Prospek Perbankan Syari’ah di Kota Padang Sidempuan

1. Demografi Pendirian atau pengembangan bisnis-bisnis syari’ah khususnya perbankan syari’ah di Kota Padang Sidempuan dapat dikatakan begitu potensial. Hal ini salah satunya didukung dari penduduk masyarakat Kota Padang Sidempuan yang hampir seluruhnya beragama Islam. Menurut pendapat sebagian kalangan dari masyarakat, masyarakat Kota Padang Sidempuan juga sangat taat dalam menjalankan ibadah ke khadirat Allah SWT religius. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya Mesjid yang berdiri di Kota ini, yakni 381 bangunan yang lebih banyak dari yang lainnya, ditambah lagi sekolah-sekolah yang berbasiskan prinsip Islam begitu banyak di Kota ini. Tingkat pendidikan di Kota ini juga terus mengalami peningkatan, khusunya pada perguruan tinggi, yang telah mengalami peningkatan sebesar 6,14 pada tahun 2013 dari 2,74 dari tahun 2012. Sedangkan dari sisi pemerintah Kota Padang Sidempuan, juga mempunyai optimisme yang tinggi dalam pengembangan perbankan syari’ah di Kota ini. 2. Ekonomi Berdasarkan penelitian yang dilakukan Saiful Ramadha pada tahun 2014, menyimpulkan, bahwa masyarakat Kota Padang Sidempuan memilik potensi menabung yang cukup tinggi, dan mayoritas respondennya setuju penerapan sistem bagi hasil yang diberikan perbankan syari’ah yang ada sudah cukup baik dalam beda dan kesesuaian porsi bagi hasil yang diberikan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh John Tafbu Ritonga, dkk 2005, telah menyatakan Kota Padang Sidempuan cukup berpotensi untuk pendirian atau penambahan kantor bank dan BPRS. Indikator pengukurannya yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Perkembagan ekonomi lokal. 2. Potensi keuangan lokal. 3. Jangkauan infrastruktur ekonomi lokal. 4. Pelaku ekonomi lokal. Sebelumnya Wakil Wali Kota Padang Sidempuan juga meyakini bahwa minat masyarakat Kota Padang Sidempuan menabung menjadi nasabah di perbankan syari’ah juga akan tinggi. Beliau beralasan bahwa perkembangan perbankan syari’ah akan berkembang di Kota ini, dikarenakan didorong dengan program-program yang menyentuh masyarakat menengah ke bawah. Bukan hanya itu saja, dukungan dari Bank Indonesia juga datang, dimana BI berkomitmen akan terus mendorong perkembangan perbankan syari’ah di Kota Padang Sidempuan seiring dengan perkembangan perekonomian Kota Padang Sidempuan. “Saya menegaskan, BI akan terus mendukung dan mendorong pencanangan gerakan ekonomi syari’ah, terutama bagi perbankan syari’ah di Kota Padang Sidempuan”Dirut BI cabang Sibolga.

4.3 Gambaran Umum Perbankan Syari’ah di Kota Padang Sidempuan

Sampai sejauh ini, Perkembangan perbankan syari’ah di Kota padang Sidempuan relatif belumlah seperti yang diharapkan, baik dari segi jumlah kantor maupun indikator keuangannya. Sebelumnya sempat bertambah pemain baru yang ikut meramaikan persaingan perbankan syari’ah di Kota Padang Sidempuan, sehingga jumlah ada 5. Namun menurut informasi yang diperoleh Penulis, bank yang dimaksud sudah tidak ada lagi dan Penulis sempat meninjau ke lokasi yang di tunjukkan, memang bank tersebut sudah tidak ada di lokasi, dan saat ini jumlah perbankan syari’ah yang berada di Kota Padang Sidempuan ada 4 bank, yang terdiri dari 2 Bank Umum Syari’ah BUS, 1 Unit Usaha Syari’ah UUS dan 1 BPRS. Dari segi indikator keuangan perbankan sayri’ah Kota Padang Sidempuan, yakni dari tahun 2011 sampai 2014, total pembiayaan dan DPK dari gabungan BUS dan UUS memang terus meningkat, namun tidak banyak bergerak, hanya dalam kisaran yang tipis sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.1, sebagai berikut ini : Tabel 4.1 Perkembangan Perbankan Syari’ah di Kota Padang Sidempuan 2011-2014 Rp. Milyar No Indikator Tahun Des 2011 Des 2012 Des 2013 Des 2014 Apr 2015 1 Pembiayaan 557 808 962 962 711 2 DPK 462 546 528 528 479 3 FDR 120,51 148,00 182,19 182,19 148,48 BUS dan UUS. Sumber : Statistik Perbankan Syari’ah. Dari tabel di atas, terjadi peningkatan yang relatif tinggi pada periode Desember 2011 ke Desember 2012, dimana pembiayaan tumbuh sebesar 45 dan DPK tumbuh sebesar 18.2. Sedangkan pada tahun-tahun sesudahnya pertumbuhan terkesan lambat stagnan. Menurut salah satu petinggi BUS yang berada di Kota Padang Sidempuan, salah satu penyebab terjadinya kejadian