISP V V V V 23 31 PNBN Bank Pan Indonesia, Tbk V V V V 24 32 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk V V V V 25 Sumber : www.idx.co.id

3.4 Metode Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara 37 Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan studi dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data, mencatat dan mengkaji data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan dalam periode pengamatan. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id 3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Independen Bebas Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen variabel terikat. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah mekanisme good corporate governance yang terdiri dari kepemilkan instutisional, proporsi dewan komisaris independen, komite audit dan leverage.

1. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Institusional adalah persentase saham yang dimiliki oleh institusi perusahaan. Variabel ini diukur berdasarkan persentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang beredar. Perhitungan dari kepemilikan institusional adalah :

2. Proporsi Dewan Komisaris Independen

Universitas Sumatera Utara 38 Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan memegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan Komite Nasional Kebijakan Governance, 2004. Proporsi dewan komisaris independen diukur berdasarkan persentase jumlah anggota dewan komisaris independen dari seluruh jumlah komisaris perusahaan.

3. Komite Audit

Adalah suatu komite yang terdiri dari tiga atau lebih anggota yang bukan merupakan bagian dari manajemen perusahaan untuk melakukan pengujian dan penilaian atas kewajaran laporan yang dibuat perusahaan. Keberadaan komite audit diukur bedasarkan persentase jumlah komite audit yang berasal dari komisaris independen dari seluruh jumlah anggota komite audit. Perhitungan dari komite audit adalah : Universitas Sumatera Utara 39

4. Leverage

Leverage merupakan rasio antara total kewajiban dengan total ekuitas. Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh suatu perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi rasio leverage berarti semakin tinggi pula proporsi pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Rasio leverage dihitung seperti di bawah ini:

3.5.2 Variabel Dependen terikat

Variabel dependen adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Manajemen laba merupakan suatu teknik pengelolaan angka laba dimana angka-angka yang dilaporkan memiliki kekuatan yang serupa untuk membangun opini di lingkungan perusahaan. Karena laba bersih yang dilaporkan merupakan angka yang memperoleh perhatian paling banyak, maka angka ini pulalah yang paling mungkin dimanipulasi oleh para manajer. Stice 2004. Penggunaan discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba dihitung dengan menggunakan Modified Jones Model Dechow et al., 1995. TAC = Nit – CFOit ..................................................................................... 1 Nilai total accrual TA yang diestimasi dengan persaman regresi OLS sebagai berikut : TAitAit- 1 = β1 1 Ait-1 + β2 ΔRevt Ait-1 + β3 PPEt Ait-1 + e 2 Universitas Sumatera Utara 40 Dengan menggunakan koefisien regresi diatas nilai non discretionary accruals NDA dapat dihitung dengan rumus : NDAit = β1 1 Ait-1 + β2 ΔRevt Ait-1 - ΔRect Ait-1 + β3 PPEt Ait-1 ..................................................................................................................... 3 Selanjutnya discretionary accrual DA dapat dihitung sebagai berikut: DAit = TAit Ait-1 – NDAit ....................................................................... 4 Keterangan : Dait = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t Tait = Total akrual perusahaan i pada periode ke t Nit = Laba bersih perusahaan i pada periode ke-t CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1 ΔRevt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t PPEt = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke t ΔRect = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t e = error Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel No Variabel Definisi Parameter Skala Pengukuran Universitas Sumatera Utara 41 1 Kepemilikan Institusional X 1 Persentase saham yang dimiliki oleh institusi perusahaan X 1 = saham yg dimiliki institusional total saham yg beredar x100 Rasio 2 Proporsi dewan komisaris independen X 2 Anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen X 2 = jumlah komisaris independen total saham yang beredar x100 Rasio 3 Komite audit X 3 komite yang terdiri dari tiga atau lebih anggota yang bukan merupakan bagian dari manajemen perusahaan untuk melakukan pengujian dan penilaian atas kewajaran laporan yang dibuat perusahaan X 3 =jumlah anggota komite audit independen jumlah seluruh komisaris x 100 Rasio

4 Leverage

X 4 Rasio antara total kewajiban dengan total ekuitas X 4 = Total ekuitas Total kewajiban Rasio 5 Manajemen Laba Y suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh keuntungan pribadi Y = TAit Ait-1 – NDAit Rasio Sumber data : diolah sendiri Keterangan : NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t Tait = Total akrual perusahaan i pada periode ke t Universitas Sumatera Utara 42 Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS, namun terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

3.6.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness kemencengan distribusi Ghozali, 2013.

