41 apotek sudah tepat, dimana tenaga kefarmasian di apotek yang melayani obat non
resep atau pelayanan swamedikasi harus memberikan edukasi kepada pasien dengan memilihkan obat bebas atau bebas terbatas yang sesuai karena obat-obat
yang termasuk dalam golongan obat bebas dan bebas terbatas relatif aman digunakan untuk pengobatan sendiri swamedikasi Menkes RI, 2006.
4.3 Profil Informasi Obat
Dalam upaya melakukan pelayanan swamedikasi, tenaga kefarmasian dituntut dapat menyampaikan informasi yang jelas dan terpecaya mengenai obat-
obat yang akan digunakan kepada pasien sehingga pasien dapat terhindar dari penggunaan obat yang salah drug misuse.
Informasi-informasi yang harus diberikan oleh tenaga kefarmasian yang ada di apotek meliputi khasiat obat, efek samping obat, cara pemakaian obat,
dosis obat, waktu pemakaian obat, lama pemakaian obat, kontra indikasi obat, hal yang harus diperhatikan sewaktu minum obat, hal yang harus dilakukan jika lupa
meminum obat, cara penyimpanan obat yang baik, cara memperlakukan obat yang masih tersisa dan cara membedakan obat yang masih baik dan yang sudah rusak
Menkes RI, 2006. Berdasarkan hasil penelitian tentang pelayanan informasi obat yang
dilakukan oleh petugas apotek, informasi obat yang paling banyak diberikan adalah informasi dosis obat yaitu sebanyak 82 96,47 apotek. Meskipun
demikian hasil ini masih tergolong kurang optimal karena hanya 27 31,76 petugas apotek yang memberikan informasi dosis obat secara langsung kepada
pasien tanpa ditanyakan terlebih dahulu, sedangkan 55 64,71 memberikan
Universitas Sumatera Utara
42 informasi dosis obat setelah peneliti memberikan pertanyaan pancingan mengenai
dosis obat. Hasil lengkap profil informasi obat yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Distribusi Data Profil Informasi Obat yang Diberikan oleh Petugas
Apotek Variabel
Ya Tidak
Indikasi Obat Kontraindikasi Obat
7 8,24 0 0,00
78 91,76 85 100
Efek Samping Obat 3 3,53
82 96,47 Cara Pemakaian Obat
23 27,06 62 72,94
Dosis Obat 27 31,76
3 3,53 55 64,71
Waktu Pemakaian Obat 15 17,65
70 82,35 Lama Pemakaian Obat
2 2,35 83 97,65
Perhatian mengenai Obat 0 0,00
85 100 Terlupa Minum Obat
0 0,00 85 100
Cara Penyimpanan Obat 0 0,00
85 100 Cara Perlakuan Sisa Obat
0 0,00 85 100
Identifikasi Obat Rusak 0 0,00
85 100 Keterangan: ada pancingan
Dosis obat merupakan bagian dari informasi yang penting untuk disampaikan guna mencapai keberhasilan terapi dan menghindari penggunaan
obat yang salah drug misuse. Informasi lain tentang pelayanan informasi obat yang pernah diberikan
oleh petugas apotek adalah informasi indikasi obat sebanyak 7 8,24 apotek, informasi efek samping obat sebanyak 3 3,53 apotek, informasi cara
pemakaian obat sebanyak 23 27,06 apotek, informasi waktu pemakaian sebanyak 15 17,65 apotek dan memberikan informasi lama pemakaian obat
sebanyak 2 2,35 apotek Gambar 4.3. Hasil ini menunjukkan apotek belum
Universitas Sumatera Utara
43
8.24 0.00
3.53 27.06
31.76
17.65 2.35
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 64.71
mengoptimalkan standar pelayanan kefarmasian dalam hal pengobatan swamedikasi. Pemberian informasi obat kepada pasien merupakan bagian yang
harus dilakukan oleh petugas apotek dalam melakukan pelayanan swamedikasi supaya pasien benar-benar memahami secara cermat dan cerdas obat yang hendak
dikonsumsi sekaligus cara penggunaan obat yang baik dan benar demi meningkatkan kualitas hidup pasien.
Keterangan : = Tanpa pancingan = Dengan pancingan
Gambar 4.3 Persentase Profil Informasi Obat yang Diberikan oleh Petugas Apotek.
Informasi lain tentang pelayanan informasi obat yang sama sekali tidak pernah disampaikan oleh petugas apotek saat melakukan pelayanan swamedikasi
adalah pemberian informasi mengenai kontraindikasi obat, perhatian tentang obat, hal yang harus dilakukan jika terlupa mengkonsumsi obat, cara penyimpanan
obat, cara perlakuan sisa obat dan cara identifikasi obat yang rusak. Pemberian informasi tentang kontraindikasi obat perlu disampaikan
dengan jelas kepada pasien, agar pasien tidak menggunakannya jika memiliki kontraindikasi yang dimaksud. Tenaga kefarmasian juga perlu menyampaikan
informasi tentang hal yang harus diperhatikan sewaktu minum obat kepada Pelayanan Informasi Obat
P el
aya na
n
Universitas Sumatera Utara
44 pasien, misalnya pantangan makanan atau tidak boleh minum obat tertentu dalam
waktu bersamaan. Apoteker sebagai salah satu profesi kesehatan sudah seharusnya berperan penting sebagai pemberi informasi drug informer dalam
pelayanaan swamedikasi Menkes RI, 2006. Menurut PP No.51 2009 bahwa salah satu pekerjaan kefarmasian yang
harus dilakukan apoteker adalah pelayanan informasi obat. Seharusnya apoteker yang merupakan profesi berkapasitas ilmu tentang obat, bertanggung jawab atas
terciptanya kualitas hidup pasien yang lebih baik. Apabila pemberian informasi obat pada pelayanan swamedikasi tidak dilakukan dengan baik dan benar, maka
ada kemungkinan hasil terapi yang diinginkan tidak akan tercapai dan tidak sesuai dengan harapan pasien.
4.4 Profil Informasi Non Farmakologi