Hambatan-hambatan yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Pengamanan

Namu, jadi sampai saat ini peraturan tersebut masih sebagian di jalankan contonya daerah keamanan terbatas Security Restricted Area 69 , daerah keamanan terbatas dan daerah terbatas yang sama artinya dengan lini satu dan lini dua. Bandar Udara Kuala Namu belum melaksanakan ketentuan-ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. KP. 152 Tahun 2015 secara sepenuhnya karena sampai saat ini pada bandar udara kuala namu x-ray masih menjadi tulang punggung, ketentuan-ketentuan tersebut tersebut juga belum dijalankan sepenuhnya karena Stakeholder di medan belum siap, sumber daya manusia yang ada saat ini belum memadai, orang yang mempunyai izinlisensi Regulated Agent masih terbatas,dan faktor lainnya.

B. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Pengamanan

Kargo dan Pos yang Diangkut melalui Pesawat Udara di PT.Garuda Indonesia Persero, Tbk. Sebelum dan Sesudah Adanya Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. Kp. 152 Tahun 2012 Hambatan yang terjadi pada pengangkutan udara saat ini mencakup ketidak disiplinan waktu keberangkatan. Waktu keberangkatan sering tertunda bahkan pembatalan tanpa alasan logis dan tanpa pemberitahuan sebelumnya menunjukkan kurang siapnya pengangkut udara dalam penyediaan pesawat udara. Hambatan yang serius pada pengangkutan udara lain ialah gangguan keamanan dan ketertiban, yang paling sering terjadi adalah pencurian barang bagasi dengan cara membuka paksa atau mendongkel koper bagasi untuk mencuri isinya. 69 Hasil wawancara dengan Bapak Leonard Sitanggang, selaku Cargo Sales Manager PT.Garuda Indonesia Persero, Tbk Area Sumatera, tanggal 14 Januari 2015. Hambatan yang di hadapi oleh PT. Garuda Indonesia Persero, Tbk sebagai maskapai penerbangan dalam pelaksanaan pengamanan kargo dan pos yang diangkut melalui pesawat udara sebelum dan sesudah adanya Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. Kp. 152 Tahun 2012 ialah: 1. Setelah adanya Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. Kp. 152 Tahun 2012 proses pengiriman kargo menjadi lebih lama, karena di bandar udara sebelum adanya ketentuan KP. 152 hanya ada satu lini di bandar udara, pengiriman kargo dapat langsung masuk ke lini satu hanya membutuhkan waktu beberapa menit tetapi setelah adanya peraturan tersebut maka pola diperpanjang karena membagi antara daerah keamanan terbatas dengan daerah terbatas menjadikan lini pada bandar udara menjadi dua. 2. Petugas acceptance yang ada di bandar udara harus terbagi menjadi dua bagian yaitu pada lini satu dan lini dua. Yang artinya petugas pada lini menjadi berkurang misalnya ada empat petugas yang awalnya hanya di 1 lini saja sekarang menjadi hanya dua petugas acceptance. 3. PT. Garuda Indonesia Persero, Tbk harus memperpanjang Closing time yang tadinya hanya dua jam menjadi empat jam yang artinya apabila pesawat berangkat jam 6 sore maka pada jam 4 sore PT. Garuda Indonesia sudah tidak menerima pembukuan, karena adanya kebijakan tersebut sekarang apabila pesawat berangkat jam 6 maka batas waktu booking hanya sampai jam 2 saja, dan akibatnya PT. Garuda Indonesia mengalami kerugian. 4. Proses Screening yang ada pada bandar udara menjadi dua kali, yang artinya proses penimbangan kargo, pemeriksaan kargo dilakukan dua kali, yaitu pada lini dua dan pada lini satu yang menyebabkan terkadang hasil timbangan atau hasil pemeriksaan di lini dua dan lini satu tidak sesuai, contohnya pada saat barang ditimbang pada lini dua berjumlah 22kg tetapi sampai di lini satu hanya 21kg dan kekurangan tersebut harus ditanggung oleh PT. Garuda Indonesia. 5. Hambatan mengapa ketentuan Peraturan Direktur Perhubungan Udara No. KP. 152 Tahun 2012 belum sepenuhnya berlaku ialah meskipun gudang Regulated Agent telah lama ada di bandar udara Kuala Namu namun konsep Regulated Agent yang diatur dalam Peraturan Direktur Perhubungan Udara No. KP. 152 Tahun 2012 sampai saat ini belum juga terlaksana, salah satunya ialah karena stakeholder yang ada di medan belum siap, dan karena belum banyaknya sumber daya manusia SDM yang memiliki izin atau lisensi Regulated Agent itu sendiri sehingga bandar udara belum melaksanakan peraturan ini secara sepenuhnya yang kemungkinan sampai akhir tahun 2015 juga belum dapat terlaksana. 6. Hambatan lain yang dihadapi juga terkait Ketidak jelasan masalah tarif penimbangan kargo per kilonya yang tidak ada diatur dalam peraturan ini.

C. Penyelesaian Hambatan-hambatan yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan