2. Pelaksanaan Pembelajaran Apresiasi Puisi di Kelas VIII E
SMP Negeri 14 Surakarta
Berdasarkan hasil pengamatan observasi, hasil wawancara, dan hasil analisis dokumen bahwa pelaksanaan pembelajaran apresiasi pusi di kelas VIII E
SMP Negeri 14 Surakarta belum swepenuhnya mengacu pada pembelajaran puisi yang bersifat PAIKEM. Pelaksanaan pembelajaran merupakan hal yang sangat
menentukan pada kegiatan belajar mengajar. Seharusnya guru dituntut untuk mengembangkan kreativitasnya dalam mengajar puisi berdasarkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang sudah dibuat. Kemampuan guru dalam mengajarkan puisi yang idealnya bersifat PAIKEM sangat mempengaruhi
tercapainya tujuan pembelajaran apresiasi puisi. Guru juga harus mampu mengelola kelas dengan baik sehingga suasana pembelajaran puisi dapat berjalan
dengan baik dan siswa merasa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, guru juga harus mampu memberikan motivasi kepada siswa dan membuat siswa
lebih aktif sehingga pembelajaran apresiasi puisi menjadi lebih menyenangkan.
a. Model Pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran apresiasi
puisi
Beberapa model pembelajaran yang menjadi alternatif pembelajaran yang bersifat PAIKEM yaitu pembelajaran quantum, CTL, dan kooperatif. Pada model
pembelajaran quantum salah satu cara yang dilakukan adalah berpartisipasi dengan cara mengubah keadaan kelas dari yang semula biasa menjadi kelas yang
menarik. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru DW belum melakukan kegiatan pembelajaran apresiasi puisi yang menjadikan pembelajaran puisi lebih menarik
bagi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari belum adanya penggunaan media pembelajaran elektronik, seperti
tape recorder
, kaset, OHP, LCD, DVD, VCD. Jadi, siswa kurang tertarik karena guru hanya sebatas menggunakan alat yang
berada di kelas, seperti penggaris, papan tulis, spidol. Dilihat dari langkah- langkah yang dilakukan oleh guru DW dalam pembelajaran belum sepenuhnya
mengarah pada model pembelajaran quantum. Langkah pembelajaran yang sudah menunjukkan adanya demonstrasi yang dilakukan oleh guru adalah adanya
pemberian contoh pembacaan puisi “surat dari ibu”yang dilakukan oleh guru DW
kemudian dilanjutkan oleh siswa RNA. Hal-hal di atas menunjukkan pembelajaran apresiasi puisi yang dilakukan guru DW belum sepenuhnya
mengarah pada salah satu contoh pembelajaran yang bersifat PAIKEM, yaitu model pembelajaran quantum.
Model pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari Trianto, 2007: 103.
Guru DW sudah mengaitkan pembelajaran apresiasi puisi dengan situasi nyata dan kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat pada judul puisi yang digunakan
guru DW untuk didemonstrasikan pada siswa. Judul puisi tersebut adalah “surat dari ibu” karya Asrul Sani. Menurut peneliti, sosok ibu sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari siswa sehingga sangat bersifat kontekstual. Selain itu, dengan pengambilan judul tersebut juga mempermudah siswa dalam menerima
materi yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran di mana siswa
belajar dalam kelompok kecil yang mempunyai kemampuan berbeda. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut untuk memberikan kesempatan kepada semua
siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Guru DW belum melakukan pembelajaran secara kooperatif karena hanya
menyuruh siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk membuat puisi bukan untuk memahami materi puisi itu sendiri. Pembelajaran kooperatif tidak hanya
membentuk kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas, tetapi juga untuk memahami materi pembelajaran secara keseluruhan.
b. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran apresiasi puisi