Teori Analisis Isi PENUTUP
kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan data-data yang dikumpulkannya; karena sebagian dokumentasi tersebut besifat sangat
khasspesifik
13
. Penelitian yang menggunakan analisis isi umumnya melalui tahap-tahap: 1
perumusan masalah, 2 perumusan hipotesis, 3 penarikan sampel 4 pembuatan alat ukur koding, 5 pengumpulan data 6 analisis data.
Perumusan Masalah . Masalah harus dapat dirumuskan dalam pertanyaan
yang dapat diukur. Perumusan dalam metode ini harus jelas dan tegas, sehingga pokok kajian yang spesifik dari problem penelitian mudah dioperasikan dan
diukur. Perumusan masalah dalam analisis isi relatif sempit. Sempitnya obyek yang diteliti terwujud dalam unit analisis, jenis dan isi media tertentu. Misalnya
peneliti ingin mengetahui tentang proporsi berita di berbagai surat kabar tentang tindakan kekerasan terhadap perempuan. Supaya dapat diteliti maka peneliti harus
mendefinisikan secara lebih operasional tindakan kekerasan terdap perempuan. Perumusan Hipotesis
. Hipotesis adalah dugaan sementara yang akan dibuktikan dalam atau melalui penelitian
14
. Hipotesis dapat dirumuskan dalam bentuk hipotesis nol, hipotesis penelitian, atau hipotesis statistik. Penarikan
Sampel . Penarikan sampel dimulai setelah kita menentukan satuan analisis units
analysis. Dalam survai pendataan pendudukan, satuan analisisnya adalah umpi. Satuan analisis bukan satu-satunya dasar penarikan sampel. Boleh juga kita
menarik subsample: memilih sampel dari subkategori untuk setiap satuan analisis.
13
Setiawan., Bambang. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. h. 7.9
14
Setiawan, Bambang. 2004. Materi pokok metode penelitian komunikasi. h. 8.3
Pembuatan alat ukur . Bila masalah sudah dirumuskan secara operasional,
pengembangan alat ukur tidak akan terlalu sulit. Alat ukur harus diprauji pretested lebih dahulu. Dengan menggunakan alat ukur yang sama, beberapa
peneliti menganalisis bahan yang sama. Kesamaan hasil pengukuran mereka menunjukkan tingkat reliabilitas alat ukur. Bila dengan menggunakan alat ukur
lain untuk mengukur kita tetap menghasilkan data yang sama, kita yakin bahwa penelitian kita memiliki validitas.
Pengumpulan Data . Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar
koding cooding sheet yang dibuat berdasarkan kategori yang ditetapkan pada tahap pembuatan alat ukur. Analisis Data. Data dapat dianalisis dengan
menggunakan tabulasi silang atau tabel yang biasa. Setidaknya dapat diidentifikasi tiga jenis penelitian komunikasi yang
menggunakan analisis isi. Ketiganya dapat dijelaskan dengan teori 5 unsur komunikasi yang dibuat oleh Harold D. Lasswell, yaitu who, says what, to whom,
in what channel, with what effect . Ketiga jenis penelitian tersebut dapat memuat
satu atau lebih unsur “pertanyaan teoretik” Lasswell tersebut. Pertama
, bersifat deskriptif, yaitu deskripsi isi-isi komunikasi. Metode deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak
mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi
15
. Di sini deskriptif diartikan melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu.
Penelitian deskriptif ditujukan untuk 1 mengumpulkan informasi actual secara
15
Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 24
rinci yang melukiskan gejala yang ada, 2 mengidentifikasi masalah atau
memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, 3 membuat perbandingan atau evaluasi, 4 menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam mengahadapi
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untu menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Dalam praktiknya, hal ini mudah dilakukan dengan cara melakukan perbandingan. Perbandingan tersebut dapat meliputi hal-hal berikut ini.
1. Perbandingan pesan message dokumen yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam hal ini analisis dapat membuat kesimpulan mengenai kecenderungan isi
komunikasi. 2. Perbandingan pesan message dari sumber yang samatunggal dalam situasi-
situasi yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh situasi terhadap isi komunikasi.
3. Perbandingan pesan message dari sumber yang sama terhadap penerima yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh ciri-ciri audience
terhadap isi dan gaya komunikasi. 4. Analisis antar-message, yaitu perbandingan isi komunikasi pada waktu, situasi
atau audience yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang hubungan dua variabel dalam satu atau sekumpulan dokumen sering disebut kontingensi
contingency. 5. Pengujian hipotesis mengenai perbandingan message dari dua sumber yang
berbeda, yaitu perbedaan antarkomunikator.
Kedua , penelitian mengenai penyebab message yang berupa pengaruh dua
message yang dihasilkan dua sumber A dan B terhadap variabel perilaku sehingga menimbulkan nilai, sikap, motif, dan masalah pada sumber B.
Ketiga , penelitian mengenai efek message A terhadap penerima B. Pertanyaan
yang diajukan adalah apakah efek atau akibat dari proses komunikasi yang telah berlangsung terhadap penerima with what effect?
16
.