Pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestai belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi SMA Negeri kota Tangerang Selatan

(1)

TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.pd)

       

Oleh:

TRI SUTAJI

NIM: 105015000660

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

Minat merupakan landasan yang sangat tinggi bagi seseorang dalam melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat mewarnai perilaku seseorang, tetapi dapat mendorong orang untuk melakukan sesuatu, sehingga ia merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan.

Skripsi ini menganalisa dan memberikan penjelasan mengenai pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui gaya belajar siswa berupa angket, sedangkan sumber informasi prestasi belajar diperoleh dari raport semester ganjil kelas XI IPS SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.

Kata Kunci : Minat membaca buku sosiologi dan prestasi belajar.


(3)

ii

the interest not only can color a person's behavior, but it can encourage people to do something, so he volunteered himself to be bound by certain activities. This thesis is to analyze and give explanations about the influence of sociological interest in reading books on student achievement on the subjects of sociology SMA Negeri 8 Tangerang City South. This descriptive research with quantitative approach. Data collection tool used to determine the form of students' learning styles questionnaire, the achievement of information sources obtained from odd semester grade report cards XI IPS SMA Negeri 8 Tangerang City South.

Keywords: Interest in the sociology of reading books and learning achievement

ﺨ ا

ا ﺎ احﺎ ﻰ ﺮ ﺆ ةﺮ آ اﻮ كﺎ هو .

ﺔ حﺎ ﺔ ﻬ ا اﻮ اﺪ او،ءاﺮ ﺨ ﺎ وو

ب ا ﺎ ةءاﺮ او ا

.

ﺔ ﺮ ةﺪﺋﺎ ا ﺔ ﻀ أءادأ ﺨ سﺎ أاﺪ

.

ﺎهرﺎ ﺎ ﺎ ا و، ا ﺎ ا

ﻜ و، ﺨ اكﻮ نﻮ انأ ﻜ ﻰ ﻮهﻚ ﺬ عﻮ و،ﺎ ء مﺎ اﻰ سﺎ ا نأ ﻜ

ماﺰ ا ﺔ اﺾ ﺎ

.

ﺬه ﻮ ﻮ ﻮ امﺎ ه اﺮ ﺄ لﻮ تاﺮ ءﺎ او ﻮهﺔ وﺮ ا ﻰ ﻜ اةءاﺮ

يﺮ ﻐ ﺪ ﺪ عﺎ ا دﺎ ب ا 8

ﺔ ﺪ ابﻮ اﺮ ﺎ

.

ﻬ ا ﻮ ا ااﺬه

ﻜ ا

. ب ا ا ﺎ أﺪ ﺪ مﺪﺨ ةادأتﺎ ﺎ ا

نﺎ ا ﻜ تﺎ ﻮ رﺪ و،

تﺎ ﺎ ﺮﻐ ا ا ﺎﻬ لﻮ ا يﺮ ﻐ ﺪ ﺪ ﺔ ﺆ اﺮ يدﺎ ا اﺮ ﺮ

8

ﺔ ﺪ ابﻮ اﺮ ﺎ

.

اتﺎ آ

:

ا او ﻜ اةءاﺮ عﺎ ا ﺪﺋاﻮ ا .


(4)

sempat menghirup udara segar, menatap juntai panorama nan indah, dan merasakan indahnya mencinta dan dicinta. Atas kebesaran-Nya, diri ini masih tabah menghadang pongahnya kehidupan yang bertabur debu problematika. Atas bimbingan-Nya, terbatik rasa sadar bahwa hidup ini adalah sebuah ujian bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Syahdan, atas pertolongan-Nya, skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam teriring mahabbah terindah semoga tercurah-ruahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW sang suri tauladan sepanjang hayat. Semoga kita semua di padang mahsyar nanti termasuk ke dalam barisan yang berada di balik liwaul hamdi, di bawah naungan syafa’ah ‘uzma-nya, sebagai hamba-hamba yang diberi inayah untuk mengikuti segenap petunjuk risalah-nya.

Penulis sadar sepenuh hati bahwa skripsi ini hanya sejentik debu jalanan untuk ukuran orang-orang besar. Namun, dalam kapasitas penulis yang serba

dlai’f dan dikepung dengan berbagai keterbatasan, skripsi ini rasanya sebuah pencapaian monumental yang membuat diri ini merasa besar, atau minimal membesarkan perasaan penulis dan mengobarkan bara semangat untuk memburu pencapaian-pencapaian berikutnya yang dianggap besar oleh orang-orang besar. Penulis juga sadar sepenuhnya bahwa diri ini berhutang budi kepada banyak pihak yang telah memberikan dukungan, motivasi, bimbingan dan arahan untuk terselesaikannya skripsi ini. Lebih dari itu, skripsi ini merupakan seteguk air dingin dalam rentang kemarau studi yang penulis tempuh selama ini.

Sembah bakti penulis haturkan kepada Abahku (Uci Sanusi) dan Ibuku tercinta (Alm. Eni Suhaeni), juga Nenekku/Embokku tercinta, mohon maaf jika anakmu ini belum dapat sesaleh yang Abah dan Ibu inginkan. Terima kasih Abah, karena engkau tak pernah bosan untuk memberiku semangat sehingga aku dapat menyelesaikan studi ini. Terima kasih juga teruntuk Aa dan Teteh-tetehku

i   


(5)

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada penulis selama menjalani perkuliahan dan dalam menulis skripsi ini. Seluruh dosen di lingkungan FITK khususnya Sosiologi-Antropologi yang telah mencurahkan ilmunya selama penulis kuliah. Juga kepada para staf perpustakaan dan staf Biro Pendidikan FITK di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. H. Syaripulloh, M.Si, yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, Guru-guru khususnya Guru-guru mata pelajaran sosiologi dan Staff TU, serta siswa/i, yang telah memberikan informasi kepada penulis dalam penelitian skripsi. 5. Teruntuk makhluk Tuhan yang tercipta yang paling kucinta “Lingga

Julianti”. Terima kasih selama ini telah memberikan do’a, motivasi serta dukungannya. Semoga cita-cita yang kita harapkan dapat terwujud. Amiin..

6. Rekan-rekanku seperjuangan di jurusan IPS angkatan 2005, juga kepada sahabat baik penulis Andriansyah (babeh), Diego Muhay Milito, Baihaki Kaizan (Sogi), Wawan (Jabet), mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah saya perbuat pada kalian. I will miss u all…

7. Rekan-rekan PPKT, thanks sudah berbagi ilmu selama kita menjalani PPKT.

8. Untuk sahabat penulis sejak SMA yang telah memilih jalurnya masing-masing, Bagus Indrawan, Henry “ibenk”, Dewa dan Ijonk. Semoga sukses selalu menyertai kalian.

ii   


(6)

iii   

ini telah banyak membantu selama penulis di Gang Jati. Cepet punya anak Bram…, dan buat Emak, terima kasih mak…, karena Emak sudah seperti nenek buat saya.

11.Avenged Sevenfold, you are my favorit rock band. Lagumu yang menemani dan memberiku semangat dalam menulis skripsi ini.

12.Untuk teman-teman kosku (White House): Alwan Pariade Munthe, Kemal B. Rivai Dalimunthe, Gazali Harahap, Muhsin Al-Hadar, Ajid, dan Mr.

Rock ‘n roll Bang Mizzi “terima kasih bang sudah banyak memberikan ilmu dalam bermusik, senang pernah satu band sama abang” serta ibu kosku. Terima kasih telah menebarkan benih cinta dan memusnahkan virus benci diantara kita.

13.Serta kepada semua pihak yang karena keterbatasan ini tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhirnya, do’a dan harapan dipersembahkan semoga semua kebaikan dan bantuannya mendapatkan balasan setimpal dari Allah SWT, Amin.

