Analisis Skenario Sinetron Religi Komedi Satire Mengintip Surga

Sesuai dengan data-data yang ditemukan pada elemen tematik berdasarkan pesan secara umum, maka terdapat beberapa tema dalam scenario sinetron Mengintip Surga yang bermuatan pesan moral. Pesan moral dalam suatu karya sastra merupakan unsur isi, makna yang terkandung dan makna yang disarankan pengarang kepada pembaca melalui ceritanya. Bahkan pesan moral itu sebenarnya merupakan gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra sebagai pendukung pesan.

1. Kategori Hubungan manusia dengan Tuhan

Pesan moral dalam skenario sinetron religi komedi satire Mengintip Surga yang terkait dengan wujud pesan pada kategori ini tampak pada sosok Sarah yang senantiasa selalu mengingatkan dan memberikan petuah agama tentang pentingnya untuk selalu menjalankan sesuatu sesuai syariat agama. Sarah yang selalu hidup berkecukupan dan sebelumnya selalu berfoya- foya, kini tergerak hatinya untuk berbuat baik pada sesama dan ingin mengabdi kepada masyarakat karena ia telah terikat sumpah Hipokrates. Sumpah seorang dokter yang akan membantu semua orang, tanpa pamrih, tanpa pandang bulu, tanpa melihat status sosial. Dan menurutnya jika terus menerus berbuat baik maka ia akan bisa Mengintip Surga bahkan mungkin bisa masuk surga. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan adalah setiap rangkaian kata tiap- tiap kalimat dalam sinetron Mengintip Surga yang mengarah dan mengandung pesan membesarkan nama Allah, meyakini keesaan Allah atau yang mengisyaratkan pada keesaan Allah. Terdapat pesan moral yang membesarkan nama Allah dalam skenario sinetron Mengintip Surga. a. Memuji Allah SWT Memuji Allah berarti kita menghadapkan segala puji kepada Allah SWT ialah karena Allah adalah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji. Seperti dalam dialog : “Alhamdulillah, udah ada pasien juga. Terimakasih ya Allah ” Ini rasa syukur baru buka udah ada pasien. skenario Eps 1 “Surga Dunia” Dari dialog di atas, pemirsa diajarkan untuk selalu memuji Allah karena Allah telah melebihkan manusia dari makhluk yang lain. Alhamdulillah yang artinya Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Dan memang hanya Allah yang pantas mendapatkan puja dan puji tersebut. Di setiap kita mendapatkan rejeki, mendapat pujian pun kita harus senantiasa berucap Alhamdulillah karena semua hanyalah milik Allah SWT. b. Membesarkan nama Allah SWT Membesarkan nama Allah SWT berarti kita harus mengagunggkan keesaannya, Seperti dalam dialog : “itu namanya kita satu rasa Bu. Sekarang Ibu kuat-kuat baca ALLAHU AKBAR. Terus dorong dari dalem perut ibu”. Skenario Eps 2 “Saling Tolong Menolong” Takbir dalam konteks ini memiliki makna membesarkan atau mengagungkan Allah. Di sinilah manusia dituntut dalam pengabdiannya untuk bertakbir Allahu Akbar membesarkan nama Allah. Mengagungkan Allah merupakan perintah yang juga pernah diterima Nabi Muhammad SAW sebagaimana tertera dalam surat Al Muddatsir ayat 3 yang artinya: “Dan Tuhanmu agungkanlah ”. Dalam surat Al Hajj ayat 37 yang artinya: “Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik ”. c. Mengesakan Allah SWT Mengesakan Allah yang berhubungan dengan perbuatan-Nya. Dengan kata lain bahwa semua perbuatan Allah hanya dikerjakan sendiri, tidak dibantu yang lain. Seperti dalam dialog : “Silahkan dioperasi bu dokter Tanpa obat biussaya juga tidak ingin badan saya dimasuki barang haram tsb Yang menolong saya hanyalah AllahDokter hanya perantara Allah saja untuk menolong saya, silahkan dokter” Skenario Eps 2 Di dialog lain “gue di sini karena sunatullah, siapa tahu Allah kasih hidayah sama mereka”. Skenario Eps 1 “Surga Dunia” “Ya Allah, aku akan memerangi ketamakan dan keserakahan di dunia ini, lindungilah aku, dan teman-temanku dari misi ini… Amin”. eps 1 “Assalamu’alaikum, Jul, temen-temen udah pada solat ? kalau udah, suruh pada ngumpul, kita mulai ngerampok jangan lupa suruh pada Doa dulu yeh…Assalamu’alaikum” eps 1 Mengesakan Allah SWT ialah kesadaran dan keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya zat yang menciptakan serta mengatur alam semesta dengan seluruh isinya rabbul ‘alamain. Allah adalah satu-satunya zat yang mencipta, mengasuh, memelihara dan mendidik umat manusia rabbun nas, “Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa” . 37

2. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri

Dalam hubungan manusia dengan diri sendiri, manusia mempunyai kebebasan pribadi, yaitu kemampuan untuk menentukan tindakan dirinya sendiri, dalam hal ini peneliti akan membahas beberapa pesan dalam skenario sinetron Mengintip Surga yang berhubungan dengan diri sendiri, yaitu: keinginan, suara hati, tekad 37 media-islam.or.id20070906tauhid-–-mengesakan-allah diakses pada tanggal 15 mei 2010, pukul 23.21 WIB moral. 38 Hubungan manusia dengan diri sendiri adalah menjaga apa yang telah Allah berikan kepada kita. Karena apa yang telah diberikan oleh Allah adalah amanat, untuk menjaga amanat tersebut maka kita harus memperlakukan diri kita sebaik mungkin misalnya menjaga kebersihan, menutup aurat, dan lain-lain. Adapun pesan moral yang mengandung kategori hubungan manusia dengan diri sendiri, seperti terdapat pada kutipan-kutipan dialog tersebut: “Lo kagak salim, tangan babeh penuh berkah nih”.Eps 1 “Surga Dunia” Dari kalimat di atas, pemerisa diajarkan untuk mengutamakan bersopan santun terhadap siapapun khususnya orang tua. Sopan santun merupakan etika yang terdapat pada setiap individu. Kata sopan berarti sadar akan sikap dan perilaku yang dimilikinya. Sangat lah penting sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang bisa sopan santun terhadap semua orang, sama dengan ia menghormati dan menghargai keberadaan dirinya sendiri. Sangat pentinglah sopan santun dalam suatu kehidupan bermasyarakat. Sopan santun merupakan tanda awal dari ciri-ciri seseorang untuk mengenal kepribadiannya lebih jauh lagi. Orang-orang yang memiliki sopan santun, berarti ia mempunyai etika dan tahu bagaimana cara menempatkan dirinya di berbagai kehidupan. Ketika berinteraksi antara anak dan orang tua, kita sebagai anak harus menyadari bahwa kedua orang tua merupakan orang-orang yang paling berjasa bagi kehidupan kita. Hal yang kita lakukan adalah, ketika berbicara dengan orang 38 K. Bertens. 2000. Etika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. h. 111 tua haruslah menggunakan kata-kata yang lembut. Terutama ketika kita ingin berangkat ke kampus, sebelum berangkat hendaklah berpamitan kepada kedua orang tua dengan mencium telapak tangan mereka serta mengucap salam 39 . Dan juga dialog: “Jangan salahin anak atuh pah Sakit itu mah datangnya dari Allah..sebab kita tidak bisa menjaganya, koq jadi nyalahin anak ?” Eps 1 “Surga Dunia” Dan juga pemirsa diajarkan untuk selalu menjaga dirinya dengan cara menjaga kebersihan, sehingga kita terjauh dari segala penyakit. Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi”. HR. Tirmidzi

3. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain

Manusia adalah makhluk biososial, oleh sebab itu hidupnya tak dapat terlepas dari kehidupan bersama manusia lainnya. Dan dengan sendirinya manusia individu itu memasyarakatkan dirinya menjadi satu lebur dalam kehidupan bersama. Maka apapun yang dibuatnya dapat mempengaruhi dan akan mempunyai makna bagi masyarakat pada umumnya dan sebaliknya apaun yang terjadi di masyarakat akan dapat mempengaruhi terhadap perkembangan pribadi tiap individu yang ada didalamnya. 39 community.gunadarma.ac.id...title_1-seberapa-penting-sopan-santun-menurut-anda Karena manusia saling membutuhkan sesamanya, Islam mengajarkan bahwa perasaan dalam diri harus dijadikan sebagai standar untuk mengukur perasaan orang lain. Seorang pujangga Arab pernah mengatakan 40 : “Jadikanlah dirimu itu sebagai timbangan antara dirimu dengan orang lain” Seperti terdapat dalam setiap kutipan dialog dalam skenario sinetron religi komedi satire Mengintip Surga terdapat pesan moral mengenai hubungan manusia dengan manusia lain. “Eh Din, yang bikin sadar itu Allah, kalau kite mah Cuma bisa ngingetin..” Eps 1 “Surga Dunia Dialog ini mencoba menjelaskan bahwa tugas sesama manusia adalah saling mengingatkan dalam hal kebaikan, sesuai firman Allah SWT dalam surat Al- An’am ayat 69: نﻮ ﻬ ىﺮآذ ﻜ و ء ﺷ ﻬ ﺎ ﺣ نﻮ ﺬ ا ﻰ ﺎ و “Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi kewajiban mereka ialah mengingatkan agar mereka bertakwa”. Saling menasihati sebenarnya termasuk bagian dan saling menolong. Menasehati Namun saling menasihati sifatnya lebih khusus kepada saling tolong- menolong kepada hal-hal yang lebih bersifat pemikiran dan gagasan-gagasan guna memecahkan berbagai kesulitan yang dihadapi. Kemudian kutipan dialog: 40 As, Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1994, h. 53 “wah gawat tuh bang… Musti sedekah tuh bang. Buat ngurangin dosa abang.. Eps 1 “Surga Dunia ”Intinya mah berbagi sama orang tidak punya. Adegannya menyayat hati. Begitu ikhlas Bonang dalam merampok, uangnya di gunakan untuk kaum duafa. Eps 2 “Saling Tolong Menolong” Dialog ini dimaksudkan untuk memberi kabar baik kepada para permirsa jika kita bersedakah maka akan mengurangi dosa. Seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 271: ☺ ☺ ☺ “Jika kamu menampakkan sedekah mu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. “Demi Allah, kalau ibu melihatnya tadi siang, tolong jangan diceritakan ke orang banyak, kami takut nilai ibadah kami menjadi hilang karenanya”. Eps 2 “Saling Tolong Menolong” Dialog di atas juga mencoba menjelaskan bahwa lebih baik bersedekah secara sembunyi-sembunyi karena akan lebih baik, akan banyak kemungkinan jika sedekah itu diketahui oleh orang banyak, mungkin saja orang yang bersedekah akan merasa bangga Jadi, pelaku dalam dialog itu mencoba menjauhkan diri dari hal yang hanya bersedekah untuk berbangga kepada manusia lainnya, yang pada akhirnya membuat kita sombong, dan hal itu adalah sifat yang paling Allah tidak sukai. Dan juga dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 270 : ⌧ ⌧ ⌧ ☺ ☺ “Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat lalim tidak ada seorang penolong pun baginya”. Allah memberitakan bahwa Dia mengetahui semua pengeluaran nafkah yang berupa sedekah, zakat dan nadzar, yang berarti Allah akan membalas menurut dorongan niat amal itu, jika benar-benar sedekah nafkah itu sifatnya karena Allah, maka Allah jua yang menjamin pahalanya, tetapi amal itu tidak tertuju untuk keridhaan Allah, hanya karena riya’, maka bagi orang yang dzalim aniaya pda dirinya tidak ada pembelanya, tidak ada yang akan membantunya. Untuk menyelamatkan diri dari tuntutan Allah ta’ala Jika sedekah itu memang kita lakukan dengan terang itu memang perbuatan yang baik. Tetapi jika kamu sembunyikan dan kamu berikan kepada fakir miskin maka itu lebih baik untukmu, sebab tidak kuatir riya’, bagi yang menerima juga tidak malu korban perasaan. Tetapi tujuan daripada terang itu supaya diikuti jejak perbuatannya oleh orang banyak 41 .

B. Pesan Moral Tentang Berbuat Baik Pada Sesama dalam Skenario Sinetron Mengintip Surga.

Kita Telah mengetahui bahwa akhlak Islam adalah merupakan system moral akhlak yang berdasarkan Islam, yakni bertitik tolak dari akidah yang diwahyukan Allah pada Nabi Berbuat baik adalah satu-satunya kalimat di dunia kebajikan, yang dapat mengumpulkan kebaikan hati dan perangai dengan kebaikan perkataan dan perbuatan.

1. Berbuat Baik Pada Keluarga

a. Berbuat baik pada orang tua Malu kepada Allah SWT telah menguasai aku untuk memulai perkataan tentang wasiat kepada kedua orang tua, setelah Allah SWT mengemukakan kepadamu wasiatnya untuk kedua orang tua dalam tujuh surat dari Al- Qur’anul Karim 42 . Itu semuanya berkisar sekitar satu kalimat, yaitu “Berbuat 41 Bahreisy, Salim. Bahreisy, Said, Terjemah singkat Tafsir Ibnu Katsier, Surabaya: PT. Bina Ilmu, h. 460 42 Mahmoud Syaltout, Syaikh. 1973. Tuntunan Islam. Jakarta: Bulan Bintang. h. 46 Baik kepada Keduanya”. Ketujuh suratnya yaitu Al-Baqarah, An-Nisaa’, Al- An’am, Al-Isra’, Surat Luqman, Al-‘Ankabut dan surat yang ketujuh yaitu surat Al-Ahqaaf. Berbuat baik kepada kedua orang tua telah dijadikan oleh ayat-ayat itu semua menduduki tingkat kedua setelah iman kepada Allah SWT dan mengkhususkan beribadah kepada-Nya dan mensucikanNya. Juga telah dijadikanNya sebagai syari’atNya yang umum, yang dikehendaki oleh kemanusiaan di segala masa dan tidak khusus untuk satu risalah kenabian saja. Hal itu disebabkan karena berbuat baik itu terdorong oleh perasaan di waktu menanggung beban-beban kelahiranmu, perhatiannya kepadamu untuk mendidikmu, menumbuhkan badanmu dan menyiapkan kekuatanmu, agar supaya kamu di dalam hidup ini menjadi unsure penting dalam kebahagiaan dirimu sendiri dan kebahagiaan ummatmu. Ia telah menjadikan janji Bani Irail, dan dalam hal ini kita diingatkan oleh surat Al-Baqarah ayat 83: ﺪ ﻻ اﺮ إ قﺎﺜ ﺎ ﺬﺧأ ذإو ﺪ اﻮ ﺎ و ﻪ ا ﻻإ نو ﺎًﺎ ﺣإ “Dan ingatlah, ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil yaitu janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu- bapak”. S. Al-Baqarah ayat 83 Seperti dalam dialog :