Karakteristik Faktor risiko Diagnosis

22

2.7.3. Faktor yang Mempengaruhi

Beberapa elemen skor APGAR bergantung sebagian pada kematangan fisiologis bayi baru lahir, bayi kurang bulan yang sehat dapat menerima skor rendah. Skor APGAR mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk, tidak terbatas pada, malformasi janin, obat-obatan ibu, infeksi, jenis persalinan dan teknik anestesi yang digunakan saat persalinan sesar Cunningham, et al., 2013; Rahmanina, et al., 2014. 2.8. Asfiksia pada Bayi Baru Lahir 2.8.1. Definisi Asfiksia neonaturum merupakan suatu kondisi di mana bayi tidak dapat bernapas secara spontan setelah lahir. Keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea, sampai asidosis Hidayat, 2008.

2.8.2. Karakteristik

Asfiksia pada BBL ditandai dengan keadaan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis. Menurut American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists 2004 dalam Kosim dkk 2010 dan Leuthner dan Das 2004, asfiksia perinatal pada seorang bayi menunjukan karakteristik berikut: 1. umbilical cord arterial pH : 7 2. Skor APGAR : 0 – 3 selama lebih dari 5 menit 3. Manifestasi neurologi : ditemukan 4. Disfungsi multisistemik organ : ditemukan

2.8.3. Faktor risiko

Menilai faktor risiko bayi sangatlah penting, karena asfiksia dapat terjadi antepartum dan intrapartum. Faktor risiko antepartum, yaitu: diabetes pada ibu, hipertensi dalam kehamilan, hipertensi kronik, anemia janin atau isoimunisasi, riwayat kematian janin atau neonatus, perdarahan pada trimeter dua dan tiga, Universitas Sumatera Utara 23 infeksi ibu, ibu dengan penyakit jantung, polihidramnion, oligohidramnion, ketuban pecah dini, hidrops fetalis, kehamilan lewat waktu, kehamilan ganda, berat janin tidak sesuai masa kehamilan, ibu pengguna obat bius, dll. Sedangkan faktor risiko intrapartum, yaitu seksio sesaria darurat, kelahiran dengan ekstraksi forsep atau vakum, presentasi abnormal, preterm, makrosomia, solusio plasenta, plasenta previa, dll Kosim, et al., 2010.

2.8.4. Diagnosis

Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis untuk menentukan asfiksia atau tidak pada bayi baru lahir. Untuk mendiagnosis asfiksia tidak perlu menunggu nilai skor APGAR. Anemnesis yang ditanyakan adalah gangguan atau kesulitan waktu lahir lilitan tali pusat, sungsang, dll, lahir tidak bernafas menangis, dan apakah air ketuban bercampur mekonium atau tidak. Serta pemeriksaan fisis, yaitu: bayi tidak bernapas atau megap-megap, denyut jantung kurang dari 100 kali per menit, kulit sianosis, pucat dan tonus otos menurun Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005. Asfiksia pada periode perinatal dini berkaitan dengan skor APGAR kurang dari 6 pada 1 dan 5 menit setelah kelahiran. Denyut jantung mungkin berkurang; kulit pucat; dan sianosis tampak jelas; respirasi tertekan atau bahkan terhenti; dan tonus serta aktivitas refleks akan berkurang atau menghilang. PCO darah arteri ₂ meningkat, PO menurun, dan terjadi asidosis metabolik atau respiratorik ₂ Rudolph, et al., 2007. 2.9. Resusitasi pada Bayi Asfiksia 2.9.1. Pendahuluan