Jakarta, 28 Mei 2010


(7)

KATA PENGANTAR……….. ... iii

DAFTAR ISI……….. ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah, pembatasan dan perumusan masalah ... 4

1. Identifikasi Masalah ... 4

2. Pembatasan Masalah ... 5

3. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Minat Membaca... 7

1. Pengertian Minat Membaca ... 7

2. Indikator Minat Membaca ... 11

a. Perasaan Senang ... 11

b. Pemusatan Perhatian ... 11

c. Penggunaan Waktu ... 11

d. Motivasi Untuk Membaca ... 12

e. Emosi Dalam Membaca ... 12

f. Usaha Untuk Membaca ... 12

3. Faktor Yang Mempengaruhi Minat ... 12

B. Prestasi Belajar ... 15

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 15

2. Indikator Prestasi Belajar ... 18


(8)

a. Faktor Internal ... 22

b. Faktor Eksternal ... 26

C. Hakikat Pembelajaran Sosiologi ... 28

1. Pengertian Sosiologi ... 28

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Sosiologi ... 29

a. Tujuan ... 29

b. Ruang Lingkup ... 29

D. Kerangka Berpikir ... 29

E. Hipotesis ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 32

A. Desain Penelitian ... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 33

1. Variabel Penelitian ... 33

2. Definisi Operasional ... 33

D. Populasi dan Sampel ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 34

E. Teknik Pengumpulan data ... 34

F. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 42

A. Profil SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan... 42

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 8 Kota Tangerang Selatan ... 42

2. Visi, Misi dan Tujuan SMAN 8 Kota Tangerang Selatan ... 43

a. Visi ... 43


(9)

viii

4. Keadaan Siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan ... 47

5. Sarana dan Prasarana ... 47

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 49

1. Uji Validitas ... 49

2. Uji Realibilitas ... 51

C. Deskripsi Data ... 51

D. Analisa Data ... 52

1. Analisis Deskriptif ... 52

a. Variabel X ... 52

b. Variabel Y ... 69

2. Analisis Korelasi Antara variabel X dan Variabel Y ... 71

E. Interpretasi Data ... 80

1. Minat Membaca Buku Sosiologi ... 80

2. Prestasi Belajar Sosiologi ... 80

3. Korelasi Antara Minat Membaca Buku Sosiologi Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Sosiologi ... 80

a. Interpretasi Secara Kasar atau Sederhana ... 80

b. Interpretasi Pada Nilai Tabel r Product Moment ... 80

BAB V PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

Tabel 1 Kisi-kisi Instumen Minat Membaca Buku Sosiologi ... 35

Tabel 2 Penilaian Analisis Mean... 38

Tabel 3 Angka Indeks Korelasi Product Moment……….. ... 39

Tabel 4 Daftar Nama Guru Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 45

Tabel 5 Keadaan Siswa-siswi Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 48

Tabel 6 Uji Validitas Instrumen Minat Membaca Buku Sosiologi ... 49

Tabel 7 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 52

Tabel 8 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 53

Tabel 9 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 53

Tabel 10 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 54

Tabel 11 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 55

Tabel 12 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 55

Tabel 13 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 56

Tabel 14 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi. ... 56

Tabel 15 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 57

Tabel 16 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 57

Tabel 17 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 58

Tabel 18 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ………. ... 59

Tabel 19 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 59

Tabel 20 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 60

Tabel 21 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 60

Tabel 22 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi. ... 61

Tabel 23 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 62

Tabel 24 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 62

Tabel 25 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 63

Tabel 26 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 63

Tabel 27 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 64

Tabel 28 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 65


(11)

x

Tabel 33 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 68

Tabel 34 Pernyataan Tentang Minat Membaca buku Sosiologi ... 68

Tabel 35 Komparasi Prestasi Belajar Siswa-siswi ... 69

Tabel 36 Skor Angket Minat Membaca Buku Sosiologi ... 71

Tabel 37 Skor Angket Berdasarkan Analisis Mean ... 73

Tabel 38 Prestasi Belajar Sosiologi ... 74

Tabel 39 Prestasi Belajar Sosiologi Berdasarkan Analisis Mean ... 76

Tabel 40 Tabel Bantu Korelasi Minat Membaca Buku Sosiologi (variabel X) dan Prestasi Belajar Sosiologi (variabel Y) ... 77


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan dunia pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya tujuan pembangunan nasional di bidang pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut diperlukan sebagai bekal dalamrangka menyongsong datangnya era global dan pasar bebas yang penuh dengan persaingan.

Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam menunjang kemajuan masa depan bangsa. Manusia sebagai subyek pembangunan perlu dididik, dibina serta dikembangkan potensi-potensinya dengan tujuan terciptanya subyek-subyek pembangunan yang berkualitas.

Masalah pendidikan mendapat perhatian khusus oleh negara Indonesia yaitu dengan dirumuskannya Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut:

“Pendidikan nasioal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1

1

Tim Redaksi Fokusmedia, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Tentang Sistem Pendidikan Nasional,(Bandung: Fokus Media, 2006), h. 5-6.


(13)

Salah satu faktor pokok untuk mencapai sukses dalam segala bidang baik berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun adalah minat. Minat yang besar akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik.

Minat merupakan landasan yang sangat tinggi bagi seseorang dalam melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat mewarnai perilaku seseorang, tetapi dapat mendorong orang untuk melakukan sesuatu, sehingga ia merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan.

Demikian pula dengan minat membaca. Kegemaran membaca merupakan perwujudan minat seseorang.

Dengan memiliki minat dan kebiasaan membaca, selain otak berkembang juga dapat berpikir rasional dan memiliki wawasan yang lebih luas serta lebih dapat mengendalikan diri. Dalam bahasa lain, kebiasaan membaca akan memperkaya diri seseorang untuk menyiapkan menjadi manusia yang lebih berkualitas.

Minat menurut psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu.2

Minat akan hilang apabila tidak disalurkan. Minat pada anak tidak tumbuh secara otomatis, tetapi harus ditimbulkan oleh pendukung-pendukungnya. Pada awalnya minat akan berubah-ubah dari obyek yang satu ke obyek yang lain. Namun makin bertambah usia anak makin stabil minatnya. Minat memegang peranan penting dalam kehidupan individu, minat selalu dipengaruhi oleh kondisi fisik, mental, emosi dan lingkungan sosialnya.

Minat dipengaruhi oleh perkembangan fisik, mental, kesiapan belajar, pengalaman budaya serta bobot emosi. Minat merupakan salah satu faktor pendorong individu dalam mencapai tujuan.

2


(14)

Motivasi adalah “suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”.3

Motif dibedakan menjadi motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik yaitu motif-motif yang dapat berfungsi tanpa harus dirangsang dari luar. Misalnya orang yang gemar membaca tanpa ada yang mendorongnya, ia akan mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya. Motif ekstrinsik yaitu motif-motif yang berfungsi karena ada perangsang dari luar. Minat baca bisa dibangkitkan oleh bacaan yang bermutu atau memikat. Kalau minat bacanya banyak, pengetahuannya menjadi banyak pula. Pada kenyataannya kebanyakan siswa lebih senang membaca buku-buku fiksi seperti buku cerita, novel, dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan buku-buku tersebut memilki daya tarik untuk dibaca tidak seperti buku-buku pelajaran khususnya pelajaran sosiologi.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran. Ketiga aspek tersebut dievaluasi dan evaluasi itu diaktualisasikan dalam bentuk angka atau skor.

Di dalam proses belajar mengajar di sekolah, siswa mempunyai karakteristik tertentu baik fisiologis maupun psikologis. Maka dalam hal ini, minat merupakan bagian dari psikologis anak yang nantinya akan berpengaruh kepada proses dan prestasi atau hasil belajar siswa.

Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya, seperti minat membaca buku pelajaran khususnya buku pelajaran sosiologi. Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar, karena hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca.

Nurul Huda menyatakan bahwa “kegiatan membaca mendorong seseorang untuk mempelajari sesuatu lebih mendalam, sehingga

3

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Cet 5, h. 71.


(15)

memungkinkan ia memilki ilmu pengetahuan yang memperluas pengetahuan dan wawasannya”.4

Jelas bahwa dengan membaca pengetahuan dan wawasan kita akan bertambah. Adanya minat membaca siswa yang berbeda-beda akan berbeda pula tingkat pengetahuan dan prestasi belajar siswa di sekolah.

Selama penulis melaksanakan PPKT di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, nampak terlihat bahwa saat ini minat baca anak khususnya pada buku-buku pelajaran khususnya sosiologi sangat minim, ini dikarenakan motivasi dan dorongan dari guru untuk mencanangkan pentingnya membaca, serta kurangnya inisiatif dari diri siswa untuk membaca. Kenyataan ini dilihat dari seringnya siswa membawa bahkan membaca buku-buku cerita di sekolah.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis melihat bahwa minat membaca siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi atau hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis bermaksud mengkaji dan membuktikan adanya hubungan antara minat membaca siswa dengan hasil belajarnya di sekolah, dengan memberi judul

skripsi, yaitu: “PENGARUH MINAT MEMBACA BUKU SOSIOLOGI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA NEGERI 8 KOTA TANGERANG SELATAN”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

a. Kurangnya minat baca siswa khususnya dalam membaca buku pelajaran sosiologi.

4

Nurul Huda, Melawan Lupa, (Yogyakarta: Kerjasama antara AK Group Jogja dengan Fajar Pustaka Baru, 2003), Cet. 1, h. 143.


(16)

b. Kurangnya motivasi atau dorongan dari guru untuk membangkitkan minat baca siswa.

c. Siswa yang mempunyai minat baca yang tinggi terhadap buku sosiologi berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi siswa.

d. Prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan yang kurang memuaskan.

e. Ada atau tidaknya pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestasi belajar sosiologi.

2. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman, maka penulis akan membatasi permasalahan dalam pembahasan penelitian agar memperjelas dan memberi arah yang tepat pada pembahasan pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang. Dalam hal ini penulis membatasinya pada hal sebagai berikut :

a. Minat baca siswa khususnya dalam membaca buku pelajaran sosiologi. b. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri

8 Kota Tangerang Selatan.

c. Ada atau tidaknya pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestasi belajar sosiologi.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana minat baca siswa khususnya dalam membaca buku

pelajaran sosiologi.

b. Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.

c. Ada atau tidaknya pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestasi belajar sosiologi.


(17)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Dengan melihat pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin diperoleh penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui minat siswa dalam membaca buku pelajaran sosiologi di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan.

b. Untuk mengetahui prestasi belajar sosiologi siswa.

c. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestasi belajar sosiologi.

d. Untuk mengetahui besarnya tingkat kontribusi pengaruh minat membaca buku sosiologi terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.

2. Manfaat Penelitian

Mengenai manfaat penelitian, ada beberapa hal yang penulis inginkan dari penelitian ini, yaitu:

a. Bagi peneliti sendiri, dari hasil penelitian ini peneliti bisa mengetahui apakah ada hubungan antara minat membaca buku sosiologi terhadap prestasi belajar siswa.

b. Diharapkan bisa menjadi masukan bagi guru bidang sosiologi pada khususnya dan guru-guru studi lainnya dalam menumbuhkan minat membaca.

c. Diharapkan dapat memberikan informasi bagi kepala sekolah dalam meningkatkan minat siswa dalam membaca.

d. Diharapkan dapat berguna bagi pendidik, peserta didik dan para ahli pendidikan tentang pengaruh minat membaca terhadap prestasi belajar.

   


(18)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Minat Membaca

1. Pengertian Minat Membaca

Setiap insan mempunyai kecenderungan untuk selalu berintegrasi dengan sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Apabila sesuatu itu memberikan rasa senang, bahagia, dan bermanfaat bagi dirinya, kemungkinan ia akan berminat terhadap sesuatu itu.

Minat merupakan salah satu faktor psikis yang membantu dan mendorong individu dalam memberi stimulus suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai.

Minat timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu yang mereka anggap sesuatu yang penting bagi dirinya dan dapat memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan. Slameto berpendapat bahwa “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.1

Alisuf Sabri berpendapat bahwa “minat (interest) adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus”.2

Sedangkan menurut Doyles Fryer dalam buku Wayan Nurkancana dan Sumartana berpendapat bahwa “minat atau interest adalah gejala

1

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), Cet. 4, h. 180.

2


(19)

psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu”.3

Minat “mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu”.4

Minat merupakan kekuatan yang mendorong seseorang dalam memberi perhatian terhadap sesuatu kegiatan tertentu, sehingga adanya keinginan untuk berbuat atau melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya.

Abdul Rahman Shaleh berpendapat bahwa “minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang tersebut terhadap sesuatu”.5 Bila mereka melihat sesuatu yang akan memberikan manfaat, mereka akan memperoleh kepuasan dan mereka akan berminat pada hal tersebut.

Menurut Crow and Crow dalam buku Ramayulis mengatakan bahwa “minat itu diartikan sebagai kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang, sesuatu, atau kepada aktivitas-aktivitas tertentu”.6

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

Minat merupakan suatu motivasi yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya. Jika mereka melihat sesuatu yang akan memberikan manfaat, mereka akan memperoleh kepuasan dan mereka akan berminat pada hal tersebut.

Dari uraian-uraian tentang minat tersebut dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu rasa suka atau keinginan akan suatu obyek atau pada

3

Wayan Nurkancana dan Sumartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), Cet. 4, h. 229.

4

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 3, h. 261.

5

Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 19.

6


(20)

suatu hal, dan keinginan untuk mencapai atau mempelajari obyek atau suatu hal tersebut karena obyek atau suatu hal yang dipelajarinya tersebut sesuai dengan kebutuhannya dan memuaskan keinginan jiwanya sehingga dapat mempengaruhi apa yang ada dalam dirinya sendiri, pengetahuan atau keterampilannya, serta membawa kemajuan pada dirinya yang akan membuat dia dapat mencapai apa yang menjadi tujuannya.

Sedangkan kata membaca merupakan kata yang berasal dari kata “baca” yang berarti “melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dilihat”.7

Sudarnoto Abdul Hakim mengungkapkan bahwa “membaca merupakan usaha untuk mengetahui sesuatu yang diketahui yang tersimpan (berada) dalam sarana bacaan”.8 Membaca merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Dengan membaca manusia memperoleh informasi, mendapatkan pengetahuan, dan dapat memenuhi kebutuhan rasa keingintahuannya.

Membaca adalah salah satu cara terbaik untuk mengisi otak dan jiwa. seseorang yang banyak membaca akan lebih luas pengetahuannya daripada orang yang lebih sedikit membaca. Intelektual seseorang tidak akan tumbuh sempurna tanpa membaca bahan bacaan yang cukup.

Membaca merupakan salah satu metode atau perspektif untuk memperoleh pengetahuan. Sebagaimana kita ketahui dan pahami, inti kegiatan membaca pada hakekatnya adalah “melakukan kegiatan berpikir, belajar, dan bekerja”.9 Membaca sangat terkait dengan berbagai makna, dan rumus yang diekspresikan dari kata-kata.

Membaca “merupakan sarana yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Membaca bermanfaat dalam memberikan pengalaman, memperluas

7

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. 1, h. 62.

8

Sudarnoto Abdul Hakim, Perpustakaan Sebagai Center For Learning Society, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 25.

9

Nurul Huda, Melawan Lupa, (Yogyakarta: Kerjasama antara AK Group Jogja dengan Fajar Pustaka Baru, 2003), Cet. 1, h. 142.


(21)

cakrawala, mengaitkan dengan umat yang lampau, menjadikannya mampu memahami masa sekarang, dan merencanakan masa depan”.10

Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Membaca tidak hanya menginterpretasikan huruf-huruf, gambar-gambar, dan angka-angka saja, akan tetapi yang lebih luas dari itu ialah kemampuan seseorang untuk dapat memahami makna dari sesuatu yang dibacanya. Karena itulah membaca merupakan kegiatan intelektual yang dapat mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang positif.

Menurut Gray dan Rogers dalam buku Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan bahwa:

“dengan membaca seseorang akan banyak mendapat keuntungan antara lain: Untuk mengisi waktu luang, mengetahui hal-hal yang aktual, mengetahui lingkungan, dapat memuaskan pribadi-pribadi, memenuhi tuntutan praktis dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut, memuaskan tuntutan intelektual, memuaskan tuntutan spiritual, dan lain-lain”.11 Membaca merupakan sarana utama untuk mempelajari berbagai ilmu dan teknologi serta berbagai informasi lainnya yang berguna bagi kehidupan.

