Hubungan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi

(1)

HUBUNGAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA KULIAH SOSIOLOGI ANTROPOLOGI DI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS FITK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Deli Wani Utami

NIM : 1110015000111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

iv

DELI WANI UTAMI. Hubungan Minat Belajar Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar pada Mata Kuliah Sosiologi Antropologi di Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Jakarta: Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat belajar terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi di jurusan pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan IPS dengan konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejumlah 67 mahasiswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner, wawancara dan metode dokumentasi. Metode angket digunakan untuk mengungkap variabel minat belajar mahasiswa pada mata kuliah sosiologi antropologi, wawancara digunakan untuk memperkuat metode angket dalam mengetahui jawaban mahasiswa mengenai minat belajar mahasiswa pada mata kuliah sosiologi antropologi yang sesuai dengan kondisi sesungguhnya, dan metode dokumentasi untuk mengungkap data hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi. Uji validitas instrumen menggunakan korelasi Product Moment, dan uji reliabilitas mengunakan rumus Alpha Cronbach’s dengan jumlah responden N=59 pada mahasiswa konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi angkatan 2011 dan 2012. Uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas. Uji hipotesis terdiri dari korelasi Product Moment.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan minat belajar terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi di jurusan pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan = 0,570; r2 = 0,3249 dan

sebesar 5,237 lebih besar dari

sebesar 1,672 dengan signifikansi sebesar 0,000.


(6)

v

DELI WANI UTAMI. The Relationship of Interests Learning Against Learning Outcomes in Subjects Sociology Anthropology in Department of Education Social Sciences FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Minithesis. Jakarta: Department of Education Social Sciences Faculty of Tarbiyah and Teaching State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah. 2014.

This study aims to determine the relationship Interests Learning Against Learning Outcomes in Subjects Sociology Anthropology in Department of Education Social Sciences FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

The population of this research is the student of social education subject sociology anthropology at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta FITK number of 67 students. Techniques of data collection using questionnaires, interview and documentation methods. Questionnaire method is used to reveal the variable interest on student learning courses sociology anthropology, interview questionnaire method is used to strengthen the interest of the student to know the answers of the student learning course sociology anthropology in accordance with the actual conditions, and methods of documentation for the data reveal learning outcomes in sociology anthropology lecture. The instrument of test validity using Product Moment correlation, and reliability testing using Cronbach's alpha formula by the number of respondents N = 59 college students majoring in sociology anthropology class of 2011 and 2012 consisted of the analysis of test preconditions normality test, homogeneity test. Hypothesis testing consists of Product Moment Correlation.

The results of this study indicate that there is a significant relationship between students interest in the learning outcomes of the courses in sociology anthropology Department of Education Social Sciences FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, with r_hitung = 0.570; r2 = 0.3249 and 5.237 t-value greater than 1,672 ttable with significance of 0.000.

Keywords: Student Interest in learning, Learning Outcomes, and the sociology anthropology.


(7)

vi

Assalamualaikum wr.wb

Puji serta syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT dan Rasulullah SAW beserta keluarganya. Saya sebagai penulis berucap syukur telah diberi nikmat iman, islam dan kesehatan dalam menyelesaikan skripsi sebagai syarat kelulusan pada semester akhir. Dalam hal ini penulis telah secara maksimal mencurahkan segala pikiran dan daya upaya dalam penyusunan skripsi ini. Penulis telah melakukan penelitian terkait Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar pada Mata Kuliah Sosiologi Antropologi di Jurusan Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Nurlena Rifa’i, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. H. Nurochim, M.M, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam pembuatan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

6. Ungkapan terimakasih penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada ibunda tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, dan doa dengan segala pengorbanannya yang telah diberikan untuk ananda.


(8)

vii penulis sampai saat ini.

7. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Teman-teman konsentrasi pendidikan sosiologi antropologi 2011 dan 2012 yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam penelitian yang dilakukan penulis.

10. Ardi Muhamad Arsyad yang senantiasa memanjatkan doa untuk kesuksesan penulis, memberikan motivasi, serta senantiasa menemani penulis dalam setiap kondisi baik suka maupun duka.

11. Kakak-kakak tercinta Siti Nur Aisah, Neneng Suwartini, Arif Rahman Hakim, dan Ahmad Nashrullah yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat terbaik Delimaniti (Aulia, Mawar, Jenni, dan Putri) yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan menghibur penulis ketika merasa tidak mampu dalam menyelesaikan berbagai tugas dan semoga persahabatan dan persaudaraan kita tak lekang oleh waktu.

13. Teman-teman seperjuangan pendidikan IPS, terlebih khusus untuk Pendidikan Sosiologi Antropologi 2010 kalian semua telah memberikan motivasi dan warna dalam hidup penulis.

14. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun semua yang kalian berikan sangat berarti bagi penulis.

Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan kepada-Nya, Amin.


(9)

viii

mahasiswa dalam penyusunan skripsi di semester akhir dan menjadi acuan pula bagi adik – adik kelas yang hendak pula akan mengerjakan skripsi.

Wassalmualaikum wr. Wb

Jakarta, 07 September 2014 Penulis


(10)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG ... ii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 8

C.Pembatasan Masalah ... 8

D.Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A.Landasan Teori ... 11

1. Minat... 11

a. Pengertian Minat ... 11

b. Fungsi Minat ... 15

c. Macam-macam Minat ... 17

d. Unsur-unsur Minat ... 18

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ... 20

2. Hasil Belajar ... 25

a. Pengertian Hasil Belajar ... 25

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 27


(11)

x

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

C.Kerangka Berpikir ... 32

D.Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A.Tempat Dan Waktu Penelitian ... 34

B. Metode Penelitian ... 34

C.Desain Penelitian ... 35

D.Populasi dan Sampel ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Instrumen Penelitian ... 39

G.Definisi Konseptual dan Operasional ... 41

1. Definisi Konseptual ... 41

2. Definisi Operasional ... 42

H.Uji Coba Instrumen ... 42

I. Teknik Analisis Data ... 44

1. Uji Prasyarat Analisis Data ... 44

2. Analisis Pengujian Hipotesis . ... 45

J. Hipotesis Statistik ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripsi Data ... 48

1. Gambaran Umum Pendidikan IPS ... 48

2. Data Mahasiswa ... 48

3. Data Sarana dan Prasarana ... 49

B. Perhitungan Uji Coba Instrumen ... 50

1. Uji Validitas ... 50

2. Uji Realibilitas ... 51

C. Teknik Analisi Data ... 51

1. Minat belajar mahasiswa (Variabel X) ... 51

2. Hasil belajar (Variabel Y) ... 52

D. Uji Prasayarat ... 54


(12)

xi

F. Hasil Wawancara ... 59

G. Pembahasan Penelitian ... 64

H. Keterbatasan Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Implikasi ... 66

C. Saran ... . ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(13)

xii

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Penelitian ... 36

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrument angket penelitian ... 40

Tabel 3.4 Pedoman wawancara ... 41

Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien ... 43

Tabel 3.6 Angka indeks korelasi product momen t... 45

Tabel 4.1 Data Mahasiswa Pendidikan IPS ... 49

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Program studi pendidikan IPS... 50

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Belajar ... ..51

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar ... ... 53

Tabel 4.5 Hasil perhitungan uji normalitas ... 55

Tabel 4.6 Hasil perhitungan uji homogenitas variable (Y) berdasarkan variabel (X) ... ... 56


(14)

xiii

Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir ... 33

Gambar 3.1 Desain penelitian ... 35

Gambar 4.1 Grafik data minat belajar mahasiswa ... 52

Gambar 4.2 Grafik data hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi ... 54


