Prosedur Pengajuan Keberatan Atas Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Daerah Kabupaten Batu Bara

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo,Dr,MBA,Ak. 2006. Perpajakan edisi revisi 2006. Yogyakarta: PT Andi

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan: teori dan kasus edisi 4 buku 1. Yogyakarta: Salemba Empat

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

Waluyo, 2010. Perpajakan Indonesia Buku 2 Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat

Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 9 Tahun 2010. Tentang Pajak Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 2 Tahun 2012. Tentang perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 23 Tahun 2012. Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 2 Tahun 2012 Tentang perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah


(2)

BAB III

GAMBARAN DATA PRAKTIK

A.Pengertian

Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak pusat dan daerah. Pajak pusat yaitu sektor pertambangan, perkebunan, dan perhutanan. Pajak daerah yaitu sektor pedesaan dan perkotaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.

Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besanya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek pajak yaitu bumi dan bangunan. Keadaan subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang. (Waluyo 2010 : 196)

Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Permukaan bumi meliputitanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa, tambak perairan) serta laut wilayah Republik Indonesia.

Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.

Termasuk dalam pengertian bangunan adalah:

1. Jalan lingkungan dalam satu kesatuan dengan komplek bangunan 2. Jalan tol


(3)

3. Kolam renang 4. Pagar mewah 5. Tempat olahraga

6. Galangan kapal, dermaga 7. Taman mewah

8. Tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak 9. Fasilitas lainnya yang memberikan manfaat

B.Dasar Hukum

Dasar hukum PBB adalah pasal 1 ayat (37) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang berbunyi “Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang Pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan”.

Pelaksanaan pemungutannya di atur pasal 96 Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa:


(4)

2. Setiap Wajib Pajak wajib membayar Pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak

berdasarkan peraturan perundang undangan perpajakan.

3. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Kepala Daerah dibayar dengan menggunakan SKPD atau dokumen lain yang dipersamakan.

4. Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa karcis dan nota perhitungan.

5. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB, dan/atau SKPDKBT.

Keberatan pajak bumi dan bangunan diatur pasal 103 Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009.

Peraturan dan keputusan yang mengatur pemugutan PBB:

1. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2010 tentang dasar pengenaan pajak dan besarnya tarif PBB-P2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012.

2. Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2012 tentang tata cara pendaftaran, pendataan dan penilaian objek PBB, dan tata cara pembayaran PBB.


(5)

C.Subjek Dan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan

1. Subjek Pajak

1.1 Subjek PBB-P2 adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan. Dengan demikian tanda pembayaran/pelunasan pajak bukan merupakan bukti pemilikan hak.

1.2 Subjek pajak sebagaimana dimaksud dalam nomor 1.1 diatas, yang dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi wajib pajak.

1.3 Subjek pajak ditetapkan menjadi Wajib Pajak oleh Kepala Daerah Tingkat II baik Bupati maupun Wali Kota, jika terhadap suatu objek pajak tersebut belum diketahui Wajib pajaknya atau masih dalam sengketa.

2. Objek Pajak

2.1 Yang menjadi objek pajak adalah bumi dan atau bangunan.

a. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di dalamnya, permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa, tambak perairan) serta laut wilayah Indonesia.


(6)

b. Bangunan adalah konstruksi teknis yang ditanamkan atau diletakkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.

2.2 Dalam menentukan objek pajak harus menentukan klasifikasi bumi dan bangunan terlebih dahulu. Yang dimaksud dengan klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompkokkan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman, serta untuk memudahkan penghitungan pajak yang terutang.

Dalam menentukan klasifikasi Bumi/Tanah dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:

a. Letak b. Peruntukkan

c. Pemanfaatan

d. Kondisi lingkunan dan lain-lain

Sedangkan, ketika menentukan klasifikasi Bangunan akan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Bahan/komponen bangunan yang digunakan


(7)

c. Fasilitas-fasilitas yang digunakan

2.3 Pengecualian objek PBB-P2 adalah objek pajak yang:

a. Digunakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk penyelenggaraan kegiatan pemerintahaan;

b. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan;

c. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu;

d. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan dan dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak;

e. Digunakan oleh perwakilan diplomatik dan konsulat berdasarkan asas perlakun timbal balik; dan

f. Digunakan badan atau perwakilan lembaga internasional yang ditetapkan dengan peraturan menteri keuangan.


(8)

D.Tarif Pajak

1. Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak sampai dengan Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) adalah sebesar 0,125% (nol koma satu dua lima persen).

2. Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak diatas Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) adalah sebesar 0,225% (nol koma dua dua lima persen).

E.Dasar Pengenaan Pajak

Dasar pengenaan PBB-P2 adalah nilai jual objek pajak (NJOP). Pengertian NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual-beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti (Mardiasmo 2013 : 332).

Besarnya nilai jual objek pajak (NJOP) tersebut digunakan sebagai dasar pengenaan PBB-P2 yang ditetapkan setiap tiga (3) tahun sekali oleh Bupati Kabupaten Batu Bara, kecuali untuk objek pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan wilayahnya.


(9)

F. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak

Nilai jual objek pajak tidak kena pajak (NJOPTKP) merupakan batas nilai jual objek pajak atas bumi dan bangunan yang tidak dikenakan pajak. Besarnya nilai jual objek pajak tidak kena pajak (NJOPTKP) di Kabupaten Batu Bara ditetapkan paling rendah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Setiap wajib pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak satu kali dalam satu tahun pajak

2. Apabila wajib pajak mempunyai beberapa objek pajak, maka yang mendapatkan pengurangan NJOPTKP hanya salah satu objek pajak yang nilainya terbesar dan tidak dapat digabung dengan objek pajak lainnya.

G.Perhitungan Pajak Bumi Dan bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan

Nilai jual untuk bangunan sebelum di tetapkan tarif pajak dikurangi terlebih dahulu dengan Nilai Jual Tidak Kena Pajak sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

Contoh:


(10)

1. Tanah seluas 800 m2 dengan harga jual Rp. 300.000,-/ m2

2. Bangunan seluas 400 m2 dengan nilai jual Rp. 350.000,-/ m2

3. Taman seluas 200 m2 dengan nilai jual Rp. 50.000,-/ m2

4. Pagar sepanjang 210 cm dan tinggi rata-rata pagar 1,5 m dengan nilai jual Rp. 175.000,-/ m2

Besarnya pokok pajak yang terutang adalah sebagai berikut:

1. NJOP Bumi : 800 x Rp. 300.000,- = Rp. 240.000.000,- 2. NJOP Bangunan :

a. Rumah dan garasi

400 x Rp. 350.000,- = Rp. 140.000.000,-

b. Taman

200 x Rp. 50.000,- = Rp. 10.000.000,-

c. Pagar

(120 x 1,5) x Rp. 175.000,- =

NJOPTKP =

Rp. 31.500.000,- +

Total NJOP Bangunan Rp. 181.500.900,-


(11)

Nilai Jual Bangunan Kena Pajak =

3. Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak = Rp. 411.500.000,- Rp. 171.500.000,- +

4. PBB-P2 terutang 0,125% x Rp. 411.500.000,- = Rp. 514.375,-

H.Dasar Penagihan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan

1. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)

Dalam rangka pendataan, subjek pajak wajib mendaftarkan objek pajaknya dengan mengisi SPOP.

Formulir SPOP beserta Lampiran Surat Pemberitahuan Objek Pajak (LSPOP) disediakan dan dapat diperoleh di Dinas DPPKAD Batu Bara. SPOP harus diisi dengan jelas, benar, lengkap dan tepat waktu serta ditandatangani dan disampaikan kepada Bupati selambat-lambatnya 30 hari setelah tanggal diterimanya SPOP oleh subjek pajak.

2. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi Dan Bangunan (SPPT PBB)

SPPT PBB ditetapkan, diterbitkan, dan ditandatangani oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. SPPT PBB diterbitkan atas dasar SPOP, namun untuk


(12)

membantu wajib pajak SPPT PBB dapat diterbitkan berdasarkan data objek pajak yang telah ada pada Bupati.

3. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)

Surat Ketetapan Pajak Daerah diterbitkan oleh bupati untuk memberitahukan besarnya pajak terutang, termasuk denda administrasi kepada wajib pajak dalam hal:

3.1 Wajib pajak tidak mengembalikan SPOP yang disampaikan kepadanya walaupun telah ditegur.

3.2 Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak yang terutang lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung berdasarkan SPOP yang disampaikan oelah wajib pajak.

4. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)

Surat Tagihan Pajak Daerah adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda 2% (dua persen) per bulan.

I. Tahun Pajak

Tahun pajak adalah jangka waktu satu tahun takwim. Jangka waktu satu tahun takwim adalah dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.


(13)

Saat yang menentukan pajak terutang adalah keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari. Perubahan objek pajak setelah tanggal 1 Januari, baik penambahan atau pengurangan tidak akan mempengaruhi besarnya pajak yang terutang untuk tahun yang bersangkutan.

Contoh:

A menjual tanah kepada B pada tanggal 2 Januari 2011. Kewajiban PBB tahun 2011 masih menjadi tanggungan si A. Sejak tahun pajak 2012 kewajiban PBB sudah menjadi tanggung jawab si B.

J. Pembayaraan Pajak

Pajak yang terutang menurut SPPT PBB harus dilunasi selambat-lambatnya 6 bulan sejak tanggal diterimanya SPPT PBB oleh wajib pajak. Sedangkan pajak yang terutang berdasarkan SKPD harus dilunasi selambat-lambatnya 1 bulan sejak tanggal diterimanya SKPD oleh wajib pajak. Jumah pajak terutang berdasarkan STPD harus dilunasi selambat-lambatnya 1 bulan sejak tanggal diterimanya STPD oleh wajib pajak.

Pembayaran pajak terutang dapat dilakukan di:


(14)

2. Kantor pos dan giro

3. Bank yang ditunjuk oleh Bupati

4. Dan tempat-tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati

K.Keberatan

Dalam pasal 20 Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2012, menyatakan wajjib pajak dapat mengajukan keberatan kepada Bupati melalui Kepala Dinas atas:

1. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB);

2. Surat Ketetapan Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan (SKPD PBB); 3. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Pajak Bumi dan Bangunan

(SKPDKB PBB);

4. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan Pajak Bumi dan Bangunan (SKPDKBT PBB);

5. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar Pajak Bumi dan Bangunan (SKPDLB PBB); dan


(15)

6. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil Pajak Bumi dan Bangunan (SKPDN PBB).

Keberatan yang diajukan oleh wajib pajak pada dasarnya menyangkut masalah data dan mengandung arti wajib pajak membantah atau tidak sependapat atas isi SPPT PBB/ SKPD PBB karena tidak atau kurang sesuai dengan keadaan sebenarnya, sebagaimana diatur pada Pasal 21 Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2012:

1. Wajib pajak dapat mengajukan keberatan dalam hal wajib pajak berpendapat bahwa luas objek pajak bumi dan/ atau bangunan atau nilai jual objek pajak bumi dan/atau bangunan tidak sebagaimana mestinya.

2. Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat satu (1) dapat diajukan secara:

a. Perorangan atau kolektif untuk SPPT PBB; atau

b. Perorangan untuk SKPD PBB, SKPDKB PBB, SKPDKBT PBB, SKPDLB PBB, SKPDN PBB.


(16)

L.Syarat Pengajuan Keberatan

1. Keberatan terhadap SPPT PBB dan SKPD PBB harus diajukan masing-masing dalam satu surat keberatan tersendiri untuk setiap tahun pajak.

2. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan menyatakan alasan keberatan secara jelas.

3. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterimanya SPPT PBB dan SKPD PBB oleh wajib pajak, kecuali apabila wajib pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaanya.

Adapun ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan waktu yang cukup kepada wajib pajak untuk mempersiapkan surat keberatan beserta alasan-alasannya, dan apabila ternyata batas waktu 3 bulan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh wajib pajak karena keadaan diluar kekuasaannya (force majeure) maka tenggang waktu tersebut masih dapat dipertimbangkan untuk diperpanjang.


(17)

M. Pengajuan Keberatan PBB-P2

Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2012 pasal 21 ayat 2 dapat diajukan secara perseorangan atau kolektif untuk SPPT PBB, atau Perseorangan untuk SKPD PBB.

1. Syarat-syarat pengajuan keberatan secara perseorangan, yaitu:

1.1 Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia

1.2 Diajukan kepada Bupati melalui Kepala Dinas dengan melampirkan persyaratan sebagai berikut:

a. Asli SPPT PBB atau SKPD PBB yang diajukan keberatan

b. Perhitungan jumlah PBB terutang menurut wajib pajak disertai dengan alasan yang mendukung pengajuan keberatannya.

1.3 Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterimanya SPPT PBB atau SKPD PBB, kecuali apabila wajib pajak atau kuasanya dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena diluar kekuasaanya.

1.4 Surat keberatan yang diajukan harus ditanda tangani oleh wajib pajak

1.5 Dalam hal surat keberatan ditanda tangani oleh bukan wajib pajak, maka harus dilampiri dengan:


(18)

a. Surat kuasa khusus, untuk wajib pajak orang pribadi dengan PBB yang terutang lebih dari Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) atau wajib pajak badan;

b. Surat kuasa, untuk wajib pajak orang pribadi dengan PBB yang terutang paling banyak Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah).

2. Syarat-syarat pengajuan keberatan secara kolektif, yaitu:

2.1 Dilakukan untuk setiap SPPT PBB paling banyak Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).

2.2 Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Bupati melalui Kepala Dinas dengan melampirkan sebagai berikut:

a. Asli SPPT PBB yang diajukan keberatan;

b. Penghitungan jumlah PBB yang terutang menurut wajib pajak disertai dengan alasan yang mendukung pengajuan keberatannya;

c. Fotocopy identitas wajib pajak dan fotocopy identitas kuasa wajib pajak dalam hal dikuasakan;

d. Fotocopy bukti kepemilikan tanah.

2.3 Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterimanya SPPT PBB, kecuali apabila wajib pajak melalui Kepala Desa/ Lurah


(19)

setempat dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaanya.

Adapun tanggal penerimaan surat keberatan yang dijadikan dasar untuk memproses surat keberatan adalah:

1. Tanggal terima surat keberatan, dalam hal disampaikan secara langsung oleh wajib pajak atau kuasannya kepada dinas; atau

2. Tanda tanggal pengiriman surat keberatan, dalam disampaikan melalui pos dengan bukti pengiriman surat.

Pengajuan keberatan yang tidak memenuhi persyaratan batas waktu pengajuan keberatan (3 bulan sejak diterimanya SPPT PBB dan SKPD PBB) tidak dapat dipertimbangkan.

Dan pengajuan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dalam Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2012 pasal 22 dan pasal 23 dianggap bukan sebagai keberatan sehingga tidak dapat di pertimbangkan.


(20)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A.Prosedur Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Atas Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Di Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara.

Wajib pajak mempunyai beberapa hak yang dapat diajukan terhadap Bupati melalui Kepala Dinas apabila di dalam penetapan PBB-P2 tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Salah satu diantaranya yaitu wajib pajak diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan apabila terjadi kesalahan fiskus dalam penetapan pajaknya. Adapun posedurnya adalah:

1. Pengajuan surat keberatan yang diajukan wajib pajak kepada Bupati melalui Kepala Dinas disampaikan ke kantor Pelayanan Pajak Daerah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara baik secara langsung atau melalui pos dengan bukti pengiriman surat.

2. Petugas pelayanan PBB akan menerima berkas pengajuan keberatan, kemudian mencetak bukti penerimaan surat, dan memberikan bukti penerimaan surat kepada wajib pajak atau Kepala Desa/ Lurah.

3. Berkas pengajuan keberatan PBB-P2 lalu diteliti kelengkapan persyaratan pengajuan dengan mengisi lembar penelitian persyaratan pengajuan keberatan


(21)

PBB-P2 tersebut. Terhadap pengajuan keberatan yang tidak memenuhi persyaratan maka pengajuan keberatan PBB-P2 tidak dapat di pertimbangkan dan SPPTD asli yang dilampirkan disampaikan kembali kepada wajib pajak.

4. Untuk pengajuan keberatan yang telah memenuhi persyaratan, akan dilakaukan penelitian terhadap berkas pengajuan keberatan di Dinas dan apabila diperlukan, dapat dilanjutkan dengan penelitian di lapangan. Penelitian sebagaimana dimaksud dilakukan berdasarkan surat tugas dan hasilnya dituangkan dalam laporan hasil penelitian.

5. Keputusan atas pengajuan keberatan diberikan oleh:

a. Kepala Dinas, dalam hal jumlah PBB-P2 yang terutang paling banyak Rp 1.500.000.000 (satu milyar lima ratus juta rupiah);

b. Bupati dalam hal jumlah PBB-P2 yang terutang lebih dari Rp 1.500.000.000 (satu milyar lima ratus juta rupiah).

6. Keputusan atas pengajuan keberatan diterbitkan berdasarkan laporan hasil penelitian, yaitu dapat berupa:


(22)

Menerima seluruhnya apabila alasan wajib pajak sesuai dengan data/keterangan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan di Dinas maupun di lapangan dan diterima seluruhnya berdasarkan perhitungan wajib pajak.

Menerima sebagian, apabila sebagian alasan wajib pajak sesuai dengan data/keterangan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan.

b. Menolak

Menolak apabila permohonan keberatan wajib pajak memenuhi persyaratan,dan telah dilakukan pemeriksaan di Dinas maupun di lapangan ternyata alasan yang diajukan oleh wajib pajak tidak tepat atau tidak benar.

c. Menambah Besarnya Jumlah Pajak Yang Terutang

Menambah besarnya jumlah pajak yang terutang, apabila berdasarkan hasil pemeriksaan di Dinas maupun di lapangan diperoleh perhitungan yang menambah besarnya jumlah pajak terutang.

7. Dan salinan keputusan keberatan PBB-P2 diberikann kepada wajib pajak atau Kepala Desa/Lurah dalam hal keberatan diajukan secara kolektif.

Dokumen-dokumen/berkas-berkas yang belum dilengkapi oleh wajib pajak paling lama dipenuhi dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal diterimanya SPPTD


(23)

atau SKPD PBB. Apabila lewat dari 3 bulan maka surat keberatan tidak diproses atau tidak dipertimbangkan.

Pada pasal 30 ayat 1 Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2012 bahwa Bupati atau Kepala Dinas atas nama Bupati sesuai kewenangannya dalam jangka waktu paling lama 12 bulan terhitung sejak tanggal penerimaan surat keberatan, harus memberikan keputusan atas pengajuan keberatan. Dalam jangka 12 bulan tersebut wajib pajak dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasaan tertulis sepanjang surat keputusan keberatan belum ditebitkan. Apabila dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak sejak surat keberatan diterima telah terlampaui dan keputusan belum diterbitkan, maka pengajuan keberatan dianggap dikabulkan dan diterbitkan keputusan sesuai dengan pengajuan wajib pajak dalam jangka waktu paling lama 1 bulan terhitung sejak jangka waktu dimaksud berakhir.


(24)

TABEL 4.1

JUMLAH WAJIB PAJAK YANG MENGAJUKAN KEBERATAN ATAS PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN

PERKOTAAN

KECAMATAN SURAT MASUK

AIR PUTIH 2

LIMA PULUH 5

SEI SUKA 3

TALAWI 1

TANJUNG TIRAM 3

Jumlah 14

Sumber: Pelayanan PBB

Dari data diatas dapat dilihat jumlah wajib pajak yang mengajukan keberatan atas PBB-P2 di kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara sampai juni tahun 2013 adalah 14 orang. Dan dari jumlah yang mengajukan keberatan sebanyak 14 orang, belum satupun menerima keputusan keberatan karena masih dalam proses, dan data diatas diperoleh berdasarkan wawancara.


(25)

B.Faktor-Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Penyelesaian Keberatan Atas Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan Di Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara.

Dalam melaksanakan penyelesaian keberatan atas pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara ada kendala-kendala yang ditemukan, kendala-kendala tersebut adalah:

1. Wajib pajak sulit memebedakan antara pengajuan keberatan dan pengurangan. Pengajuan keberatan berbicara mengenai adanya sengketa antara wajib pajak dengan fiskus sedangkan permohonan pengurangan tidak adanya sengketa antara wajib pajak dengan fiskus tetapi hanya mengajukan permohonan pengurangan akibat dari ketidakmampuan wajib pajak dalam membayar PBB, sehingga hal ini sering membuat adanya kesalah pahaman antara wajib pajak dengan fiskus dalam hal proses pengajuan penyelesaian keberatan.

2. Terdapat penambahan Peraturan Daerah oleh Bupati yang berisi petunjuk teknis yang tidak di ketahui oleh wajib pajak sebelumnya sehingga wajib pajak harus kembali untuk melengkapi berkas-berkas yang diperlukan.


(26)

3. Kurangnya tenaga teknis di Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara, khususnya di bagian pelayanan PBB sehinga penelitian terhadap berkas hanya dilakukan di Dinas.


(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Pada bab terakhir ini penulis dapat menarik kesimpulan berdasarkan pada bab sebelumnya yaitu:

1. Pengajuan keberatan yang diajukan oleh wajib pajak atas PBB-P2 di kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara diproses masih dengan penelitian di Dinas dan belum melakukan penelitian di lapangan.

2. Pengajuan keberatan yang diajukan oleh wajib pajak atas PBB-P2 di kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara belum satupun menerima keputusan keberatan dan masih dalam proses dikarenakan pengalihan PBB-P2 di Kabupaten Batu Bara baru saja aktif mulai 1 Januari 2013.

3. Dalam mengajukan surat pengajuan keberatan wajib pajak harus melampirkan dokumen-dokumen/berkas-berkas yang telah ditetapkan oleh peraturan dan ketentuan yang berlaku sehingga mempercepat fiskus dalam proses pelaksanaan penyelesaiannya.


(28)

4. Dalam hal keputusan atas pengajuan keberatan diberikan tidak hanya oleh Bupati tetapi juga oleh Kepala Dinas.

5. Bahwa kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara dalam waktu paling lama 12 bulan sejak diterimanya surat pengajuan keberatan harus memberikan keputusan atas surat pengajuan yang diajukan oleh wajib pajak tersebut baik itu menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang.

B.Saran

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mencoba memberikan beberapa saran sehubungan dengan pelaksanaan penyelesaian keberatan PBB-P2 di kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara. Adapun saran-saran tersebut antara lain:

1. Bagi pihak fiskus hendaknya mengekspos/mengumumkan tidak hanya tentang tata cara untuk mengajukan keberatan tapi juga tentang perbedaan pengurangan dan keberatan.

2. Memberikan sosialisasi kepada wajib pajak mengenai ketentuan perpajakan dan hal prosedur pelaksanaan pengajuan keberatan tidak hanya


(29)

melalui papan pengumuman dan brosur tetapi juga melalui media cetak (koran) dan internet (Website resmi Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara).

3. Peningkatan sumber daya manusia (Human Resources) di lingkungan Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara khususnya di bagian pelayanan PBB. Pembinaan sumber daya manusia tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya, dengan memberikan pendidikan khusus, pelatihan (training) atau langkah-langkah yang dapat meningkatkan sumber daya manusia tersebut secara terpadu dan berkesinambungan.


(30)

BAB II

GAMBARAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

D. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara

Seiring dengan terbentuknya pemerintahan di Kabupaten Batu Bara pada pertengahan Juni 2007 oleh pemerintah pusat ditunjuk pejabat Bupati Batu Bara yang mempunyai satu tugasnya membentuk struktur organisasi di lingkungan pemerintah Kabupaten Batu Bara.

Dalam rangka menindak lanjuti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2007, telah terbentuk pemerintah Kabupaten Batu Bara di Provinsi Sumatra Uatara. Dengan berbagai upaya diusulkan beberapa perangkat daerah sehingga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara menyetujui beberapa perangkat aerah salah satu di antaranya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara.

Sesuai dengan peraturan Bupati Batu Bara Nomor 2 Tahun 2007 tentang pembentukan struktur organisasi perangkat daerah Kabupaten Batu Bara terbentuklah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD) yang mempunyai fungsi dan tugas masing-masing sesuai dengan jabatan yang disanding.


(31)

1. Visi dan Misi DPPKAD 1.1Visi

Mengacu kepada Visi dan Misi Bupati Batu Bara dan Wakil Bupati Batu Bara yaitu:

Visi : “Kabupaten Batu Bara Sejahtera Berjaya”

Misi : a. Meningkatkan mutu pendidikan;

b. Meningkatkan derajat kesehatan; c. Meningkatkan taraf perekonomian.

Maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara merumuskan Visi “Pendapatan Daerah Meningkat, Tertib Pembelanjaannya Menuju Batu Bara Sejahtera”.

1.2 Misi

Untuk memenuhi cita-cita/keinginan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara yang tertuang dalam Visi dimaksud diperlukan perencanaan program/kegiatan organisasi yang harus dilaksanakan berdasarkan tugas dan fungsi dan ketentuan peraturan perundang-undangan.


(32)

Untuk hal tersebut Misi DPPKAD meliputi:

a. Meningkatkan sumber daya manusia dan manajemen pengelolaan pendapatan daerah

b. Meningkatkan data subyek dan objek pajak/retribusi pendapatan daerah c. Meningkatkan manajemen pengelolaan barang atau kekayaan daerah

d. Meningkatkan sumber daya manusia dan manajemen pengelolaan belanja daerah

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematika mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah di tentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Berikut ini merupakan struktur organisasi pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara:


(33)

TANGGAL : 11 FEBRUARI 2009

Sumber : DPPKAD Kabupaten Batu Bara

K E P A L A D I N A S

SEKRETARIS

U P T D

KEPALA SUB BAGIAN

KEUANGAN

KEPALA SUB BAGIAN

UMUM & KEPEGAWAIAN

KEPALA SUB BAGIAN

PENYUSUNAN PROGRAM

KEPALA BIDANG

PENDAPATAN LAIN-LAIN

KEPALA BIDANG DANA PERIMBANGAN

KEPALA BIDANG

PENDAPATAN ASLI DAERAH

KEPALA BIDANG ANGGARAN KEPALA SEKSI PENGESAHAN DPA/DPPASKPD KEPALA SEKSI PENYUSUNAN APBD/PAPBD KEPALA SEKSI ANALISA PENGANGGARAN KEPALA BIDANG AKUNTANSI KEPALA BIDANG PENGELOLAAN ASET KEPALA SEKSI VERIVIKASI KEPALA SEKSI

PENCATATAN & PEMBUKUAN

KEPALA SEKSI PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN

KEPALA SEKSI

PERENCANAAN ASET

KEPALA SEKSI

PENCATATAN &

KEPALA SEKSI DISTRIBUSI

PEMELIHARAAN/PERA WATAN KASI SUMBANGAN PEMERINTAH DESA/DAERAH BAWAHAN KASI MENGELOLA SUMBANGAN PIHAK KETIGA

KASI PENGELOLA PENERIMAAN

LAIN - LAIN

KEPALA SEKSI HASIL

PAJAK/BUKAN PAJAK

KEPALA SEKSI DANA

PERIMBANGAN KEPALA SEKSI PENERIMAAN LAIN-LAIN KEPALA SEKSI PAJAK DAERAH KEPALA SEKSI RETRIBUSI DAERAH KEPALA SEKSI PENAGIHAN


(34)

C.Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara

1. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangaan, dan Aset Daerah merupakan suatu unsur pelaksanaan pemerintah daerah yang di pimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupatinmelalui Sekretasir Daerah Kabupaten.

2. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah berdasarkan azas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Perlengkapaan, dan Aset Daerah.

3. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudkan DPPKAD mempunyai fungsi:

3.1 Penyusunan perencanaan program peningkatan pendapatan asli daerah.

3.2 Perencanaan pendaftaran, pendataan Objek Pajak dan Retribusi Daerah.

3.3 Penetapan, perhitungan, dan penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan Retribusi Daerah.

3.4 Peleksanaan perencanaan teknis administrasi keuangan daerah meliputi Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


(35)

Perubahan dan perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

3.5 Pelaksanaan nota keuangan dan nota jawaban yang akan disampaikan kepada DPRD.

3.6 Penyusunan program kebutuhan perlengkapan dan aset daerah.

3.7 Pelaksanaan investariasi seluruh asset kekayaan milik Pemerintah Daerah.

3.8 Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum yang meliputi ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan, perencanaan, dan pelaporan.

3.9 Pengelolaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD).

Adapun tata kerja dari bagian-bagian yang terdapat dalam struktur organisasi DPPKAD adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas yang bertugas:

1.1 Menyusun perumusan kebijakan daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berdasarkan tugas pokok dan fungdi DPPKAD serta visi dan arah pembangunan daerah.

1.2 Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada sekretaris untuk diteruskan kepada para Kepala Bidang dan Unit Pelaksana Teknis.


(36)

1.3 Memberi petunjuk dan arahan kepada Sekretaris, para Kepala Bidang, dan Unit Pelaksana Teknis.

1.4 Mengkoordinasikan Sekretaris, para Kepala Bidang, dan Unuit Pelaksana Teknis.

1.5 Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas kepala unit kerja dilingkungan Sekretaris, para Kepala Bidang, dan Unit Pelaksana Teknis.

1.6 Meneliti, mendisposisi, memaraf dan menandatangani persuratan yang berkaitan dengan bidang pendapatan, pengelolaan keuangan, dan aset daerah.

1.7 Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Bupati/Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah.

1.8 Menilai hasil kerja bawahan dilingkungan DPPKAD.

1.9 Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

1.10 Melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati/Wakil Bupati.

2. Sekretaris yang bertugas:

2.1 Menyusun langkah kegiatan secretariat.


(37)

2.3 Mengatur dan mendistribusikan surat-surat sesuai disposisi Kepala DPPKAD.

2.4 Menyelenggarakan pembinaan organisasi dan tata laksana dalam lingkungan DPPKAD.

2.5 Mengkoordinasikan penyusunaan laporan pelaksanaan tugas DPPKAD. 2.6 Mengkoordinir pelaksanaan tugas, menyusun bahan perencanaan dan

program keja, menyusun bahan laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas DPPKAD.

2.7 Menilai prestasi kerja bawahan di lingkungan Sekretariat DPPKAD. 2.8 Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sekretariat sebagai pertanggung

jawaban dan penilaian atasan. Sekretariat terdiri dari:

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Program

3. Bidang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bertugas:

3.1 Menyusun rencana kegiatan Bidang Pendapatan Asli Daerah.

3.2 Menyeleksi pelaksanaan kegiatan Kepala Seksi sesuai dengan rencana dan realisasinya.


(38)

3.3 Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan kepala seksi dilingkungan bidang PAD.

3.4 Mengawasi dan mengendalikan kegiatan bidang PAD.

3.5 Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan bidang PAD kepada atasan sebagai pertanggung jawaban dan penilaian atasan.

Bidang Pendapatan Asli Daerah terdiri dari: a. Seksi Pajak Daerah

b. Seksi Retribusi Daerah c. Seksi Penagihan

4. Bidang Pendapatan Lain-Lain yang bertugas:

4.1 Menyusun rencana kegiatan bidang Pendapatan Lain-Lain.

4.2 Mengawasi dan mengendalikan kegiatan bidang Pendapatan Lain-Lain. 4.3 Melaksanakan sosialisasi, pembinaan, pemberdayaan, dan pengendalian

dalam penata usahaan Pendapatan Lain-Lain.

4.4 Melaksanakan koordinasi tentang pajak pusat dan pajak provinsi.

4.5 Membuat laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi kepada atasan.

Bidang Pendapatan Lain-Lain terdiri dari: a. Seksi Mengelola Sumbangan Pihak 3 (tiga)


(39)

b. Seksi Sumbangan Pemerintah Desa Atas Sumbangan Daerah Bawahan.

c. Seksi Pengelola Penerimaan Lain yang sah

5. Bidang Dana Perimbangan yang bertugas:

5.1 Menyusun rencana kegiatan bidang Dana Perimbangan.

5.2 Mengawasi dan mengendalikan kegiatan bidang Dana Perimbangan.

5.3 Meneliti dan menyeleksi konsep rencana kegiatan kepala seksi dilingkungan bidang dana Perimbangan.

5.4 Melaksanakan sosialisasi, pembinaan, pemberdayaan, dan pengendalian dalam menata Dana Perimbangan.

5.5 Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan konsep kebijakan, pedoman, dan petunjuk teknis Seksi Penerimaan lain dari perintah atasan. 5.6 Melakukan koordinasi dan konsultan ke provinsi dalam rangka

peningkatan penerimaan dana bagi hasil dari provinsi.

5.7 Menginventarisasi dan mendata jumlah perusahaan daerah yang ada guna memperoleh penerimaan yang berasal dari laba perusahaan daerah.

5.8 Membuat laporan pelaksanaan sebagai pertanggung jawaban dan penilaian kepada atasan.

Bidang dana Perimbangan terdiri dari: a. Seksi Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak


(40)

b. Seksi Dana Perimbangan

c. Seksi Penerimaan Lain dari Pemerintah Atasan.

6. Bidang Anggaran yang bertugas:

6.1 Mengkoordinasikan rencana kegiatan Bidang Anggaran.

6.2 Mengkoordinasikan rencana penyusuna R.APBD, APBD, dan P.APBD serta menyiapkan dan menyusun nota keuangan yang akan disampaikan kepada DPRD berdasarkan prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

6.3 Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan kepala seksi dilingkungan Bidang Anggaran.

6.4 Mengkoordinasikan penyusunan konsep kebijakan, pedoman, dan petunjuk teknis Seksi Bidang Anggaran.

6.5 Membuat laporan pelaksanaan kegiatan seksi Bidang Anggaran kepada atasan sebagai pertanggung jawaban dan penilaian atasan.

Bidang Anggaran terdiri dari: a. Seksi Analisa Penganggaran

b. Seksi Penyusunan APBD dan P.APBD

c. Seksi Pengesahan Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Dokumen Perubahan Pelaksana Anggaran (DPPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah


(41)

7. Bidang Akuntasi yang bertugas:

7.1 Mengkoordinasikan pelaksanaan pengumpulan data kegiatan pengelolaan keuangan pada setiap satuan kerja perangkat daerah.

7.2 Mengkoordinasikan pelaksanaan pencatatan dan pembukuan pada setiap satuan kerja perangkat daerah.

7.3 Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi atas belanja/pendapatan yang dilaksanakan pada setiap satuan kerja perangkat daerah se-Kabupaten Batu Bara.

7.4 Mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan laporan keuangan daerah secara semester dan tahunan.

Bidang Akuntasi terdiri dari: a. Seksi Verfikasi

b. Seksi Pencatatan dan Pembukuan c. Seksi Penyusunan Laporan Keuangan

8. Bidang Pengelolaan Aset yang bertugas:

8.1 Mengkoordinasikan penyusunan pedoman tatacara investasi asset pemerintah dan petunjuk teknis administrasi.

8.2 Mengkoordinasikan pembuatan laporan barang daerah.

8.3 Mengkoordinasikan pelaksanaan analisa kebutuhan barang daerah. 8.4 Mengkoordinasikan pelaksanaan pengadaan barang daerah.


(42)

8.5 Mengkoordinasikan pelaksanaan pendistribusian barang daerah. 8.6 Mengkoordinasikan pelaksanaan administrasi barang daerah. 8.7 Mengkoordinasikan pelaksanaan investasi milik daerah.

