Prosedur Pengamanan Kargo pada PT.Garuda Indonesia Persero, Tbk.

dikirim termasuk Dangerous Good sudah di verifikasi terlebih dahulu oleh petugas yang mempunyai lisensi Dangerous Good DG untuk dilihat apakah barang tersebut akan diterima atau ditolak, apabila bisa diterima maka barang itu dikirim,proses penanganannya sama tetap lewat x-ray juga namun ada dokumen tambahan terkait Dangerous Good. 63

C. Prosedur Pengamanan Kargo pada PT.Garuda Indonesia Persero, Tbk.

Secara umum Standard Operation Prosedure SOP Pengiriman kargo udara domestik terdiri dari: 64 1. Menentukan Berat Kargo Metode untuk menentukan berat barang kiriman didasarkan pada 2 dua cara perhitungan yaitu: a. Berdasarkan volume barang Perhitungan berat untuk barang-barang yang berukuran besar tetapi memiliki berat yang ringan, akan dihitung berdasarkan volumenya dengan rumus : panjang x lebar x tinggi 6000 = Volume b. Berat asli Actual Weight Perhitungan berat berdasarkan angka yang tertera pada timbangan. 63 Hasil wawancara dengan Bapak Leonard Sitanggang, selaku Cargo Sales Manager PT.Garuda Indonesia Persero, Tbk Area Sumatera, tanggal 14 Januari 2015. 64 http:kampoesbiruku.blogspot.com201301jenis-kargo-udara.html Keterangan : hasil dari kedua pengukuran diatas akan diperhitungkan mana yang lebih besar. 2. Pengisian Airway bill Untuk pengisian Airway bill atau Surat Tanda Terima Pengiriman STTP dapat dilakukan oleh petugas kurir cargo dengan lengkap dan jelas. Airway bill atau STTP sebelum dibawa bersama dengan Shipment barang kiriman harus ditandatangani oleh Shipper Pengirim dan kurir akan memberikan lampiran sebagai tanda bukti pengiriman. 3. Ukuran Kemasan Packaging Ukuran kemasan harus disesuaikan dengan ukuran pintu pesawat yang akan dipergunakan dengan ukuran sebagai berikut: Panjang : 150 cm Lebar : 110 cm Tinggi : 80 cm Keterangan : Ukuran tidak mengikat tergantung jenis pesawat pengangkut. 65 Pada pengangkutan udara program keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara yang diatur dalam Pasal 5 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. KP. 152 Tahun 2012 airwaybill sekurang-kurangnya memuat: 1. Personil Personil keamanan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara terdiri dari personil keamanan yang telah bersertifikat, personil penanganan 65 Ibid. pengangkutan barang berbahaya dangerous good yang telah bersertifikat dan administrasi. 2. Fasilitasperalatan Fasilitasperalatan untuk penanganan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara terdiri dari gedungruangan untuk kegiatan penerimaan, pemeriksaan, dan penumpukan kargo dan pos, peralatan pemeriksaandan pengawasan pengamanan, dan lebel atau segel keamanan. Gedungruangan penanganan kargo dan pos sebagaimana dimaksudharus ditetapkan daerah keamanan terbatas, daerah terbatas, daerah publik dan harus dibuat dalam bentuk peta. Peralatan pemeriksaan dan pengawasan yang dimaksud meliputi mesin x-ray,detektor pelacak peledak eksplosive trace detector, detektor logam genggam hand held metal detector, gawang detektor logam walk through metal detector, kaca detektor mirror detector, dan pagar peralatan pemantauan keamanan close circuit televisionCCTV. 3. Prosedur untuk kegiatan Adapun prosedur keamanan kargo dan pos yang diatur dalam peraturan ini terdiridari: a. Penerimaan kargo dan pos b. Pemeriksaan c. Penumpukanstorage d. Pengepakanbuild up e. Pengangkutanmuat ke pesawat udara f. Penempatan di pesawat udara dan g. Pengangkutan dengan pesawat udara. 