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi asumsi dasar dengan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria ekometrik, dalam arti tidak ada penyimpangan yang serius dari asumsi-asumsi yang telah dibuat. Uji asumsi klasik meliputi:

3.6.2.1 Uji Normalitas

Menurut Erlina dan Mulyani 2007 Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan Universitas Sumatera Utara 43 statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Menurut Ghozali 2013, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisi grafik dan analisis statistik. a. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. b. Analisis Statistik Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov Smirnov K-S. Pedoman pengambialn keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov yaitu: 1. smirnov dapat dilihat dari nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal, 2. nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05 maka distribusi data adalah normal.

3.6.2.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t Universitas Sumatera Utara 44 dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain, masalah ini muncul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya Erlina, 2008. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang umum digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson, terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin-Watson DW memiliki nilai lebih dari 5, atau Durbin- Watson DW 5. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: a Bila nilai Durbin Watson DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi b Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif. c Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif, d Bila nilai DW terletak di antara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Universitas Sumatera Utara 45 Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi atau tidak, maka perlu dilakukan Run-Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada acak atau tidaknya data, apabila bersifat acak maka dapat diambil kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi. Menurut Ghozali 2013 acak atau tidaknya data didasarkan pada batasan sebagai berikut : a apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05 maka observasi terjadi secara acak. b apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05 maka observasi terjadi secara tidak acak.

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedstisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scarrteplot dengan dasar analisis: 1 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, Universitas Sumatera Utara 46 2 jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Ghozali,2013.

3.6.2.4 Uji Multikolonearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas independen Ghozali, 2013. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam regresi adalah melihat tolerance value dan varian inflation factor VIF, suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai tolerance value 0,10 dan nilai VIF 10.

3.6.3 Model Regresi Linear Berganda

Model regresi linear berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Kedudukan variabel independen dalam formula tidak dimasalahkan apakah sebagai variabel pengganggu atau variabel independen utama Hadi, 2006. Regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antar beberapa variabel independen yang biasa disebut X 1 , X 2 , X 3 , X 4 Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y Situmorang, 2007. Persamaan regresi linear berganda digunakan yaitu: Universitas Sumatera Utara 47 Keterangan: Y = Manajemen Laba variabel Dependen α = Konstanta β1 β2 β3 β4 = Koefisisen regresi variable X 1 X = Kepemilikan institusional 2 X = Proporsi dewan komisaris independen 3 X = Komite Audit 4 e = disturbance error = Leverage

3.6.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara simultan uji F dan parsial uji t.

3.6.4.1 Uji Signifikansi Simultan Uji-F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkkan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : 1. Jika F hitung F tabel maka H 2. Jika F diterima atau Ha ditolak, hitung F tabel maka H 3. Jika tingkat signifikansi 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, ditolak dan Ha diterima, Universitas Sumatera Utara 48 4. Jika tingkat signifikansi 0.05 maka H diterima dan Ha ditolak Situmorang, 2007.

3.6.4.2 Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Pengujian t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara parsial variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : 1. Jika t hitung t tabel maka H 2. Jika t diterima atau Ha ditolak, hitung t tabel maka H 3. Jika tingkat signifikansi 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, ditolak dan Ha diterima, 4. Jika tingkat signifikansi 0.05 maka H diterima dan Ha ditolak Situmorang, 2007.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 46 93

Pengaruh Kualitas Auditor, Good Corporate Governance, dan Leverage pada Manajemen Laba Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 49

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan leverage terhadap Manajeman laba pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2011-2013

0 1 11

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan leverage terhadap Manajeman laba pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2011-2013

0 0 2

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan leverage terhadap Manajeman laba pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2011-2013

0 0 9

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan leverage terhadap Manajeman laba pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2011-2013

0 0 23

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan leverage terhadap Manajeman laba pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2011-2013

0 0 3

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan leverage terhadap Manajeman laba pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2011-2013

0 0 11

ABSTRAK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 0 12