Dari uraian tentang minat dan membaca di atas dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah kecenderungan hati dan jiwa terhadap suatu yang dapat dibaca yang dianggap penting dan berguna sehingga sesuatu itu diperlukan, diperhatikan, dan diingat terus-menerus yang kemudian diikuti dengan perasaan senang.

10

Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005), Cet. 1, h. 136.

11

Sudarnoto Abdul Hakim, Perpustakaan Sebagai Center For Learning Society, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 25.


(22)

2. Indikator Minat Membaca

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan.12 Kaitannya dengan minat membaca, maka indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk ke arah minat membaca.

Berdasarkan pengertian minat membaca yang dikemukakan dapat diungkapkan beberapa indikator yang menunjukkan minat siswa dalam membaca. Siswa yang memiliki minat baca tinggi terhadap membaca, dapat diketahui dari:

a. Perasaan Senang

Seorang siswa yang berminat membaca buku sosiologi, maka ia harus senang terhadap buku sosoiologi tersebut, yaitu dengan senang hati mempelajari dan membaca ilmu yang berhubungan dengan hal tersebut, dan tidak ada sedikitpun perasaan terpaksa.

b. Pemusatan Perhatian

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian merupakan konsentrasi/aktivitas jiwa kita yang sungguh-sungguh terhadap pengamatan. Dalam hal ini, perhatian yang diberikan oleh siswa yang berminat terhadap membaca dapat diukur melalui prestasi siswa, perhatian dan sikap yang diberikan ketika membaca berlangsung, keaktifan dalam belajar di kelas dan lain-lain.

c. Penggunaan Waktu

Seorang siswa dapat dikatakan memiliki minat yang besar dalam membaca dapat dilihat dari penggunaan waktu yang dilakukan oleh siswa tersebut dalam membaca buku paket serta literatur penunjang lainnya.

12

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. 1, h. 329.


(23)

d. Motivasi Untuk Membaca

Dalam psikologi, motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.13 Seorang siswa dikatakan memiliki minat yang besar dalam membaca dapat dilihat dari motivasinya dalam membaca. Seperti mengutamakan membaca dari pekerjaan yang lain, mengarahkan membaca untuk tujuan, dan meninggalkan kegiatan-kegiatan yang dapat menghambat tujuannya dalam membaca.

e. Emosi Dalam Membaca

Emosi adalah “reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat”.14 Dalam hal ini, siswa yang memiliki minat yang tinggi dalam membaca, siswa tersebut akan meresapi makna yang terkandung dalam buku dan larut dalam isi bacaan.

f. Usaha Untuk Membaca

Seseorang yang memiliki minat yang besar dalam membaca akan melakukan usahanya untuk membaca. Misalnya berusaha untuk memiliki buku, dan meminjam buku dengan tujuan untuk dapat membaca buku tersebut.

Seseorang dapat dikatakan memiliki cirri-ciri minat baca tinggi, sedang, dan rendah, dapat dilihat dari banyaknya indikator-indikator minat baca yang sudah diuraikan di atas.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Cukup banyak faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bersumber dari dalam individu yang bersangkutan dan yang

13

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. 3, h. 85.

14

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), Cet. 1, h. 104.


(24)

berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Crow and Crow berpendapat dalam buku Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang menjadikan timbulnya minat, yaitu:

a. Dorongan dari dalam individu

Dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melaksanakan penelitian dan lain-lain.

b. Motif sosial

Motif sosial ini dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktifitas tertentu. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan masyarakat, karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat.

c. Emosional

Minat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut.15

Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat yang lain yaitu:

a. Situasi belajar

Apabila belum pernah mendengar tentang bidang studi tertentu maka tidak akan menaruh minat terhadap bidang studi itu. Baru setelah mendengar dan melihat berbagai hal berhubungan dengan suatu bidang studi, minat dapat timbul. Minat akan timbul dari sesuatu yang telah diketahui, dan kita dapat mengetahui sesuatu melalui belajar. Karena itu, semakin banyak belajar, semakin luas pula bidang minat.

15

Abdul Rachman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 264-265.


(25)

b. Pengalaman

Dari pengalaman, jelaslah bahwa setiap pekerjaan memerlukan usaha untuk menyelesaikanya. Banyak dan macamnya usaha tidak selalu sepadan dengan kesukaran tugasnya, tetapi dipengaruhi minat dalam penyelesaian tugas tersebut. Minat yang timbul, berlandaskan kesanggupan dalam bidang tertentu akan mendorong seseorang ke usaha yang produktif. Ditambah dengan pengalaman, akan mencapai sukses dalam batas-batas kemampuan yang dimiliki.

c. Bahan dan Guru Pelajaran

Apabila siswa tidak berminat kepada bahan pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh karena itu, apabila siswa tidak berminat sebaliknya dibangkitkan sikap menerima kepada pelajaran dan kepada gurunya, agar siswa mau belajar memperhatikan pelajaran.16

d. Lingkungan

Faktor lingkungan luar (kondisi lingkungan) yang mendorong kelancaran atau kemacetan proses belajar mengajar, meliputi:

1) Lingkungan sekitar sekolah, seperti: keadaan lingkungan gedung sekolah, juga sistem pendidikan dan organisasi serta administrasi sekolah.

2) Lingkungan sekitar rumah siswa, seperti tetangga, fasilitas atau sarana umum, strata sosial masyarakat, situasi sosial masyarakat, situasi kultural, dan sebagainya.

Faktor luar lingkungan di atas akan dapat memperlancar PBM dan menimbulkan minat siswa jika semuanya dalam kondisi baik dalam arti memenuhi syarat-syarat kependidikan.

Jadi dapat disimpulkan, apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, berarti pada diri seseorang tersebut terdapat suatu motif yang menyebabkannya secara aktif dengan hal yang menarik perhatiannya.

16


(26)

Menentukan tercapainya tidak tujuan pendidikan dan pengajaran adalah perlu sehingga minat terhadap pelajaran adalah menjadi suatu keinginan, kecenderungan atau perhatian terhadap pelajaran. Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan atau mata pelajaran dan kepada guru yang mengajar. Apabila siswa tidak berminat kepada mata pelajaran juga kepada gurunya maka siswa tidak akan mau belajar, oleh karena itu apabila siswa tidak berminat sebaliknya dibangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada pelajaran dan kepada guru.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi ada atau tidaknya sikap positif siswa terhadap yang dipelajarinya, yaitu kesesuaian antara minat dan bakatnya dan kesesuaian antara yang dipelajari dengan taraf inspirasi dan kemampuannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa makin sesuai dengan yang dipelajari dengan minat dan bakat serta inspirasi seseorang, maka akan makin positiflah sikap orang tersebut terhadap yang dipelajarinya.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar kerap digunakan dalam pendidikan untuk mengungkapkan kondisi belajar peserta didik yang telah melalui proses pembelajaran dalam suatu masa tertentu. Untuk memahami lebih jelas mengenai pengertian prestasi belajar, berikut ini akan dikemukakan pengertian prestasi belajar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata prestasi mempunyai arti perolehan atau sesuatu yang diperoleh dari usaha, bekerja dan sebagainya.17

Menurut Adi Negoro, “prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil dan prestasi itu rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa”.

17

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. 1, h. 700.


(27)

Sedangkan menurut W.J.S Winkel Purwadarminto, “ prestasi adalah hasil yang dicapai “.18

Prestasi merupakan sesuatu yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang diberikan guru kepada siswa-siswanya dalam jangka waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil yang diperoleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yang dalam hal ini hasilnya dinyatakan dalam bentuk skor atau angka. Besar kecilnya skor yang diperoleh peserta didik menunjukkan besar kecilnya hasil usaha yang dilakukan peserta didik tersebut, sehingga dari prestasi itu dapat dilihat kesungguhan siswa dalam belajar.

Ali Imron berpendapat bahwa:

“belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disengaja. Perubahan tersebut bisa berupa dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu, dari memberikan respon yang salah atas stimulus-stimulus ke arah memberikan respon yang benar”.19

Menurut Umar Tirtarahardja “belajar diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar”.20

Thursan Hakim mengungkapkan bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain”.21

18

Adi Negoro dan W.J.S Winkel “Pengertian Prestasi”, http://sobatbaru.blogspot.com, 27 April 2010.

19

Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet.1, h. 16.

20

Umar Tirtaraharja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), Cet. 1, h. 51.


(28)

Dari beberapa pengertian yang diungkapkan oleh para ahli terdapat kesamaan mengenai pengertian belajar yaitu adanya perubahan baik pada pengetahuan, keterampilan maupun sikap, yang mana perubahan ini dihasilkan sebagai akibat dari proses latihan atau pengalaman.

Belajar merupakan proses dasar dari pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkahlakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kitapun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar adalah aktivitas individu secara sengaja untuk merubah tingkah lakunya baik secara aktual maupun potensial sehingga timbul kecakapan baru pada dirinya.

Dari uraian di atas tentang prestasi dan belajar, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan tingkah laku pada diri individu. Perubahan pertama perubahan kognitif, meliputi perubahan-perubahan dari segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan keterampilan keterampilan atau kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua, aspek afektif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran. Ketiga, aspek psikomotor, meliputi perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan atau kemampuan bertindak. Ketiga aspek tersebut dievaluasi dan evaluasi itu diaktualisasikan dalam bentuk angka atau skor.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Bila demikian halnya, kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan

21

Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, 2000), h. 1.


(29)

tertentu pula pada manusia, khususnya manusia yang berada pada bangku sekolah.

Menurut Zainal Arifin terdapat beberapa fungsi prestasi belajar antara lain:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.  c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.  d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi

pendidikan. 

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.22 

 

2. Indikator Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa memiliki indikator-indikator tertentu, indikator yang dapat dijadikan tolak ukur dalam menyatakan bahwa proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila daya serap terhadap materi pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu atau kelompok, dan perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau tujuan instruksional khusus telah dicapai siswa, baik individu atau kelompok.

Tujuan-tujuan pembelajaran yang dicapai siswa terdiri dari tiga kategori yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a. Domain Kognitif

Domain kognitif ialah domain yang mencakup hal-hal yang berkaitan dengan ingatan (recall), pengetahuan dan kemampuan intelektual, serta mempunyai enam aspek yaitu:

1) Knowledge (pengetahuan)

22

Zainal Arifin, Evaluasi Intruksional Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), Cet. 3, h. 3-4.


(30)

Kemampuan mengingat (recall) konsep-konsep yang khusus dan yang umum, metode dan proses serta struktur.

2) Comprehension (pamahaman)

Kemampuan memahami tanpa mengetahui hubungan-hubungannya dengan yang lain, juga tanpa kemampuan mengaplikasikan pemahaman tersebut.

3) Application (penerapan)

Kemampuan menggunakan konsep-konsep abstrak pada objek-objek khusus dan konkrit. Konsep abstrak tersebut bisa berupa ide-ide umum, prosedur prinsip-prinsip teknis, atau teori yang harus diingiat dan diaplikasikan.

4) Analysis (analisis)

Kemampuan memahami dengan jelas hirarki ide-ide dalam suatu unit bahan atau membuat keterangan yang jelas tentang hubungan antara ide yang satu dengan ide yang lainnya. Analisa ini memperjelas bagaimana bahan itu diorganisasikan dan bagaimana masing-masing ide itu berpengaruh.

5) Synthesis (sintesis)

Kemampuan merakit bagian-bagian menjadi satu keutuhan. Kemampuan ini melibatkan proses penyusunan, penggabungan bagian-bagian untuk dijadikan suatu keseluruhan yang semula belum jelas.

6) Evaluation (penilaian)

Kemampuan dalam mempertimbangkan nilai bahan dan metode yang digunakan dalam menyelesaikan suatu problem, baik bersifat kuantitatif dan kualitatif.

b. Domain Afektif

Domain berkenaan dengan sikap dan nilai. Yaitu bekenaan dengan afeksi atau perasaan seseorang yang di dalamnya terdapat sikap dan nilai. Domain afektif ini mempunyai lima tingkatan yaitu:


(31)

1) Receiving (penerimaan)

Pembinaan penerimaan nilai-nilai yang diajarkan dengan kesediaannya menggabungkan diri ke dalam nilai-nilai yang diajarkan tersebut, atau dengan kata lain mengidentikkan dirinya dengan nilai-nilai itu.

2) Responding (merespon)

Pembinaan melalui upaya motivasi agar anak didik mau menerima nilai yang diajarkan. Anak didik tidak hanya menerima nilai, tetapi juga mempunyai daya yang mendorong diri untuk menerima ajaran yang diajarkan kepadanya.

3) Valuing (nilai)

Pembiaan yang tidak terfokus pada penerimaan nilai melainkan juga mampu menilai konsep fenomena, apakah ia buruk atau baik. 4) Organization (organisasi)

Pembinaan untuk mengorganisasikan nilai ke dalam satu sistem, dan menentukan hubungan-hubungan antara nilai-nilai itu, serta menentukkan nilai yang paling dominan untuk diinternalisasikan ke dalam kehidupan yang nyata.

5) Characterization by a value or value complex

(mengorganisasi/mempribadian nilai)

Pembinaan untuk menginternalisasikan nilai sebagai puncak hirarki nilai. Nilai yang tertanam secara konsisten pada sistem di dalam dirinya efektif mengontrol tingkah laku pemiliknya, serta mempengaruhi emosinya. Hal tersebut akan membuat anak didik mempunyai karakteristik unik, karena dasar orientasinya diperhitungkannya berdasarkan rentangan tingkah laku yang luas tetapi tidak terpecah-pecah. Di samping itu, pandangan hidupnya (keyakinan) mampu menghasilkan kesatuan dan konsistensi dalam berbagai aspek kehidupan.


(32)

c. Domain Psikomotorik

Domain psikomotorik ini tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu. Dalam hal ini adalah kemampuan bertindak siswa dan keterampilannya. Domain ini memiliki tujuh tingkatan, yaitu:

1) Perception (persepsi)

keterampilan persepsi dalam menggunakan organ-organ indera untuk memperoleh petunjuk yang membimbing kegiatan motorik. 2) Set (kesiapan)

Keterampilan kesiapan untuk melakukan kegiatan yang khusus, yang meliputi kesiapan mental, kesiapan fisik maupun kemauan untuk bertindak.

3) Guided response (respon terbimbing)

Keterampilan respon terpimpin dalam melakukan hal-hal yang kompleks. Respon ini meliputi menirukan, (spekulasi), trial and error, dsb. Ketetapan dari pelaksanaannya ditentukan oleh instruktur atau oleh kriteria yang sesuai.

4) Mechanism (keterampilan mekanisme)

Keterampilan mekanis merupakan pekerjaan yang menunjukkan bahwa respon yang dipelajari telah menjadi kebiasaan dan gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan penuh kepercayaan dan kemahiran, sehingga melahirkan beberapa keterampilan.

5) Complex overt response (respon kompleks)

Keterampilan nyata gerakan motor yang menyangkut penampilan yang sangat terampil dari gerakan motorik, yang memerlukan gerakan kompleks. Kemahiran ditunjukkan dengan cepat, lancar, tepat dan menghasilkan kegiatan motorik yang di dalam koordinasinya tinggi.

6) Adaption (adaptasi)

keterampilan adaptasi yang berkembang dengan baik sekali, sehingga individu dapat mengubah pola gerakannya untuk


(33)

disesuaikan dengan persyaratan khusus dalam situasi yang bermasalah.

7) Organization (organisasi)

keterampilan organisasi yang menyangkut keterampilan pola-pola gerakan yang baru untuk menyesuaikan dengan situasi yang khusus atau yang bermasalah.

Demikian kategori dan tingkatan ketiga dominan, yang merupakan salah satu indikator yang dapat menjadi tolak ukur prestasi belajar seorang siswa.23

3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Setiap siswa di sekolah dapat menunjukkan prestasi yang berbeda dengan siswa lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang memperngaruhi proses belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.

a. Faktor-faktor internal

Yang tergolong faktor internal yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

1) Faktor Jasmaniah a. Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan yang mengurangi fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Maka hal ini akan mengganggu proses belajarnya serta prestasi belajarnya.

