58
4.4. Analisis Linier Berganda
Analisis linier berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Penelitian
ini memiliki satu variabel dependen yaitu Price to Book Value PBV dan dua variabel independen yang terdiri dari Tax Avoidance dan Dividend Policy.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
,574 ,216
2,651 ,010
TAX_AVOID -,871
,434 -,202
-2,006 ,048
DIVIEND_POLICY 1,918
,398 ,485
4,817 ,000
a. Dependent Variable: LN_PBV
Sumber : output SPSS 20, data diolah peneliti 2016 Pada tabel di atas, dapat dilihat nilai konstanta a 0,574. Nilai koefisien
variabel independen tax avoidance b
1
adalah -0,871 dan koefisien variabel dividend policy b
2
1,918. Berdasarkan uji regresi linier berganda di atas, diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = 0,574 – 0,871X1 + 1,918X2 + e
Keterangan : a.
Konstanta a 0,574 Nilai konstanta tersebut menunjukkan bahwa apabilatax avoidance
dan dividend policy memiliki nilai 0 nol, maka nilai perusahaan menjadi sebesar 0,574.
Universitas Sumatera Utara
59
b. Koefisien Tax Avoidance b
1
= - 0,871 Nilai koefisien tax avoidance memiliki nilai negatif, maka variabel
ini memiliki hubungan yang berlawanan dengan PBV.Nilai koefisien regresi tax avoidance sebesar – 0,871 menunjukkan bahwa setiap
kenaikan 1 pada aktivitastax avoidance akan diikuti dengan penurunan nilaiperusahaan sebesar 0,871 dengan asumsi variabel bebas lainnya
dianggap tetap. c.
Koefisien Dividend Policy b
2
= 1,918 Nilai koefisienDividend Policymemiliki nilai positif, maka variabel
ini memiliki hubungan searah dengan PBV
.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada dividend policy akan diikuti dengan
peningkatan nilai perusahaan sebesar 1,918 dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap tetap.
4.5 Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan uji asumsi klasik, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai pada penelitian ini telah memenuhi model
estimasi BLUE Best Linear Unbiased Estimated sehingga layak dilakukan analisis regresi. Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai
aktualnya dapat diukur dari Goodness of fitnya yang secara statistik dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik uji t dan nilai statistik uji
F.
Universitas Sumatera Utara
60
4.5.1 Koefisien Determinasi Uji R
2
Koefisien determinasi R Square mengukur seberapa jauh kemampuan
variabel independen dapat menjelaskan variabel
terikat.Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien determinan.Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan
1. Semakin tinggi nilai R Square koefisien korelasi maka akan semakin baik model regresi karena variabel independen mampu
memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Namun, nilai R Square yang kecil memiliki
arti bahwa kemapuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. R Square memiliki kelemahan yaitu apabila
setiap penambahan variabel independen ke dalam model, maka R Square pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh signifikan atau tidak signifikan terhadap variabel dependen Ghozali, 2006.
Angka koefisien korelasi Adjusted R Square menunjukan seberapa besar variasi dependen dapat dijelaskan oleh variasi yang
terjadi pada variabel independen. Nilai Adjusted R Squaredapat turun maupun naik meskipun ada penambahan variabel. Standar Eror of
Estimate, apabila semakin kecil maka akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. Berikut disajikan
tabel koefisien determinasi.
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
,488
a
,239 ,219
,84296 a. Predictors: Constant, DPR, TA
b. Dependent Variable: LN_PBV
Sumber : output SPSS 20, data diolah peneliti 2016 Pada tabel 4.6, didapati bahwa pada persamaan 1 nilai R Square
adalah 0,239. Hal ini berarti nilai perusahaan mampu dijelaskan sebesar 23,9 oleh tax avoidance dan dividend policy, sedangkan 73,4
dijelaskan oleh variabel- variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Adjusted R Square pada persamaan di atas adalah 0,219 yang berarti
21,9 variasi variabel dependen nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh tax avoidance dan dividend policy. Nilai Standard Error of Estimate
sebesar 0,849266. Semakin kecil standard deviasi berarti model semakin baik.
4.5.2 Uji Simultan Uji F
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi secara keseluruhan dan pengaruh variabel bebas secara bersama-sama.
