53
BAB III PENGAMANAN KARGO YANG DIANGKUT
MELALUI ANGKUTAN UDARA
A. Pengaturan Tentang Pengamanan Kargo Pengangkutan Udara
Abdulkadir Muhammad mendefinisikan kargo atau barang muatan adalah barang yang sah dan dilindungi undang-undang, dimuat dalam alat pengangkut
yang sesuai dengan atau tidak dilarang undang-undang, serta tidak bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan. Dilindungi undang-undang artinya tidak
boleh dirusakkan, dihilangkan, dimusnahkan, atau dicuri oleh siapa pun, yang berakibat merugikan pemiliknya.
56
Pengertian kargo menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan adalah setiap barang yang diangkut oleh pesawat udara termasuk
hewan dan tumbuhan selain pos, barang kebutuhan pesawat selama penerbangan, barang bawaan, atau barang yang tidak bertuan, sedangkan pengertian barang pos
atau pos menurut Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. Kp. 152 Tahun 2012 ialah kantung atau wadah lain yang berisi himpunan surat pos dan
atau paket pos untuk dipertukarkan. Kargo melalui udara adalah barang yang dikirim tanpa disertai oleh penumpang yang pengirimannya bisa melalui
maskapai penerbangan ataupun agen kargo freight forwarder. Peraturan nasional tentang pengamanan kargo dan pos yang diangkut
melalui pesawat udara pada dasarnya tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, peraturan tersebut masih berupa Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP225IV2011 tentang
56
Abdulkadir Muhammad, Op. Cit, hal. 115.
Pemeriksaan Keamanan Kargo dan Pos yang Diangkut dengan Pesawat Udara yang telah digantikan oleh Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
No.KP.152 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Kargo dan Pos yang Diangkut dengan Pesawat Udara.
Peraturan Internasional tentang pengamanan kargo dan pos diatur ICAO, lebih tepatnya Bunyi Standar ICAO Annex 17 Standard 4.6.3 berbunyi:
“Each Contracting State shall ensure that cargo and mail to be carried on a passenger commercial aircraft are protected from unauthorized interference
from the point screening or other security controls are applied until departure of the aircraft.
” Mengharuskan setiap negara peserta menjamin bahwa kargo dan pos tidak
lagi dilakukan pada pesawat komersial penumpang dan dilindungi dari gangguan yang tidak sah dari penyaringan screening atau kontrol keamanan lainnya yang
diterapkan sampai keberangkatan pesawat Bunyi Standar ICAO Annex 17 Standard 4.6.7 berbunyi:
“Each Contracting State shall ensure that cargo and mail that has been confirmed and accounted for shall then be issued with a security status which
shall accompany, either in an electronic format or in writing, the cargo and mail throughout the secure supply chain.
” Yang artinya setiap negara peserta harus menjamin bahwa kargo dan surat
yang telah dikonfirmasi dan terhitung kemudian harus dikeluarkan dengan status keamanan yang memadai, baik dalam format elekronik atau tertulis, kargo dan pos
di seluruh rantai pasokan harus aman. Bunyi Standar ICAO Annex 17 Standard 4.6.8 yaitu:
“Each Contracting State shall ensure that transfer cargo and mail has been subjected to appropriate security controls prior to being loaded on an
aircraft engaged in commercial air transport operations departing from its territory.
”
Yang artinya setiap negara peserta juga harus menjamin bahwa kargo dan pos telah mengalami kontrol keamanan yang sesuai sebelum untuk dimuat di
pesawat terbang yang bergerak di operasi transportasi udara dari wilayahnya.
B. Jenis-jenis Kargo Dalam Angkutan Udara