Patient Assessment Rekomendasi Swamedikasi

8 Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami. Pelaksanaannya harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang rasional, antara lain ketepatan pemilihan obat, ketepatan dosis obat, ada tidaknya efek samping, tidak adanya kontraindikasi, dan tidak adanya interaksi obat Menkes RI, 2008. Untuk menjamin kualitas pelayanan swamedikasi di apotek, tenaga kefarmasian perlu melakukan tahapan - tahapan pelayanan swamedikasi yang meliputi patient assessment, rekomendasi, penyerahan obat disertai informasi terkait terapi pada pasien Hasanah, 2013.

2.1.1 Patient Assessment

Patient assessment merupakan suatu penilaian terhadap keadaan pasien yang penting dilakukan untuk pertimbangan apoteker dalam penentuan identifikasi penyakit pasien sebelum membuat sebuah rekomendasi Chua, dkk., 2006. Apoteker harus memiliki kemapuan untuk mengajukan pertanyaan dalam usaha untuk mengumpulkan informasi tentang gejala pasien. Metode yang dapat digunakan oleh apoteker dalam mengumpulkan informasi tentang gejala pasien adalah : 1. Metode WWHAM W: Who is the patient and what are the symptoms siapakah pasien dan apa gejalanya H: How long have the symptoms berapa lama timbunya gejala A: Action taken Tindakan yang sudah dilakukan M: Medication being taken obat yang sedang digunakan 2. Metode ASMETHOD A: Age appearance usia pasien Universitas Sumatera Utara 9 S: Self or someone else dirinya sendiri atau orang lain yang sakit M: Medication pengobatan yang sudah dilakukan untuk mengatasi gejala sakit E: Extra medication regularly taken on preskription or OTC pengobatan yang sedang digunakan baik dengan resep maupun dengan non resep T: Time symptoms lama gejala H: History riwayat pasien O: Other symptoms gejala yang dialami pasien D: Danger symptoms gejala yng berbahaya Blenkinsopp dan Paxton, 2002.

2.1.2 Rekomendasi

Rekomendasi merupakan saran menganjurkan yang diberikan petugas apotek kepada pasien swamedikasi yaitu dapat berupa rujukan ke dokter ataupun rekomendasi obat Blenkinsopp dan Paxton, 2002. Swamedikasi yang bertanggung jawab membutuhkan produk obat yang sudah terbukti keamanan, khasiat dan kualitasnya, serta membutuhkan pemilihan obat yang tepat sesuai dengan indikasi penyakit dan kondisi pasien. Obat-obat yang termasuk dalam golongan obat bebas dan bebas terbatas merupakan golongan obat yang relatif aman digunakan untuk swamedikasi. Apoteker memiliki tanggung jawab profesional untuk merekomendasikan kepada pasien agar segera mencari nasehat medis yang diperlukan, apabila dipertimbangkan swamedikasi tidak mencukupi Menkes RI, 2006. Pada kasus gastritis, rujukan ke dokter dapat diberikan jika keluhan tetap dirasakan setelah pengobatan selama 2 minggu, nyeri dada yang menekan, muntah Universitas Sumatera Utara 10 berdarah atau buang air besar berdarah dan kesulitan menelan atau nyeri perut yang menetap setelah melakukan terapi Hadiyani, dkk., 2014.

2.1.3 Informasi Obat