xxvii afektif sikap dan psikomotorik keterampilan. Belajar sebagai proses akan
terarah pada tercapainya tujuan. Menurut Syaiful Sagala 2009: 37, “…belajar merupakan suatu proses
terbentuknya tingkah laku baru yang disebabkan individu merespon lingkungannya melalui pengalaman pribadi yang tidak termasuk kematangan,
pertumbuhan”. Menurut pendapat ini, belajar dihasilkan dari pengalaman dan interaksi individu terhadap lingkungannya yang dapat menyebabkan perubahan
tingkah laku yang bukan dilihat dari perubahan sifat-sifat fisik individu melainkan suatu keterampilan baru yang diperoleh individu. Dengan demikian, untuk
terjadinya proses belajar ada dua pihak yang terlibat, yaitu individu yang belajar dan lingkungan. Adapun menurut Cronbach dalam Sardiman 2004: 20,
“Learning is shown by a change in behaviour as a result of experience”, yang berarti bahwa belajar ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman. Pengertian belajar yang lain diungkapkan oleh Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra, dkk. 2008: 1.5, “Belajar adalah proses yang
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitudes
”. Jadi belajar dalam hal ini diharapkan untuk memperoleh kemampuan competencies, keterampilan skills, dan sikap attitudes yang
diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku yang melibatkan interaksi antara individu yang belajar dengan lingkungan sehingga diperoleh suatu perubahan yang mencakup
aspek kognitif pengetahuan, aspek afektif sikap, psikomotorik keterampilan, serta aspek-aspek lain sebagai hasil dari pengalaman belajar yang dialami oleh
individu yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan.
b. Tujuan Belajar
Belajar merupakan peristiwa yang terjadi sehari-hari terutama di sekolah. Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Siswa
belajar karena didorong oleh keingintahuan atau kebutuhannya yang tercipta karena adanya suatu tujuan dari belajar itu sendiri. Tujuan belajar merupakan
komponen sistem pembelajaran yang sangat penting karena semua komponen
xxviii dalam sistem pembelajaran ditujukan untuk mencapai tujuan belajar. Tujuan
belajar adalah segala hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa. Sardiman A.M 2004: 26-29
merangkum tujuan belajar secara umum sebagai berikut: 1 Untuk mendapatkan pengetahuan. Hal ini ditandai dengan kemampuan
berpikir. Pengetahuan dan kemampuan berpikir tidak dapat dipisahkan. Kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
2 Penanaman konsep dan keterampilan. Penanaman konsep atau merumuskan konsep memerlukan keterampilan. Keterampilan ini dapat
dipelajari dengan banyak melatih kemampuan. 3 Pembentukan sikap. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik
tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai. Karena itu, guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga sebagai pendidik yang memberikan
nilai-nilai tersebut sehingga siswa akan tumbuh kesadaran dan kemampuannya untuk mempraktekkan segala sesuatu yang dipelajarinya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah untuk memperoleh hasil belajar yang hendak dicapai oleh siswa setelah
proses pembelajaran yaitu untuk mendapatkan pengetahuan aspek kognitif, keterampilan aspek psikomotorik, dan pembentukan sikap aspek afektif.
c. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip belajar merupakan dasar-dasar dalam melakukan proses belajar. Ada berbagai prinsip yang dikemukakan oleh para ahli di bidang psikologi
pendidikan yang diungkapkan oleh Syaiful Sagala 2009: 53-54 dapat dirangkum, antara lain:
1 Law of Effect, yaitu hubungan antara stimulus dan respon terjadi dan diikuti dengan keadaan memuaskan, maka hubungan itu diperkuat
begitupun sebaliknya. Jadi, hasil belajar akan diperkuat apabila menumbuhkan rasa senang atau puas.
2 Spread of Effect, yaitu reaksi emosional yang mengiringi kepuasan itu tidak terbatas kepada sumber utama pemberi kepuasan, tetapi kepuasan
mendapat pengetahuan baru. 3 Law of Exercise, yaitu hubungan antara perangsang dan reaksi diperkuat
dengan latihan dan penguasaan dan sebaliknya. Jadi, hasil belajar dapat lebih sempurna apabila sering diulang dan sering dilatih.
4 Law of Readiness, yaitu bila satuan-satuan dalam sistem syaraf telah siap berkonduksi, dan hubungan itu berlangsung, maka terjadinya hubungan
xxix itu akan memuaskan. Dalam hal ini tingkah laku baru akan terjadi apabila
yang belajar telah siap belajar. 5 Law of Primacy, yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui kesan
pertama, akan sulit digoyahkan. 6 Law of Intensity, yaitu belajar memberi makna yang dalam apanila
diupayakan melalui kegiatan yang dinamis. 7 Fenomena kejenuhan, yaitu ketika rentang waktu tertentu yang dipakai
untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil. 8 Belongliness, yaitu keterkaitan bahan yang dipelajari pada situasi belajar,
akan mempermudah berubahnya tingkah laku. Belajar dialami oleh siswa yang sedang belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa prinsip-prinsip belajar akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar