28
Manajemen Laba y
2011. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan komite audit. Variabel dependennya adalah
manajemen laba. Sampel penelitian ini sebanyak 25 perusahaan dengan tahun pengamatan 2009-2011. Hasil penelitian ini menemukan bahwa
Hanya Kepemilikan Manajerial yang berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba.
Sedangkan Proporsi Dewan Komisaris dan Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba.
Penelitian yang dilakukan Rivaldo 2013 yang berjudul Analisis pengaruh Good Corporate Governance, Leverage, Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, dimana tahun pengamatan hanya 1 tahun yaitu tahun 2011, dengan jumlah sampel sebanyak 103 perusahaan,
variabel independennya adalah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, komite audit, leverage, dan profitabilitas,
variabel dependennya manajemen laba. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hanya variabel profitabilitas yang berpengaruh positif terhadap manajemen
laba, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.3.1 Kerangka Konseptual Adapun kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kepemilikan institusional X
1
Universitas Sumatera Utara
29
Leverage X
4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah peneliti
identifikasikan sebagai masalah penting. Berdasarkan kerangka konseptual diatas, ditentukan bahwa variabelnya adalah good corporate governance yang
diproksikan kedalam kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris dan komite audit serta variabel leverage sebagai variabel independen dan
manajemen laba sebagai variabel dependen. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses monitoring yang dilakukan secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Tingkat kepemilikan
institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku
opportunistic manajer. Peningkatan aktivitas pengawasan oleh investor institusional didasari oleh keinginan mereka untuk meningkatkan tanggung
jawab manajemen. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen.
Komite Audit X
3
Proporsi dewan komisaris independen
X
2
Universitas Sumatera Utara
30
Dewan komisaris Independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi
kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi
monitoring agar tercipta perusahaan yang memiliki good corporate governance.
Pengaruh yang ditimbulkan oleh dewan komisaris disebabkan oleh karena keberadaan komisaris independen memang
dimaksudkan untuk mengontrol perusahaan tanpa membawa kepentingan tertentu. Dengan demikian, tingginya proporsi komisaris independen
diharapkan dapat menekan manajemen laba. Hal ini berarti proksi dewan komisaris independen dapat meminimalisasi manajemen laba. Dewan
komisaris juga dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena apabila dewan komisaris menjalankan tugasnya dengan baik maka
dapat meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.
Peran komite audit sangat diperlukan dalam hal pengawasan perusahaan.Tugas komite audit berhubungan dengan kualitas laporan
keuangan, karena komite audit diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam pelaksanaan tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh
manajemen. Dengan adanya pengawasan dari komite audit, maka informasi yang disajikan dalam laporan keuangan lebih informatif dan berkualitas.
Semakin kompeten komite audit akan semakin mengurangi kemungkinan aktivitas manajemen laba Sulistyanto, 2008. Dengan demikian, keberadaan
Universitas Sumatera Utara
31
komite audit diharapkan dapat memperkecil terjadinya tindakan manajemen laba didalam perusahaan. Diharapkan dengan semakin banyaknya pihak
independen dalam suatu komite audit pada perusahaan dapat menekan tindakan manajemen laba.
Selain good corporate governance, dalam penelitian ini juga dibahas pengaruh leverage terhadap manajemen laba. Leverage merupakan rasio
antara total kewajiban dengan total ekuitas. Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi
dibandingkan dengan proporsi modal, akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba. Leverage merupakan alat untuk mengukur
seberapa jauh suatu perusahaan dibiayai oleh hutang Aprianti, 2012. Semakin tinggi rasio leverage berarti semakin tinggi pula proporsi pendanaan
perusahaan yang dibiayai oleh hutang maka semakin besar resiko yang dihadapi oleh perusahaan untuk membayar kewajibannya. Semakin besar
rasio leverage menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal kreditur dan semakin besar pula beban
biaya hutang biaya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya rasio leverage dimana beban hutang juga semakin
besar maka hal tersebut berdampak terhadap profitablitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman.
Dengan demikian, perusahaan dituntut agar dapat mengelola keuangan perusahaannya dengan baik agar tidak menimbulkan leverage yang tinggi
yang dapat memaksa manajemen melakukan tindakan manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
32
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih harus diuji. Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel
atau lebih dalam rumusan proporsi yang dapat diuji secara empiris. Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual, maka hipotesis
penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1.
Kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, komite audit dan leverage berpengaruh secara parsial terhadap
manajemen laba, 2.
Kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, komite audit dan leverage berpengaruh secara simultan tehadap
manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah
perusahaan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK no 1 menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan
keuangan dapat disalahgunakan oleh manajemen dengan melakukan perubahan dalam penggunaan metode akuntansi yang digunakan, sehingga akan
mempengaruhi jumlah laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan. Hal ini sering dikenal dengan istilah manajemen laba. Manajemen laba merupakan suatu
tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang dapat mempengaruhi tingkat
laba.
Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba
adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu
pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa Rahmawati dkk, 2006. Manajemen laba
didefinisikan sebagai usaha manajer untuk melakukan manipulasi laporan
Universitas Sumatera Utara