18
menguntungkan bagi perusahaan melalui internal financial yang semakin kuat.
2.4 Corporate Governance
Menurut Organization of Economic Cooperation and Development OECD, Corporate governance adalah sebuah sistem yang bertujuan untuk
mengarahkan dan mengawasi perusahaan. Corporate governance melibatkan hak dan kewajiban para pemangku kepentingan untuk menetapkan tujuan,
mengambil keputusan, dan memonitor kinerja perusahaan. Dengan adanya corporate governance diharapkan akan dapat meminimalisir konflik
kepentingan yang terjadi antara pemegang saham dan manajemen. Mekanisme corporate governance yang dilakukan oleh para pemangku
kepentingan selain pemegang saham dan manajemen akan membuat fungsi pengawasan dan monitoring lebih efektif.
Dalam pedoman umum GCG di Indonesia yang disusun oleh Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG, terdapat lima unsur dalam
corporate governance yaitu: transparency, accountability, reliability, independency, dan fairness TARIF. Dengan adanya unsur – unsur tersebut
diharapkan dapat meminimalisir terjadinya konflik keagenan. Menurut Barnhart dan Rosenstein 1998 dalam Siswantaya 2007 mekanisme
corporate governance dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
19
1. Internal mechanism
mekanisme internal, seperti struktur dewandireksikomisaris, kepemilikan manajerial, dan kompensasi
eksekutif. 2.
External mechanism mekanisme eksternal, seperti pasar untuk kontrol perusahaan, kepemilikan institusional, dan tingkat pendanaan dengan
hutang. Dalam penelitian ini, salah satu mekanisme good corporate governance
yang akan digunakan sebagai alat monitoring aktivitas perusahaan adalah kepemilikan institusional. Menurut Wardhani 2008, Kepemilikan
institusional adalah jumlah kepemilikan saham yang dimilki oleh pihak institusi yang mencakup bank, dana pensiun, perusahaan asuransi, dan
lembaga keuangan lainnya. Kepemilikan institusional adalah ukuran dasar dari kualitas aktivitas pemegang saham Desai dan Dharmapala,2009. Hal
tersebut dikarenakan investor institusional memiliki insentif dan kapasitas yang lebih besar dalam memonitor kinerja manajemen.
Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam mempengaruhi kebijakan perusahaan dan memonitor kinerja manajemen karena dapat
menghalangi perilaku opportunistic manajer. Semakin besar kepemilikan yang dimiliki institusional maka semakin besar juga dorongan untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan Wening, 2009. Hal ini didukung oleh penelitian Suranta 2004 yang menyatakan bahwa pengawasan yang
dilakukan institusi mampu mensubstitusi biaya keagenan lain, sehingga biaya
Universitas Sumatera Utara
20
keagenan menurun dan nilai perusahaan meningkat. Kepemilikan institusional dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
����������������������� =
∑ ��ℎ����������� ∑ ����� ℎ��ℎ���������
x 100
Kepemilikan institusional memiliki kelebihan antara lain : 1. Memiliki profesionalisme dalam menganalis informasi sehingga dapat
menguji keandalan informasi. 2. Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih
ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1