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan statistik F uji F. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan
probabilitasnya: Jika Sig. F statistic 0.05 signifikan secara statistik, maka Ho ditolak. Jika Sig. F statistic 0.05 signifikan secara statistic,
maka Ho gagal ditolak
Universitas Sumatera Utara
62
Tabel 4.7 Hasil Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
17,360 2
8,680 12,215
,000
b
Residual 55,425
78 ,711
Total 72,785
80 a. Dependent Variable: LN_PBV
b. Predictors: Constant, DPR, TA
Sumber : output SPSS 20, data diolah peneliti 2016
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05.Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen tax avoidance dan dividend
policy berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan menggunakan PBV.
4.5.3. Uji Parsial Uji t
Uji parsial bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing – masing variabel independen secara individual parsial
terhadap variabel dependen.Ketentuan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
a. Bila probability lebih besar dari tingkat singfikasi sig. 0,05, artinya bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen;
Universitas Sumatera Utara
63
b. Bila probability lebih kecil dari tingkat signifikasi sig. 0,05 artinya bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant ,574
,216 2,651
,010 TA
-,871 ,434
-,202 -2,006
,048 DPR
1,918 ,398
,485 4,817
,000 a. Dependent Variable: LN_PBV
Sumber : output SPSS 20, data diolah peneliti 2016 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bagaimana pengaruh
setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Pada tabel tersebut telah disajikan nilai t
hitung
dan nilai signifikansi dari setiap variabel. Berikut ini akan dijelaskan pengaruh secara parsial
setiap variabel yang diteliti. 1.
Tax Avoidance X1 Tax avoidance memiliki nilai t
hitung
-2,006. Nilai t bernilai negatif menunjukkan variabel ini mempunyai hubungan yang negatif
terhadap Price to Book Value. Nilai signifikansi tax avoidance0,048 lebih kecil dari 0,05. Jadi, dapat disimpulkan variabel tax avoidance
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Price to Book Value.
Universitas Sumatera Utara
64
2. Dividend Policy X2
Dividend Policy memiliki nilai t
hitung
4,817. Nilai t bernilai positif menunjukkan variabel ini mempunyai hubungan yang positif
terhadap Price to Book Value. Nilai signifikansi dividend policy 0,000lebih kecil dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan variabel dividend
policy berpengaruh positif dan signifikan terhadap Price to Book Value.
4.6 Analisis Regresi dengan Variabel Pemoderasi
Pengujian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan institusional sebagai
variabel pemoderasi dengan menggunakan metode uji residual.
Tabel 4.9 Uji Signifikansi Kepemilikan Institusional dalam memoderasi Pengaruh
Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaan
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,048
a
,002 -,010
,08928 a. Predictors: Constant, LN_PBV
Universitas Sumatera Utara
65
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant ,156
,015 10,263
,000 LN_PBV
,004 ,010
,048 ,428
,670 a. Dependent Variable: Abs_Res_1
Sumber : output SPSS 20, data diolah peneliti 2016 Suatu variabel pemoderasi dikatakan mampu memoderasi variabel
independen terhadap variabel dependen apabila koefisien parameter variabel dependen bernilai negatif dan memiliki signifikansi 0,05 Ghozali,
2006:173. Pada tabel diatas, disajikan bahwa koefisien parameter dari nilai perusahaan Ln PBVbernilai positif yaitu 0,004 dan signifikan 0,670 lebih
besar dari Sig. 0,05 artinya kepemilikan institusional tidak mampu memoderasi hubungan tax avoidance terhadap nilai perusahaan.
Selanjutnya, pengujian hipotesis moderating dilakukan dengan melihat pengaruh dividend policy terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan
institusional sebagai variabel pemoderasi dengan menggunakan uji residual. Berikut ini disajikan tabel uji signifikansi kepemilikan institusional dalam
memoderasi pengaruh dividend policy terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 4.10 Uji Signifikansi Kepemilikan Institusional dalam memoderasi Pengaruh
Dividend Policy terhadap Nilai Perusahaan
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,247
a
,061 ,049
,08872 a. Predictors: Constant, LN_PBV
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant ,174
,015 11,521
,000 LN_PBV
-,024 ,010
-,247 -2,261
,027 a. Dependent Variable: Abs_Res_2
Sumber : output SPSS 20, data diolah peneliti 2016
Diketahui berdasarkan tabel 4.10 diatas, diketahui bahwa nilai koefisien parameternya memiliki nilai sebesar -0,024 dan nilai signifikansi variabel
nilai perusahan yang diproksikan menggunakan Ln PBV adalah 0,027 Sig. 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa syarat uji residual terpenuhi
sehingga dapat disimpulkan kepemilikan institusional mampu memoderasi pengaruh dividend policy terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
67
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian 4.7.1 Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaan