26 diberikan oleh petugas apotek, hasilnya akan diisikan ke dalam format lembar
checklist dengan tanda check √.
Lembar checklist penelitian dilengkapi oleh peneliti di luar apotek setelah mengunjungi apotek sampel.
3.6 Definisi Operasional
3.6.1 Pelayanan Swamedikasi
Pelayanan swamedikasi adalah pelayanan yang diberikan apoteker kepada masyarakat dalam upaya mengobati penyakit yang umum diderita, dengan
menggunakan obat - bebas dan terbatas yang dijual bebas di pasaran yang bisa didapat tanpa resep dokter dan diserahkan oleh apoteker di apotek Asti dan
Indah, 2004. Dalam melakukan pelayanan swamedikasi terdapat beberapa profil pelayanan yang dilakukan oleh petugas apotek kepada pasien swamedikasi yang
terdiri dari patient assessment, rekomendasi, informasi obat dan informasi non farmakologi.
Penilaian variabel - variabel penelitian dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI 2008 tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Kefarmasian Di
Apotek, dimana penilaian terhadap pelayanan yang dilakukan di apotek memiliki nilai 2 jika dilakukan dan memiliki nilai 0 jika tidak dilakukan.
3.6.1.1 Patient Assessment
Patient assessment merupakan proses komunikasi dua arah yang sistematis
antara apoteker dengan pasien untuk mengidentifikasi dan memcahkan masalah yang berkaitan dengan obat dan pengobatan Chua, 2006.
Pada pelayanan obat tanpa resep diperlukan kegiatan patient assessment agar dapat ditetapkan rekomendasi terapi yang rasional Chua, 2006. Patient
Universitas Sumatera Utara
27 assessment dalam penelitian ini merujuk pada metode ASMETHOD
Ageappearance, Selfsomeone else, Medication, Extra medication, Time symptoms, History, Other accompanying symptoms, Danger symptoms
Blenkinsopp dan Paxton, 2002. Pertanyaan no 1 sampai no 9 pada variabel patient assessment dinilai 2
jika petugas apotek melakukan tindakan patient assessment dan dinilai 0 jika petugas apotek tidak melakukan tindakan patient assessment Menkes RI, 2008.
3.6.1.2 Rekomendasi
Rekomendasi merupakan saran menganjurkan yang diberikan petugas apotek kepada pasien swamedikasi yaitu dapat berupa rujukan ke dokter ataupun
rekomendasi obat Blenkinsopp dan Paxton, 2002. Rekomendasi yang tepat dapat diberikan sesuai dengan patient assessment yang telah ditanyakan oleh
petugas apotek. Penilaian pertanyaan no 10 dalam variabel rekomendasi diberi nilai 0 jika
petugas apotek memberikan rekomendasi rujukan ke dokter dan nilai 2 jika petugas apotek tidak memberikan rujukan ke dokter.
Penilaian ini berdasarkan skenario penelitian yang dibuat, bahwa pasien sedang menderita gastritis ringan yang belum memerlukan rujukan ke dokter.
Pertanyaan no 11 dalam variabel rekomendasi diberi nilai 2 jika petugas apotek memberikan rekomendasi obat dengan tepat yaitu memberi obat golongan
bebas dan bebas terbatas Menkes RI, 2008
3.6.1.3 Informasi Obat
Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak dan
Universitas Sumatera Utara
28 dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi
kesehatan lain, pasien atau masyarakat Menkes RI, 2014. Informasi yang perlu disampaikan oleh apoteker pada masyarakat dalam penggunaan obat bebas atau
obat bebas terbatas antara lain khasiat obat, kontraindikasi, efek samping, cara pemakaian, dosis, waktu pemakaian, lama penggunaan obat, hal yang harus
diperhatikan sewaktu minum obat tersebut, hal apa yang harus dilakukan jika lupa memakai obat, cara penyimpanan obat yang baik, cara memperlakukan obat yang
masih tersisa, dan cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak Menkes RI, 2006.
Pertanyaan no 12 sampai no 23 pada variabel informasi obat dinilai 2 jika petugas apotek memberikan pelayanan informasi obat dan dinilai 0 jika petugas
apotek tidak memberikan pelayanan informasi obat Menkes RI, 2008.
3.6.1.4 Informasi Non Farmakologi