4. Peta keamanan terbatas dan daerah terbatas. Peta keamanan terbatas dan daerah terbatas merupakan denah daerah kerja untuk proses kargo dan pos yang akan diangkut dengan pesawat udara dan menjadi lampiran program keamanan angkutan udara. Pada pemeriksaan keamaanan, pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan pemeriksaan keamanan atau pemeriksaan secara manual, dalam prosedur penerimaan kargo dan pos harus memuat proses pemeriksaan terhadap dokumen administrasi, pemberitahuan tentang isiPTI sesuai contoh pada lampiran 1 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. KP. 152 Tahun 2012, surat, muatan udara, daftar kargo dari perjanjian kerjasama bagi pengirim pabrikan dan dokumen lain yang diperlukan dalam pengengkutan kargo dan pos tertentu, adapun dokumen lain yang diperlukan dalam pengangkutan kargo dan pos tertentu yang diatur pada Pasal 12 ayat 2 antara lain : a. Pernyataan pengiriman shipper declaration dan lembar data keselamatan barang material safety data sheetMSDS untuk barang berbahaya b. Surat izin kepemilikanpenggunaan bahan peledak dari instansi berwenang c. Surat izin karantina untuk hewan dan tumbuhan dari instansi berwenang d. Surat izin kepemilikanpenggunaan barang dan benda purbakala dari instansi berwenang, dan e. Surat izin kepemilikanpenggunaan nuklir, biologi, kimia, dan radioaktif dari instansi berwanang. Diantara berbagai jenis muatan kargo dan pos, ada beberapa yang harus dilakukan pemeriksaan dengan cara perlakuan khusus. Perlakuan khusus itu antara lain terhadap jenazah dalam peti, vaksin, plasma darah dan organ tubuh manusia, barang-barang medis yang mudah rusak dan kargo lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal. Konsep pengamanan kargo dan pos yang ada pada PT. Garuda Indonesia Persero, Tbk yang berlaku di Bandar Udara Kuala Namu sampai saat ini ada 4 konsep yaitu: 66 1. Screening oleh pegawai PT. Garuda Indonesia Persero, Tbk 2. Ground Handeling oleh Avsec PT. Garuda Indonesia Persero, Tbk 3. X-ray Bandara Angkasa Pura Seperti yang telah diatur pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No. KP.152 Tahun 2012, peralatan pemeriksaan dan pengawasan keamanan kargo dan pos yang diangkut melalui pesawat udara meliputi mesin x-ray. 4. Security Avsec Angkasa Pura Selain konsep PT. Garuda Indonesia Persero, Tbk mempunyai Prosedur pengamanan pengiriman kargo dan pos yang tidak bertentangan atau sesuai dengan Peraturan Direktur Perhubungan Udara No. KP. 152 Tahun 2012 Pasal 11 yaitu sebagai berikut: a. Petugas acceptance di Cargo Service Center CSC menerima barang, menimbang barang, memeriksa kondisi, ukuran dan kemasan barang. Petugas acceptance juga menanyakan isi barang kepada shipper. Jika tidak laik diterima berdasarkan persyaratan keamanan dan keselamatan, petugas acceptance menolak dan mengembalikan barang ke shipper. Jika laik diterima, petugas acceptance meminta customer mengisi pemberitahuan tentang isi PTI atau Shipper Letter of InstructionSLI. Petugas acceptance mengeluarkan bukti timbang barang BTB atas kiriman tersebut. 66 Hasil wawancara dengan Bapak Leonard Sitanggang, selaku Cargo Sales Manager PT.Garuda Indonesia Persero, Tbk Area Sumatera, tanggal 14 Januari 2015. b. Staf Cargo Service Center CSC menerima PTISLI. BTB, dan JRN jika ada dari costomer direct selling. c. Staf Cargo Service Center CSC mengecek kesediaan stok dengan melakukan Get next pada screen Reservation and Booking-[RES0001]. Pengecekan stok juga dapat dilakukan pada screen Stock desk-STK0012. d. Jika stok tidak tersedia maka staf Cargo Service Center CSC mengirim permintaan stok ke Handeling Airport Arrival FAAA e. Staf Cargo Service Center CSC menerima stok dari FAAA f. Jika stok sudah tersedia dan customer belum memiliki Job Reference Number JRN, staf Cargo Service Center CSC mengecek Availabilty dan harga untuk kiriman tersebut, kemudian mengkorfirmasi ke Shipper mengenai Space yang tersedia dan biaya yang harus dibayar. Jika Shipper tidak setuju, staf Cargo Service Center CSC menolak