38
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan serta analisis data yang diperoleh dari rekam medis ibu yang melakukan persalinan pervaginam dan sesar teknik spinal di RSUP Haji
Adam Malik Medan, maka kesimpulan yang didapatkan adalah: 1.
Tidak ada perbedaan antara skor APGAR bayi yang dilahirkan secara pervaginam dan yang dilahirkan secara sesar teknik spinal pada menit
pertama maupun pada menit kelima. 2.
Tidak terdapatnya skor APGAR yang dibawah 7 pada persalinan pervaginam pada menit pertama dan kelima.
3. Pada menit kelima didapatkan skor APGAR yang lebih baik
dibandingkan skor APGAR menit pertama pada persalinan sesar teknik spinal.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa saran berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi
bahan pertimbangan agar lebih baik lagi dan dapat juga pada penelitian selanjutnya untuk mengkaji faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi skor APGAR. 2.
Bagi RSUP Haji Adam Malik Medan agar pencatatan rekam medis pasien dilakukan dengan lengkap, sistematis dan rapi.
Universitas Sumatera Utara
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Jalan Lahir 2.1.1. Pelvis
Pelvis adalah bagian tubuh yang terletak di bawah abdomen. Pelvis terdiri dari empat tulang, yaitu sakrum, koksigeus, dan dua tulang inominata Gambar
2.1.. Masing-masing tulang inominata ini dibentuk oleh penyatuan ilium, iskium, dan pubis. Tulang-tulang inominata disatukan ke sacrum pada sinkondrosis
sakroiliaka dan pada simfisis pubis Cunningham, et al., 2013.
Gambar 2.1. Anatomi pelvis Paulsen Waschke, 2013
Pelvis dapat dibagi menjadi dua bagian oleh apertura pelvis superior, yang dibentuk di belakang oleh promontorium os sacrum, di lateral oleh linea
terminalis, dan di anterior oleh symphysis pubica. Di atas apertura pelvis superior
Universitas Sumatera Utara
5 terdapat pelvis major atau false pelvis yang membentuk sebagian cavitas
abdominalis, sedangkan yang di bawah apertura pelvis superior terdapat pelvis minor atau true pelvis yang terdapat pada gambar 2.2. Pelvis major melindungi isi
abdomen dan setelah kehamilan bulan ketiga, membantu menyokong uterus gravidarum. Selama stadium awal persalinan, pelvis major membantu menuntun
janin masuk ke pelvis minor Snell, 2006; Cunningham, et al., 2013.
Gambar 2.2. Gambaran true pelvis dan false pelvis wanita dewasa Cunningham, et al., 2013
Caldwell-Molloy mengklasifikasikan pelvis berdasarkan pada pengukuran diameter transversal terbesar di pintu atas pelvis dan pembagiannya menjadi
segmen anterior dan posterior gambar 2.3., sehingga pelvis diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Jenis ginekoid Bentuk pintu atas pelvis yang hampir bulat. Panjang diameter antero-posterior
kira-kira sama dengan diameter transversa. Jenis ginekoid merupakan jenis pelvis yang sering ditemukan pada wanita.
Universitas Sumatera Utara
6 2. Jenis android
Merupakan bentuk pintu atas pelvis yang hampir menyerupai segi tiga. Panjang diameter antero-posterior hampir sama dengan diameter transversa, akan tetapi
jauh lebih mendekati sakrum. 3. Jenis antropoid
Pintu atas pelvis yang agak lonjong , seperti telur. Panjang diameter antero- posterior lebih besar daripada diameter transversa.
4. Jenis platipelloid Merupakan jenis ginekoid yang menyepit pada arah muka belakang. Ukuran
melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang Prawirohardjo, 2012.
Gambar 2.3. Jenis-jenis pelvis Cunningham, et al., 2013
Universitas Sumatera Utara
7 Dan ada juga yang disebut dengan bidang Hodge, yaitu bidang yang
digunakan untuk menentukan seberapa jauh bagian depan janin turun ke dalam rongga pelvis gambar 2.4.. Bidang Hodge terdiri dari 4 bagian, yaitu:
1. Hodge I, merupakan bidang datar yang melalui bagian atas simfisis dan promontorium. Bidang ini sama dengan pintu atas pelvis.
2. Hodge II, yaitu bidang yang sejajar dengan Hodge I dan terletak setinggi bagian bawah simpisis pubis.
3. Hodge III , yaitu bidang yang sejajar dengan Hodge II dan terletak setinggi spina ischiadicae.
4. Hodge IV, yaitu bidang yang sejajar dengan Hodge III melalui ujung os coccygeus Prawirohardjo, 2012.
Gambar 2.4. Bidang-bidang Hodge Prawirohardjo, 2012
Universitas Sumatera Utara
8
2.1.2. Uterus
Uterus yang tidak hamil terletak di rongga pelvis di antara kandung kemih di anterior dan rektum di posterior. Uterus digambarkan berbentuk piriformis atau
berbentuk buah pir. Berat uterus adalah 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang. Uterus terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian segitiga atas yang disebut
corpus atau badan, dan bagian silindris bawah yang disebut serviks yang masuk ke dalam vagina yang terlihat pada gambar 2.5. Hampir seluruh dinding posterior
uterus ditutupi oleh serosa peritoneum viserale. Bagian bawah peritoneum ini membentuk batas anterior cul-de-sac rektouterina atau kavum douglasi.
Peritoneum di daerah ini juga mengarah ke depan kandung kemih membentuk kavum vesikouterinum. Bagian bawah dinding uterus anterior disatukan ke
dinding posterior kandung kemih oleh jaringan ikat longgar yang berbatas tegas, spatium vesikouterinum Prawirohardjo, 2012; Cunningham, et al., 2013.
Gambar 2.5. Anatomi Uterus dan Serviks Cunningham, et al., 2013
Universitas Sumatera Utara
9
2.1.3. Serviks uteri
Serviks uteri atau biasa disebut serviks terdapat di setengah hingga sepertiga bawah uterus, berbentuk silindris atau fusiformis, dan menghubungkan
uterus dengan vagina melalui kanal endoservikal. Serviks uteri terdiri dari portio vaginalis, yaitu bagian yang menonjol ke arah vagina dan bagian supravaginal.
Panjang serviks uteri kira-kira 2,5 – 3cm dan memiliki diameter 2 - 2,5cm. Pada bagian anterior serviks berbatasan dengan kantung kemih dan batas atasnya
adalah ostium internum. Pada bagian posterior, serviks ditutupi oleh peritoneum yang membentuk garis cul-de-sac Snell, 2006; Cunningham, et al., 2013.
2.1.4. Vagina
Struktur muskolomembranosa ini memanjang dari uterus ke vulva dan bagian anterior berbatasan dengan kandung kemih, sedangkan bagian posterior
berbatasan dengan rektum. Batas anterior dipisahkan oleh jaringan ikat, yaitu septum vesikovaginal, dan batas posterior dipisahkan oleh jaringan ikat, yaitu
septum rektovaginal. Umumnya panjang dinding vagina anterior kira-kira 6 - 8 cm dan panjang posterior kira-kira 7 - 10 cm Cunningham, et al., 2013.
2.2. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Ibu Hamil
a. Uterus Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu
menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 l bahkan dapat mencapai 20 l atau lebih dengan berat
rata-rata 1100 g. Pada saat akhir kehamilan, daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis dan panjang uterus akan bertambah
lebih cepat dibandingkan lebarnya sehingga akan berbentuk oval Prawirohardjo, 2012.
Uterus juga mengalami penebalan yag distimulasi terutama oleh hormon estrogen dan sedikit oleh progesteron. Posisi plasenta juga mempengaruhi
penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus yang mengelilingi tempat
Universitas Sumatera Utara
10 implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya
sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda Piscaseck Prawirohardjo, 2012.
b. Serviks Saat telah terjadi konsepsi selama satu bulan, serviks akan berubah
menjadi lebih lunak dan berwarna kebiruan. Hal tersebut terjadi karena banyaknya penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks, hipertrofi,
dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks Prawirohardjo, 2012.
c. Vagina Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas
pada kulit dan otot-otot di perineum sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal sebagai tanda Chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan
mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos Prawirohardjo, 2012.
2.3. Persalinan Pervaginam 2.3.1. Definisi