(15)

xiv

Lampiran 1 Angket Penelitian ... 71

Lampiran 2 Instrumen Wawancara ... 73

Lampiran 3 Hasil Wawancara ... 74

Lampiran 4 Tabel Krejcie dan Morgan ... 85

Lampiran 5 PerhitunganUji Validitas dan Realitibilitas Angket... 86

Lampiran 6 Tabulasi Data Minat Belajar Mahasiswa. ... 87

Lampiran 7 Tabulasi Data Pokok ... 89

Lampiran 8 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Mahasiswa ... 91

Lampiran 9 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Mahasiswa ... 92

Lampiran 10 Uji Prasyarat Analisis ... 93

Lampiran 11 Analisis Data ... 94

Lampiran 12 Perhitungan pengujian hipotesis korelasi product moment... 95

Lampiran 13 Tabel r (Pearson Product Moment)... 98

Lampiran 14 Tabel t...100

Lampiran 15 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 16 Lembar Uji referensi


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang

Tugas bangsa Indonesia setelah merdeka dan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, salah satunya adalah mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional, yaitu turut mencerdaskan kehidupan bangsa, hal ini jelas bahwa bangsa Indonesia menginginkan sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas memiliki pengetahuan luas serta keterampilan untuk menjalankan tujuan pembangunan tersebut. Salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Karena dengan pendidikan sebuah bangsa akan mencapai kemajuan, baik dalam pengembangan sumber daya manusia maupun pada pengelolaan sumber daya alam. Begitu juga dengan bangsa Indonesia menginginkan sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas memiliki pengetahuan luas serta keterampilan untuk menjalankan tujuan pembangunan tersebut. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan pendidikan. Karena pendidikan merupakan hal terpenting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas.

Wujud pendidikan ini ditegaskan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 bahwa pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.1

1

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, h. 2.


(17)

Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar peserta didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik, serta potensi yang dimiliki dapat digunakan untuk berperan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga penerapan pendidikan harus diselengggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UU No. 20 tahun 2003.

Menurut Muhibbin Syah pendidikan adalah “proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan”.2 Berdasarkan definisi tersebut, pendidikan merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada seseorang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dimiliki.

Proses pendidikan diawali ketika individu dilahirkan dalam lingkungan keluarga kemudian dilanjutkan dan dikembangkan melalui jenjang pendidikan formal, terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Di lingkungan kampus terjadi interaksi secara langsung antara mahasiswa sebagai peserta didik dan dosen sebagai pendidik dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perguruan tinggi, mahasiswa tidak hanya diberikan pemahaman tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga pemahaman moral dan keagamaan. Namun pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah ataupun perguruan tinggi, akan tetapi keluarga dan masyarakat juga ikut bertanggung jawab. Untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas maka sebagai penyelenggara dalam jajaran tertinggi pendidikan formal dalam hal ini adalah perguruan tinggi dengan peserta didik yaitu mahasiswa dan tenaga pengajar yaitu dosen merupakan tempat pembentukkan sumber daya manusia yang diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang memadai dalam penguasaan, pengembangan serta menemukan terobosan di bidang pengetahuan dan teknologi.

2

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2009), h. 10.


(18)

Namun berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tersebut banyak bergantung kepada keberhasilan proses pembelajaran salah satu tolak ukurnya yang digunakan adalah hasil belajar yang mengacu pada pencapaian taksonomi pendidikan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Terkait dengan hasil belajar, bahwa hasil belajar merupakan perolehan nilai yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan menghasilkan pembelajaran yang maksimal sehingga dapat mencetak lulusan yang berkualitas. Lulusan yang berkualitas juga menentukan kualitas perguruan itu sendiri, sebab tidak hanya memperbanyak sarjana, namun juga sarjana yang berkualitas, sarjana yang mampu bertahan hidup, dalam arti memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya, sesuai dengan keahlian yang diperoleh pada masa kuliah.

Dalam hal ini kualitas seorang mahasiswa ketika lulus terlihat dari pencapaian hasil belajar yang diperolehnya semasa kuliah. Namun faktanya tidak semua mahasiswa dapat menjadi lulusan yang berkualitas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagaimana yang diungkap oleh Farida Sarimaya, kemampuan pedagogik dan profesional dosen sebagai pengajar juga menjadi faktor penentu keberhasilan dalam pembelajaran. Menurut Farida Sarimaya, kemampuan pedagogik meliputi “pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta evaluasi prestasi belajar”.3 Salah satu kompetensi pedagogik pengajar adalah mengelola proses pembelajaran. Beberapa dosen yang kurang mampu mengelola proses pembelajaran, sehingga proses perkuliahan menjadi tidak menarik.

Sejalan dengan hal tersebut faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagaimana yang diungkap oleh Muhibbin tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar berikut ini :

3

Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru, Apa, Mengapa, dan Bagaimana, (Bandung: Yrama Widya 2008), h. 19.


(19)

Hasil belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal diantaranya latar belakang keluarga, sekolah dan masyarakat, sedangkan faktor internal yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis merupakan kondisi umum jasmani seseorang, dan faktor psikologis merupakan faktor internal yang berpengaruh dari dalam diri mahasiswa dalam proses belajar diantaranya adalah minat.4

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa minat menjadi salah satu aspek penting dalam belajar dan aspek yang perlu diperhatikan pula saat memilih program studi oleh mahasiswa, sebab minat berasal dari dalam individu sendiri. Jika individu sudah memiliki minat terhadap sesuatu hal, dalam hal ini adalah pemilihan program studi, maka mahasiswa akan memiliki ketertarikan (interesting) awal terhadap bidang studi yang berkaitan dengan program studinya, minat sebagai motivasi awal dalam mendalami bidang studi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan Elizabeth, bahwa “minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan dan mendatangkan kepuasaan”.5 Berdasarkan pendapat Elizabeth tersebut dapat dipahami bahwa jika individu memiliki minat maka akan melaksanakan apa yang diminati tersebut sehingga merasa bangga akan hal yang dicapainya tersebut sesuai minat, dan tidak terpaksa.

Beberapa fenomena yang terjadi saat ini adalah mahasiswa dalam memilih program studi yang ditempuh tidak selalu dari minatnya sendiri tetapi karena ada faktor lain seperti adanya paksaan dari orang tua atau pengaruh dari teman. Setelah dilakukan studi awal wawancara mahasiswa program studi pendidikan IPS dengan konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi dari 10 mahasiswa didapatkan, 5 orang mahasiswa mengatakan memilih konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi karena pengaruh teman, 2 orang mahasiswa karena mengikuti anjuran orang tua, dan 3 orang mahasiswa atas keinginan sendiri.

4

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. XV, h. 130-132.

5

Meitasari Tjandrasa, Buku Perkembangan Anak Jilid 2, Terj. dari Child Development Sixth Edition oleh Elizabeth B. Hurlock, (Jakarta: Erlangga, 1999), Cet. V, h.115.


(20)

Mahasiswa dengan minat yang kurang untuk masuk pada konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi akibat tuntutan orang tua dan lingkungan, akan mengalami kesulitan dalam belajar dibandingkan dengan mahasiswa yang memang berminat pada konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi, karena mahasiswa akan mengalami proses penyesuaian diri seperti perbedaan situasi dan kebiasaan, selain itu juga sikap yang bertentangan dengan keluarga, persaingan akademik yang lebih ketat, keadaan tersebut akan mempengaruhi cara belajar karena disiplin diri belum tertanam dengan baik, mudah terpengaruh teman-teman, masih bersantai-santai akibatnya studi akan terhambat dan akhirnya hasil belajar yang dicapai tidak memuaskan.

Memilih konsentrasi bidang studi yang tidak sesuai minat memiliki beberapa dampak pada aktivitas belajar. Hal ini sebagaimana diungkap oleh Haryanto sebagai berikut:

Pertama dalam problem psikologi seperti mempelajari sesuatu yang tidak sesuai minat merupakan pekerjaan yang sangat tidak menyenangkan. Belajar karena terpaksa itu akan sulit dicerna otak karena sudah ada

blocking emosi dan kemungkinan akan berusaha setengah hati. Kedua, problem akademis. Ketiga, problem relasional.6

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa mahasiswa yang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai minat, cenderung terpaksa belajar, biasanya belajar yang terpaksa akan sulit dicerna oleh otak.

Dari pendapat tersebut problem akademis yang bisa terjadi jika salah mengambil pilihan, seperti hasil belajar yang tidak optimum, banyak mengulang mata kuliah yang berdampak bertambahnya waktu dan biaya, kesulitan memahami materi, kesulitan memecahkan persoalan, ketidakmampuan untuk mandiri dalam belajar, hal-hal tersebut berdampak pada rendahnya nilai indeks prestasi. Selain itu, salah memilih program studi atau konsentrasi bidang studi dapat mempengaruhi motivasi belajar dan tingkat kehadiran, semakin sering tidak masuk kuliah, maka semakin sulit memahami materi, pada akhirnya semakin tidak suka dengan perkuliahannya akhirnya

6

Haryanto, 2013, Dampak Salah Memilih Jurusan, (www.belajarpsikologi.com/tips-memilih-jurusan-kuliah/).


(21)

makin sering absen dalam perkuliahan. Berkaitan dengan hal tersebut menurut Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (AAK) Drs. Abd Shomad sebagaimana dikutip oleh Elly Afriani menyebutkan:

Belasan mahasiswa UIN Jakarta sepanjang tahun 2008 ini terancam Drop Out alias DO, dan bahkan sudah ada yang di-DO. Mereka yang terancam DO dikarenakan di antaranya menyangkut administrasi seperti nilai IP rendah serta pelanggaran Kode Etik Mahasiswa, seperti kasus narkoba dan tindakan asusila sebelum pada drop out (DO) atau dikeluarkannya seorang mahasiswa/i karena dinyatakan tidak mampu mengikuti pendidikan yang diikutinya. Mahasiswa lain yang terancam DO dikarenakan kadaluarsa atau sudah habis masa studinya.7

Data tersebut memperlihatkan jumlah mahasiswa yang terancam drop out

cukup tinggi.

Terkait dengan problem relasional, salah memilih program studi, membuat mahasiswa cenderung tidak nyaman dan tidak percaya diri. Ia merasa tidak mampu menguasai materi perkuliahan sehingga ketika hasilnya tidak memuaskan, ia pun merasa minder karena merasa dirinya bodoh, hingga ia menjaga jarak dengan teman lain, makin pendiam, menarik diri dari pergaulan, lebih senang mengurung diri di kamar, takut bergaul karena takut kekurangannya diketahui. Dan pada akhirnya ketiga problem tersebut dapat menyebabkan kuliah terancam terhenti di tengah jalan. Hal ini menunjukkan bahwa memilih konsentrasi bidang studi bukan urusan yang mudah dan bukan persoalan yang sepele. Banyak faktor yang harus diperhitungkan dan dipikirkan masak-masak. Memilih secara tergesa-gesa tanpa memperhitungkan segala aspek akan berakibat fatal mulai dari kesadaran yang terlambat bahwa program studi yang diambil tidak sesuai dengan minatnya. Maka dari itu pemilihan program studi atau konsentrasi bidang studi sedini mungkin harus mulai dipertimbangkan. Salah pilih merupakan bencana dan kerugian yang besar bagi masa depan.

7

Elly Afriani, Belasan Mahasiswa teramncam Drop Out, 2013,

(www.uinjkt.ac.id/index.php/component/content/article/315-belasan-mahasiswa-terancam-do.html).


(22)

Dalam penelitian ini, penulis hanya akan membahas faktor internal-psikologis mahasiswa yaitu minat. Menurut Mahmud dalam buku Psikologi Pendidikan Mutakhir disebutkan bahwa, “minat dapat mempengaruhi kualitas belajar seseorang”.8 Ini dapat diartikan bahwa mahasiswa yang menaruh minat besar terhadap konsentrasi bidang studi yang dikehendakinya akan banyak memusatkan perhatiannya pada mata kuliah yang berkaitan dengan konsentrasi bidang studi tersebut. Dengan pemusatan perhatian yang itensif dapat yang memungkinkan ia belajar lebih giat sehingga tujuan pembelajaran pun akan tercapai secara maksimal yang kemudian akan mempengaruhi kualitas belajarnya.

Dalam sebuah penelitian terkait minat belajar yang dilakukan oleh Abdul Rohim, bahwa “minat menjadi sebuah motivasi peserta didik dalam belajar sehingga seluruh perhatiannya akan tercurahkan pada kegiatan yang ia lakukan”.9 Minat sangat besar perannya dalam kegiatan pembelajaran, sebab minat akan berperan sebagai pemuncul motivasi yakni sebagai kekuatan yang akan mendorong seseorang untuk belajar. Dengan kata lain, jika mahasiswa memiliki minat yang kuat untuk mempelajari sesuatu dengan sungguh-sungguh dan akan mengerahkan pikiran, tenaga dan waktu untuk mempelajarinya tanpa ada yang menyuruh dan paksaan dari orang lain.

Adanya minat belajar yang tinggi yang dimiliki mahasiswa maka akan banyak memusatkan perhatiannya pada mata kuliah yang diminatinya daripada mata kuliah lainnya. Pemusatan perhatian yang itensif terhadap materi itulah memungkinkan ia belajar lebih giat dan berprestasi pada bidang tersebut. Minat yang dimiliki tersebut merupakan langkah awal dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan. Dengan demikian, mahasiswa yang mempunyai minat belajar yang besar cenderung akan menghasilkan hasil belajar yang memuaskan dan sebaliknya mahasiswa yang mempunyai minat kurang akan menghasilkan hasil belajar yang rendah.

8

Mahmud, Psikologi Pendidikan Mutakhir, (Bandung: Sahifa, 2005), h. 95.

9

Abdul Rohim, “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Pendidikan Agama Islam”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h. 2, tidak dipublikasikan.


(23)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dirancang untuk mengkaji bagaimana hubungan minat belajar mahasiswa khususnya terhadap konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi dengan hasil belajar mahasiswa dalam sebuah karya ilmiah dengan bentuk sebuah skripsi yang berjudul,

“Hubungan Minat Belajar Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Pada Mata

Kuliah Sosiologi Antropologi di Program Studi Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Belum diketahui hubungan minat belajar terhadap hasil belajar mata kuliah sosiologi antropologi di program studi pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Belum diketahui hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar mata kuliah sosiologi antropologi di program studi pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Belum diketahui hubungan kompetensi pedagogis pengajar dalam hal ini dosen terhadap hasil belajar mata kuliah sosiologi antropologi di program studi pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Belum diketahui tinggi rendahnya hasil belajar mata kuliah sosiologi antropologi di program studi pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dalam skripsi ini, melihat luasnya ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, membutuhkan spesifikasi kajian hal-hal yang dilakukan agar pembahasan lebih terfokus, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Minat dan hasil belajar. Minat yang dimaksud adalah minat belajar mahasiswa pada mata kuliah sosiologi antropologi. Sedangkan hasil


(24)

belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh mahasiswa dalam mata kuliah sosiologi antropologi.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

“Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi di program studi pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?”

E.Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan minat belajar terhadap hasil belajar.

b. Memberikan informasi terkait dengan apakah minat belajar dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa.

c. Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang permasalahan terkait.

2. Manfaat Akademis

a. Bagi peserta didik (mahasiswa)

Dapat menjadi pedoman bagi mahasiswa/i dalam menentukan kejuruan atau konsentrasi yang diminatinya sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran.


(25)

b. Bagi lembaga pendidikan

Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang hubungan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi yang diharapkan dapat mengupayakan cara-cara untuk lebih meningkatkan keterampilan mahasiswa sebagai bekal masa depan nanti.


(26)

11

KAJIAN TEORI A.Landasan Teori

1. Minat

a. Pengertian Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang terdapat pada setiap orang. Minat menurut Muhibbin Syah, berarti “kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.1 Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa minat diindikasikan rasa semangat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan, rasa semangat tersebut diiringi oleh kesungguhan, sehingga tercapai kebahagiaan, sebab yang dilakukan tersebut tanpa rasa terpaksa.

Hal senada juga diungkapkan oleh Slameto, minat adalah “suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada

yang menyuruh”.2

Jadi bila seseorang itu berminat pada sesuatu ia akan tertarik atau menyenangi sesuatu itu. Kalau sesuatu benda atau keadaan menarik perhatian pasti akan menimbulkan minat.

Hal di atas juga seirama dengan apa yang dimaksud Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib tentang minat bahwa, minat adalah “suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai

perasaan senang”.3

Dapat dipahami di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha untuk mendekati, mengetahui, atau menguasai dari subyek yang dilakukan dengan perasaan senang.

1Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 136.

2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta,2010) edisi revisi, h. 180.

3Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab , Psikologi Suatu Pengantar, (Jakarta:


(27)

Menurut Witherington sebagaimana dikutip oleh Buchori berpendapat

bahwa, “minat merupakan kesadaran seseorang terhadap suatu obyek,

seseorang, soal atau situasi yang bersangkutan dengan dirinya. Selanjutnya minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar dan kesadaran

itu disusul dengan meningkatnya perhatian terhadap suatu obyek”.4

Dari pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa minat dicirikan dengan adanya pemusatan perhatian atau meningkatnya perhatian terhadap sesuatu, perhatian yang penuh dapat memperoleh hasil pekerjaan yang maksimal, sesuai dengan keinginan.

Sementara itu, menurut Djaali dalam buku Psikologi Pendidikan menerangkan bahwa, minat adalah “rasa lebih suka dan ketertarikan pada satu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.5 Jadi dapat dikatakan bahwa minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar penerimaannya. Segala hal yang dilakukan adalah kendali dari individu itu sendiri.

Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, minat adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendapat lain yang dikemukan oleh W.S. Winkel yang dikutip oleh Yeti bahwa minat diartikan sebagai “kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasa tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu”.6 Dengan kata lain segala aktivitas atau kegiatan bila dilakukan dengan minat maka akan mendatangkan perasaan senang dan tidak mudah bosan, karena aktivitas

4 M. Buchori, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Aksara Baru, 1978), h. 124. 5 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 121.

6Yeti Budiyarti, “Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Studi Kasus di SMA PGRI 56 Ciputat”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h. 9, tidak dipublikasikan.


(28)

tersebut tidak bertentangan dengan keinginan seseorang sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang tinggi.

Sejalan dengan hal itu, Muhibbin juga mengatakan bahwa “minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar individu dalam bidang-bidang studi tertentu”.7 Artinya minat merupakan faktor yang sangat penting bagi individu untuk melakukan sesuatu yang disenangi, dengan adanya minat maka individu akan belajar dengan sungguh-sungguh demi tujuan yang ingin dicapainya.

Minat yang dikemukakan oleh Abdul Rohim pada dasarnya merupakan

“suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan individu terutama perasaan senang terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga dan memberi kepuasaan kepadanya”.8 Jadi dapat diartikan bahwa minat adalah pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar. Jika mahasiswa senang dengan kegiatan belajar yang dipilih maka akan bergairah untuk menekuni kegiatan belajarnya tersebut.

Seseorang yang berminat besar dalam belajar maka akan secara senang hati melakukan kegiatan belajar tersebut. Hal ini juga diungkapkan oleh Mahmud bahwa, minat adalah “kecenderungan dan gairah yang tinggi terhadap suatu kegiatan atau pekerjaan sehingga minat dapat mempengaruhi kualitas belajar orang tersebut”.9 Pendapat tersebut dapat dipahami dengan contoh, dalam belajar misalnya seseorang yang menaruh minat besar terhadap mata kuliah sosiologi antropologi akan banyak memusatkan perhatiannya pada mata kuliah ini daripada mata kuliah lainnya. Dengan demikian minat dapat dikatakan sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan tindakan seseorang.

7Muhibbin Syah, loc.cit.

8Abdul Rohim, “Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Pendidikan Agama Islam”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h. 7, tidak dipublikasikan.


(29)

Hal tersebut juga diperkuat oleh Kurt Singer yang dikutip oleh Lilis Komariah dalam penelitiannya terkait Minat Belajar Sosiologi Siswa dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode STAD menjelaskan, bahwa

“minat adalah suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan

suatu proses belajar”.10

Berdasarkan pernyataan di atas minat dapat dikatakan sebagai suatu bentuk motivasi intrinsik yang mendorong orang untuk terus berusaha dalam belajar sehingga dapat tercapainya keberhasilan yang diharapkan dalam proses belajar.

Berdasarkan uraian pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan individu dalam hal ini adalah mahasiswa, untuk memusatkan perhatian rasa lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap suatu objek atau situasi tertentu dalam hal ini adalah belajar mata kuliah sosiologi antropologi. Minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diingikan, tanpa dengan minat tujuan belajar tidak akan tercapai. Pada dasarnya jika mahasiswa menaruh minat pada sesuatu, berarti mahasiswa akan menyambut baik dan bersikap positif dalam berhubungan dengan objek tersebut. Sikap positif itu ditunjukkan denga rasa sungguh-sungguh dan semangat dalam belajar sehingga mencapai hasil yang baik.

Membicarakan masalah minat harus memperhatikan aspek-aspek minat. Menurut Hurlock sebagaimana dikutip oleh Mitasari Tjandrasa membedakan aspek minat menjadi dua yaitu:

1) Aspek kognitif, aspek ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif di dasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari dari lingkungan. 2) Aspek afektif, aspek ini adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang

10 Lilis Komariah, Minat Belajar Sosiologi Siswa dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode STAD, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h. 12, tidak dipublikasikan.


(30)

menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasikan tindakan seseorang.11

Dengan kata lain minat belajar mahasiswa yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap. Artinya jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.

Dengan demikian, mahasiswa yang menaruh minat terhadap konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dalam kegiatan belajar daripada mahasiswa lainnya yang tidak memiliki minat yang tinggi. Hal ini dikarenakan adanya perasaan senang dan penuh perhatian untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Begitu juga dengan pemusatan perhatian yang sedemikian itensif yang memungkinkan mahasiswa tersebut untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai hasil belajar yang maksimal.

b. Fungsi Minat

Minat merupakan faktor internal psikologis yang sangat berperan dalam proses belajar. Seseorang akan mau dan tekun dalam belajar atau tidak sangat tergantung pada minat yang ada pada dirinya. Menurut Alisuf Sabri sebagaimana dikutip oleh Abdul Rohim minat memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Sebagai kekuatan yang akan mendorong seseorang untuk belajar. Mahasiswa yang berminat terhadap konsentrasi pendidikan sosiologi antropologi akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar. Pendorong seseorang untuk berbuat dalam mencapai tujuan. 2) Penentu arah perbuatan seseorang yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. 3) Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan seseorang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.12

11

Meitasari Tjandrasa, Buku Perkembangan Anak Jilid 2, Terj. dari Child Development Sixth Edition oleh Elizabeth B. Hurlock, (Jakarta: Erlangga, 1999), Cet.V, h. 116.


(31)

Hal serupa juga diungkapkan oleh E Elizabeth yang ditulis oleh Meitasari Tjandrasa tentang fungsi minat bagi kehidupan anak, yaitu: 1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. 2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.13

Terkait fungsi minat di atas dapat dipahami bahwa minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh, anak yang berminat pada olahraga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya, maka cita-citanya menjadi dokter. Selanjutnya terkait fungsi minat yang kedua yaitu sebagai tenaga pendorong yang kuat sebagai contoh minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas. Minat seseorang meskipun diajar oleh pengajar yang sama dan diberi pelajaran yang sama, antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas mereka. Minat yang terbentuk sejak kecil atau masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan. Minat menjadi guru yang telah terbentuk sejak kecil sebagai misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat mahasiswa, maka ,mahasiswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik minat mahasiswa, maka pelajaran itu akan mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah ketertarikan dalam kegiatan belajar.

13 Meitasari Tjandrasa, Buku Perkembangan Anak Jilid 2, Terj. dari Child Development Sixth Edition oleh Elizabeth B. Hurlock, loc. cit.


(32)

Dengan adanya minat proses belajar akan berjalan lancar dan tujuan pendidikan akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan karena minat mempunyai andil yang sangat besar dalam menunjang keberhasilan belajar. Seseorang akan memetik hasil belajarnya ketika berminat terhadap yang pelajari dan dengan sendirinya akan menunjukkan keaktifan dalam mengikuti pelajaran.

c. Macam-macam Minat

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa, ini sangat tergantung pada sudut pandang dan cara penggolongannya diantaranya berdasarkan timbulnya minat dan berdasarkan arahnya minat, sebagaimana dikatakan Abdul Rahman, yaitu: “1) Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a). Minat primitif; b) Minat sosial. 2) Berdasarkan arahnya, minat dibedakan menjadi dua macam yaitu: a) Minat intrinsik; b) Minat ekstrinsik”. 14

Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis tubuh, misalnya kebutuhan akan makanan, perasaan nyaman. Minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Misalnya, minat belajar individu mempunyai pengalaman bahwa lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari lingkungannya tersebut.

Minat intrinsik adalah minat yang berlangsung dengan aktivitas itu sendiri. Misalnya, seseorang belajar karena memang senang membaca bukan karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain. Minat esktrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut akan hilang. Misalnya, seseorang yang belajar dengan tujuan agar lulus ujian


(33)

masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri), setelah lulus ujian tersebut maka minat belajarnya menjadi turun.

d. Unsur-unsur Minat

Dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu tersebut memiliki beberapa unsur, antara lain:

1. Perasaan Senang

Menurut Wasty, “Perasaan senang dapat diartikan sebagai suasana psikis dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan dalam diri”.15 Jadi dapat dikatakan bahwa perasaan senang dapat timbul karena mengamati, mengingat atau memikirkan sesuatu.

Mahasiswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi biasanya akan memiliki perasaan senang dengan hal-hal yang berkaitan dengan program studi tersebut tentunya mata kuliah sosiologi antropologi yang diajarkan, misalnya saja maka ia terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan mata kuliah sosiologi antropologi dengan sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.

2. Perhatian dalam Belajar

Perhatian merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan belajar. Dalam kajian psikologi yang dikutip oleh Fadilah Suraga dkk bahwa, perhatian merupakan “pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek tertentu”.16 Dengan kata lain seseorang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang erat sekali. Mahasiswa yang menaruh minat pada konsentrasi bidang studi yang dikehendakinya maka secara langsung akan menaruh perhatian

15 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet.V, h. 37. 16 Fadilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 113.


(34)

yang besar pada mata kuliah atau bidang studi tesrsebut dan cenderung untuk memperhatikannya.

Selanjutnya apabila seseorang menaruh perhatian secara continue

baik secara sadar maupun tidak pada obyek tertentu, biasanya dapat membangkitkan minat pada obyek tersebut. Jadi dapat dikatakan mahasiswa mempunyai minat pada mata kuliah tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika mahasiswa tidak berminat, maka perhatian pada mata kuliah atau bidang studi yang sedang diajarkan cenderung malas untuk mengerjakannya.

Dengan demikian mahasiswa yang tidak menaruh perhatian pada mata kuliah atau bidang studi yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan mahasiswa tersebut dapat belajar dengan baik.

3. Ketertarikan

Minat menurut Crow and Crow yang dikutip oleh Abdul Rohim bahwa, “minat bisa berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada orang, benda, atau kegiatan apapun bisa berupa pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan

tersebut”.17

Hal ini menunjukkan ada yang mengembangkan minatnya terhadap mata kuliah atau bidang studi tersebut karena pengaruh dari pengajar dan bahan ajar yang menarik. Dengan adanya ketertarikan maka lama-kelamaan mahasiswa mampu mengembangkan minatnya yang kuat terhadap mata kuliah tersebut niscaya ia bisa memperoleh prestasi yang berhasil sekalipun ia tergolong mahasiswa yang berkemampuan rata-rata.

Menurut Slameto bahwa, “pengajar yang kurang berinteraksi dengan peserta didik secara akrab menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Begitu juga peserta didik merasa jauh dari pengajar, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar”.18 Dengan kata lain, dosen juga harus mampu membangun suasana belajar

17 Abdul Rohim, op. cit., h. 11. 18 Slameto, op. cit., h. 66.


(35)

yang menarik artinya tidak mendominasi kegiatan belajar, ada komunikasi dua arah yang dapat membangkitkan suasana interaktif dalam kegiatan belajar.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Dimyati dan Mudjiono terkait peranan pengajar dalam proses belajar, menurut mereka “pengajar yang profesional tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik yang dapat membangkitkan minat belajar peserta didik dalam hal ini mahasiswa”.19

Artinya dalam hal ini seorang pengajar baik dosen maupun guru mempunyai peranan penting dalam menemukan minat atau bahkan dapat membangkitan minat belajar para peserta didik.

4. Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran

Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan perasaan tertarik. Adanya manfaat dan fungsi pelajaran (dalam hal ini mata kuliah atau bidang studi sosiologi antropologi) juga merupakan salah satu indikator minat. Seorang mahasiswa harus mengetahui informasi terkait apa yang mereka pelajari, termasuk manfaat dari apa yang mereka pelajari, sehingga mereka tidak asal-asalan dalam menentukan minatnya dalam belajar.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat menjadi salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat seseorang antara lain:

1. Motivasi

Motivasi sangat erat kaitannya dengan minat. Minat dapat timbul dengan adanya motivasi yang kuat. Seseorang yang mempunyai keinginan atau kepentingan terhadap sesuatu maka akan merangsang

19 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. IV, h. 248.


(36)

timbulnya ketertarikan atau minat untuk melakukan kegiatan tersebut sehingga motivasinya dapat terwujud.

Menurut Hamzah motivasi adalah “dorongan dasar yang

menggerakan seseorang bertingkah laku, dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai

dengan dorongan dalam dirinya”.20

Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan definisi motivasi menurut Syaiful Bahri dalam Psikologi Belajar bahwa “motivasi merupakan suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan”.21 Sehingga minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Motivasi sangat diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk belajar.

Dengan adanya motivasi mahasiswa menjadi tekun dalam belajar. Mahasiswa yang dalam proses belajarnya mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil belajar yang baik sesuai dengan yang diharapkan.

2. Bakat

Menurut Hilgard yang dikutip oleh Slameto bahwa bakat atau

aptitude adalah: “The capacity to learn”.22 Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

Sejalan dengan hal di atas menurut Bigham yang dikutip oleh Sunarto bahwa, bakat adalah ”seperangkat sifat-sifat yang dianggap

20 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. III, h. 1.

21Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Ed. 2, h. 148. 22Slameto, op. cit., h. 57.


(37)

sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan seperti

kemampuan berbahasa, musik dan sebagainya”.23

Berdasarkan definisi di atas bakat akan membentuk minat seseorang sehingga dapat mengetahui kemampuan seseorang. Memilih konsentrasi bidang studi yang sesuai dengan bakat, dan minat akan membuat mahasiswa nyaman untuk belajar. Bakat itu mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan suatu kegiatan termasuk dalam belajar. Jika bahan pelajaran atau mata kuliah yang dipelajari sesuai dengan bakatnya akan menimbulkan sebuah ketertarikan dengan kata lain yaitu minat. Dengan demikian diharapkan akan mampu memperoleh hasil belajar yang lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajar.

