Hakekat Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran

xxxv Tahap-tahap penerapan belajar penemuan ini meliputi: 1 pemberian rangsanganstimulus, 2 mengidentifikasi masalah, 3 pengumpulan data, 4 verifikasi, 5 generalisasi Udin S. Winataputra, 2008: 3.19. Pembelajaran dengan menggunakan teori Bruner akan membantu siswa melakukan proses ilmiah sehingga dapat meningkatkan kemampuan ilmiah. Pendapat serupa bahwa pandangan Bruner ini dapat meningkatkan kemampuan ilmiah dan kemampuan berfikir dituliskan dalam sebuah jurnal internasional, ”The participants were asked using J. Bruner’s induction open-ended experiment method to gain scientific and mental skills ”.Nail Ozek Selahattin Gonen, 2005: 19

2. Hakekat Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran

Kata pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction merupakan istilah yang banyak digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Gagne dalam Wina Sanjaya 2009: 102, ”Instrution is a set of event that effect learners in such a way that learning is facilitated ”. Menurut Gagne pembelajaran merupakan kejadian atau perstiwa yang mempengaruhi peserta didik melalui suatu cara sedemikian sehingga proses pembelajaran terfasilitasi. Jadi menurut Gagne pembelajaran merupakan peristiwa di mana guru merancang jalannya pembelajaran dan memberikan fasilitas untuk dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh siswa dalam mempelajari sesuatu. Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1, dinyatakan bahwa, ”Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Menurut pendapat ini, pembelajaran diartikan sebagai interaksi yang terjadi antara siswa, guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan tempat dilakukannya proses belajar”. Syaiful Sagala 2009: 64 menyatakan bahwa ”Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar”. Pengertian pembelajaran di sini berarti keseluruhan proses dari perencanaan sampai dengan xxxvi evaluasi yang secara sengaja dibuat, dirancang oleh guru untuk memfasilitasi siswa dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Udin S. Winatapura, dkk 2008: 1.18, ”Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada peserta didik”. Dalam hal ini pembelajaran merupakan suatu proses untuk meningkatkan jumlah dan mutu belajar siswa. Adapun pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 157, ”Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap”. Pembelajaran dirancang secara sengaja oleh guru untuk siswa agar dapat melakukan proses belajar dalam mencapai tujuan belajar. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah segala usaha sadar yang dirancang oleh guru untuk membuat siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Tujuan belajar merupakan hasil belajar yang hendak dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran yaitu untuk mendapatkan pengetahuan aspek kognitif, keterampilan aspek psikomotorik, dan pembentukan sikap aspek afektif melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi pada suatu lingkungan belajar.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP

1 23 161

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KETRAMPILAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS

0 12 171

PEMBELAJARAN PEMANTULAN CAHAYA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMP

0 15 227

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PADA SISWA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR FISIKA SISWA

0 7 79

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MELALUI PENDEKATAN QUANTUM DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI PEMBERIAN TUGAS DI SMP

0 3 113

PENGGUNAAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA

1 6 107

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

0 10 134

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN ANALISIS.

0 0 10