lxv Tabel 2.3. Besarnya Cepat Rambat Bunyi Dalam Berbagai Zat Pada suhu 20 C
No Medium
Cepat rambat ms 1
Udara 340
2 Alkohol
1240 3
Air 1500
4 Kayu Oak
3850 5
Kaca 4540
6 Besi
5120
Sumber: Ilmu Pengetahuan Alam 2, Wasis dan Sugeng Yuli I. Tabel tersebut menunjukkan bahwa v
zat padat
v
zat cair
v
udara.
d. Jenis-Jenis Bunyi Berdasarkan Frekuensinya
Bunyi dapat kita dengar berdasarkan frekuensinya. Berikut pembagian bunyi berdasarkan frekuensinya, antara lain:
1 Infrasonik: bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz tidak dapat terdengar manusia, tapi jangkrik dan anjing bisa mendengarnya.
2 Audiosonik: bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz hingga 20.000 Hz dapat didengar manusia.
3 Ultrasonik: bunyi yang frekuensinya lebih dari 20.000 Hz tidak dapat terdengar manusia, tapi kelelawar dan lumba – lumba bisa mendengarnya.
Etsa Indra Irawan, 2008: 237
e. Nada
Nada adalah bunyi yang mempunyai frekuensi teratur, yang termasuk nada misalnya bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat musik. Desah adalah bunyi
yang mempunyai frekuensi tidak teratur, misalnya suara daun yang ditiup angin, suara air hujan, suara meja yang dipukul-pukul sembarang dan sebagainya. Bunyi
desah yang sangat keras disebut dentum. Contoh dentum adalah bunyi meriam dan bunyi bom.
Tinggi rendahnya nada dipengaruhi oleh frekuensi bunyi. Semakin besar frekuensi, maka semakin tinggi bunyi. Sebaliknya, semakin kecil frekuensi,
semakin rendah bunyi.
lxvi Tabel 2.4. Deretan Nada dan Perbandingan Frekuensinya
C D
E F
G A
B C
24 27
30 32
36 40
45 48
Secara internasional frekuensi nada A 440 Hz disepakati sebagai kunci untuk mencari frekuensi nada lain.
Saeful Karim, 2008: 262-263
f. Kuat Bunyi
Kuat lemahnya bunyi bergantung pada amplitudo. Makin kuat atau makin keras bunyi, makin besar amplitudo. Sebaliknya, makin lemah bunyi, makin kecil
amplitudo.
g. Warna Bunyi
Gabungan nada bunyi antara nada dasar dan nada atas yang menyertainya disebut warna bunyi timbre. Warna bunyi merupakan gabungan dari dua bunyi
yang memiliki frekuensi yang sama tetapi terdengar berbeda. Etsa Indra Irawan, 2008: 241-242
h. Hukum Marsenne
Seorang ahli fisika Marsenne telah menyelidiki frekuensi yang dihasilkan oleh senar-senar yang bergetar dengan menggunakan alat yang disebut sonometer.
Sonometer merupakan alat yang digunakan untuk menyelidiki hubungan antara frekuensi, panjang senar, tegangan senar, tebal senar dan bahan senar.
Penyelidikan tersebut menghasilkan Hukum Marsenne. Bunyi hukum Marsenne yaitu tinggi rendahnya nada :
1 Berbanding terbalik dengan panjang senar l 2 Berbanding terbalik dengan akar luas penampang senar A
3 Sebanding dengan akar tegangan senar F 4
Berbanding terbalik dengan akar massa jenis bahan senar ρ Hukum Marsenne dirumuskan sebagai berikut :
lxvii Keterangan :
f : frekuensi Hz
l : panjang senar meter
F : tegangan senar Newton
A : luas penampang senar m
2
ρ : massa jenis bahan senar kgm
3
Untuk dua senar dengan panjang berbeda, tetapi tegangan dan luas penampang kedua senar sama, maka hubungan frekuensi kedua senar dapat
dinotasikan sebagai berikut :
Keterangan : l
1
: panjang senar pertama m atau cm l
2
: panjang senar kedua m atau cm f
1
: frekuensi senar pertama Hz f
2
: frekuensi senar kedua Hz
i. Resonansi