23

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet. 4, h. 24-27.


(34)

b. Cacat Tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

2) Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

a. Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.

b. Perhatian

Perhatian menurut gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda atau hal) atau sekelompok objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.

c. Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.


(35)

d. Bakat

Bakat menurut Hilgard adalah “the capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.

e. Motif

Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau menunjang belajar.

f. Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.

g. Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk member respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan


(36)

padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan rohani dapat terjadi terus- menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu sama/konstan tanpa ada variasi, dan mengerjakan sesuatu karena terpakasa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatiannya.

Kelelahan itu dapat mempengaruhi proses belajar dan hasil belajarnya. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.24 Dari uraian tersebut jelas terlihat bahwa prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal siswa. Dengan kata lain faktor tersebut semua berada pada diri siswa itu sendiri, dan dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.

24

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), Cet. 4, h. 54-59.


(37)

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, dan faktor waktu.

1. Faktor Lingkungan Keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu saja merupakan faktor pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang.

Kondisi lingkungan keluarga yang sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang diantaranya ialah adanya hubungan yang harmonis diantara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup, suasana lingkungan keluarga yang cukup tenang, adanya perhatian yang besar dari orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya.

2. Faktor Lingkungan Sekolah

Satu hal yang paling mutlak harus ada di sekolah untuk menunjang keberhasilan belajar adalah adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. Disiplin tersebut harus ditegakkan secara menyeluruh, dari pimpinan sekolah yang bersangkutan, para guru, para siswa, sampai pada karyawan sekolah lainnya. Dengan cara seperti inilah proses belajar akan dapat berjalan dengan baik. Setiap personil sekolah terutama para siswa harus memiliki kepatuhan terhadap disiplin dan tata tertib sekolah. Jadi mereka tidak hanya patuh dan senang kepada guru-guru tertentu.

Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain adalah adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung


(38)

sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses belajar yang baik, adanya teman yang baik, adanya keharmonisan hubungan di antara semua personil sekolah.

3. Faktor Lingkungan Masyarakat

Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menunjang keberhasilan belajar di antaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal yang melaksanakan kursus-kursus tertentu, seperti kursus bahasa asing, keterampilan tertentu, bimbingan tes, kursus pelajaran tambahan yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah, sanggar majelis taklim, sanggar organisasi keagamaan seperti remaja masjid dan gereja, sanggar karang taruna.

Adapun lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menghambat keberhasilan belajar antara lain adalah tempat hiburan tertentu yang banyak dikunjungi orang yang lebih mengutamakan kesenangan atau hura-hura seperti diskotik, bioskop, pusat-pusat perbelanjaan yang merangsang kecenderungan konsumerisme, dan tempat-tempat hiburan lainnya yang memungkinkan orang dapat melakukan perbuatan maksiat seperti judi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan zat atau obat.

4. Faktor Waktu

Kita tentu telah mengetahui bersama bahwa waktu (kesempatan) memang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Sebenarnya yang sering menjadi masalah bagi siswa bukan ada atau tidak adanya waktu, melainkan bisa atau tidaknya mengatur waktu yang tersedia untuk belajar. Selain itu masalah yang yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mencari dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya agar di satu sisi siswa dapat menggunakan waktunya untuk belajar dengan baik dan di sisi lain mereka juga dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat hiburan atau rekreasi yang sangat bermanfaat pula untuk menyegarkan pikiran (refreshing).


(39)

Adanya keseimbangan antara kegiatan belajar dan kegiatan yang bersifat hiburan atau rekreasi itu sangat perlu. Tujuannya agar selain dapat meraih prestasi belajar yang maksimal, siswa pun tidak dihinggapi kejenuhan dan kelelahan pikiran yang berlebihan serta merugikan.25

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan siswa itu sendiri (internal) dan kualitas pembelajaran (eksternal). Dan secara keseluruhan sangat berkaitan erat dan saling mendukung satu sama lain.

C. Hakikat Pembelajaran Sosiologi 1. Pengertian Sosiologi

Selo Soemardjan dan solaeman soemardi mengatakan bahwa: “sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jaringan antara unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial, sedangkan proses sosial adalah pengaruh timbal balik antar berbagai segala kehidupan bersama, misalnya antara kehidupan ekonomi dan politik”.26

Sosiologi merupakan refleksi dari keadaan masyarakat yang sedang berubah dan teori-teori yang sedang dihasilkannya merupakan hasil dari keadaan masyarakat itu sendiri. Pada kenyataannya, tiada satu pun masyarakat yang tidak mengalami perubahan sehingga sosiologi akan terus berkembang di dalam masyarakat.

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan-hubungan sosial antara oknum yang satu dengan yang lain, antara oknum dan golongan serta sifat dan perubahan dari lembaga-lembaga dan buah pikiran sosial yang berusaha mencapai sintesis antara ilmu jiwa sosial dan

25

Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, 2000), h. 11-21.

26

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003), Cet. 36, h. 20.


(40)

bentuk sosial sehingga dapat memahami kenyataan masyarakat dalam pernyataan hubungan kebudayaan umum.

2. Tujuan, dan Ruang Lingkup Sosiologi

a. Tujuan

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi, mata pelajaran sosiologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai dengan terciptanya integrasi sosial.

2) Memahami berbagai peran sosial dalam kehidupan bernasyarakat 3) menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial dalam

kehidupan bermasyarakat. b. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran sosiologi meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Struktur sosial 2) Proses sosial 3) Perubahan sosial

4) Tipe-tipe lembaga sosial27

D. Kerangka Berpikir

Dalam melakukan segala kegiatan individu akan sangat dipengaruhi oleh minatnya terhadap kegiatan tersebut, dengan adanya minat yang cukup besar akan dorongan seseorang untuk mencurahkan perhatiannya, hal tersebut akan meningkatkan pula seluruh fungsi jiwanya untuk dipusatkan pada kegiatan yang sedang dilakukannya. Demikian pula halnya dengan kegiatan belajar, maka ia akan merasa bahwa belajar itu merupakan sesuatu yang

27

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar kompetensi dan kompetensi dasar, h. 545-546.


(41)

sangat penting atau berarti bagi dirinya, sehingga ia berusaha memusatkan seluruh perhatiannya kepada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar, dan dengan senang hati melakukannya, yang menunjukkan bahwa minat belajar mempunyai pengaruh atau aktivitas-aktivitas yang dapat menjaga minat belajarnya.

Untuk mengetahui bagaimanakah minat belajar seseorang, dapat ditempuh dengan mengungkapkan keterikatan seseorang terhadap situasi yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, diantaranya adalah hubungan individu dengan lingkungan belajar (hubungan dengan teman-teman, guru, keluarga, orang lain disekitarnya dan lain-lain).

Minat merupakan salah satu kunci keberhasilan siswa dalam belajar, masalah minat berarti masalah keterkaitan siswa atau kecenderungan siswa untuk memperhatikan sesuatu secara terus menerus.

Minat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: situasi belajar, pengalaman, lingkungan, bahan atau materi pelajaran, sikap dan kemampuan guru dalam mengajar.

Jadi apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, berarti pada diri seseorang tersebut terdapat suatu motif yang menyebabkannya secara aktif dengan hal yang menarik perhatiannya. Menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran adalah perlu sehingga minat terhadap pelajaran adalah menjadi suatu keinginan, kecenderungan atau perhatian terhadap pelajaran. Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan atau materi pelajaran juga kepada guru yang mengajar. Apabila siswa tidak berminat kepada mata pelajaran juga gurunya maka siswa tidak mau belajar, oleh karena itu apabila siswa tidak berminat sebaliknya dibangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada pelajaran dan kepada guru.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi ada atau tidaknya sikap positif siswa terhadap yang dipelajarinya, yaitu kesesuaian antara minat dan bakatnya dan kesesuaian antara yang dipelajari dengan taraf inspirasi dan kemampuannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa makin sesuai dengan


(42)

yang dipelajari dengan minat dan bakat serta inspirasi seseorang, maka akan makin positiflah sikap orang tersebut terhadap yang dipelajarinya.

Oleh karena itu, antara minat dan prestasi belajar merupakan dua sisi yang saling berhubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Meskipun bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhinya dalam proses belajar mengajar.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan yang bersifat sementara dan dibuat berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya.

Ha : terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat membaca buku sosiologi terhadap prestasi belajar sosiologi.

Ho : tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat membaca buku sosiologi terhadap prestasi belajar sosiologi.


(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Yang dimaksud dengan metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisa data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapinya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan korelasional. Metode survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Sedangkan pendekatan korelasional menurut Anas Sudijono adalah “pendekatan dalam penelitian yang pada pelaksanaannya menggunakan teknis analisis statistik mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih”.1 Teknik ini digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan antara gaya belajar siswa (X) dengan hasil belajar siswa (Y).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan yang berlokasi di Jalan Cirendeu No. 5 Kelurahan Cirendeu Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2010.

1

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), Cet. 8, h. 175.


(44)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai macam-macam nilai. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:

a) Variabel bebas (Independent variabel), yaitu minat membaca siswa, dilambangkan dengan “X”.

b) Variabel terikat (Dependent variabel), yaitu prestasi belajar sosiologi, dilambangkan dengan “Y”.

2. Definisi Operasional

Minat membaca yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah suatu aktivitas ataupun situasi terhadap obyek yang dianggap penting dan berguna, sehingga sesuatu itu diperlukan, diperhatikan, dan diingat terus menerus yang kemudian diikuti dengan perasaan senang.

Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah prestasi belajar pada mata pelajaran sosiologi khususnya kelas XI IPS SMA Negeri Kota Tangerang Selatan yang terdiri dari tiga kelas. Adapun data prestasi belajar tersebut penulis peroleh dari nilai raport sosiologi semester I kelas XI IPS SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah “keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam suatu wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.2 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Tangerang Selatan yang terdiri dari 3 kelas yang berjumlah 100 siswa.

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), Cet. 11, h. 108.


(45)

2. Sampel

Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.3. Selanjutnya, jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 45% dari jumlah populasi. 45% × 100:100% = 45. Jadi, jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 45 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik random sampling. Teknik random sampling

adalah “pengambilan sampel secara random atau acak tanpa pandang bulu. Dalam teknik ini semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel”.4

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang diperoleh oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan masalah penelitian. Pengumpulan data yang diperlukan dalam penulisan penelitian ini dilakukan melalui teknik-teknik, sebagai berikut:

1. Angket/kuesioner adalah suatu “teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden”.5

Dalam penelitian ini angket diberikan kepada responden dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai minat siswa dalam membaca buku sosiologi.

2. Studi Dokumenter “merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar

3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), Cet. 11, h. 109.

4

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. 6, h. 125.

5

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 2, h. 219.


(46)

maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah”.6

Dalam penelitian ini peneliti menghimpun data berupa dokumen-dokumen sekolah dan data raport atau nilai tentang prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI IPS semester I SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.

Tabel 1

Kisi-kisi instrumen minat membaca buku sosiologi siswa

Variabel Indikator Nomor Soal

Minat membaca

buku sosiologi

1. Perasaan senang 2. Pemusatan Perhatian 3. Penggunaan waktu 4. Motivasi untuk membaca 5. Emosi dalam membaca 6. Usaha untuk membaca

1, 6, 11, 16, 21 4, 8, 14, 18, 22, 27 9, 13, 25, 28, 29, 30 10, 15, 19, 23 3, 7, 12, 17 2, 5, 20, 24, 26

Supaya instrumen yang telah diberikan kepada responden benar-benar baik, terlebih dahulu dilakukan pengujian, antara lain:

1. Uji validitas

Validitas instrument menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur.7

Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat dalam kuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Setiap butir pertanyaan dikatakan valid jika angka

6

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 2, h. 221.

7

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 2, h. 228.


(47)

korelasional diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r tabel. Untuk menentukan r hitung didapatkan dari perhitungan dengan rumus teknik korelasi karl pearson dengan menggunakan SPSS.

2. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya adalah mengukur reliabilitas data dan instrumen penelitian. Menurut Nana Syaodih “realibilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran”.8

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah alpha cronbach. Penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS di dalam menghitung alpha cronbach.

F. Pengolahan Data dan Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya yaitu pengolahan data dan analisis data. Adapun teknik pengolahan data, sebagai berikut:

1. Editing

Dalam pengolahan data, yang pertama dilakukan adalah editing dalam tahap ini dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan kebenaran dalam pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan atau kesalahan sehingga menghasilkan data yang akurat dan valid. 2. Skoring

Skoring merupakan pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan dalam angket. Dalam setiap pertanyaan dalam angket tersebut terdapat

8

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 2, h. 229.


(48)

4 (empat) butir jawaban a, b, c, dan d yang harus dipilih oleh responden. Maka penulis memberikan skor untuk setiap jawaban. Untuk pertanyaan yang mengarah positif adalah skor 4 untuk jawaban a, skor 3 untuk jawaban b, skor 2 untuk jawaban c, dan skor 1 untuk jawaban d.

Sedangkan untuk pertanyaan yang mengarah negatif adalah skor 1 untuk jawaban a, skor 2 untuk jawaban b, skor 3 untuk jawaban c, dan skor 4 untuk jawaban d.

3. Tabulasi

Tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel jawaban-jawaban yang sudah diberi skor kategori jawaban kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

Setelah data-data diolah, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Teknis analisis data yaitu penulis berusaha untuk memberikan uraian mengenai hasil penelitian. Untuk mengetahui ada tidaknya minat membaca buku sosiologi terhadap prestasi belajar sosiologi, penulis menggunakan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya prosentase jawaban angket dari responden. Rumus yang digunakan ialah:

N f

p= ×100%

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu) p = Angka persentase

2. Analisis Mean

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya mean (rata-rata) nilai angket minat membaca buku sosiologi dan prestasi belajar pada mata pelajaran sosiologi.


(49)

Penilaian analisis mean dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2

Penilaian Analisis Mean

No Rentang Nilai Kriteria

1 86-100 Sangat baik

2 71-85 Baik

3 60-70 Cukup

4 10-59 Kurang

3. Analisis Korelasi

Untuk mencari nilai korelasi antara variabel X dengan variabel Y dan juga mengetahui apakah hubungan kedua variabel tersebut termasuk hubungan yang erat, cukup, lemah, maka penulis menggunakan rumus “r” product moment sebagai berikut:

rxy =

( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

. . ). ( ) .( Y Y X X Y X XY Σ − Σ Ν Σ − ΝΣ Σ Σ − Σ Ν Keterangan:

rxy : Angka Indeks korelasi Product Moment N : Jumlah individu dalam sampel

ΣXY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

ΣX : Jumlah seluruh skor X

ΣY : Jumlah seluruh skor Y 4. Interpretasi Data

Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment yang telah diperoleh dari perhitungan kita dapat memberikan interpretasi. Dalam hubungan ini ada dua macam cara yang ditempuh dalam menginterpretasikan data yang


(50)

diperoleh, sebagaimana Anas Sudijono sebutkan dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Statistik Pendidikan” yaitu:

a. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi product moment secara kasar (sederhana)

Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi product moment (rxy) pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut:

Tabel 3

Angka Indeks korelasi product moment Besarnya “r”

Product Moment

Interpretasi

0,00 – 0,20

Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)

0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah

0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup

0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

b. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r”

product moment, dengan jalan berkorealitasi pada tabel nilai “r”

product moment.

Apabila cara kedua ini yang kita tempuh, maka prosedur yang kita lalui secara berturut-turut adalah sebagai berikut:


(51)

1. Merumuskan (membuat) Hipotesis alternatif (Ha) dan Hipotesis nihil atau Hipotesis nol (Ho).

Hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut: “ada (terdapat) korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y”. Adapun rumusan Hipotesis nihilnya (Ho) adalah sebagai berikut: “tidak ada (tidak terdapat) korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y”.

2. Menguji kebenaran/kepalsuan dari hipotesis yang telah kita ajukan, dengan jalan memperbandingkan besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedom-nya (df) yang rumusnya adalah sebagai berikut:

df = N-nr

df = degrees of freedom

N = Number of Cases

Nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan

Dengan diperolehnya db atau df maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” Product Moment, baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf dignifikansi 1%. Jika ro sama dengan atau lebih besar daripada rt maka Hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima atau terbukti kebenarannya. Berarti memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif (atau korelasi negatif) yang signifikan. Sebaliknya, Hipotesis nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti kebenarannya. Ini berarti bahwa Hipotesis nihil yang menyatakan tidak adanya korelasi antara variabel X dan variabel Y itu salah.9

9

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006)h. 193-195.


(52)

Untuk mencari kontribusi variabel X terhadap variabel Y, penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r ² x 100 %

Keterangan:

KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel X terhadap variabel Y) r = Koefisien Korelasi antara variabel X dan Variabel Y.


(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan merupakan penjelmaan (reinkarnasi) dari SMA Negeri Cireundeu yang pernah berdiri berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Barat Tahun 1986. Namun karena ketiadaan lahan, maka SMA Cireundeu menghilang dan sebagai gantinya berdiri SMA Negeri 2 Ciputat di Komplek Pamulang Permai II. Namun karena status wilayah Pamulang yang semula berupa Kemantren berubah menjadi Kecamatan, maka nama SMA Negeri 2 Ciputat berubah menjadi SMA Negeri 1 Pamulang. Akhirnya pada tahun 2006 niat masyarakat Cireundeu dan sekitarnya untuk memiliki SMA Negeri akhirnya tercapai juga setelah berdirinya SMA Negeri 3 Ciputat pada tanggal 26 April 2006 berdasarkan SK Bupati Tangerang Nomor 421/Kep.134-Huk/2006, dan sekarang telah berganti nama menjadi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan berdasarkan Perwal No.10 Tahun 2009.

Masyarakat di Ciputat Timur termasuk suku bangsa Betawi dan secara kultural berbudaya dan berdialek bahasa khas Betawi. Sejak tahun 1974 wilayah Ciputat (sekarang Ciputat Timur) dimasukan ke dalam bagian dari wilayah Kabupaten Tangerang. Namun, sejak berdirinya Kota Tangerang


(54)

Selatan, wilayah Ciputat Timur kini telah menjadi bagian dari Kota Tangerang Selatan. Sebagai daerah penyangga Ibu Kota yang berada di selatan Jakarta, sampai saat ini Ciputat Timur tidak dapat terlepas dari pengaruh kehidupan masyarakat Jakarta, baik dalam kehidupan sosial, ekonomi maupun budaya. Apalagi letak SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan persis di bibir Ibu Kota yang berbatasan langsung dengan Jakarta Selatan dan Kota Depok.

Secara geografis SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan berada di Kecamatan Ciputat Timur yang langsung berbatasan dengan Kelurahan Lebak Bulus Kecamatan Cilandak Jakarta selatan dan Kelurahan Limo Kecamatan Cinere Kota Depok dan secara administratif penduduk/masyarakat Ciputat Timur adalah warga Kota Tangerang Selatan.

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan a. Visi

“Mewujudkan SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan sebagai lembaga pendidikan unggulan yang menghasilkan lulusan bermutu yang dilandasi iman dan takwa”.

b. Indikator Visi

1) Menciptakan bidang-bidang keunggulan tertentu (benchmarking

dan differentiation).

2) Menciptakan mutu lulusan yang diharapkan.

3) Menciptakan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME.

c. Misi Sekolah

1) Menciptakan lulusan yang berakhlak mulia dan bertakwa kepada Tuhan YME.

2) Menciptakan keunggulan dibidang bahasa, sains dan agama. 3) Menciptakan lulusan yang menguasai sains dan teknologi.


(1)

Jakarta: Kencana, Cet. 3, h. 2008.

, Wahab, Muhbib Abdul, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2004.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. 4, 2003.

S, Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 6, 2007.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo, Cet. 36, 2003.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 1, 2005.

Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.

Tim Redaksi Fokusmedia, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Fokus Media, 2006.

Umar Tirtaraharja dan La Sulo, S. L , Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. 1, 2005.


(2)

ANGKET

1. Identitas Responden

Nama :

Kelas :

2. Petunjuk

a. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang kamu anggap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

b. Apapun jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai pelajaran kamu di sekolah.

c. Terima kasih atas bantuan dan partisipasinya dalam mengisi angket ini.

1. Bagi saya membaca buku sosiologi merupakan pekerjaan yang menyenangkan:

a. Sangat setuju c. Kurang setuju b. setuju d. Tidak setuju 2. Apabila teman mempunyai buku baru saya akan meminjamnya:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

3. Saya meresapi makna yang terkandung dalam buku-buku bacaan sosiologi: a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d. tidak setuju 4. Jika ke toko buku perhatian saya tercurah kepada buku sosiologi:

a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

5. Saya tidak mempunyai buku pelajaran sosiologi kemudian saya berusaha untuk membelinya:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju


(3)

6. Saya membaca buku bukan hanya buku paket sosiologi saja tetapi buku yang lain juga saya lakukan dengan senang hati:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

7. Buku-buku bacaan sosiologi kurang menyentuh emosi saya saat membaca: a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d tidak setuju

8. Jika ada buku baru di bidang sosiologi saya ingin membacanya: a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

9. Meskipun liburan saya menggunakan sebagian waktu saya untuk membaca buku sosiologi:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

10. Menguasai ilmu sosiologi itu penting untuk mengetahui tentang masyarakat karena sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat, namun saya berat untuk membaca buku-buku yang berbasis sosiologi:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju 11. Saya tidak bosan-bosannya untuk membaca buku sosiologi:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

12. Jika saya sudah membaca buku sosiologi, saya lupa dengan pekerjaan yang lainnya:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju


(4)

13. Saya tidak mempunyai waktu untuk membaca buku sosiologi, karena sibuk dengan tugas sekolah yang lain:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

14. Saya membaca buku di bidang sosiologi, baik buku paket maupun buku saplemen:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

15. Yang membuat saya segan untuk membaca buku sosiologi, karena isi dan layoutnya kurang menarik:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju 16. Saya tertarik untuk membaca buku sosiologi:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

17. Ketika saya membaca buku sosiologi saya terlarut dalam isi bacaan yang ada di dalam buku:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

18. Saya telah membaca materi pelajaran sosiologi sebelum mengikuti pelajaran di sekolah:

a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

19. Saya membaca buku sosiologi jika ada tugas-tugas sekolah atau mau ada tes: a. sangat setuju c. kurang setuju


(5)

20. Walaupun tidak mempunyai buku, saya berusaha meminjam buku ke perpustakaan agar dapat membaca buku bacaan sosiologi:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

21. Saya tidak merasa jenuh membaca buku yang berkaitan dengan pelajaran sosiologi:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

22. Saya mengulang-ulang pelajaran sosiologi di rumah agar lebih menguasai materi tersebut:

a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah

23. Daripada saya mengobrol yang tidak jelas tujuannya, lebih baik saya membaca buku sosiologi:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

24. Jika pergi ke perpustakaan, saya lebih memilih membaca buku yang berkaitan dengan pelajaran sosiologi:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

25. Daripada saya membuang-buang waktu untuk mengobrol yang tidak jelas arahnya, lebih baik saya menggunakannya untuk membaca buku sosiologi: a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d. tidak setuju

26. Saya enggan berusaha untuk membaca, walaupun pengetahuan pelajaran sosiologi saya kurang:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju


(6)

27. Perhatian terhadap pelajaran sosiologi saya tunjukkan melalui banyak membaca buku-buku yang berkaitan dengan sosiologi:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

28. Saya kuat membaca komik dengan waktu yang lama sementara untuk membaca buku sosiologi hanya sebentar:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju

29. Saya tidak mengisi waktu luang dengan membaca buku pelajaran sosiologi: a. sangat setuju c. kurang setuju

b. setuju d. tidak setuju

30. Menurut saya membaca buku pelajaran sosiologi membuang-buang waktu saja:

a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju