Gambaran Umum Kota Padang Sidempuan

Kota Padang Sidempuan terdiri dari 6 kecamatan beserta 79 KelurahanDesa BPS PSP. 2014, yaitu : 1. Kecamatan Padang Sidempuan Utara 16 KelDesa. 2. Kecamatan Padang Sidempuan Selatan 12 KelDesa. 3. Kecamatan Padang Sidempuan Tenggara 16 KelDesa. 4. Kecamatan Padang Sidempuan Hutaimbaru 13 KelDesa. 5. Kecamatan Padang Sidempuan Batunadua 5 KelDesa. 6. Kecamatan Angkola Julu 8 KelDesa. Kota Padang Sidempuan telah mengalami peningkatan yang pesat, baik dibidang kesehatan, pembangunan, perekonomian dan penduduk. Pada tahun 2008, jumlah penduduk Kota padang Sidempuan sebesar 188.499 jiwa, kemudian meningkat pada tahun 2012 yang menjadi 198.809 jiwa, yang terdiri dari 96.841 jiwa Laki-laki dan 101.968 jiwa Perempuan. Hal ini mengakibatkan beban tugas dan volume kerja penyelenggaraan pemerintah, pelaksana pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan meningkat BPS PSP. Penduduk Kota Padang Sidempuan mayoritas adalah beragama Islam, dimana tercatat pada tahun 2013 sebanyak 90,22 dari total penduduk 204.615 jiwa, adalah besaran masyarakat penganut agama Islam. Jumlah penduduk yang besar tersebut merupakan pasar potensial bagi pengembangan bisnis-bisnis yang berkonsepkan syari’at Islam di Kota Nadimpu ini. Penghasilan masyarakat Kota Padang Sidempuan sebagian besar adalah bertani atau persawahan dan perkebunan. Produksi-produksi utama dari perkebunan yang dihasilkan masyarakatnya adalah salak, karet, kopi, kelapa, cengkeh, kemiri dan kulit manis. Maka dari itu, penyumbang PDRB terbesar di Kota ini salah satunya bersumber dari sektor pertanian, yaitu 15,87 tahun 2013 BPS PSP.

4.2 Prospek Perbankan Syari’ah di Kota Padang Sidempuan

Dalam upaya mendorong pengembangan perbankan syari’ah, diperlukan usaha untuk memperluas jaringan perbankan syari’ah pada wilayah-wilayah yang dinilai potensial dan membutuhkan jasa perbankan syari’ah. Perluasan jaringan perbankan syari’ah haruslah bersifat market driven, yaitu berdasarkan kebutuhan dan kesediaan bank untuk memberikan jasa pelayanan syari’ah. Dalam kaitan itu, diperlukan data dan informasi yang lengkap serta akurat untuk memberikan gambaran kebutuhan dan potensi pengembangan perbankan syari’ah. Potensi dapat dipandang dari sumber daya dan aktivitas perekonomian suatu wilayah, serta dari pola sikap dan preferensi pelaku ekonomi terhadap produk dan jasa perbankan syari’ah. Untuk memenuhi kebutuhan data atau informasi tersebut, telah ada penelitian yang dilakukan oleh berbagai pihak, baik itu dari kalangan akademis maupun dari kalangan pakar ekonomi, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Saiful Ramadhan 2013, yang meneliti tentang potensi minat menabung dan preferensi masyarakat Kota Padang Sidempuan terhadap perbankan syari’ah, dan penelitian yang dilakukan John Tafbu Ritonga, dkk. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa, Kota Padang Sidempuan memiliki potensi yang cukup besar, setidaknya hal itu dapat dilihat dari dua segi, yaitu demografi dan ekonomi. 1. Demografi Pendirian atau pengembangan bisnis-bisnis syari’ah khususnya perbankan syari’ah di Kota Padang Sidempuan dapat dikatakan begitu potensial. Hal ini salah satunya didukung dari penduduk masyarakat Kota Padang Sidempuan yang hampir seluruhnya beragama Islam. Menurut pendapat sebagian kalangan dari masyarakat, masyarakat Kota Padang Sidempuan juga sangat taat dalam menjalankan ibadah ke khadirat Allah SWT religius. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya Mesjid yang berdiri di Kota ini, yakni 381 bangunan yang lebih banyak dari yang lainnya, ditambah lagi sekolah-sekolah yang berbasiskan prinsip Islam begitu banyak di Kota ini. Tingkat pendidikan di Kota ini juga terus mengalami peningkatan, khusunya pada perguruan tinggi, yang telah mengalami peningkatan sebesar 6,14 pada tahun 2013 dari 2,74 dari tahun 2012. Sedangkan dari sisi pemerintah Kota Padang Sidempuan, juga mempunyai optimisme yang tinggi dalam pengembangan perbankan syari’ah di Kota ini. 2. Ekonomi Berdasarkan penelitian yang dilakukan Saiful Ramadha pada tahun 2014, menyimpulkan, bahwa masyarakat Kota Padang Sidempuan memilik potensi menabung yang cukup tinggi, dan mayoritas respondennya setuju penerapan sistem bagi hasil yang diberikan perbankan syari’ah yang ada sudah cukup baik dalam beda dan kesesuaian porsi bagi hasil yang diberikan. Sedangkan penelitian yang