3. Belajar

Menurut Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G yang dikutip

oleh Nurhidayati dalam penelitiannya bahwa, “minat akan timbul dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang minat”.24 Jadi dengan kata lain minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar mahasiswa yang semula tidak menyenangi suatu mata kuliah atau bidang studi tertentu, lama kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi mempelajari bidang studi tersebut.

4. Bahan Pelajaran dan Metode Mengajar

Adapun minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan pelajaran atau mata kuliah dan bagaimana metode mengajar yang dapat menarik mahasiswa dalam belajar. Hal ini diperkuat oleh pendapat Ign. S. Ulih yang dikutip Slameto bahwa menyajikan bahan

23 Sunarto Haji, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.117.

24 Nurhidayati, “Hubungan Antara Minat dengan Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam Studi Kasus Madrasah Tsanawiyah Nurussalam Pondok Pinang”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2006, h. 18, tidak dipublikasikan.


(38)

pelajaran kepada mahasiswa agar mahasiswa dalam proses belajar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar atau metode mengajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin.25

Dengan demikian apabila mahasiswa tidak berminat kepada bahan pelajaran dan metode mengajar yang dipakai dosen, maka dipastikan mahasiswa tidak akan memberikan perhatiannya dalam belajar. Oleh karena itu apabila mahasiswa tidak berminat sebaiknya dibangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada bahan pelajaran melalui metode pengajaran yang menarik agar mahasiswa tertarik perhatiannya untuk memperhatikan pelajaran yang disampaikan.

5. Keluarga

M. Alisuf Sabri mengatakan, “keluarga sebagai lingkungan pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan”.26 Perhatian, peran, dan dukungan orang tua memiliki pengaruh yang besar karena keluarga juga merupakan pendidikan dasar dan lembaga pendidikan alamiah yang memiliki fungsi edukatif yang sangat besar.

Berkaitan dengan minat, orang tua menjadi penentu atas terbentuknya minat pada anak karena proses pendidikan pertama adalah lingkungan keluarga, sehingga orang tua harus proaktif menciptakan iklim yang mendukung terbentuknya minat, menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang. Sebab minat itu sendiri bukanlah sesuatu yang dimiliki anak begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dikembangkan sehingga orang tua harus mampu memotivator bagi anak.

25 Slameto, op. cit., h. 65.


(39)

6. Lingkungan

Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Menurut Muhibbin, “Lingkungan dibedakan menjadi 2 (dua) yang dapat mempengaruhi minat seseorang, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non sosial”.27

Lingkungan sosial meliputi kepribadian guru atau pengajar yang menarik dan teman pergaulan. Kepribadian dosen menjadi salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar pada mahasiswa. Sedangkan melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama-sama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka alami. Dapat dikatakan masa dimana mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan bergaulnya.

Lingkungan pergaulan ini mampu menumbuhkan minat seseorang sebagaimana lingkungan keluarga. Bahkan terkadang teman bermain atau sepergaulan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam menanam benih minat atau cita-cita.

Adapun terkait dengan lingkungan non sosial ialah fasilitas gedung, perpustakaan, laboratorium, alat peraga dan lain-lain. Dengan menggunakan media pengajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif mahasiswa sehingga dapat menimbulkan minat mahasiswa pada bidang tersebut.


(40)

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Fadillah dan Solicha, hasil belajar merupakan “taraf keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil test mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”.28 Jadi dapat dijelaskan bahwa skor yang diperoleh mahasiswa dalam kegiatan belajar merupakan hasil yang didapat dalam proses kegiatan belajar tersebut.

Menurut Benjamin S. Bloom yang dikutip oleh Nana Sudjana bahwa, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi 3 (tiga) aspek yaitu:

1. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap

3. Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.29

Hal senada juga dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono yang mengatakan hasil belajar merupakan “tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar adapun tingkat perkembangan mental tersebut terkait dengan bahan pelajaran dan terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotorik”.30

28 Fadilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), Cet. I, h. 95.

29 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1989), Cet.I, h. 22.


(41)

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Namun biasanya ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para pengajar karena berkaitan dengan kemampuan para mahasiswa dalam menguasai isi bidang studi.

Pendapat lain diungkapkan Gagne yang dikutip oleh Thobroni dan Ari Mustofa mengatakan bahwa perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk:

1. Informasi verbal yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun lisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan pengertian tentang suatu konsep. 2. Kecakapan intelektual yaitu keterampilan individu dalam melakukan

interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan, memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara–cara berpikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.

4. Sikap yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.

5. Kecakapan motorik ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.31

Berdasarkan konsepsi di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki mahasiswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai,

31 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran : Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2011), h. 23.


(42)

inovasi verbal, serta hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Dengan kata lain hasil belajar adalah hasil yang diraih oleh mahasiswa dari aktivitas belajarnya dalam hal kemampuannya baik perubahan perilaku, pemahaman dan pengetahuan yang bermanfaat setelah melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. Hasil belajar dapat mendorong mahasiswa untuk berperilaku lebih baik sehingga dalam kegiatan proses pembelajaran ini tujuan pembelajaran menjadi terarah.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Secara garis besar faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, seperti aspek fisiologi dan psikologis, sebagaimana yang dikatan Syaiful Bahri bahwa aspek fisiologis ini

“meliputi kondisi tubuh peserta didik termasuk organ tubuh dan kondisi alat indera, sedangkan aspek psikologis mencakup intelegensi (kecerdasan), sikap, bakat, minat dan motivasi”.32

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri individu itu sendiri yang terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental. Menurut M. Alisuf Sabri bahwa “faktor lingkungan itu sendiri meliputi lingkungan alam (non sosial) dan lingkungan sosial”.33

Lingkungan alam meliputi: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu, kondisi dan letak gedung belajar, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial baik berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar. Selanjutnya

32 Syaiful Bahri, op. cit., h. 191.

33 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. III, h. 59.


(43)

faktor instrumental terdiri dari sarana dan prasarana atau alat pengajaran, media pengajaran, guru, bahan pelajaran, serta strategi belajar menagajar yang digunakan akan mempengaruhi hasil belajar.

3. Pengertian Sosiologi dan Antropologi

Secara harfiah atau etimologis, sosiologi berasal dari bahasa latin; Socius

yaitu teman, kawan, sahabat dan Logis yaitu ilmu pengetahuan. Definisi sosiologi menurut Ary, sosiologi adalah “ilmu tentang cara berteman, berkawan, dan bersahabat yang baik, atau cara bergaul yang baik dalam masyarakat”.34

Menurut Hassan Shadily dalam bukunya Sosiologi masyarakat Indoneisa menyebutkan bahwa sosiologi adalah “ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antarmanusia yang menguasai kehidupan itu”.35

Hal di atas seirama dengan pendapat Syahrial Syarbani yang mengatakan, sosiologi merupakan “cabang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat dan

pengaruhnya terhadap kehidupan manusia”.36

Jadi dengan mempelajari sosiologi individu di informasikan serta diajar mengenai norma atau kaidah sosial dalam lapisan masyakat sehingga individu bisa bersikap sesuai dengan norma yang berlaku. Jika tidak, maka individu tersebut akan dikucilkan di lingkungan masyarakat. Melalui proses pendidikan semua itu dapat tertransfer dengan baik pada setiap individu yang mengenyam pendidikan.

Pendapat lain diungkapkan Selo Soemardjan dan Solaeman Soemardi yang dikutip oleh Narwoko dan Bagong mengatakan bahwa sosiologi sebagai berikut:

ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jaringan antar unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan

34 Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 3.

35 Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), Cet. IV, h. 6.