8.8 Mengkoordinasikan pembuatan laporan tentang investasi milik daerah. 8.9 Mengkoordinasikan pelaksanaan pembukuan pemeliharaan dan

perawatan barang.

8.10 Mengkoordinasikan pelaksanaan penelitian dan pengusulan penghapusan barang bergerak maupun tidak bergerak.

8.11 Mengkoordinasikan pelaksanaan pengurusan surat-surat kendaraan dinas Pemerintah Kabupaten Batu Bara.

Bidang Pengelolaan Aset terdiri dari: a. Seksi Perencanaan Aset

b. Seksi Distribusi, Pemeliharaan/Perawatan c. Seksi Pencatatan dan Pelaporan

D. Gambaran Data Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara

Adapun wilayah kerja di Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara membawahi 7 Kecamatan yaitu:


(43)

2. Kecamatan Sei Suka 3. Kecamatan Air Putih 4. Kecamatan Lima Puluh 5. Kecamatan Sei Balai 6. Kecamatan Talawi

7. Kecamatan Tanjung Tiram

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara dikepalai oleh seorang kepala kantor yang membawahi enam (6) bidang. Dan berdasarkan data hingga tahun 2012, jumlah pegawai di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara adalah sebanyak 57 orang, dengan perincian sebagai berikut:

1. Berdasarkan Pendidikan a. Master (S2) : 2 orang b. Sarjana (S1) : 37 orang c. D IV : 1 orang

d. D III/Sarjana Muda : 8 orang e. SMU : 9 orang

2. Berdasarkan Golongan a. Golongan IV : 4 orang b. Golongan III : 37 orang


(44)

c. Golongan II : 16 orang 3. Berdasarkan Golongan Ruang

a. Pembina : 4 orang

b. Penata tingkat 1 : 4 orang c. Penata : 2 orang

d. Penata Muda Tingkat 1 : 3 orang e. Penata Muda : 28 orang

f. Pengatur : 8 orang

g. Pengatur Muda Tingkat1: 1 orang h. Pengatur Muda : 7 orang


(45)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Dalam situasi Negara Republik Indonesia yang sedang melaksanakan pembangunan sangat diperlukan sumber keuangan dan penerimaan. Dan salah satu sumber keuangan negara yang sangat penting di samping minyak dan gas adalah pajak. Dalam upaya untuk meningkatkan pengolahan pajak sebagai wujud kegotongroyongan dari masyarakat dalam pembiayaan pembangunan nasional diperlukan peran serta dari masyarakat itu sendiri beserta penyelenggaraan negara.

Pajak bumi dan bangunan adalah salah satu jenis pajak yang bersifat objektif, yang lebih memperhatikan pada objek pajaknya yaitu pajak bumi dan bangunan dalam meningkatkan sumber-sumber pendapatan negara. Sejak di berlakukannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 yang di ubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 yang mengatur tentang pajak bumi dan atau bangunan diharapkan akan memberikan kepastian hukum hingga kesadaran perpajakan dari masyarakat akan meningkat sehingga penerimaan akan semakin meningkat pula.

Pada tanggal 15 September 2009 telah lahir undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) yaitu Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009. Menurut undang-undang ini daerah diberikan kewenangan yang lebih di bidang perpajakan


(46)

dan retribusi seperti tarif pajak, perluasan objek pajak dan pengalihan dari pajak pusat menjadi pajak daerah.

Salah satu kebijakan pajak daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 adalah menetapkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) menjadi pajak kabupaten/kota. Kedua jenis pajak tersebut layak untuk di tetapkan menjadi pajak daerah karena memenuhi kriteria suatu pajak daerah/ antara lain ditinjau dari aspek lokalitas, hubungan antara pembayar pajak dan yang menikmati manfaat pajak serta praktek yang umum di Negara Republik Indonesia.

Tujuan undang-undang ini adalah untuk memantapkan pelaksanaan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab. Disamping itu juga untuk lebih memberikan pelayanan kepada wajib pajak dan meningkatkan kemampuan fiskal pemerintah daerah, kemampuan keuangan pemerintah daerah agar lebih meningkat, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemandirian daerah.

Mengingat besarnya jumlah objek pajak yang beragam, dan tingkat pengetahuan wajib pajak, penulis merasa:

1. Belum seluruhnya wajib pajak dapat melaksanakan kewajiban atas objek pajak yang dikuasai atau dimilikinya


(47)

2. Belum seluruhnya wajib pajak mengerti prosedur–prosedur yang ada, baik prosedur penetapan pajak, prosedur pengajuan keberatan dan permohonan pengurangan pajak yang telah di tetapkan terhadap wajib pajak oleh pihak fiskus sehingga banyak terjadi salah penafsiran atas pelaksanaan undang-undang PBB ini.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik mengadakan penelitian atas salah satu permasalahan yang diuraikan di atas dengan judul “Prosedur Pengajuan Keberatan Atas Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Daerah Kabupaten Batu Bara”.

B.Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adalah:

1.1 Untuk mengetahui secara jelas prosedur pelaksanaan pengajuan keberatan atas Pajak Bumi dan Bangunan.

1.2 Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang terdapat dalam pelaksanaan penyelesaian keberatan atas pajak Bumi dan Bangunan.

2.Manfaat Dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri


(48)

2.1Bagi Mahasiswa

a. Mengaplikasikan teori yang dipelajari dibangku perkuliahan.

b. Mengetahui lebih dalam tentang prosedur pelaksanaan pengajuan keberatan atas Pajak Bumi dan Bangunan.

c. Meningkatkan komunikasi dan pendekatan dalam berinteraksi antara mahasiswa dengan fiskus.

d. Merangsang aktivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas sebagai mahasiswa.

2.2Bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara

a. Memperoleh ide-ide baru baik berupa efisiensi, peningkatan dan perbaikan sistem birokrasi kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara.

b. Membina hubungan baik dengan Program Studi Diploma III Administrasi Aministrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

c. Sebagai salah satu sarana untuk menyebar luaskan informasi mengenai Pajak Bumi dan Bangunan.


(49)

2.3Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi Diploma III Aministrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara dengan kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara.

b. Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah di sampaikan melalui bangku kuliahan.

c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah khususnya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara.

C.Uraian Teoritis

1. Pengertian

Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam Siti Resmi (2008 :1) adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat di tunjukan dan yang di gunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan sebagaimana telah di ubah dengan undang-undang No. 12 Tahun 1994 (Mardiasmo 2006 : 295).


(50)

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan Objek Pajak yaitu Bumi dan Bangunan, keadaan subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang (Waluyo 2010 :196).

Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di dalamnya, permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa, tambak perairan) serta laut wilayah Indonesia.

Bangunan adalah konstruksi teknis yang ditanamkan atau diletakkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.

2.Jenis Pajak

Jenis pajak dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:

2.1Berdasarkan Pihak Yang Menanggung

a. Pajak langsung adalah pajak yang pembayarannya dimana harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat atau tidak bisa di alihkan kepada pihak lain.

b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembayarannya dapat dialihkan kepada pihak lain.


(51)

a. Pajak subjektif adalah pajak yang memperhatikan kondisi keadaan wajib pajak itu sendiri. Dalam hal ini penentuan dalam besarnya pajak harus ada alasan objektif yang berhubangan erat dalam kemampuan membayar wajib pajak/si pembayar pajak.

b. Pajak objektif adalah pajak yang dinilai berdasarkan objektifitasnya dan tanpa diperhatikannya keadaan diri sang wajib pajak.

2.3Berdasarkan Pihak Yang Memungut

a. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Pajak pusat merupakan sumber penerimaan Negara Indonesia.

b. Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah. Pajak daerah merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah daerah.

Berdasarkan uraian diatas Pajak Bumi dan Bangunan termasuk jenis pajak daerah. Penulis akan menjelaskan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan sebagaimana yang di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang salah satu kebijakan pajak daerahnya menetapkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) menjadi pajak daerah kabupaten/kota.


(52)

3.Subjek Pajak dan Objek Pajak Bumi dan Bangunan

3.1Subjek Pajak

a. Yang dimaksud subjek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan. Dengan demikian tanda pembayaran/pelunasan pajak bukan bukti kepemilikan hak.

b. Subjek pajak sebagaimana dimaksud dalam nomor satu diatas, yang dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi wajib pajak.

4.Objek Pajak

4.1 Bumi dan /atau bangunan.

4.2 Yang dimaksud dengan klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokkan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya yang digunakan sebagai pedoman, serta untuk memudahkan perhitungan pajak yang terutang.

5.Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan

Dasar hukum PBB pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar–besarnya kemakmuran rakyat”.


(53)

Pengalihan Pajak Bumi dan atau Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) menjadi pajak kabupaten/ kota diatur dalam Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009.

Dalam pelaksanaan pemungutannya di atur dalam pasal 96 bagian kesatu Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009.

Keberatan dan Banding atas pajak bumi dan bangunan diatur dalam pasal 103 bagian keempat Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009.

D.Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun ruang lingkup yang paling mendasar dalam praktik kerja lapangan mandiri ini adalah :

1. prosedur pelaksanaan pengajuaan keberatan atas Pajak Bumi dan Bangunan.

1.3 Hambatan–hambatan yang terdapat dalam pelaksanaan prosedur pengajuan keberatan atas Pajak Bumi dan Bangunan.

E.Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri


(54)

1.Tahap persiapan

Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sebelum terjun langsung melakukan praktik kerja lapangan mandiri di objek lokasi praktik kerja lapangan mandiri yang meliputi :

1.1 Pengajuan judul PKLM;

1.2 Penentuan judul PKLM; 1.3 Pemiihan lokasi PKLM;

1.4 Pengajuan proposal tantang judul dari kegiatan yang akan dibawa dalam PKLM; dan

1.5 Mempersiapkan surat pengantar PKLM.

2.Studi Literatur

Yaitu kegiatan studi mencari data-data serta informasi-informasi dengan membaca landasan teori, menelaah peraturan per Undang-Undangan dibidang perpajakan, buku-buku dan catatan-catatan atau bahasa tertulis yang berhubungan langsung dengan kegiatan praktik kerja lapangan mandiri.


(55)

3.Observasi Lapangan

Penulis melakukan observasi lapangan dikantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara. dalam observasi Penulis memberikan surat pengantar untuk melakukan pengamatan terhadap data yang diperlukan.

4.Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumpulan data melalui :

1. Data skunder (bersumber dari buku – buku ilmiah)

2. Daftar dokumen

3. Daftar pertanyaan (interview)

5.Analisis dan Evaluasi

Pengolahan data pada hakekatnya merupakan kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan–bahan yang ada pada kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara secara tertulis.

F.Metode Pengumpulan Data

Dalam praktik kerja lapangan mandiri ini ada tiga metode yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu :


(56)

1.Metode Wawancara (Interview)

Yaitu kegiatan pengumpulan data dan mencari data dengan melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompeten dan menambah objektivitas yang berkaitan dengan kebutuhan.

2.Metode Observasi (observation guide)

Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan cara langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar dan bila perlu ikut serta dalam mengerjakan tugas yang di berikan pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi.

3.Daftar Dokumentasi (Optional Guide)

Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah di peroleh dari instansi.

G.Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan laporan PKLM ini, penulis membagi sistematika penulisan dalam beberapa bab yang terdiri dari :


(57)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan tentang latar belakang praktik kerja lapangan mandiri, tujuan dan manfaat penelitian, uraian teoritis, ruang lingkup praktik kerja lapangan mandiri, metode praktik kerja lapangan mandiri, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan penelitian.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

Berisikan tentang gambaran umum tentang kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara secara tertulis. serta tugas dan fungsi kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara secara tertulis. khususnya mengenai Pajak Bumi dan Bangunan.

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK

Adapun isi dari bab ini mengenai apa saja yang menyangkut tentang prosedur pelaksanaan pengajuan keberatan atas Pajak Bumi dan Bangunan dikantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara secara tertulis.baik dari dasar hukum sampai dengan pelaksanaan.


(58)

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang data-data yang telah dikumpulkan melalui proses analisa dan evaluasi selama masa penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran penulis sehubungan dengan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA


(59)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PROSEDUR PENGAJUAN KEBERATAN ATAS PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN DI DAERAH

KABUPATEN BATU BARA O

L E H

NAMA : NIMAS SUMASTYA NIM : 102600091

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(60)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PKLM INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH :

Nama : NIMAS SUMASTYA

NIM : 102600091

Program studi : Diploma III Administrasi Perpajakan

Judul : Prosedur Pengajuan Keberatan Atas Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Daerah Kabupaten Batu Bara

Ketua Program Studi Diploma III Dosen Pembimbing Supervisor Lapangan Administrasi Perpajakan

(Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si) (Fauziah,SE,M.Si) (Andri Rahadian)

NIP. 195608311986011001 NIP. 060065645 NIP.197408051993111001

Dekan

(Prof. Dr. Badaruddin, M.Si) NIP. 196805251992031002


(61)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Penyayang, karena dengan berkah, rahmat, dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang berjudul Prosedur Pengajuan Keberatan Atas Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Daerah Kabupaten Batu Bara” ini sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Tidak lupa pula penulis ucapkan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, dengan harapan kita akan mendapatkan syafa’at-Nya di Yaumil akhir kelak. Amin Ya Rabbal Alamin.

Penulis menulis laporan ini berdasarkan teori dan beberapa buku dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, serta dari data dan informasi yang penulis peroleh selama melaksanakan praktik kerja lapangan mandiri pada kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara. Adapun penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dinyatakan lulus pada Program Studi Diploma III Aministrasi Perpajakan.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis selama ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada :


(62)

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku ketua jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

3. Ibu Arlina , SH, M.Hum selaku sekretaris Program Studi Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

4. Ibu Fauziah,SE,M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia memberikan masukan dan saran bagi penulis mulai dari awal pengerjaan sampai selesai Tugas Akhir ini.

5. Bapak Indra Effendi Rangkuti, S.Sos, abangda Afrizal Pasaribu, S.Sos, dan ibu Corby Siburian selaku Pegawai Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

6. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan ilmu yamg bermanfaat bagi penulis.


(63)

7. Segenap Pimpinan, Staff dan pegawai di Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara yang telah memberikan izin dan menerima kehadiran penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, khususnya unuk Pak Andri Rahadian selaku Kepala Bidang Pendapatan Asli Daerah yang telah memberikan banyak informasi bagi penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

8. Seluruh keluargaku terutama orang tuaku yang tanpa henti telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Buat abang Jery dan kakak Tika yang bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10. Buat Rilo Pambudhi Nehe yang selalu membantu dan menemani baik dalam keadaan suka maupun duka sampai penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

11. Sahabat baikku Rina Febriani dan Ginda Sumardhika Siregar yang selalu memotivasi penulis hingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.


(64)

12. Teman-teman seperjuangan Tax C 2010 khususnya Ihsan, Dira, Rade, Devi, Fany, Yohannes, Irma, Umi, Putra, Doni, Wanti, dan Dewi yang selalu senantiasa bersama selama tiga tahun ini.

13. Kepada teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan banyak motivasi dan membantu penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih terdapat kekurangan, baik dari isi maupun penyajian. Semua ini disebabkan karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan Laporan ini di kemudian hari. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat menjadi tambahan referensi yang bermanfaat bagi siapa saja yang membecanya.

Hormat Saya, Penulis


(65)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah PKLM ...……… 1

B. TujuandanManfaat PKLM ...……… 3

C. UraianTeoritis ...……… 5

D. RuangLingkup PKLM ...……….. 9

E. Metode PKLM ...……….. 10

F. MetodePengumpulan Data ...………....` 11

G. SistematikaPenulisanLaporan PKLM ...………. 12

BAB II GAMBARAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI 15 A. SejarahSingkatDinasPendapatan, Pengelolaan, Keuangan, danAset Daerah KabupatenBatu Bara ...……… 15

B. StrukturOrganisasi………... 17

C. TugasdanFungsiDinasPendapatan, PengelolaanKeuangan, danAsetDaerah KabupatenBatu Bara ...……… 19

D. Gambaran Data PegawaiDinasPendapatan, PengelolaanKeuangan, danAset Daerah KabupatenBatu Bara ...……… 27


(66)

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK ... 30

A. Pengertian ...………. 30

B. Dasar Hukum ...……… 31

C. Subjek Dan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan ...………….. 33

D. Tarif Pajak ...………. 35

E. Dasar Pengenaan Pajak ...……… 36

F. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ... 37

G. Perhitungan PBB-P2 ...……… 37

H. Dasar Penagihan PBB-P2 ...……… 39

I. Tahun Pajak ...………. 40

J. Pembayaran Pajak ...……… 41

K. Keberatan ………... 42

L. Syarat Pengajuan Keberatan ………... 44

M. Pengajuan Keberatan PBB-P2 ...……… 44

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA ... 48

A. ProsedurPelaksanaanPenyelesaianKeberatanAtasPajakBumi Dan BangunanSektorPerdesaan Dan Perkotaan Di Kantor DinasPendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah KabupatenBatuBara ... 48

B. Faktor-FaktorPenghambatDalamPelaksanaanPenyelesaianKeberatanAtasPajakBumi Dan BangunanSektorPerdesaan Dan Perkotaan Di Kantor DinasPendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah KabupatenBatu Bara ... 53


(67)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 55 B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(1)

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku ketua jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

3. Ibu Arlina , SH, M.Hum selaku sekretaris Program Studi Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

4. Ibu Fauziah,SE,M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia memberikan masukan dan saran bagi penulis mulai dari awal pengerjaan sampai selesai Tugas Akhir ini.

5. Bapak Indra Effendi Rangkuti, S.Sos, abangda Afrizal Pasaribu, S.Sos, dan ibu Corby Siburian selaku Pegawai Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara.

6. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan ilmu yamg bermanfaat bagi penulis.


(2)

7. Segenap Pimpinan, Staff dan pegawai di Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah Kabupaten Batu Bara yang telah memberikan izin dan menerima kehadiran penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, khususnya unuk Pak Andri Rahadian selaku Kepala Bidang Pendapatan Asli Daerah yang telah memberikan banyak informasi bagi penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

8. Seluruh keluargaku terutama orang tuaku yang tanpa henti telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Buat abang Jery dan kakak Tika yang bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10.Buat Rilo Pambudhi Nehe yang selalu membantu dan menemani baik dalam keadaan suka maupun duka sampai penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

11.Sahabat baikku Rina Febriani dan Ginda Sumardhika Siregar yang selalu memotivasi penulis hingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.


(3)

12.Teman-teman seperjuangan Tax C 2010 khususnya Ihsan, Dira, Rade, Devi, Fany, Yohannes, Irma, Umi, Putra, Doni, Wanti, dan Dewi yang selalu senantiasa bersama selama tiga tahun ini.

13.Kepada teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan banyak motivasi dan membantu penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih terdapat kekurangan, baik dari isi maupun penyajian. Semua ini disebabkan karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan Laporan ini di kemudian hari. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat menjadi tambahan referensi yang bermanfaat bagi siapa saja yang membecanya.

Hormat Saya, Penulis

Nimas Sumastya


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.LatarBelakangMasalah PKLM ...……… 1

B.TujuandanManfaat PKLM ...……… 3

C.UraianTeoritis ...……… 5

D.RuangLingkup PKLM ...……….. 9

E.Metode PKLM ...……….. 10

F. MetodePengumpulan Data ...………....` 11

G.SistematikaPenulisanLaporan PKLM ...………. 12

BAB II GAMBARAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI 15 A.SejarahSingkatDinasPendapatan, Pengelolaan, Keuangan, danAset Daerah KabupatenBatu Bara ...……… 15

B.StrukturOrganisasi………... 17

C.TugasdanFungsiDinasPendapatan, PengelolaanKeuangan, danAsetDaerah KabupatenBatu Bara ...……… 19

D. Gambaran Data PegawaiDinasPendapatan, PengelolaanKeuangan, danAset Daerah KabupatenBatu Bara ...……… 27


(5)

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK ... 30

A.Pengertian ...………. 30

B.Dasar Hukum ...……… 31

C.Subjek Dan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan ...………….. 33

D.Tarif Pajak ...………. 35

E. Dasar Pengenaan Pajak ...……… 36

F. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ... 37

G.Perhitungan PBB-P2 ...……… 37

H.Dasar Penagihan PBB-P2 ...……… 39

I. Tahun Pajak ...………. 40

J. Pembayaran Pajak ...……… 41

K.Keberatan ………... 42

L. Syarat Pengajuan Keberatan ………... 44

M.Pengajuan Keberatan PBB-P2 ...……… 44

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA ... 48

A.ProsedurPelaksanaanPenyelesaianKeberatanAtasPajakBumi Dan BangunanSektorPerdesaan Dan Perkotaan Di Kantor DinasPendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah KabupatenBatuBara ... 48

B. Faktor-FaktorPenghambatDalamPelaksanaanPenyelesaianKeberatanAtasPajakBumi Dan BangunanSektorPerdesaan Dan Perkotaan Di Kantor DinasPendapatan, Pengelolaan, Keuangan, Dan Aset Daerah KabupatenBatu Bara ... 53


(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 55 B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN