13 Kala satu persalinan dimulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan
frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif. Kala satu persalinan selesai ketika serviks telah
membuka lengkap sekitar 10 cm sehingga memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karena itu, kala satu persalinan disebut juga stadium pendataran dan dilatasi
serviks. Kala dua persalinan dimulai ketika dilatasi serviks telah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir. Kala dua persalinan disebut juga sebagai stadium
ekspulsi janin. Kala tiga persalinan dimulai saat bayi telah lahir dan berakhir ketika lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan disebut
juga sebagai stadium pemisahan dan ekspulsi plasenta. Sedangkan kala empat hanya melakukan pemantauan dan pemeriksaan plasenta, selaput ketuban, dan tali
pusat telah lengkap atau tidak dan ditemukan ada tidaknya anomali. Prawirohardjo, 2012; Cunningham, et al., 2013.
2.4. Sesar 2.4.1. Definisi
Sesar adalah suatu prosedur operatifbedah yang dilakukan di bawah pengaruh anestesi untuk melahirkan janin, plasenta, dan membran melalui sebuah
insisi di dinding abdomen dan uterus Fraser dan Cooper, 2012.
2.4.2. Epidemiologi
Di Indonesia, persentase kelahiran sesar sebesar 9,8 persen dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta 19,9 dan terendah di Sulawesi Tenggara 3,3 dan
secara umum pola persalinan melalui sesar menurut karakteristik menunjukkan proporsi tertinggi pada kuintil indeks kepemilikan teratas 18,9, tinggal di
perkotaan 13,8, pekerjaan sebagai pegawai 20,9 dan pendidikan tinggilulus PT 25,1 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI, 2013.
Universitas Sumatera Utara
14
2.4.3. Indikasi
Indikasi untuk dilakukannya sesar bisa indikasi absolut ataupun indikasi relatif. Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin
terlaksana merupakan indikasi absolut untuk sesar abdominal. Di antaranya adalah
kesempitan pelvis yang sangat berat dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Pada indikasi relatif, kelahiran lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan adalah
sedemikian rupa sehingga kelahiran lewat sesar akan lebih aman bagi ibu, anak atau pun keduanya Oxorn dan Forte, 2010.
Persalinan tidak dapat dilakukan secara pervaginam atau normal, bisa dikarenakan faktor-faktor Ps terganggu, yaitu kontraksi yang tidak adekuat, jalan
lahir yang sempit, presentasi bayi yang tidak normal, dll. Sedangkan menurut Rasjidi 2009, indikasi sesar dibagi atas 3, yaitu:
1. Indikasi mutlak:
a. Indikasi ibu: i. pelvis sempit absolut
ii. Kegagalan maelahirkan secara normal karena kurang adekuatnya stimulasi
iii. Tumor-tumor jalan lahir yang menyebabkan obstruksi iv. Stenosis serviks atau vagina
v. Plesenta previa vi. Disproporsi sefalopelvik
vii. Ruptur uteri membakar b. Indikasi janin:
i. Kelainan letak ii. Kelainan letak
iii. Gawat janin iv. Prolapsus plasenta
v. Perkembangan bayi yang terhambat vi.
Mencegah hipoksia janin, misalnya karena preeklamsia
Universitas Sumatera Utara
15 2.
Indikasi relatif i. Riwayat sesar sebelumnya
ii. Presentasi bokong iii. Distosia
iv. Distress janin v. Preeklamsia berat, penyakit kardiovaskuler dan diabetes
vi. Ibu dengan HIV positif sebelum inpartu vii. Gemeli, menurut Eastman, sesar dianjurkan:
a. Bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu b. Bila terjadi posisi bayi yang saling mengunci atau interlock
c. Kematian janin dalam rahim 3.
Indikasi sosial i.
Wanita yang takut melahirkan berdasarkan pengalaman sebelumnya
ii. Wanita yang ingin sesar elektif karena takut bayinya
mengalami cedera atau asfiksia selama persalinan atau mengurangi risiko kerusakan dasar pelvis
iii. Wanita yang takut terjadinya perubahan pada tubuhnya atau
sexuality image setelah melahirkan
2.4.4. Kontraindikasi