(44)

sosial, sedangkan proses sosial adalah pengaruh timbal balik antar berbagai segala kehidupan bersama, misalnya antara kehidupan ekonomi dan politik.37

Maka sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat yang mencakup hubungan antara seseorang dengan seseorang, antara perseorangan dengan kelompok, dan hubungan antara kelompok dengan kelompok.

Menurut Abdulsyani, “Obyek studi sosiologi adalah masyarakat, yaitu dengan menyoroti hubungan antarmanusia dan proses sebab akibat yang timbul dari hubungan-hubungan antarmanusia tersebut”.38 Dengan kata lain kajian sosiologi adalah perilaku manusia yang dilihat dalam kaitannya dengan struktur-struktur kemasyarakatan dan kebudayaan yang dimiliki.

Dengan mempelajari sosiologi diharapkan mahasiswa mampu memberikan penjelasan yang relevan dengan kondisi kekinian masyarakat, sehingga setiap individu sebagai anggota masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan berbagai fenomena yang muncul dalam masyarakatnya.

Seperti dikatakan Peter L. Berger yang dikutip Narwoko dan Bagong bahwa produk sosiologi adalah “para pemikir yang senantiasa peka dan kritis terhadap realitas sosial”.39 Jadi dengan kata lain, mahasiswa sebagai agen of change dengan mempelajari sosiologi diharapkan dapat mengatasi segala implikasi yang bersifat buruk dari berkembangnya fenomena tersebut sekaligus memelihara implikasi dari berbagai fenomena yang ada.

Tidak jauh berbeda dengan sosiologi, objek dari antropologi itu sendiri

adalah manusia serta kebudayaannya. Menurut Koentjaraningrat, “Ilmu

antropologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari mahluk anthropos atau manusia, merupakan suatu integrasi dari beberapa ilmu yang masing-masing mempelajari suatu kompleks masalah-masalah khusus mengenai makhluk

37 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suryanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. III, h. 4.

38 Abdulsyani, op. cit., h. 14.


(45)

manusia”.40 Ilmu antropologi gabungan terbagi menjadi antropologi fisik dan antropologi budaya. Menurut Koentjaraningrat, Antropologi fisik dalam arti khusus adalah “bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya beragam manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuh baik yang lahir (fenotipe) maupun ciri-ciri tubuh yang dalam (genotipe)”.41

Hal senada juga diungkapkan Farid Wajidi dan S. Menno terkait antropologi fisik dan antropologi budaya sebagai berikut:

Antropologi fisik memusatkan dirinya kepada upaya memahami perjalanan evolusi biologis manusia dengan memanfaatkan catatan tentang sisa-sisa kehidupan manusia purbakala yang sudah memfosil. Sedangkan antropologi budaya mengkaji sifat dan formasi berbagai bahasa manusia dan hubungan antara berbagai bahasa dan pola kehidupan sosial ini.42 Dengan demikian tujuan dari ilmu antropologi dan sosiologi itu sendiri adalah untuk mencapai pengertian tentang asas-asas hidup masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya. Kedua ilmu ini memiliki peranan sangat penting dalam pembentukan pribadi seseorang dalam hubungannya dengan masyarakat, keadaan masyarakat yang perilakunya sesuai dengan norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat tersebut sehingga dapat menciptakan suatu integrasi dan dalam masyarakat tidak akan kehilangan identitas kebangsaan yang mungkin dapat terkikis oleh banyaknya pengaruh kebudayaan asing yang belum tentu sesuai dengan budaya suatu bangsa.

B.Hasil Penelitian yang Relevan

1. Abdul Rohim, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SMP Dwi Putra Ciputat”.

Hasil Penelitian adalah terdapat korelasi yang signifikan antara Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi PAI di SMP Dwi Putra

40

Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi I, (Jakarta: UI Press,1980), h. 1. 41

Ibid. 42

Farid Wajidi dan S. Menno (eds.), Makro Sosiologi: Sebuah Pendekatan terhadap Realitas Sosiologi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Ed. 2, h. 3.


(46)

Ciputat. Hal ini diperkuat dengan pada taraf signifikan 5% dengan rhitung sebesar 0,523 lebih besar dari rtabel sebesar 0,404.

Dan pada taraf signifikan 1% rtabel sebesar 0,515. Dari perhitungan ini

berarti terdapat korelasi yang signifikan antara Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SMP Dwi Putra Ciputat.43

2. Penelitian yang telah dilakukan Dwi Wayoto S.M, Universitas Sebelas

Maret Surakarta dengan judul “Hubungan Antara Lingkungan Belajar dan

Minat Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI SMAN 1 Paninggaran Pekalongan”. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah ada hubungan yang positif antara minat belajar dengan prestasi mata pelajaran akuntansi kelas XI SMAN 1 Paninggaran Pekalongan. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh rhitung ≥ rtabel yaitu 0,32868 ≥0,294, sehingga Ha diterima dan Ho

ditolak. Hal ini berarti terdapat hubungan antara lingkungan belajar dan minat belajar siswa dengan hasil belajar mata akuntansi kelas XI SMAN 1 Paninggaran Pekalongan.44

3. Penelitian yang telah dilakukan Sriana Wasty, Universitas Negeri Padang dengan judul “Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Tata Busana Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Padang”. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah terdapat Koefisien korelasi (rxy)

yaitu sebesar 0,552 dengan arah hubungan positif (+). Artinya, semakin baik minat belajar (X) maka semakin tinggi hasil belajar siswa (Y). Nilai t hitung (4,078) > dari t tabel (1,686) yang berarti terdapat pengaruh yang

43

Abdul Rohim, “Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SMP Dwi Putra Ciputat”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011.

44

Dwi Wayoto S.M, “Hubungan Antara Lingkungan Belajar dan Minat Belajar Siswa dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI SMAN 1 Paninggaran Pekalongan”, Tesis pada Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2008, (http://eprints.uns.ac.id).


(47)

signifikan dari minat belajar terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran tata busana di MAN 2 Padang.45

C.Kerangka Berpikir

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Hasil belajar dinilai dari segi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi intelegensi (kecerdasan), sikap, bakat, minat dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar individu, yaitu: faktor lingkungan alam (non sosial), lingkungan sosial, dan faktor instrumental.

Terkait dengan kualitas hasil belajar yang maksimal salah satu faktor pentingnya yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah minat. Dengan adanya minat akan mendorong individu untuk mencurahkan perhatiannya terhadap kegiatan belajar tersebut.

Minat belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecenderungan dalam diri mahasiswa untuk merasa tertarik terhadap konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi yang mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar. Dengan adanya minat hal ini dijadikan sebagai dorongan yang kuat yang timbul dari dalam diri untuk mengerjakan segala sesuatu dengan hasil yang baik. Begitu juga dalam kegiatan belajar, jika individu memiliki minat dalam belajar maka ia akan merasa bahwa belajar itu merupakan hal yang sangat penting sehingga ia berusaha memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar dan dengan senang hati melakukannya. Jadi apabila seorang menaruh minat terhadap sesuatu kegiatan berarti pada diri individu tersebut terdapat suatu motivasi yang menyebabkannya secara aktif dengan hal yang menarik perhatiannya. Menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran adalah perlu sehingga minat terhadap bidang

45 Sriana Wasty,“Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Tata Busana Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Padang”, Skripsi pada Universitas Negeri Padang, 2013,


(48)

studi adalah menjadi perasaan senang, memiliki perhatian, ketertarikan, serta mengetahui manfaat dari pelajaran tersebut yang diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang baik.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar, minat sangat diperlukan sebab jika tidak memiliki minat tidak ada keinginan untuk belajar. Dan minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar mahasiswa. Berikut bagan kerangka berpikir dari penelitian ini tentang hubungan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

D.Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi di program studi pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi di program studi pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Perasaan senang

Perhatian

Ketertarikan

Manfaat/ fungsi mata pelajaran Minat adalah

pemusatan perhatian terhadap suatu objek yang didasari oleh

perasaan senang.

