Sedangkan perolehan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah diperoleh dari Iuran Jasa Air Rp 8,917 miliar.
4.1.8 Perbankan
Selain bank umum nasional, bank pemerintah serta bank internasional, saat ini di Sumut terdapat 61 unit Bank Perkreditan Rakyat BPR dan 7 Bank Perkreditan
Rakyat Syariaf BPRS di Sumatera Utara. Data dari Bank Indonesia menunjukkan, Pada Januari 2006, Dana Pihak Ketiga DPK yang diserap BPR mencapai Rp
253.366.627.000 dan kredit mencapai Rp 260.152.445.000. Sedangkan aktiva aset menapai Rp 340.880.837.000.
4.2 Perkembangan Bank Syariah di Sumatera Utara
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank muamalat sebagai bank syariah
pertama dan menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan system ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional. Krisis
moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya.
Sementara perbankan yang menerapkan system syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan. Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda
dunia pada penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-lembaga keuangan syariah
tetap stabil dan memberikan keuntungan, kenyamanan serta keamanan bagi para
pemegang sahamnya, pemegang surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana di bank-bank syariah.
Hal ini dapat dibuktikan dari keberhasilan bank Muamalat melewati krisis yang terjadi pada tahun 1998 dengan menunjukkan kinerja yang semakin meningkat
dan tidak menerima sepeser pun bantuan dari pemerintah dan pada krisis keuangan tahun 2008, bank Muamalat bahkan mampu memperoleh laba Rp. 300 miliar lebih.
Meski pertumbuhan aset perbankan syariah mampu mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 35,6 dari 2007 yang sebesar Rp 36,5 triliun.
Namun dengan total aset Rp 49,5 triliun pada 2008, pangsa pasar bank syariah baru mencapai 2,08 dari total asset perbankan konvensional. Pencapaian ini masih jauh
dari target yang ditetapkan Bank Indonesia BI sebesar 5 dari bank konvensional. Dengan demikian perkembangan kinerja bank syariah nasional hingga kini belum
optimal, mengingat pangsa pasarnya masih relatif kecil. Pada tahun ini BI mematok target pertumbuhan aset perbankan syariah
menjadi Rp 80-90 triliun pada tahun 2009. Hal ini dimaksudkan untuk meraih target pangsa pasar sebesar 5. Pencapaian target tersebut diharapkan akan tercapai
menyusul mulai beroperasinya dua bank syariah baru tahun ini, yaitu BRI Syariah dan Bukopin Syariah awal tahun ini. Untuk BRI saja unit desanya ada 4.000 lebih,
jika 1.000 saja dimanfaatkan untuk bank syariah maka bisa mendongkrak pertumbuhan bank syariah di Indonesia.
Sedangkan perkembangan bank syariah di Sumatera Utara belum mencapai target, dikarenakan nama syariah sangat lekat dengan hukum islam selain itu dikenal
juga akad dan bagi hasil yang belum mampu menarik minat masyarakat secara
umum. Hal ini terbukti bank syariah belum mampu menembus angka 5 share perbankan syariah dari perbankan nasional sebagaimana yang sudah lama ditargetkan
BI sejak tahun 2008. Padahal usia perbankan syariah sudah 18 tahun berkiprah di Indonesia, dimulai dengan eksistensi Bank Muamalat Indonesia. Begitu pula dengan
angka pertumbuhannya yang masih jauh dari harapan, yakni hanya 11,4 dari target yang ditetapkan BI sebesar 30.
Indikator lambatnya perkembangan perbankan syariah tersebut, juga ditunjukkan Finance to Deposito Rate FDR, dimana penghimpunan dana pihak
ketiga DPK yang tak sebanding dengan besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah UMKM khususnya.
FDR perbankan syariah di Sumatera Utara sampai posisi terakhir sudah 187,80 persen, Secara nasional juga tergolong tinggi yakni 79,7 persen. Namun peningkatan
tersebut tak sebanding dengan penghimpunan DPKnya.
Namun, pencapaian share perbankan syariah Sumatera Utara sudah lebih baik dari tahun sebelumnya ditandai dengan peningkatan total asset perbankan syariah
yang mencapai 3,4 dari total asset perbankan di Sumatera Utara. Sedangkan secara nasional hanya 2,8 hingga Juli 2010. Dilihat dari Total Aset yang dimiliki Bank
Syariah di Sumatera Utara sampai akhir 2010 meningkat menjadi Rp826 miliar seiring dengan naiknya kepercayaan masyarakat terhadap Bank Syariah Sumut yang
kini sudah memiliki tujuh kantor atau jaringan terpisah dari Bank Sumut konvensional.
Sesuai target Bank Indonesia share Bank Syariah terhadap perbankan nasional mencapai 5 pada 2010. Akan tetapi, Bank Syariah Sumatera Utara mampu
mencapai share 7 dari Bank Sumut konvensional. Ini artinya masyarakat semakin tertarik terhadap produk-produk bank syariah karena menekankan bagi hasil dan
menghindari riba. Sebenarnya produk Bank Syariah Sumut tidak jauh berbeda dengan bank konvensional seperti giro, deposito, dan tabungan. Hanya saja dalam
bank syariah disebut penyaluran pembiayaan murabahah, musyarakah, KPR Syariah, gadai emas, serta dana talangan haji. Dengan dana Rp9 juta masyarakat yang mau
naik haji sudah bisa berangkat, dengan ditalangi Bank Syariah Sumut.
