63
Intensitas pemeriksaan pajak merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan, mengingat sistem perpajakan yang
diterapkan di Indonesia adalah Self Assesment System. Pemeriksaan pajak akan memberikan partisipasi aktif untuk mengontrol
penghitungan pajak bahkan penyetoran pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan
sejumlah pertanyaan yang dikembangkan oleh peneliti, dimana masing-masing pertanyaan menjelaskan masing-masing
variabel.Setiap item pertanyaan menggunakan skala likert 5 poin yang terdiri dari 1 Sangat setuju, 2 Setuju, 3 Netral, 4 Tidak setuju,
5 Sangat tidak setuju.
3.4.6.1.2. Kepatuhan Wajib Pajak X
2
Menurut Erard dan Feinstein yang di kutip oleh Chaizi Nasucha dan di kemukakan kembali oleh Kurnia 2006: 111
pengertian kepatuhan Wajib Pajak adalah “rasa bersalah dan rasa malu, persepsi Wajib Pajak atas kewajaran dan keadilan beban pajak
yang mereka tanggung, dan pengaruh kepuasan terhadap pelayanan pemerintah”.Setiap Wajib Pajak sangat diharapkan mampu mematuhi
berbagai Peraturan Undang-Undang Perpajakan.Wajib Pajak yang patuh dan taat dalam membayar pajak, maka sudah seharusnya
memperoleh keadilan dari penerimaan perpajakan yang diperoleh pemerintah.
Kepatuhan Wajib Pajak merupakan pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh pembayar pajak dalam rangka
memberikan kontribusi bagi pembangunan dewasa ini yang
Universitas Sumatera Utara
64
diharapkan di dalam pemenuhannya diberikan secara sukarela.Kepatuhan Wajib Pajak menjadi aspek penting mengingat
sistem perpajakan Indonesia menganut sistem Self Assesment dimana dalam prosesnya secara mutlak memberikan kepercayaan kepada
Wajib Pajak untuk menghitung, membayar dan melapor
kewajibannya.
Variabel kepatuhan Wajib Pajak menjadi tolok ukur untuk menentukan seberapa besar kemungkinan Wajib Pajak melakukan
penggelapan pajak tax evasion.Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan sejumlah pertanyaan yang dikembangkan oleh peneliti,
dimana masing-masing pertanyaan menjelaskan masing-masing variabel.Setiap item pertanyaan menggunakan skala likert 5 poin yang
terdiri dari 1 Sangat setuju, 2 Setuju, 3 Netral, 4 Tidak setuju, 5 Sangat tidak setuju.
3.4.6.1.3.Pengetahuan Wajib Pajak X
3
Dalam kaitannya dengan Wajib Pajak, kepatuhan dapat didefinisikan sebagai perilaku Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.Perilaku tersebut sangat dipengaruhi oleh motivasi. Biasanya
motivasi akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku termotivasi, tanpa motivasi, dan apatis, dan kesesuaian dengan tujuan perilaku
efektif, tidak efektif. Salah satu unsur yang bisa ditekankan oleh aparat dalam
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pajak adalah dengan cara mensosialisasikan peraturan pajak baik itu melalui penyuluhan, seruan
Universitas Sumatera Utara
65
moral baik dengan media billboard, baliho, maupun membuka situs peraturan pajak yang setiap saat bisa diakses Wajib Pajak.
Pengetahuan tentang peraturan perpajakan penting untuk menumbuhkan perilaku patuh, karena bagaimana mungkin Wajib
Pajak disuruh patuh apabila mereka tidak mengetahui bagaimana peraturan perpajakan, artinya bagaimana Wajib Pajak disuruh untuk
menyerahkan SPT tepat waktu jika mereka tidak tahu kapan waktu jatuh tempo penyerahan SPT.
Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan sejumlah pertanyaan yang dikembangkan oleh peneliti, dimana masing-masing
pertanyaan menjelaskan masing-masing variabel.Setiap item pertanyaan menggunakan skala likert 5 poin yang terdiri dari 1
Sangat setuju, 2 Setuju, 3 Netral, 4 Tidak setuju, 5 Sangat tidak setuju.
3.4.6.1.4. Sistem Perpajakan X