Dengan mahasiswa memiliki aspek-aspek minat tersebut sehingga hasil belajar

mahasiswa mencapai nilai yang baik.


(49)

(50)

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah Program Studi Pendidikan Ilmu Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tahap persiapan penelitian sejak Februari 2014 sampai pada tahap penyusunan laporan penelitian pada bulan Agustus 2014.

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Jenis Kegiatan Tahun 2014

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

a. Persiapan Penelitian

1. Pengajuan Judul

2. Penyusunan Proposal

3. Izin Penelitian

4. Penyusunan Angket

b. Pelaksanaan Penelitian

1. Pengumpulan Data

2. Pengolahan Data

3. Analisis Data

4. Penyususnan Laporan

Penelitian

B.Metode Penelitian

Dilihat dari tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif adalah hasil penelitian berupa angka-angka dari perhitungan statistik. Sedangkan kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang tugasnya menganalisis data berupa angka dari hasil gambaran mengenai suatu gejala atau peristiwa dalam penelitian sehingga dapat ditarik pengertian atau maknanya.


(51)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional. Menurut Anas Sudijono pendekatan korelasional adalah

“pendekatan dalam penelitian yang pada pelaksanaannya menggunakan teknik

analisis statistik mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih”.1

Teknik ini digunakan untuk mengukur kuat lemahnya hubungan minat dengan hasil belajar.

Hal senada juga diungkapkan oleh Emzir, bahwa “penelitian dengan menggunakan studi korelasi (correlation study) karena dimaksudkan untuk menjawab serta menentukan hubungan antara variabel untuk membuat sebuah prediksi”.2 Hubungan antar variabel tersebut diukur secara statistik dengan menghitung koefisien korelasi.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa program studi pendidikan IPS konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi angkatan 2011 dan 2012 yang diberikan kuesioner dan wawancara untuk mengetahui minat belajar mahasiswa pada mata kuliah sosiologi antropologi.

C.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel dimana satu variabel bebas (Independent Variabel) yaitu minat belajar mahasiswa dan variabel terikat (Dependent Variabel) yaitu hasil belajar untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3.1: Desain Penelitian

1 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), Cet. VIII, h. 175.

2 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 38.


(52)

Keterangan:

X : Minat belajar mahasiswa

Y : Hasil belajar pada mata kuliah sosiologi antropologi

D.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono mengatakan bahwa populasi adalah ”wilayah generaliasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.3

Adapun menurut Zinal Arifin populasi adalah “keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, maupun hal-hal yang terjadi”.4 Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i program studi pendidikan IPS konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi angkatan 2011 dan 2012 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan jumlah populasi 67 terdiri dari :

Tabel 3.2

Jumlah Populasi Penelitian (Sumber: Dokumen Prodi IPS)

No. Kelas Jumlah Siswa

1. konsentrasi bidang studi Sosiologi

Antropologi 2011 27

2. konsentrasi bidang studi Sosiologi

Antropologi 2012 40

Jumlah 67

3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 61.

4 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Pradigma Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 215.


(53)

2. Sampel

Menurut Sugioyono bahwa, sampel adalah “bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.5

Hal yang sama diungkapkan oleh Zainal Arifin, bahwa sampel merupakan “sebagaian dari populasi yang

diselidiki”.6

Artinya sampel merupakan sebagian dari populasi yang dijadikan data.

Adapun definisi sampel menurut Cholid dan Abu Achmadi menyebutkan sampel adalah “sebagain individu yang diselidiki dari

keseluruhan individu penelitian”.7

Pada penelitian ini cara menentukan ukuran sampel yaitu dengan tabel Krejcie dan Morgan. Dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%, jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi. Untuk penggunaan tabel Krejcie dan Morgan terdapat pada lampiran 4.

Dari tabel itu terlihat bila jumlah populasi sebanyak 70 maka didapatkan sampelnya sebanyak 59, karena populasi penelitian ini sebanyak 67 yaitu angka yang mendekati nilai 70 maka banyak sampel ditetapkan 59 mahasiswa/i konsentrasi bidang studi sosiologi antropologi pada angkatan 2011 dan 2012, sebagaimana yang dikutip oleh Uma

Sekaran “dalam tabel Krejcie dan Morgan populasi (N) = 67, didapati

sampel (n) = 59 sampel”.8

Berdasarkan hasil perhitungan untuk menentukan ukuran sampel di dapati jumlah populasi (N) = 67, taraf signifikansi = 5%. Maka : n = N/(1 + Ne^2) = 67/(1 + 67 × 0,05 × 0,05) = 57,387. Angka yang terdapat koma dibulatkan ke atas sehingga jumlah sampelnya lebih akurat mendekati angka 59 secara keseluruhan. Peneliti mengambil jumlah sampel dengan menggunakan teknik random sampling. Karena teknik pengambilan sampel

5 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. VII. h. 81.

6Zainal Arifin, loc. cit.

7 Cholid Narbuka dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 107.

8 Uma Sekaran, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, (Jakarta : Salemba Empat, 2006.), h. 159.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Lampiran 17

BIODATA PENULIS

Deli Wani Utami, NIM 1110015000111, Jurusan Pendidikan IPS, Program studi sosiologi antropologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penulis lahir di Tangerang, 01 Januari 1992, bertempat tinggal di Rempoat rt/rw 02/09 Kel.

Rempoa, Kec. Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Riwayat

pendidikan; SDN Rempoa Gintung I (Rempoa III), SMPN 178 Jakarta, SMAN 87 Jakarta, dan Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pengalaman organisasi: Menteri Pemberdayaan Perempuan Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan

IPS 2012-2013. Anggota Departemen Sosial Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS 2013-2014, Anggota Forum Kegiatan Masyarakat Betawi (FKMB, dan Kader HMI Komisariat Tarbiyah. Motto : Lakukan kebaikan sekecil apapun untuk sebuah perubahan yang baik.

Skripsi ini penulis dedikasikan untuk kedua orang tua dan para kerabat tercinta. Semoga bermanfaat untuk sesama, Aamin Ya Rabbal Alaamin.


Dokumen yang terkait

Minat belajar sosiologi kooperatif dengan metode student team achievement division (STAD) kelas XI di MA Pembangunan UIN Jakarta

0 6 187

HUBUNGAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA KULIAH SOSIOLOGI ANTROPOLOGI DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS FITK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1 17 125

Kontribusi Kemampuan Awal, Minat dan Kemandirian Mahasiswa terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Persamaan Differensial

0 3 11

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH EKONOMI Pengaruh Kreativitas Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Ekonomi Makro Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntans

0 4 18

HUBUNGAN MINAT BELAJAR MAHASISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH BOTANI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI REGULER FMIPA ANGKATAN 2011.

0 3 20

HUBUNGAN MINAT BELAJAR MAHASISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH RUMPUN BOTANI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI REGULER FMIPA UNIMED ANGKATAN 2011.

0 3 6

KONTRIBUSI KEMAMPUAN AWAL, MINAT DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH Kontribusi Kemampuan Awal, Minat Dan Kemandirian Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Persamaan Differensial Mahasiswa Semester V Universitas Muhammad

0 3 18

KONTRIBUSI KEMAMPUAN AWAL, MINAT DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH Kontribusi Kemampuan Awal, Minat Dan Kemandirian Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Persamaan Differensial Mahasiswa Semester V Universitas Muhamma

0 3 13

HUBUNGAN KEAKTIFAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA YANG MENGIKUTI MATA KULIAH EKOLOGI TUMBUHAN PADA PROGRAM STUDI Hubungan Keaktifan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Yang Mengikuti Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan Pada Pr

0 2 14

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP MATA KULIAH STATISTIKA

0 0 1