Dapat diprediksikan Bank Syariah Sumut akan mampu menembus total aset di atas Rp1 triliun mengingkat minat masyarakat bertransaksi lewat Bank Syariah
Sumut semakin meningkat dari waktu ke waktu. Pertumbuhan perbankan syariah di Sumatera Utara di atas nasional, yakni mencapai angka pertumbuhan sebesar 27
persen sampai Oktober 2007 yang dinilai sungguh luar biasa, sehingga bisa dipastikan persentase angka pertumbuhan perbankan syariah Sumatera Utara akan
lebih besar lagi sampai Desember 2007.
Pertumbuhan perbankan syariah di Sumut cukup pesat dibanding provinsi lain dan sejauh ini belum ada provinsi lain yang dapat mencapai angka pertumbuhan
sebesar itu dalam setahun. Bank Indonesia Medan akan terus mengupayakan pertumbuhan perbankan syariah di Sumatera Utara dimana untuk 2008 ditargetkan
pertumbuhannya sebesar 30 persen. Upaya yang sudah dirintis untuk pengembangan perbankan syariah di daerah ini, antara lain pengembangan kluster usaha UMK di
beberapa kabupaten kota seperti kluster opak di Serdang Bedagai, bazar UMK dan beberapa lainnya. Tahun ini juga sudah dirancang berbagai terobosan seperti Segi
Tiga Emas Syariah kerja sama tiga provinsi Sumut, Sumbar dan Riau dengan
membina beberapa sentra usaha syariah. Sentra usaha syariah dimaksud yang sudah dibina di Medan yakni sentra usaha syariah pedagang bakso yang dikelola oleh
Pinbuk dan sentra usaha peternakan sapi potong, perumahan rumah sangat sederhana dan beberapa usaha lainnya yang akan dikembangkan dalam waktu dekat. Upaya ini
dilakukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi syariah sebesar 30 persen.
Perkembangan bank syariah di Sumatera Utara juga ditandai dengan peningkatan jumlah kantor bank umum syariah di Sumatera Utara. Dimana pada
tahun 2000 hanya terdapat dua kantor bank umum syariah di Sumatera Utara yaitu Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri. Maka pada tahun 2004 eksistensi bank
syariah semakin menyebar di berbagai kota dan kabupaten diantaranya, Binjai, Langkat, Tebing Tinggi, Siantar, Kisaran, Tanjung Balai, Rantau Prapat, dan
Padangsidimpuan, seperti dituliskan pada tabel berikut:
TABEL 4.1 DAFTAR BANK SYARIAH WILAYAH SUMATERA UTARA
No Sandi
Bank Nama Bank
Alamat Bank Kota
1 013995
PT. Bank Permata Syariah
Jl. Palang Merah No. 5 Medan
2 022901
CIMB NIAGA syariah
Jl. Gatot Subroto No. 79 Medan
3 041996
HSBC Unit Syariah Jl. Diponegoro No. 11
Medan 4
117992 Bank Sumut Syariah
Jl. S. Parman No. 50 A Medan
5 117993
Bank Sumut Syariah Jl. Merdeka No. 12
Padangsidimpuan 6
117994 PT Bank Sumut
Syariah Jl. Sutomo No. 21
Tebing Tinggi 7
117995 Bank Sumut Syariah
Jl. Sisingamangaraja No. 56 C
Sibolga 8
147011 PT. Bank Muamalat
Indonesia Jl. Balai Kota No 10 D-E
Medan 9
147016 PT. Bank Muamalat
Indonesia Jl. Gatot Subroto No. 8
Padangsidimpuan
10 147040 PT. Bank Muamalat
Indonesia Jl. Jamin Ginting Km. 1
Tanjung Balai 11 200300
PT. BTN Persero Jl. Sisingamangaraja No.
14A Medan
12 422023 Bank Syariah BRI
Jl. S. Parman No. 250 E Medan
13 427027 PT. Bank BNI
Syariah Jl. Kpt. Maulana Lubis
No. 12 Medan
14 451005 Bank Syariah mandiri Jl. Jend. Ahmad Yani No.
100 Medan
15 451041 PT. Bank Syariah
Mandiri Jl. Merdeka No. 81-81 A
Padangsidimpuan 16 451044
PT. Bank Syariah Mandiri
Jl. Soekarno Hatta No. 21- 22
Binjai 17 451046
PT. Bamk Syariah Mandiri
Jl. Jend. Sudirman Blok A No. 5-6
Pematang Siantar 18 451075
Bank Syariah Mandiri Jl. Imam Bonjol No 20-22 Rantau Parapat- Labuh
19 451127 Bank Syariah Mandiri Jl. Gajah Mada No. 7
Medan 20 451128
PT. Bank Syariah Mandiri
Jl. Bridgen Katamso No. 717-B
Medan 21 451132
Bank Syariah Mandiri Jl. Sutoyo Siswomiharjo No. 22
Sibolga 22 451137
Bank Syariah Mandiri Jl. Diponegoro No. 4546 Lubuk Pakam 23 506009
PT. Bank Mega Syariah
Jl. Gatot Subroto No. 99 Medan
24 506024 PT. Bank Mega
Syariah Patuan Anggi 62 A
Pancuran Gerobak Sibolga
25 521009 PT. Bank Syariah
Bukopin Jl. S. Parman No. 77
Medan
Sumber: Bank Indonesia, Medan
4.3 Tantangan yang dihadapi Perbankan Syariah dalam meningkatkan perekonomian nasional