kiriman dan meminta petugas Acceptance mengembalikan barang ke Shipper. g. Jika Shipper setuju dengan Flight yang tersedia dan harga yang dikenakan, staf Cargo Service Center CSC memasukan data pembukuan menggunakan stok direct selling pada screen AWB Capture - [AWB0001], yaitu agent branch code direct selling caller, pieces, weight, volumedimension,origin, destination, manifest description, commodity code, routing, flight number, flight date, product code, Special Handling Code SHC “Drop And Pick Up point” DNP dan Charger Code dan Charge code “PP”. Data-data ini dimasukan sesuai PTISLI dan BTB pada space dan flight yang tersedia. Jika shipper menginginkan flight yang specenya kurang atau tidak tersedia sehingga status kirimannya akan waiting NN. Maka staf Cargo Service Center CSC membuat alternatif intinerary agar mendapat status SS. - Volume dimention. Jika dimensi memungkinkan untuk diukur, maka data panjang, lebar, dan tinggi harus dimasukan ke dalam sistem.Jika tidak dapat dilakukan pengukuran, volum dapat diisi dengan formula: Vol h. Jika stok sudah tersedia dan customer sudah memiliki JRN maka staf Cargo Service Center CSC memeriksa data pembukuan di screen Reservation and Booking – [RES0001]. Lalu mengubah data pembukuan sesuai kondisi aktual yang tertera pada PTISLI dan BTB. Staf Cargo Service Center CSC mengecek harga terhadap pembukuan tersebut lalu mengkonfirmasi shipper mengenai harga yang harus dibayarkan. Jika shipper tidak setuju dengan harga tersebut, staf Cargo Service Center CSC melakukan Cancel Shipment lalu meminta petugas acceptance untuk mengembalikan barang ke shipper. i. Jika shipper setuju dan data pembukuan telah selesai dengan PTISLI dan BTB, maka staf Cargo Service Center CSC melakukan Get Nextuntuk mendapatkan nomor AWB di screen AWB Capture – [AWB0001]. Staf Cargo Service Center CSC memeriksa kembali data alamat shipper dan consignee. Jika belum lengkap dan rinci staf Cargo Service Center CSC meminta shipper untuk memberikan shipper dan consignee yang lengkap dan rinci, lalu memasukan data tersebut ke dalam sistem. Staf Cargo Service Center CSC memilih issued by e-cargo di tab AWB General mengklik tombol construct rateline dan construct rate other charge pada tab Handeling Rate menambahkan other charge drop and pick up point PU dan tax of PU Tx secara manual dan menyimpan data tersebut. Kemudian staf Cargo Service Center CSC melakukan proses Show Cashiering, lalu membuat AWB dan atau invoice. Staf Cargo Service Center CSC kemudian melakukan proses import cashiering bila menggunakan layanan city to city dan mencetak invoice. j. Staf Cargo Service Center CSC menerima pembayaran dari customer direct selling sesuai dengan jumlah yang tertera pada AWB ditambah import invoice. k. Petugas acceptance CSC mengembalikan barang ke shipper karena tidak laik diangkat atau shipper tidak setuju dengan kondisi flight dan space yang tersedia dan atau shipper tidak setuju dengan harga yang dikenakan. Prosedur diatas adalah prosedur pengiriman sekaligus pengamanan pengangkutan kargo domestikdan internasional, prosedur pengiriman kargo domestik dengan prosedur pengiriman kargo internasional pada dasarnya samasaja yang membedakan hanya jika pada prosedur pengiriman Internasional melewati pemeriksaan bea cukai yang jelas lebih ketat diikuti dengan dokumen tambahan yaitu dokumen bea cukai. Pada pengiriman kargo internasional PT. Garuda Indonesia mengikuti dan tunduk pada ketentuan-ketentuan yang ada pada IATA International Air Transport Association. 67 67 Hasil wawancara dengan Bapak Leonard Sitanggang, selaku Cargo Sales Manager PT.Garuda Indonesia Persero, Tbk Area Sumatera, tanggal 14 Januari 2015.

D. Pelaksanaan Pengangkutan Kargo oleh PT.Garuda Indonesia Persero, Tbk.